Anda di halaman 1dari 31

I.

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga

Alamat lengkap

Kab.

Banyumas.

Bentuk Keluarga

Tabel 1.1.Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No Nama
1 Ny.W
2
2
3

Tn.A
Ny.D
An. Q

Kedudukan
Mertua
Suami
Istri
Anak

L/P
P

Umur
64 Tahun

Pendidikan
-

Pekerjaan
-

Ket
-

L
L

27 tahun
24 tahun

SMP
SMP

Wiraswasta
Ibu Rumah

Typoid
-

Tangga

II.

4 Tahun

Sumber : Data Primer, April 2013

STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS
Nama

Usia

Jenis Kelamin

Status

Agama

Suku bangsa

Kewarganegaraan

Pekerjaan

Pendidikan

Penghasilan/bulan

Alamat

Pengantar (Pasien)

Tanggal Periksa

Pukul

B. ANAMNESIS
1. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan Utama :

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Penyakit Serupa
Penyakit Jantung

: disangkal

Penyakit Hipertensi

: disangkal

Penyakit Diabetes

: disangkal

Riwayat Operasi

: disangkal

Riwayat Mondok

: disangkal

Riwayat Alergi

: disangkal

Riwayat Sesak nafas

: disangkal

Riwayat Kecelakaan

Riwayat Pengobatan

3. Riwayat Penyakit Keluarga


4.
5. Riwayat Sosial dan Ekonomi
a. Community
Pasien dalam kesehariannya tinggal bersama Istri, anak dan
mertuanya. Pasien bertempat tinggal di daerah pemukiman penduduk
dan berada masuk sejauh 100 meter dari jalan raya. Jarak rumah
pasien dengan rumah tetangga belakang dan samping berdekatan
satu sama lain sekitar 4 meter, lingkungan sekitar tempat tinggal
pasien cukup bersih.
b. Home
Rumah pasien berada di Desa Banjar Anyar Rt.01/ Rw.01.
Bentuk rumah tidak bertingkat, dengan dinding dari setengah tembok

dan setengah lagi kayu, atap berupa genting, lantai hanya plester dari
semen, dengan luas rumah 12 x 10 m2. Rumah terdiri dari 5 ruangan
diantaranya adalah 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur dan ruang
makan, 1 kamar mandi dan kandang ayam. Kebersihan di dalam
rumah cukup baik. Ventilasi dan pencahayaan yang terdapat pada
masing-masing ruangan sering di buka dan cukup untuk menerangi
rumah. Sumber air bersih yang digunakan pasien untuk kebutuhan
sehari-hari berasal dari air PDAM.
c. Hobby
Pasien mengaku hobi bermain sepak bola.
d. Occupation
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai penjual batagor di pasar
Ajibarang. Pasien berjualan berangkat dari jam 05.30 dan pulang
pada pukul 21.00.
e. Personal Habit
Pasien memiliki kebiasaan merokok 3-5 batang perhari, dan
tidak mengkonsumsi minuman beralkohol. Pasien mengaku jarang
melakukan olahraga karena sibuk bekerja.
f. Drug
Pasien mengkonsumsi obat yang diberikan dari dokter yang
berada di Ajibarang. Pasien menyangkal adanya alergi obat.
g. Diet
Pasien makan tidak teratur, sehari hanya makan 1 kali dalam
sehari dan biasanya hanya pada siang hari. Pasien mengakui
memakan

makanan yang kurang bergizi dan tidak sesuai

kebutuhannya. Pasien gemar memakan makanan yang mengandung


garam, pedas dan kolesterol..
6. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok
Riwayat olah raga
Riwayat pengisian waktu luang dengan

Diakui
Jarang olahraga

berbincang-bincang dengan keluarga,


berekreasi
Riwayat aktivitas yang berat

Jarang
Diakui

7. Riwayat psiko-sosio-ekonomi

Tn.A adalah seorang pedagang dengan berjualan batagor di pasar


Ajibarang. Istri Tn.A adalah seorang ibu rumah tangga. Tn.A memiliki
satu anak perempuan yang berumur 4 tahun dan belum sekolah. Tn.A
tinggal di rumah mertuanya yaitu ny.W . Suami dari ny.W meninggal
pada tahun 2006. Orang tua dari Tn.A tinggal dirumahnya sendiri.
Mertua dari Tn.A juga sudah tidak bekerja lagi dan hanya ikut mengasuh
cucunya, sehingga Tn. A menjadi tulang punggung keluarga yang harus
memberi nafkah istri, anak dan mertuanya. Tn.A bekerja dari jam 05.30
sampai pukul 21.00 tanpa istirahat. Ketika pulang dari jualan pasien
langsung istirahat dan ketika bangun sudah bejualan seperti biasa.
Sehingga jarang ada waktu untuk keluarga, jika ada waktu sengang
tidak jarang Tn.A bercerita dengan istri dan mertuanya. Hubungan Ny.K
dengan keluarga yang lain cukup baik, berkomunikasi terjalin dengan
baik dan saling memperhatikan kondisi kesehatan.
Lingkungan pasien memiliki kegiatan berupa pengajian rutin.
Tetapi Tn.A tidak rutin mengikuti acara pengajian yang diadakan di
lingkungannya tersebut karena sering kecapean karena bekerja.
8. Riwayat gizi
Pasien makan tidak teratur, sehari hanya makan 1 kali dalam
sehari dan biasanya hanya pada siang hari dengan sepiring nasi dan
hanya memakai lauk tahu tempe goreng dengan samba dan kadangkadang telur, pasien jarang sekali dan tidak suka makan sayur, buah ,
ikan , daging dan susu. Kesan gizi cukup.

9. Family Genogram

Gambar 2.1. Genogram Keluarga Ny. K

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: tinggal dalam satu rumah
: Tn. A
: Ny.D
: An. Q
: Ny.W

10. Review of System


a.
b.

Kulit
Kepala

: Sawo matang
: Venektasi temporal (-), Pusing (+), rambut kepala
rontok (-), luka pada kepala (-), benjolan/borok di

c.
d.
e.

Mata
Hidung
Telinga

kepala (-)
: Canjungtiva Anemis(+), Skera Ikterik(-)
: Tersumbat (-), mimisan (-)
: Pendengaran berkurang (-) sedikit, berdengung (-),

f.

Mulut

Dischart (-)
: Bibir sianosis(-),Lidah Sianosis (-),
Lidah kotor (+)

g.

Leher

: Deviasi thrachea (-), JVP 5+2 cmH20

h.

Tenggorokan

: Sakit menelan (-), serak (-), radang (-)


5

i.

Pernafasan

: Sesak nafas (-), batuk (+), mengi (-), batuk darah


(-)

j.
k.

Kardiovaskuler
Gastrointestinal

: Berdebar-debar (-) kadang-kadang, nyeri dada (-)


: Mual (+), muntah (+), diare (-), nafsu makan
menurun (+), nyeri perut (-)
: BAK normal
: Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)

l. Genitourinaria
m Neuropsikiatri
.

Psikiatrik : emosi labil (-), mudah marah (-),


n.

mudah menangis (-)


Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri kedua sendi di lutut (-), nyeri

o.

Ekstremitas

otot (-)
: Atas : bengkak (-), sakit (-)
Bawah : bengkak (-), sakit (-)

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
a. Keadaan Umum
Tampak sadar, status gizi kesan cukup.
b. Tanda Vital dan Status Gizi
1) Tanda Vital
Tekanan darah

: 90/ 70 mmHg

Nadi

: 100 x/menit, reguler, isi dan tegangan


cukup

Pernafasan

: 20 x/menit

Suhu

: 38,0 oC

2) Status gizi
BB

: 55 kg

TB

: 165 cm

BMI

: 20,20202 normowaight

Status Gizi overweight


c. Kulit
Warna

Sawo matang, keriput, ikterik (-), sianosis (-)

d. Kepala

Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut berwarna hitam, rambut


tidak mudah dicabut, atrofi m. Temporalis (-), makula (-), papula (-),
nodula (-).
e. Mata
Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm),
reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), katarak (-/-),
radang/konjungtivitis/uveitis (-/-)
f. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung
(-), hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)
g. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-),
tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)
h. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (+),
cuping telinga dalam batas normal
i. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
j. Leher
Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar
limfe (-).
k. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
1) Cor :
Inpeksi

