Anda di halaman 1dari 6

A.

EFEK FOTOLISTRIK

Efek fotolistrik merupakan gejala terlepasnya elektron dari permukaan logam


karena disinari gelombang elektromagnetik tertentu. energi radiasi- akan diserap
seluruhnya, energi yang diserap dipergunakan untuk mengeluarkan elektron dari ikatan
inti . Peristiwa ini dialami oleh elektron-elektron pada kulit bagian dalam (kulit k). Proses
pengeluaran elektron ini terjadi pada radiasi dengan energi foton rendah kira-kira 50 kev .

Syarat terjadinya efek fotolistrik adalah:


1.
2.
3.

panjang gelombang ambang sinar (datang) > panjang gelombang bahan


frekuensi sinar (f) > frekuensi ambang bahan (fo)
energi foton sinar (Ef) >energi ambang bahan (Wo)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan efek fotolistrik adalah:
1. elektron akan segera terlepas tanpa perlu waktu tunda
2. Penambahan intensitas dari cahaya akan menambah jumlah elektron yang terlepas,
tetapi tidak menambah besar energi kinetik
3. Cahaya merah tidak akan menyebabkan keluarnya elektron, berapapun besar
intensitasnya.
4. Cahaya violet (ungu) yang lemah akan mengeluarkan sedikit elektron, tetapi besar
energi kinetik maksimum akan bertambah dibandingkan untuk intensitas cahaya yang
panjang gelombannya lebih besar.

B. EFEK COMPTON

Energi radiasi - hanya sebagian saja yang diserap untuk mengeluarkan elektron
dari atom , sedangkan sisa energi akan terpancar sebagai scattering radiation/hamburan
radiasi dengan energi yang lebih rendah daripada energi semula. efek chompton terjadi
pada elektron bebas/ terikat lemah pada lapisan kulit yang terluar pada penyinaran
dengan energi foton berkisar 200-1.000 kev
\Efek Compton

Salah satu eksperimen yang memberikan bukti nyata tentang keberadaan sifat partikel
dari radiasi, yaitu adanya foton atau cahaya yang memiliki sifat sebagai materi, adalah
eksperimen yang dilakukan oleh Arthur Holly Compton. Pada tahun 1922 Compton melakukan
eksperimen penembakan bahan dengan menggunakan sinar-x. Di dalam eksperimen ini dideteksi

bahwa sinar-x (gelombang) dan elektron (materi) terhambur setelah dilakukan penembakan.
Dengan mengambil gagasan dari Einstein tentang kuantisasi cahaya berupa foton, kemudian
Compton memperluas gagasan tersebut bahwa foton bisa berperilaku sebagai materi dalam kasus
tumbukan dengan elektron. Momentum linier dari foton tersebut dinyatakan oleh
dengan E menyatakan energi dari foton dan c menyatakan cepat rambat cahaya.
Eksperimen Compton
Eksperimen yang dilakukan oleh Compton adalah dengan menembakkan seberkas sinar-x
yang memiliki panjang gelombang pada target berupa grafit (karbon). Suatu kolimator
digunakan untuk mendeteksi hamburan sinar-x pada arah tertentu saja. Sinar yang dihamburkan
pada sudut lain diserap oleh kolimator timbal. Bagan eksperimen Compton ditunjukkan oleh
gambar berikut.

Gagasan Compton merupakan salah satu bentuk penyebab munculnya konsep dualisme
cahaya, yaitu cahaya dapat bersifat sebagai gelombang (misalnya dalam kasus interferensi dan
difraksi), dan cahaya juga dapat bersifat sebagai partikel yang memiliki energi diskrit dan
momentum linier seperti dalam efek Compton. Secara fisika klasik, gambaran tentang
gelombang adalah jika seberkas gelombang dengan frekuensi bertumbukan dengan suatu
bahan, maka elektron dalam bahan tersebut akan mengalami osilasi dengan frekuansi yang sama
dengan frekuensi gelombang yang menumbuknya. Akibat dari osilasi elektron tersebut, maka
akan timbul radiasi yang memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi osilasi elektron yang
tentunya juga sama dengan frekuensi gelombang datang yang menumbuk bahan. Namun dari
eksperimen yang dilakukan oleh Compton diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan teori klasik
ini. Hasil yang diperoleh adalah sinar terhambur memiliki puncak- puncak intensitas pada dua
panjang gelombang. Satu puncak berkaitan dengan panjang gelombang datang () sedangkan
yang lain memiliki panjang gelombang yang lebih besar dari padahal berkas datang hanya

memiliki satu panjang gelombang (sebesar ). Hal ini tidaklah dapat dimengerti jika dianggap
berkas sinar-x datang sebagai gelombang.
Compton berasumsi bahwa berkas sinar (dalam hal ini sinar-x) yang digunakan
menembak bahan merupakan arus foton. Energi foton tersebut sebesar E = h. Foton ini
bertumbukan lenting dengan elektron yang ada pada target. Jika elektron mengambil sebagian
energi yang dimiliki oleh foton, maka foton yang terhambur akan memiliki energi yang lebih
kecil dibandingkan dengan energi foton yang datang. Hal ini menyebabkan foton yang terhambur
akan memiliki frekuensi yang lebih kecil atau panjang gelombang yang lebih besar daripada
foton yang datang. Selisih panjang gelombang ini disebut dengan pergeseran Compton
(Compton Shift).
Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Compton dapat diilustrasikan seperti gambar berikut.

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa foton dengan panjang gelombang
menumbuk target mengakibatkan terhamburnya foton dengan panjang gelombang dan sudut

hamburan sebesar terhadap arah datangnya foton. Selain itu, tumbukan antara foton dengan
elektron menyebabkan terjadinya hambuaran elektron dengan sudut hamburan terhadap arah
datangnya foton. Pada kasus ini berlaku hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan
momentum.

C. Produksi Pasangan

Produksi pasangan adalah salah satu efek interaksi suatu penyinaran pada suatu benda atau
materi.
Sinar gamma dengan tingkat energi yang besar ( beberapa MeV ) bila menghantam sebuah inti
atom dapat mengubah energi tersebut menjadi massa yang bergerak dengan kecepatan tertentu
E=mc. Dalam waktu yang bersamaan muncul dari inti atom yang dikenai sinar gamma sepasang
partikel yang satu positron yang bermuatan positif dan yang lain elektron bermuatan negatif.
Foton yang baru dihasilkan ini harus mempunyai energi yang besarnya minimal massa kedua
partikel tersebut dalam keadaan tenang atau sebelum disinar; besarnya kurang lebih 2.0,51 MeV
( besar energi minimal Foton ). Energie Foton yang berlebih akan diubah menjadi energi kinetik
kedua partikel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai