PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam suatu persalinan merupakan
suatu landasan bagi kami untuk memaparkannya dan mengajak teman-teman
sejawat untuk berdiskusi, sehingga diharapkan apabila dalam menghadapi
persalinan yang serupa dengan yang akan kami presentasikan teman-teman sudah
mengerti dan dapat berbuat atau bertindak dengan benar sehingga diharapkan
tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
Topik yang kami ajukan ini sangat menarik karena terdapat permasalahan
yang dapat untuk dijadikan diskusi dan sering kita hadapi kelak, Insya Allah.
Adapun permasalahan tersebut antara lain adalah : Secsio secaria, sterilisaasi
pomeroy, Fetal distress, Pre Eklamsi Berat, dan tali pusat menumbung. Sedikit
pengantar sebelum memasuki topik diskusi kita akan kami paparkan secara
sederhana tentang Hipertensi, letak lintang, fetal distress, tali pusat menumbung.
Hipertensi sebagai penyulit dalam kehamilan sering ditemukan dan merupakan
salah satu dari tiga besar selain perdarahan dan infeksi, yang terus menjadi
penyebab utama sebagai penyebab kematiaan ibu dan anak. Oleh karena itu
diagnosis dini sangat penting yaitu mampu mengenali dan mengobati pre eklamsi
ringan agar tidak berlanjut menjadi pre eklamsi berat dan pre eklamsi berat
menjadi eklamsi, hal ini hanya bisa diketahui bila ibu memeriksakan dirinya
secara rutin selama hamil. Berdasarkan hal tersebut diatas sangat jelas bahwa
pemeriksaan ante natal care yang teratur dan rutin dapat bermanfaat untuk
mencari tanda-tanda pre eklamsi dalam usaha pencegahan pre eklamsi berat dan
eklamsia.
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan yang bokong pada sisi yang lainnya,
pada keadaan ini apabila tidak ditolong dengan segera / tanpa pertolongan khusus,
akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri.
Fetal distress kegawat-daruratan janin sehingga memerlukan tindakan darurat
untuk menyelamatkannya.Berikut ini akan sedikit dibahas tentang tinjauan
pustaka dari masing-masing topik yang telah disebutkan diatas.
Tali pusat menumbung adalah bila tali pusat berada disamping atau lebih
rendah dari bagian depan anak, pada ketuban telah pecah.
1
B. Tinjauan Pustaka
I. Secsio Secaria
Definisi
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin diatas 1500 gr.
Jenis
Indikasi
Panggul Sempit
Partus Lama
Distosia Servik
Malpresentasi Janin :
Pre eklamsi adalah suatu keadaan patologi kehamilan yang ditandai dengan
trias Hipertensi, Proteinuria, serta Oedem yang terjadi setelah umur kehamilan
20 minggu sampai segera setelah persalinan.Eklamsi adalah kejang atau koma
ynag menyertai keadaan pre eklamsi
Diagnosis :
a. Pre Eklamsi ringan
- Tekanan darah : > 140 / 90 mmHg - < 160 / 110 mmHg diukur
pada
Rawat Jalan
1.
2.
Jumlah Trombosit
3.
4.
5.
- Klonidin :
- Satu ampul ( 0,15 mg ) dilarutkan dalam air 9 ml aqua for injeksion atau
NaCl fisiologis disuntikkan IV sebanyak 5 ml tunggu 5 menit.
- Bila tekanan darah belum turun diulang sampai 4 kali dalam 30 menit.
- Bila tekanan darah sudah turun, klonidin diberikan secara IM sebanyak 0,15
mg dalam 3-4 jam.
f. Diuretika
1. indikasi
- Edema paru-paru
- Kegagalan Jantung
2. Obat dan Dosis
g. Tindakan Obstetrik
1. Konservatif:Kehamilan dipertahankan, ditunggu sampai persalinan spont
2. Aktif
- Indikasi ( bila terdapat satu atau lebih keadaan dibawah ini) :
a. Umur kehamilan 37 minggu
b. Terdapat gejala inpending eklamsia
c. Kegagalan terapi konservatif medikamentosa :
- 6 jam sejak pengobatan medicinal terjadi kenaikan darah
- Tidak terdapat perbaikan setelah 48 jam perawatan, dengan kriteria
tekanan diastolik 100 mmHg dan Indeks gestosis 6
- Cara Terminasi kehamilan
a. Belum dalam persalinan
- Induksi : setelah 30 menit terapi medicinal
- Secsio Secaria bila :
- terdapat kontra indikasi terhadap oksitocin
- setelah 12 jam dalam induksi tidak masuk fase aktif
- Primigravida lebih cenderung kearah bedah cesar.
b. Sudah dalam persalinan
- Kala I Laten : Secio secaria
panggul sempit, tumor didaerah panggul, dan plasenta previa dapat pula
mengakibatkan terjadinya letak lintang tersebut. Demikiaan pula kelainan bentuk
rahim, seperti misalnya uterus arkuatus atau uterus subseptus, juga dapat
menyebabkan terjadinya letak lintang tersebut.
Diagnosis
Adanya letak lintang sudah dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus
tampak lebih melebar dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur
kehamilannya. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin berada disamping, dan
diatas simpisis juga kosong, kecuali bila bahu sudah turun kedalam panggul. Denyut
jantung janin ditemukan disekitar umbilicus.
Apabila bahu sudah masuk kedalam panggul dalam pemeriksaan dalam dapat
diraba bahu dan tulang-tulang iga, bila ketiak dapat diraba, arah menutupnya
menunjukkan letak dimana kepala janin berada. Kalau ketiak menutup kekiri, Kepala
berada disebelah kiri, demikian juga sebaliknya. Punggung dapat ditentukan dengan
terabanya scapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan terabanya
klavikula.
Prognosis
Meskipun letak lintang dapat dirubah menjadi letak kepala, tetapi kelaian yang
menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor didaerah panggul
atau plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan dalam persalinan.
Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun
janinnya. Faktor yang mempengaruhi kematiaan janin pada letak lintang disamping
kemungkinan terjadinya letak lintang kasep maupun ruptur uteri, juga sering akibat
adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan
janin.
Penanganan
Apabila pada pemeriksaan antenatal care, ditemukan letak lintang, sebainya
usaha untuk mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Untuk mencegah
janin memutar kembali ibu dianjurkan mengguanakan korset, dan dilakukan
pemeriksaan antenatal care ulangan menilai letak janin, ibu diharuskan masuk rumah
sakit terlebih dini pada permulaan persalinan, sehingga bila terjadi perubahan letak,
segera dapat ditentukan diagnosa dan penanganannya. Pada permulaan persalinan
masih dapat diusahakan mengubah letak janin menjadi letak kepala asalkan
pembukaan masih kurang dari 4 cm dan ketuban belum pecah, pada seorang
primigravida bila versi luar tidak berhasil sebainya segera dilakukan secsio secaria.
Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung pada beberapa
faktor. Apabila riwayat obstetrik wanita yang bersangkuata itu baik, tidak didapatkan
panggul sempit, dan janin tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai
pembukaan serviks lengkap untuk kemudian melakukan versi ekstraksi. Selama
menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan melarang wanita tersebut
bangun atau meneran, Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan
terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan secsio secaria. Jika ketuban pecah
tetapi tidak terdapat prolapsus funikuli maka tergantung pada tekanandan dapat
ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstraksi atau
mengakhiri persalinan dengan secsio secaria.
Versi ekstraksi dapat dilakukan pula pada kehamilan kembar apabila setelah
bayi pertama lahir ditemukan bayi yang kedua dalam posisi lintang. Pada letak lintang
kasep, versi ekstraksi akan mengakibatkan ruptur uteri, sehingga bila janin masih
hidup, hendaknya dilakukan secsio secaria dengan segera, sedangkan pada janin yang
sudah mati dilahirkan pervaginam dengan dekapitasi.
Penyakit plasenta
Penyakit ibu
merupakan
dasar
merujuk
pada
kecepatan
modalitas
yang
CTG
USG
Amnioskopi
OCT
Gerakan janin
2. Operatif
Prognosis
Janin : Baik bila penanganannya cepat dan tepat
Ibu
: baik, bila penolong memilki ketrampilan baik atau dilakukan secsio secaria
bila perlu.