:ictus cordis tak tampak di SIC V LMCS

Palpasi

:ictus cordis teraba di SIC V LMCS, kuat angkat (-)

Perkusi

:batas kiri atas

:SIC II LPSS

batas kiri bawah

: SIC V LMCS

batas kanan atas

:SIC II LPSD

batas kanan bawah

:SIC IV LPSD

batas jantung kesan tidak melebar


Auskultasi: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)

2) Pulmo

a) Statis (depan dan belakang)


Inpeksi

pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi

fremitus raba kanan = kiri

Perkusi

sonor/sonor

Auskultasi

suara dasar vesikuler (+/+)

suara tambahan RBK (-/-), wheezing (-/-), RBH (-/-)


b) Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi

pergerakan dada kanan = kiri

Palpasi

fremitus raba kanan = kiri

Perkusi

sonor/sonor

Auskultasi

suara dasar vesikuler (+/+)

suara tambahan RBK (-/-), wheezing (-/-)


l. Abdomen
Inpeksi

:dinding perut sejajar dengan dinding dada,


venektasi (-)

Auskultasi

: bising usus (+) meningkat

Perkusi

: timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)

Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

m. Sistem Collumna Vertebralis


Inspeksi

:deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

Palpasi

: nyeri tekan (-)

n. Ektremitas:
akral dingin

palmar eritema (-/-), berkeringat


+

oedem

o. Sistem genetalia: dalam batas normal


p. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur

dalam batas normal

Fungsi Vegetatif :

dalam batas normal

Fungsi Sensorik

Fungsi Motorik

dalam batas normal

K 5

RF

RP -

q. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan

sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran

kualitatif tidak berubah; kuantitatif


compos mentis

Afek

appropriate

Psikomotor

normoaktif

Insight

baik

D. USUL PEMERIKSAAN PENUNJANG


Disarankan untuk pemeriksaan :
1. Pemeriksaan darah lengkap : Hb, Ht, leukosit, trombosit, eritrosit, LED
2. Pemeriksaan serologi Widal
3. Pemeriksaan bakteriologik : kultur feses
E. RESUME
F. MASTER PROBLEM LIST
Tabel 2.1. Master Problem List
Proble
m
Number
1.

Approx.
Date of
Onset
April
2013

MASTER PROBLEM LIST


Date Problem Active
Inactive/
Recorded
Problems
Resolved
Problems
28 Desember
Demam
2013
typoid

Date
Resolved

G. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek Personal
Idea

Pasien mengeluh demam sejak 2 minggu yang lalu, pasien


berharap agar lekas sembuh, keadaannya membaik, dan
sakitnya tidak bertambah parah sehingga pasien dapat
melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.

Concern

Pasien menginginkan perhatian dari keluarga dan orangorang disekitarnya untuk mendukung pengobatan dan

Expectacy

perawatan penyakitnya.
Pasien mempunyai harapan agar penyakitnya segera

Anxiety

sembuh dan kondisinya berangsur-angsur membaik.


Pasien gelisah, kawatir, karena kondisi kesehatannya
membuat pasien tidak dapat bekerja dan melakukan
aktivitas sepeti biasanya.

