: Tn. Y
Alamat Lengkap
Bentuk Keluarga
: Extended Family
Nama
Status
L/P
Umur
1.
Tn. Y
KK
29 th
SMA
2.
Ny. R
Istri
22 th
SMA
3.
An. M
Anak
26 bulan
Ya
4.
Tn. S
Kakes
50 th
Buruh
Tidak
5.
Ny. S
Nenek
43 th
Tidak
6.
Nn. S
Bibi
18 th
SD
Pegawai Pabrik
Tidak
7.
An. F
Bibi
7 th
SD
Pelajar
Tidak
Terakhir
Pekerjaan
Pasien
No
Karyawan
Swasta
Ibu Rumah
Tangga
Buruh Tidak
Tetap
Klinik
Keterangan
Tidak
Tidak
Kesimpulan:
Di dalam keluarga Tn. Y yang berbentuk extended family didapatkan pasien
atas nama An. M yang merupakan anak Tn. Y, usia 26 bulan. An. M menderita ASD
(Atrial Septal Defect) sejak lahir dan gizi buruk sejak 1 tahun yang lalu
TAHAP II
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama
: An. M
Umur
: 26 bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Belum bekerja
Pendidikan terakhir
: Belum sekolah
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal periksa
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Berat badan dibawah garis merah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien. An. M, 26 bulan, kerika berusia 3 bulan dibawa ke rumah sakit
DR. Oen karena batuk, dokter mengatakan hanya sakit batuk biasa dan diberi
obat. Namun batuk tersebut sering muncul kembali dengan keluar dahak,.
Ketika berusia 6 bulan pasien batuk lagi dan kulit menjadi biru saat menangis,
dan dibawa ke rumah sakit, disana disarankan untuk melakukan pemeriksaan
echocardiogram, didapatkan hasil ASD (Atrial Septal Defect)
Kurang lebih sejak 1,5 tahun yang lalu mengalami penurunan berat
badan. Berat badan saat ini sudah tidak menurun akan tetapi sejak 1 tahun
terakhir berat badan An. M berada di bawah garis merah dalam kartu menuju
sehat (KMS). Pasien telah memeriksakan diri dan mendapat pengobatan rawat
jalan dari puskesmas.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit jantung ASD sejak lahir
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa, sakit gula, hipertensi, kejang, dan sakit jantung
disangkal. Tn. Y pada bulan Agustus 2012 menjalani operasi batu ginjal,
2
5. Riwayat Kebiasaan
An. M di rumah dirawat oleh ibunya, pada sore atau siang hari terkadang
bermain dengan bibi dan tetangganya. Sehari-hari An. M makan dengan beras
merah dan lauk pauk seadanya kadang dengan telur, tahu, tempe dan minum
susu formula. Sejak 1,5 tahun yang lalu nafsu makan An. M menurun, tetapi
saat ini nafsu makan An.M sudah cukup membaik.
6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Ibu pasien memeriksakan kehamilan secara rutin, tidak ada masalah ketika
kehamilan dan selama proses persalinan. Pasien lahir normal di bidan pada
kehamilan 41 minggu, dengan berat badan ketika lahir 2500 gram.
7. Riwayat Tumbuh Kembang
Pasien secara rutin ditimbang di Posyandu. Pasien hanya mendapat ASI
sampai usia 2 bulan. An. M telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. An.
M cukup sering terkena batuk pilek, perkembangan An. M terlambat
dibanding anak-anak yang lain yang seusianya. Saat ini An. M baru bisa
duduk dan mengoceh Berat badan An. M mengalami penurunan sejak 1,5
tahun yang lalu
8. Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan per bulan
sekitar Rp 800.000,-, kakek pasien berkerja sebagai buruh dengan penghasilan
Rp 720,000,-/bulan, bibi pasien bekerja sebagai pegawai pabrik dengan
pendapatan Rp 660.000,-/bulan. Pasien merupakan anak tunggal dari pasangan
Tn. Y dan Ny. R. Pasien agak sulit menjalin hubungan pertemanan dengan
teman sebayanya. Anggota keluarga yang lain menjalin hubungan baik dengan
masyarakat sekitar.
9. Riwayat Gizi
Pasien dan keluarganya makan 2 kali sehari dengan nasi sayur dan lauk-pauk
seadanya, kadang telur tapi lebih sering tempe dan tahu. Pasien
mengkonsumsi susu formula dan lebih sering makan dengan beras merah
karena mejadi diare jika diberi nai putih. Pasien jarang makan buah-buahan.
C. Pemeriksaan Fisik
1.
2.
Status Gizi
3.
Tanda Vital
Frekuensi nafas : 24 x/ menit; Suhu : 36.6 oC; Nadi :120x/
menit;
irama
5.
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien ini.