BAB II
KASUS
A. Identitas
Nama
: Ny. T
Umur
: 40 th
Alamat
No. CM
: 570685
Dtg/Tgl
B. Anannesis
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan hendak melahirkan, kencang-kencang sering dirasakan
sejak pukul 17.00, keluar lendir darah dan ketuban tak lama kemudian, gerak anak
masih dirasakan. Riwayat Haid : HPHT : 12-8-03, Tp : 19-5-04, Riwayat nikah 2 x
selama 14 th, Riwayat ANC > 5 x dibidan, TT (-), Riwayat KB Pil (+) 2 Th . Riwayat
Obstetri GVPIVA0 1 : Laki-laki 28 th, 2 : Perempuan 26 th, 3 : 21 th perempuan, 4 :
12 th laki-laki, 5 : hamil ini. Riwayat Penyakit Dahulu : Jantung, Hipertensi, DM,
Asma disangkal
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Baik,
Kesadaran
: Compos Mentis
Vital Sign
Tinggi Badan
: 155 cm
Berat Badan
: 63 Kg
Status Generalis
: - Mata
- Thorak
10
Pulmo:
Suara
Dasar
Vesikuler,
Suara
Tambahan (-)
- Genetalia Eksterna : Lendir darah (+), Edeme Vulva (-)
- Ektremitas
Status Obstetri
- Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Palpasi
: TFU 41 cm,
Letak lintang, His (+) 2-3 x selama 15 detik,
Perkusi
: Tympani
Auskultasi
: DJJ : 8-9-9
- Pemeriksaan Dalam :
Vaginal Toucher
D. Diagnosis
GvPivAo, 40 th, Hamil 39 mgg, Janin Tunggal Hidup Intrauterine, letak lintang
Dorso Inferior, Inpartu kala I, Fetal Distress, Pre Eklamsi Berat, Tali Pusat
Menumbung.
E. Penatalaksanaan
kebidanan
Rencana Terapi
11
Operasi dimulai
Jam 22.21 :
: 14 mei 2004-06-05
Pembedahan dimulai
: jam 22.00
Pembedahan Selesai
: jam 23.10
Letak
Lintang,Inpartu
Kala
I,
Tali
Pusat
Jenis Pembedahan
Laporan Operasi
Perdarahan minimal
12
Operasi selesai
Infus RL + 10 IU Oxitoxin
Pengawasan
G. Follow Up
Tanggal
S
15/05/04 Kel: Flatus (-)
O
KU:Tampak menahan
A
PVA0,40 th
P
- Infus RL 20 -
BAK (+) DC
tts / menit
BAB (-)
VS : T : 140/90 mmHg
Fetal distres,
- Ampicilin 4x1
ASI (-)
N : 100 x /Mnt
Sterilisasi
gr
S : Afebris
Pomeroy
- alinamin F 3x1
R : 22 x/mnt
Hari I
amp
St Generalis
Mata: CA -/-, SI -/Thorax: C/P dbn
Ekstemitas :edeme pada
ekstemitas bawah
St. Obstetrik
I : Perut agak cembung,
luka op tertutup kasa
Pa : TFU 3 jr dibawah
pusat
Nyeri tekan (-)
Pe : Tympani
16/05/04 Kel: Flatus (-)
th - Obat diteruskan
BAK (+) DC
Mentis.
BAB (-)
VS : T : 135/90 mmHg
Fetal distres,
13
ASI (-)
N : 95 x /Mnt
Sterilisasi
S : Afebris
Pomeroy
R : 22 x/mnt
Hari II
St Generalis
Mata: CA -/-, SI -/Thorax: C/P dbn
Ekstemitas :edeme pada
ekstemitas bawah
St. Obstetrik
I : Perut agak cembung,
luka op tertutup kasa
Pa : TFU 3 jr dibawah
pusat
Nyeri tekan (-)
Pe : Tympani
A : Bising Usus (+)
17/05/04 Kel:
KU:
sedang,
Compos PVA0,40
th - Obat diteruskan
BAK (+)
Mentis.
