PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Jumlah air sendiri
di bumi tidak akan pernah berkurang, namun penyediaan air bersih menjadi masalah serius.
Padatnya penduduk di dunia salah satunya di Indonesia adalah menjadi salah satu faktor
berkurangnya penyediaan air bersih. Selain itu, pertambahan penduduk yang sangat padat
akan berbanding lurus dengan bertambah padatnya pemukiman masyarakat, mulai dari
apartemen, gedung bertingkat, hingga rumah susun. Fenomena tersebut membuat kita
berpikir pada pembangunan vertikal yang tidak lagi horisontal. Pembangunan vertikal di
dasarkan karena sedikitnya ruang terbuka hijau dan juga daerah resapan. Salah satu
pembangunan vertikal adalah pembangunan apartemen sebagai hunian yang nyaman serta
menjadi solusi dari keterbatasan area luas lahan pemukiman.
Namun dalam kenyataanya pembangunan gedung bertingkat tidak sesederhana seperti
pembangunan pada gedung tak bertingkat. Ada teknik-teknik khusus yang harus diperhatikan
dalam pembangunan gedung bertingkat terutama sistem plambing. Sistem plambing adalah
sistem penyediaan air bersih dan sistem penyaluran air buangan termasuk semua sambungan,
alat-alat dan perlengkapannya yang terpasang di dalam persil dan gedung. Karena sistem
plambing tersebut berhubungan dengan kesehatan manusia yang pada akhirnya berujung pada
kesejahteraan lingkungan.
Perencanaan dan perancangan sistem plambing pada gedung bertingkat ini dikerjakan
bersamaan dengan perencanaan gedung, karena keduanya merupakan bagian yang menyatu.
Gedung bertingkat membutuhkan perencanaan sistem plambing yang baik dan teliti. Selain
untuk memenuhi fungsi utama sistem plambing, yaitu untuk menyediakan air bersih ke
tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya, sistem plambing yang baik
akan memudahkan suplai air ke setiap lokasi fire hydrant, sehingga pada saat kebakaran, tiaptiap fire hydrant dapat mengeluarkan air yang cukup untuk memadamkan api.
Terdapat 3 hal penting dalam mengerjakan sistem plambing, yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan pemeliharaan. Ketiga hal tersebut saling berkaitan sehingga bila terjadi
kesalahan baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan akan berdampak
buruk pada kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia. Perencanaan sistem plambing yang
teliti akan meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi, sebab perbaikan akan sulit
ELSITA OCTARINA
3312100024
dilakukan jika gedung telah selesai dibangun. Karena itu, perencanaan dari sistem plambing
haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu
sendiri.
Pada era seperti ini, sistem plambing tidak hanya menyediakan air bersih yang cukup
namun juga pertimbangan penghematan energi dan adanya keterbatasan sumber daya air.
Selain itu, pembuangan air buangan tidak selalu langsung masuk ke dalam saluran
pembuangan oleh karena itu perlu ada sistem plambing yang sesuai. Dengan adanya sistem
plambing yang baik, air bersih tidak akan terkontaminasi oleh zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan penghuni gedung tersebut selama pendistribusian. Kesalahan
dalam hal perancangan peralatan plambing serta pemasangan dan perawatannya yang tidak
benar atau tidak bekerja sebagaimana semestinya akan menimbulkan gangguan atau
pencemaran. Misalnya kebocoran pada salah satu pipa pembuangan akan mengakibatkan
pencemaran. Begitu juga kesalahan pada penentuan fluktuasi pemakaian air dan kebutuhan
air menyebabkan sistem plambing tidak dapat menyediakan air bersih yang layak baik dari
segi kualitas maupun kuantitas di dalam bangunan tersebut. Apabila perencanaan sistem
plambing ini diterapkan dengan benar maka diharapkan sistem ini dapat beroperasi dengan
baik untuk memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan bagi para penghuninya.
1.2
bangunan bertingkat secara kontinu serta penyaluran air buangan hasil dari aktivitas manusia.
Selain memberikan pelayanan pada masyarakat, secara tidak langsung sistem plambing juga
bermaksud untuk meningkatkan taraf hidup yang layak terutama dalam hal kualitas
lingkungan dan penyediaan fasilitas akan kebutuhan mendasar manusia terhadap air.
Tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan sistem plambing ini adalah:
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih.
2. Membuang air buangan atau kotor dengan sistem yang aman tanpa menyebabkan
pencemaran.
3. Untuk menyediakan air bersih yang memenuhi kualitas, kuantitas maupun kontinuitas ke
tempat-tempat yang dikehendaki.
4. Penyediaan fire protection system, salah satu yang ada di dalamnya adalah fire hydrant
sehingga gedung tersebut memenuhi kriteria safety building.
ELSITA OCTARINA
3312100024
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam sistem plambing untuk gedung berlantai enam belas ini adalah
sebagai berikut :
1. Dasar teori yang mendukung perencanaan sistem plambing ini antara lain :
Pompa.
Perencanaan perpipaan untuk air bersih dan fire hydrant yang terdiri dari kebutuhan
air bersih dan dimensi pipanya.
Perencanaan perpipaan untuk air buangan dan untuk sistem vent yang juga mencakup
dimensi pipanya.
3. Dalam laporan ini direncanakan sistem plambing untuk gedung apartemen berlantai enam
belas dengan bangunan yang berbentuk ( U ) yang tiap lantainya terdiri dari 4 kamar 1
bedroom dan 28 kamar 2 bedroom.
4. Perhitungan meliputi :
Dimensi pipa air bersih, pipa air buangan, dan pipa vent.
Kelengkapan lain yang menunjang sistem plambing, antara lain ground reservoir, roof
tank, dan lain-lain.
5. Gambar-gambar meliputi:
Denah gedung
ELSITA OCTARINA
3312100024
Isometri perpipaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Penyediaan air bersih, menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki
dengan kualitas, kuantitas, dan tekanan yang cukup.
Penyaluran air buangan, membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa
mencemari sistem yang lain serta mencegah masuknya udara tidak sedap dan air kotor ke
dalam ruangan.
Penyediaan air untuk pemadam kebakaran, menyediakan air dengan kuantitas yang cukup
dan mudah operasinya apabila terjadi kebakaran.
Penyediaan air panas, menyediakan air panas yang cukup dan tidak mempengaruhi
lingkungan sekitarnya.
karena itu harus dibuat suatu selubung (sleeve) yang terpasang pada tempat dimana pipa
menembus.
2.1.4
2.1.5
Peralatan Saniter
Menurut Townsend, AL, 1986, peralatan saniter secara umum dapat dibagi menjadi 2
yaitu :
Peralatan yang dipergunakan untuk mengumpulkan dan membuang barang yang sudah
tidak dipergunakan lagi, misalnya peralatan saniter pada WC.
Peralatan yang dipergunakan untuk mengumpulkan dan membuang air pada pekerjaan
mencuci dan memasak. Sebagai contoh bak lavatory digunakan pada tempat mandi,
sedang sink digunakan pada dapur.
Beberapa peralatan saniter yang digunakan pada perencanaan sistem plambing adalah:
1. Bak mandi
Bak mandi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah jenis bak
penampung air. Dimana bak mandi memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran.
2. Peturasan (urinoir)
Ditinjau dari konstruksinya, peturasan dapat dibagi seperti halnya kloset. Yang paling
banyak digunakan adalah tipe wash-down. Untuk tempat-tempat umum, sering dipasang
ELSITA OCTARINA
3312100024
peturasan berbentuk mirip talang, dibuat dari porselen, plastik atau baja tahan karat,
dan memenuhi persyaratan berikut :
Pipa penggelontor harus diberi lubang untuk menyiram bidang belakang talang
dengan lapisan air.
3. Lavatory
Lavatory merupakan suatu tempat atau wadah yang digunakan untuk mencuci tangan dan
biasanya sering disebut sebagai wastafel.
4. Kloset
Menurut Noerbambang (2000), kloset dapat dibagi dalam beberapa golongan menurut
konstruksinya yaitu :
Tipe washout
Tipe ini adalah yang paling tua dari jenis kloset duduk. Kotoran tidak jatuh ke dalam
air yang merupakan sekat, melainkan pada suatu permukaan penampung yang agak
luas dan sedikit berair, sehingga pada waktu penggelontoran tidak bisa bersih betul,
akibatnya sering menimbulkan bau yang tidak sedap.