E. Flow Sheet Follow Up
Nama
: An. M
Diagnosis
Tanggal
Tanda Vital
Keluhan
Rencana Terapi
Target
Z-score
1Septem
Nadi :
BB =6,7kg
ber 2012
125x/menit
TB=80 cm
diet TKTP
RR : 24x/menit
BB/U< -3SD
sepertisusu, biskuit,
Suhu : 36,7
BB/U=
-2 SD
telur
Nadi :
BB =6,7kg
Septemb
120x/menit
TB=80 cm
er 2012
RR : 25x/menit
BB/U< -3SD
BB/U=
diet TKTP seperti
-2SD
Suhu : 36,5
5
Nadi :
BB =6,7kg
Septemb
120x/menit
TB=80 cm
er 2012
RR : 24x/menit
BB/U< -3SD
Suhu : 36,6
BB/U=
-2SD
A. Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Riwayat kelahiran dibantu bidan, ibu pasien tidak pernah mengalami
keguguran dan saat ini memakai KB jenis suntik sejak bulan Oktober 2010.
Ayah pasien yaitu Tn. Y 1 bulan yang lalu menjalani operasi batu ginjal di
RS. DR Oen Surakarta.
2. Fungsi Psikologis
Anggota keluarga yang tinggal satu rumah terdiri dari pasien, ayah, ibu,
kakek, nenek, dan bibi. Hubungan antar keluarga pasien baik, tidak ada
masalah dalam keluarga. Penyelesaian masalah dilakukan dengan diskusi
sesama anggota keluarga.
3. Fungsi Sosial
Hubungan keluarga pasien dengan masyarakat sekitar baik., kedudukan sosial
dalam masyarakat sebagai anggota masyarakat. Keluarga pasien aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan seperti kerja bakti, kegiatan PKK, penyuluhan
posyandu. Bahasa sehari-hari keluarga menggunakan Bahasa Jawa.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan utama keluarga inti berasal dari ayah pasien sebagai buruh pabrik
karet, kira-kira sebesar Rp 800.000,-/bulan, kakek pasien Tn. S sebesar Rp
720.000,-/bulan, dan Nn S sebesar Rp 660.000/bulan,- Pasien sendiri belum
bekerja dan belum bersekolah. Pengeluaran sehari-hari untuk pemenuhan
kebutuhan makan, kelengkapan hidup, dan pengobatan pasien dirasakan
belum tercukupi. Biaya berobat menggunakan biaya sendiri (umum).
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Keputusan penting keluarga dipegang oleh kakek pasien, tetapi untuk masalah
dalam keluarga inti,
Cara
B. Fungsi Fisiologis
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga digunakan APGAR score.
APGAR score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau
dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan
anggota keluarga yang lain.APGAR score meliputi :
Kriteria nilai APGAR :
Skoring :
Hampir selalu
: 2 poin
8 - 10
: baik
Kadang kadang
: 1 poin
5- 7
: sedang
: 0 poin
1-4
: buruk
APGAR
(Adaptation)
(Partnership)
G (Growth)
Tn.
Ny.
An.
Tn.
Ny.
Nn.
An.
A (affection)
R (resolve)
Patologi
Keterangan
hari.
Education
kakek dan bibinya adalah tidak bersekolah dan SD, orang tua pasien
lulusan SMA. Tetapi orang tua dan kakek-nenek pasien
merencanakanpendidikan yang lebih tinggi untuk anak dan cucu
mereka.
Medical
D. Genogram
Keterangan :
4
1.
Tn. Y
2.
Ny. R
3.
An. M
4.
Tn. S
5.
Ny. S
6.
Nn. S
7.
An. F
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
Kesimpulan :
ASD dan BGM An. M tidak menular ke anggota keluarga lain.
Tidak terdapat korelasi terhadap faktor genetik
E. Pola Interaksi Keluarga
Tn. S
50 th
Tn. Y
29 th
Keterangan:
Hubungan
kurang
Ny. S
43 th
Ny. R
22 th
Hubungan
baik
An. M
26 bl
An. F
7 th
Nn. S
18 th
Keterangan :
5m
A : Teras
11 m
keluarga
C : Kamar tidur
D : Gudang
F : Kamar mandi
F
Gambar 3.Denah rumah
TAHAP IV
DIAGNOSIS HOLISTIK
An. M, 26 bulan, extended family, dalam permasalahan ASD (Atrial Septal Defect)
dan balita gizi buruk dengan berat badan di bawah garis merah KMS. Dari segi
psikologis hubungan An. M dengan keluarganya terjalin harmonis, saling
memperhatikan, saling pengertian. Kemudian dari segi sosial, keluarga An. A
mempunyai status ekonomi yang kurang, tingkat pendidikan yang kurang dengan
lingkungan yang kurang sehat, dan perilaku yang kurang sehat. Hubungan Keluarga
An. M dengan masyarakat sekitar baik.