2. Aspek Klinis
Diagnosis kerja

: Demam Typoid

Diagnosis banding : Gastroenteritis, Malaria, Demam Berdarah Dengue


3. Aspek Faktor Resiko Internal
a. Pasien berusia 27 tahun, yaitu usia yang memiliki memiiki kebiasaan
makan yang tidak teratur.
b. Pasien memiliki kebiasaan makan 1 kali dalam sehari
c. Pasien bekerja di pasar dengan hieginitas yang kurang
d. Pasien jarang melakukan olahraga.
e. Pasien gemar mengkonsumsi makanan yang pedas dan gorengan
4. Aspek Faktor Resiko Eksternal
a. Pendidikan pasien yang tergolong rendah yaitu lulusan SMP,
sehingga pengetahuan mengenai penyakit masih kurang.
b. Status ekonomi pasien tergolong menengah ke bawah. Keuangan
pasien hanya bergantung dari jualan Batagor
c. Pasien bekerja di pasar dengan hieginitas yang kurang
d. Pekerjaan pasien yang sangat berat semakin memperberat penyakit
pasien
5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Skala penilaian fungsi sosial pasien adalah 2, karena pasien tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dan harus dirawat inap di Puskesmas
Pekuncen selama beberapa hari.
H. PENATALAKSANAAN
1. Pasien

10

a. Medikamentosa
1) IVFD RL 10 tetes per menit
2) Paracetamol tab 500 mg 3x1
3) Antasida tab 200 mg 2x1
4) Ranitidin tab 150 mg 3x1
5) Domperidone 10 mg 3 x 1
6) Cefotaxim 2x1 gr iv
b. Non Medikamentosa
a. Bed rest atau cukup istirahat.
b. Pengaturan cara dan pola makan berupa makanan bergizi, lunak,
tidak pedas, tidak mentah, bersih, teratur serta tidak telat makan.
c. Mencuci tangan sebelum makan
d. Diet tinggi kalori tinggi protein dan rendah serat
c. Edukasi
1) Edukasi untuk minum obat secara teratur dan penggunaan
antibiotik sesuai yang diajurkan walaupun gejala sudah
membaik.
2) Atur pola makan, makan makanan yang mengandung kalori dan
protein.
3) Diet lunak, rendah serat untuk mengistirahatkan usus yang
sedang meradang
4) Hindari makanan yang pedas,
5) Perbanyak konsumsi sayur dan buah dan air putih
6) Bawalah selalu cairan yang mnegandung alkohol untuk
membersihkan tangan bila tidak tersedia air bersih.
2. Keluarga
a. Keluarga yang tinggal satu rumah
1) Dukungan psikologis terhadap pasien,
2) Membantu pasien agar termotivasi untuk melakukan apa yang
telah diedukasikan kepada pasien

11

3) Jaga kebersihan rumah terutama alat-alat makan, untuk


sementara pisahkan alat makan pasien dengan keluarga yang
lain, karena ada resiko untuk menularkan
b. Edukasi terhadap keluarga
1) Mengatur diet pasien agar nutrisinya tercukupi dan mengurangi resiko
untuk timbul keluhan berulang.
2) Memotifasi istri pasien agar bekerja membantu ekonomi keuarga, untuk
mengurangi beban pasien.
I. FOLLOW UP
Hari / Tanggal / Pukul: Kamis / 2 Mei 2013/ 14.30 WIB
S

: Demam (-), Pusing (+), badan lemas (+), mual(-), muntah (-),
keringat dingin (+)

: Keadaan umum/kesadaran: sedang/compos mentis


Tanda vital

: TD: 100/70mmHg
N : 84x/menit

RR: 22x/menit
S: 360C

: Demam typoid

: Lanjutkan terapi medikamentosa dan nonmedikamentosa, menjaga


pola makan, makan makanan lunak, istirahat cukup, kontrol ke
puskesmas bila obat habis.

Hari / Tanggal / Pukul: Jumat/ 3 April 2013/ 15.30 WIB


S

: Demam (+), Pusing (+), badan lemas (+), mual(-), muntah (-),
keringat dingin (+)

: Keadaan umum/kesadaran: sedang/compos mentis


Tanda vital

: TD: 100/70mmHg
N: 100x/menit

RR: 20x/menit
S: 370C

: Demam typoid

: Lanjutkan terapi medikamentosa nonmedikamentosa, menjaga pola


makan, makan makanan lunak, istirahat cukup, kontrol ke puskesmas
bila obat habis.

Hari / Tanggal / Pukul: Sabtu / 4 April 2013/ 16.00 WIB


S

: Demam (-), Pusing (-), badan lemas (+), mual(-), muntah (-),
keringat dingin (+)

12

: Keadaan umum/kesadaran: sedang/compos mentis


Tanda vital

: TD: 100/80mmHg

RR: 24x/menit

N: 100x/menit

S: 36,50C

: Demam typoid

: Lanjutkan terapi medikamentosa nonmedikamentosa, menjaga pola


makan, makan makanan lunak, istirahat cukup, kontrol ke puskesmas
bila obat habis.