Tipe washdown
Tipe ini mempunyai konstruksi sedemikian hingga kotoran jatuh langsung atau tidak
langsung ke dalam air sekat, sehingga bau yang timbul akibat sisa kotoran tidak
terlalu menyengat dibandingkan dengan tipe wash out.
Tipe siphon
Tipe ini memiliki konstruksi jalannya air buangan yang lebih rumit dibandingkan tipe
wash down, dimana sedikit menunda aliran air buangan tersebut sehingga timbul efek
siphon. Jumlah air yang ditahan dalam mangkuk sebagai sekat lebih banyak, juga
muka airnya lebih tinggi dibanding tipe wash down. Oleh karena itu bau lebih
berkurang lagi pada tipe ini.
ELSITA OCTARINA
3312100024
Tipe blowout
Tipe ini sebenarnya dirancang untuk menggelontor dengan cepat air kotor dalam
mangkuk kloset, tetapi akibatnya membutuhkan air dengan tekanan sampai 1 kg/cm2,
dan menimbulkan suara berisik.
2.1.6
Fitting Sanitair
ELSITA OCTARINA
3312100024
4. Lain-lain
a. Pancuran mandi
b. Pancuran minum
2.1.7
Jenis Pipa
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem perpipaan selain pemasangan pipa, juga
jenis dan macam pipa yang digunakan. Untuk sistem perpipaan air bersih, jenis pipa yang
sering digunakan antara lain :
1. Cast Iron pipe
Pipa ini terbuat dari bahan grew cost iron yang merupakan logam kuat dan juga tahan
terhadap erosi.
2. Galvanized Steed Pipe
Pipa ini terbuat dari bahan mild karbon baik berupa welded pipe maupun stainless pipe.
3. PVC (Poly Vinil Clorida)
Bahan ini berasal dari salah satu bahan plastik (sintetik resin) yang
diolah secara
polimerisasi.
ELSITA OCTARINA
3312100024
sistem pipa, dimana pemasangannya pada alat-alat yang mengalami tekanan hanya
jika ada pada sisi tidak mendapat tekanan air terus-menerus.
Bila aliran air dalam pipa dihentikan secara mendadak oleh katup, tekanan air pada
sisi atas (up stream) akan meningkat dengan tajam, dan menimbulkan tekanan yang
merambat dengan kecepatan tertentu dan kemudian dapat dipantulkan kembali
ketempat semula. Gejala ini menyebabkan kenaikan tekanan yang tajam sehingga
menyerupai suatu pukulan yang disebut gejala pukulan air (water hammer).
ELSITA OCTARINA
3312100024
b)
Gbr. 2.4 Sistem sambungan langsung.
b) Sistem tangki atap
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat diterapkan,
sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap, terutama di negara Amerika
Serikat dan Jepang. Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah
(dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah) kemudian
dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai
tertinggi bangunan. Dari tangki atap ini diterapkan seringkali dengan alasan-alasan
berikut :
a. Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir
tidak terjadi, perubahan tekanan ini hanyalah akibat muka air dalam tangki atap.
b. Sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja otomatis dengan cara yang
sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa
biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
c. Perawatan tangki atap sangat sederhana jika dibandingkan dengan tangki tekan.
Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke dalam
tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa.
Dalam keadaan demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung pada
besarnya tekanan air dalam pipa utama.
ELSITA OCTARINA
3312100024
biasanya dirancang agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan
70% volume tangki berisi air. Bila mula-mula seluruh tangki berisi udara pada tekanan
atmosfer, dan bila fluktuasi tekanan antara 1,0 sampai dengan 1,5 kg/cm2, maka
sebenarnya volume efektif air yang mengalir hanyalah sekitar 10% dari volume tangki.
Untuk melayani kebutuhan air yang besar maka akan diperlukan tangki tekan yang besar.
Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat lebih besar dari
tekanan atmosfer (dengan memasukkan udara kempa ke dalam tangki).
4. Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, maka
pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan keausan pada saklar yang lebih
cepat.
d) Sistem tanpa tangki (booster system)
Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan,
ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa
penghisap air langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama perusahaan air minum). Di
Eropa dan Amerika Serikat cara ini dapat dilakukan kalau pipa masuk pompa
diameternya 100 mm atau kurang. Sistem ini sebenarnya dilarang di Indonesia, baik oleh
Perusahaan Air minum maupun pada pipa-pipa utama dalam pemukiman khusus (tidak
untuk umum). Secara singkat dapat disimpulkan ciri-ciri sistem tanpa tangki :
1) Mengurangi kemungkinan pencemaran air minum karena menghilangkan tangki
bawah maupun tangki atas.
2) Mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan udara relatif
singkat.
3) Kalau cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit akan mengurangi beban
struktur bangunan.
4) Untuk kompleks perumahan dapat menggantikan menara air.
5) Penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumber daya.
6) Pemakaian daya besar dibandingkan dengan sistem tangki atap.
7) Harga awal tinggi karena harga sistem pengaturannya.
berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan hunian perluas lantai. Luas lantai
gedung yang dimaksudkan adalah luas lantai efektif, yang besarnya bervariasi
berdasarkan jenis gedung. Luas lantai efekif dan pemakaian air rata-rata dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Pemakaian air rata-rata per orang setiap hari
Jangka waktu
Perbandingan
pemakaian
luas lantai
air rata-rata
efektif/total
sehari (jam)
(%)
250
8-10
42-45
Setiap penghuni
Pemakaian
No
Jenis gedung
rata-rata
sehari (liter)
Keterangan
1.
Perumahan mewah
2.
Rumah biasa
160-250
8-10
50-53
Setiap penghuni
3.
Apartemen
200-250
8-10
45-50
4.
Asrama
5.
Rumah sakit
120
Mewah >1000
8-10
Bujangan
45-48
Menengah
pasien)
500-1000
Umum 350-
500
6.
Sekolah dasar
40
58-60
7.
SLTP
50
58-60
8.
80
9.
Rumah-toko
100-200
10
Gedung kantor
100
60-70
Setiap pegawai
11.
55-60
ada, department
store)
12.
Pabrik/industri
Buruh pria :
60
Wanita : 100
13.
Stasiun/terminal
jam sehari)
15
14.
Restoran
30
15.
Restoran umum
15
ELSITA OCTARINA
3312100024
perlu 15 liter/orang
untuk kakus, cuci tangan
dsb
16.
Gedung pertunjukan
30
17.
Gedung bioskop
10
-idem-
18.
Toko pengecer
40
Pedagang besar : 30
liter/ tamu, 150 liter/staf
atau 5 liter per hari tiap
m2 luas lantai
19.
Hotel/penginapan
250-300
10
20.
Gedung peribadatan
10
Didasarkan jumlah
jamaah per hari
21.
Perpustakaan
25
22.
Bar
30
23.
Perkumpulan sosial
30
24.
Kelab malam
120-350
25.
Gedung perkumpulan
150-200
Setiap tamu
26.
Laboratorium
100-200
Sumber :
Setiap tamu
Setiap tamu
Setiap staf
Angka pemakaian air yang diperoleh dengan metoda ini biasanya digunakan untuk
menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dsb. Sedangkan ukuran pipa yang
diperoleh dengan metode ini hanyalah pipa penyediaan air bukan untuk menentukan
ukuran pipa-pipa dalam seluruh jaringan.
Pemakaian air rata-rata dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
ELSITA OCTARINA
3312100024
kebocoran, untuk mesin pendingin, dan lain-lain sehingga untuk pemakaian air ratarata perhari (Qd)
:
(
Dimana:
Qh
Qd
Dimana:
Qh-maks
C1
Dimana:
Qd-maks
C2
Dimana:
Qm-maks
C3
ELSITA OCTARINA
3312100024
2
1
12
16
24
32
40
50
70
100
50
50
40
30
27
23
19
17
15
12
10
1Satu
10
100
75
55
48
45
42
40
39
38
35
33
1Dua
10
13
16
19
25
33
Untuk menghitung faktor pemakaian dapat dilihat pada rumus berikut ini :
[(
Dimana : Yn
(
(
Y1
Y2
X1
X2
Xn
ELSITA OCTARINA
3312100024
)
]
)
Untuk mencari pemakaian air untuk setiap alat plambing dapat digunakan tabel 2.3
sebagai berikut.