BAB (+)
VS : T : 130/90 mmHg
N : 95 x /Mnt
Sterilisasi
S : Afebris
Pomeroy
R : 22 x/mnt
Hari III
St Generalis
Mata: CA -/-, SI -/Thorax: C/P dbn
Ekstemitas :edeme pada
ekstemitas bawah
St. Obstetrik
I : Perut agak cembung,
luka op tertutup kasa
Pa : TFU 3 jr dibawah
pusat
Nyeri tekan (-)
14
Pe : Tympani
18/05/04 Kel:
th Obat teruskan
BAK(+)
Mentis.
BAB (+)
VS : T : 1250/90 mmHg
N : 90 x /Mnt
Sterilisasi
500 mg
S : Afebris
Pomeroy
- mobilisasi
R : 25 x/mnt
Hari IV
duduk
St Generalis
Mata: CA -/-, SI -/Thorax: C/P dbn
Ekstemitas :edeme -/St. Obstetrik
I : Perut agak cembung,
luka op tertutup kasa
Pa : TFU 3 jr dibawah
pusat
Nyeri tekan (-)
Pe : Tympani
A : Bising Usus (+)
19/05/04 Kel :
KU:
baik,
Compos PVA0,40
th - terapi diteruskan
BAK (+)
Mentis.
BAB (+)
VS : T : 120/90 mmHg
Fetal distres,
N : 85 x /Mnt
Sterilisasi
S : Afebris
Pomeroy
R : 25 x/mnt
Hari V
St Generalis
Mata: CA -/-, SI -/Thorax: C/P dbn
Ekstemitas :edeme -/St. Obstetrik
I : Perut agak cembung,
luka op tertutup kasa
15
Pa : TFU 3 jr dibawah
pusat
Nyeri tekan (-)
Pe : Tympani
A : Bising Usus (+)
20/05/04 Kel :
KU:
baik,
Compos PVA0,40
th - terapi diteruskan
BAK (+)
Mentis.
BAB (+)
VS : T : 120/90 mmHg
Fetal distres,
N : 85 x /Mnt
Sterilisasi
S : Afebris
Pomeroy
R : 25 x/mnt
Hari VI
St Generalis
Mata: CA -/-, SI -/Thorax: C/P dbn
Ekstemitas :edeme -/St. Obstetrik
I : Perut agak cembung,
luka op tertutup kasa
Pa : TFU 3 jr dibawah
pusat
Nyeri tekan (-)
Pe : Tympani
A : Bising Usus (+)
16
BAB III
PEMBAHASAN
Dari laporan kasus yang kami presentasikan ini, pasien datang dengan
GvPivAo, 40 th, Hamil 39 mgg, Janin Tunggal Hidup Intrauterine, Letak Lintang
Dorso Inferior, Inpartu Kala I fase laten, Fetal Distress, Pre Eklamsi Berat, Tali Pusat
Menumbung. Diagnosis ini berdasarkan pada :
-
Pre Eklampsi Berat pada pasien ini didiagnosis dari tekanan darah
pasien 160 / 80 mmHg, Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi
sebelum kehamilan ini.
Pada kasus ini dilakukan tindakan untuk segera mengakhiri persalinan yakni
dengan tindakan secsio secaria. Karena pada kasus ini memenuhi kriteria untuk
segera melakukan tindakan secsio secaria, adapun kriterianya adalah pada kasus ini
didapatkan keadaan fetal distress atas indikasi tali pusat menumbung.
17
BAB IV
KESIMPULAN
1. Dignosis pada kasus ini : G VPIVA0, 40 th, Hamil 39 minggu, Janin tunggal hidup
intra uteri, Letak Lintang Dorso Inferior, Inpartu Kala I fase laten, Fetal Distress,
Tali pusat menumbung, Pre Eklampsi Berat.
2. Janin tidak bisa dilahirkan pervaginam karena adanya kegawat daruratan janin
yang harus segera dilakukan tindakan sectio secaria.
3. Fetal Distress kemungkinan dikarenakan adanya hipoksia janin yang disebabkan
tali pusat yang menumbung.
4. Dasar diagnosis pre eklampsi berat pada pasien ini adalah adanya tekanan darah
160/80 mmHg, dan pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan.
5. Sterilisasi dilakukan atas permintaan pasien dengan pertimbangan telah memiliki
jumlah anak yang sudah lebih dari cukup.
18
DAFTAR PUSTAKA
19