A. Diagnosis Biologis : Gizi buruk dengan ASD
B. Diagnosis Psikologis : Hubungan antara An. M dengan kedua orang tua,
kakek-nenek dan bibinya saling mendukung, saling memperhatikan dan
saling pengertian.
C. Diagnosis Sosial :
a. Status ekonomi yang kurang
b. Tingkat pendidikan kurang
c. Lingkungan sekitar rumah kurang sehat
d. Perilaku hidup kurang sehat
e. Keluarga pasien aktif mengikuti kegiatan di desanya sehingga hubungan
dengan masyarakat baik.
10
TAHAP V
PEMBAHASAN DAN SARAN KOMPREHENSIF
A. Pembahasan
ASD (Atrial Septal Defect) atau defek septum atrium merupakan
kelainan jantung bawaan akibat adanya lubang pada septum interatrial.
Berdasar letak lubangnya, defek septum atrium dibagi atas 3 tipe yaitu: 1)
Defek septum atrium sekundum, bila lubang terletak di daerah fossa ovalis; 2)
Defek septum atrium primum, bila letak lubang terletak di daerakeluhan cepat
lelah dan pucat tampak lebih awalh ostium primum; 3) Defek sinus venous,
bila lubang terletak di daerah sinus venosus (Rahajoe, 2003).
Defek septum atrium sering tidak ditemukan pada awal pemeriksaan,
pada kasus dengan aliran pirau yang besar. Pada kasus An. M kelainan mulai
tampak pada usia 3 bulan dimana An. M sering batuk dan mengeluarkan
dahak, kemudian pada usia 6 bulan kulit An. M tampak membiru saat
menangis.
Setelah
dilakukan
pemeriksaan
echocardiogram,
An.
11
sangat kurus, edema, minimal pada kedua punggung kaki, BB/PB atau BB/TB
< -3 SD (Kemenkes, 2011).
Penilaian antropometrik status gizi An. M, yang dinilai menurut berat
badan, tinggi badan dan umur, yaitu indeks BB/U termasuk gizi buruk, indeks
TB/U termasuk pendek, dan indeks BB/TB termasuk sangat kurus. Berbagai
penilaian status gizi tersebut memiliki arti yang berbeda, untuk BB/TB dan
TB/U kurus kering dan kecil pendek umumnya menggambarkan keadaan
lingkungan yang tidak baik, kemiskinan atau akibat tidak sehat menahun (Tim
Field Lab, 2008).
Penyebab rendahnya status gizi khususnya untuk mereka yang
berumur di bawah lima tahun, adalah faktor langsung dan tidak langsung.
Faktor langsung yaitu anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang,
tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan menderita penyakit infeksi.
Sedangkan faktor tidak langsung antara lain seperti: tingkat pendidikan ibu
rendah, tingkat ekonomi keluarga rendah, latar belakang sosial budaya
keluarga dilihat dari pantangan makanan, distribusi makanan, keadaan
fisiologi, sehingga faktor-faktor tersebut ikut menentukan besarnya presentase
balita dengan berat badan di bawah garis merah (Soetjiningsih, 2002).
Faktor-faktor penyebab rendahnya status gizi pada An. M antara lain
adanya ASD yang diderita sejak lahir, keadaan ekonomi yang masih kurang
sehingga anak hanya makan makanan seadanya yang tidak memenuhi
kebutuhan gizi balita, dan kurangnya penyediaan komposisi makanan bergizi.
Kondisi lingkungan indoor yang kurang memenuhi syarat rumah sehat.
Ventilasi yang hanya sedikit dan berukuran kecil dan pencahayaan kurang
menyebabkan di dalam rumah kurang sirkulasi. Seluruh lantai rumah masih
belum kedap air karena masih berupa tanah. Hal-hal tersebut juga dapat
memudahkan anak terkena infeksi yang akan menyebabkan penurunan daya
tahan tubuh.
Suasana bersosialisasi di lingkungan tempat tinggal An. M cukup baik
karena letak satu rumah dengan rumah lainnya cukup berdekatan. An. M tidak
terlalu sering bermain dengan tetangganya karena masih belum bisa bermain.
12
Fungsi holistik dan fisiologis keluarga An. M secara umum sudah baik.
Namun pada fungsi patologis terdapat permasalahan dalam hal edukasi dan
ekonomi yaitu karena pendidikan terakhir kakek dan bibinya adalah tidak
bersekolah dan SD, orang tua pasien lulusan SMA.. Untuk kehidupan ekonomi
B. Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya adalah sebagai
berikut:
1. Promotif :
Pola makan: penyuluhan mengenai gizi seimbang (perbandingan jumlah
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral berdasar umur dan berat
badan), penyuluhan melatih ketaatan dalam pemberian diet (pola asuh ibu
dan anak).
2. Preventif :
Pencegahan dilakukan dari berbagai aspek dari fungsi
Jaga asupan gizi sebagai modal untuk daya tahan tubuh yang baik.
13
4.
DAFTAR PUSTAKA
14
15