Tabel 2.3. Pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran airnya, dan ukuran pipa cabang
pipa air
No
Pemakaian air
Nama alat
untuk
plambing
Waktu
Pipa
sambung
bersih ke alat
plambing (mm)
Penggu
untuk
penggunaan satu
naan
(liter/menit)
pengisian
an alat
kali (liter)
per jam
(detik)
plambing
(mm)
Pipa
Tembaga
baja
4)
13,5-16.51)
6-12
110-180
8,2-10
24
322)
25
13-15
6-12
15
60
13
20
13
12-20
30
10
13
203)
13
Peturasan, 2-4
9-18
12
1,8-3,6
300
13
20
13
orang
(@4,5)
12
4,5-6,3
300
13
20
13
12-20
10
18
13
20
13
10
6-12
15
40
13
20
13
15
6-12
15
60
13
20
13
25
6-12
25
60
20
20
20
125
30
250
20
20
20
Kloset
(dengan katup
gelontor)
Kloset
(dengan tangki
gelontor)
Peturasan
(dengan katup
gelontor)
(dengan tangki
gelontor)
5
Peturasan, 5-7
22,5-31,5
orang
(@4,5)
(dengan tangki
gelontor)
6
10
Bak mandi
rendam
(bathtub)
ELSITA OCTARINA
3312100024
11
Pancuran mandi
24-60
12
120-300
13-20
20
13-20
20
20
20
(shower)
12
Tergantung
Jepang
ukurannya
30
Standar pemakaian air untuk kloset dengan katup gelontor untuk satu kali penggunaan adalah 15 liter selama 10 detik.
2)
Pipa sambungan ke katup gelontor untuk kloset biasanya adalah 25 mm, tetapi untuk mengurangi kerugian akibat
Pipa sambungan ke katup gelontor untuk peturasan biasanya adalah 13 mm, tetapi untuk mengurangi kerugian akibat
Karena pipa tembaga kurang cenderung berkerak dibandingkan dengan pipa baja, maka ukurannya bisa lebih kecil.
Pipa PVC bisa juga dipasang dengan ukuran yang sama dengan pipa tembaga.
Adapun rumus yang dipakai untuk mencari debit pada metode ini sama seperti rumus
pada metode berdasarkan jumlah pemakai (penghuni).
Gbr. 2.7. Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran.
(untuk unit beban sampai 3000).
ELSITA OCTARINA
3312100024
Kurva (1) untuk sistem yang sebagian besar dengan katup gelontor.
Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki gelontor.
Gbr. 2.8. Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran
(untuk unit beban sampai 250 skala diperbesar).
Kurva (1) untuk sistem yang sebagian besar dengan katup gelontor.
Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki gelontor
Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit beban plumbing dengan laju
aliran air, dengan memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat
plambing. Untuk jumlah unit beban alat plambing dapat dapat dilihat pada tabel 2.4,
sebagai berikut.
Tabel 2.4. Unit alat plambing untuk penyediaan air dingin.1)
Jenis alat plambing2)
Untuk
prib
umum5)
4)
adi
Kloset
Katup gelontor
10
Kloset
Tangki gelontor
Katup gelontor
10
Katup gelontor
Tangki gelontor
Keran
0,5
Keran
Keran
ELSITA OCTARINA
3312100024
Keterangan
katup
Kloset
rendam
dengan
gelontor
gelontor
Keran
Keran
atau restoran,
Keran
dsb
Keran
Pancuran minum
Pemanas air
Katup bola
Catatan :
1)
Alat plambing yang airnya mengalir secara kontinyu harus dihitung secara terpisah, dan ditambahkan
Alat plambing yang tidak ada di daftar dapat diperkirakan, dengan membandingkan dengan alat plambing
yang mirip/terdekat.
3)
Nilai unit alat plambing dalam tabel ini adalah keseluruhan. Kalau digunakan air dingin dan air panas,
unit alat plambing maksimum masing-masing untuk air dingin dan air panas diambil tigaperempatnya.
4)
Alat plambing untuk keperluan pribadi dimaksudkan pada rumah pribadi atau apartment, dimana
Alat plambing untuk keperluan umum dimaksudkan yang dipasang dalam gedung kantor, sekolah, pabrik,
Adapun rumus untuk mencari debit pada metode ini sama seperti rumus pada metode
berdasarkan jumlah pemakai.
ELSITA OCTARINA
3312100024