Kesimpulan :
Berdasarkan follow up, pasien mengalami gejala umum Demam typoid.
Untuk mengurangi gejalanya pasien harus mengkonsumsi obat yang telah
diberikan secara teratur.
J. FLOW SHEET
Tabel 2.2 Flow Sheet
No Tgl
1

2-52013

3-52013

4-52013

Problem

TD
mmHg

Demam (-),
Pusing (-),
badan lemas
(+), mual(-),
muntah (-),
keringat dingin
(+)
Tadi malam
Demam (+),
Pusing (+),
badan lemas
(+), mual(-),
muntah (-),
keringat dingin
(+)

100/70

Demam (-),
Pusing (-),
badan lemas
(+), mual(-),
muntah (-),
keringat dingin
(+)

100/80

N
RR
x/1' x/1
'
84 22

T
o
C

Planning

Target

36,
0

Paracetamol 3x1
Antasida 2x1
Ranitidin 3x1
Thiampenicol 3x1

Lemas
berkurang
dan Tidak
keluar
keringat
dingin

Domperidone 3 x 1

100/70

10
0

20

37,
0

Paracetamol 3x1
Antasida 2x1
Ranitidin 3x1
Thiampenicol 3x1

Domperidone 3 x 1

24
10
0

36,
5

Paracetamol 3x1
Antasida 2x1
Ranitidin 3x1
Thiampenicol 3x1

Domperidone 3 x 1

Demam
turun,
Lemas
berkurang
dan Tidak
keluar
keringat
dingin
Lemas
berkurang
dan Tidak
keluar
keringat
dingin

13

K. FLOW CHART
PROBLEMS
Tabel 2.3 Flow Chart Demam

Demam
Pusing
Lemas
Mual Muntah
Keringat dingin
III.

2/5/13

3/5/13

4/5/13

(14.00)
+
+
+

(15.30)
+
+
+
+

(16.00)
+
+
+

IDENTIFIKASI FUNGSI FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari penderita Tn. A (27 tahun), Istri pasien yaitu
Ny.Desi (24 tahun), anak pasien An. Q (4 tahun) dan mertua Ny. W (64
tahun). Sejak sakit, pasien di rawat di Puskesmas untuk 3 hari dan
setelah

kondisinya

membaik,

pasien

dipulangkan.

Pasien

lebih

memperhatikan kondisi kesehatannya. Istri dan Mertua pasien juga lebih


mempedulikan kesehatan Tn.A.
2.

Fungsi Psikologis

14

Tn. A , Istri dan anaknya tinggal dalam satu rumah dan memiliki
hubungan yang harmonis. Tn. A juga memiliki hubungan yang harmonis
dengan mertuanya. Keluarga memberikan dukungan dan motivasi
terhadap penyakit yang diderita oleh Tn. A . Meskipun hubungan dengan
keluarga termasuk harmonis, akan tetapi Tn. A merasa beban yang
dipikulnya berat karena menjadi tuang punggung keluarga yang harus
menghidupi istri, anak dan mertuanya, seain itu karena Tn. A harus
bekerja dari pagi sampai sore sehingga jarang menyempatkan waktu
untuk bersama dengan keluarganya.
3.

Fungsi Sosial
Tn. A adalah pribadi yang dikenal baik dengan warga sekitar. Tn.A
jarang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh lingkungan sekitar oeh
karena sibuk bekerja, dan warga sekitarnyapun memahami hal itu. Selain
itu, ketika Tn. A dirawat di Puskesmas, tampak kerabat dan tetangga
mengunjungi Tn A.

4.

Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan


Tn. A merupakan seorang kepala keluarga yang bekerja sebagai
penjual batagor. Perekonomian istri, anak dan mertuanya hanya
bergantung dari Tn.A. Biaya pengobatan Ny. K ditanggung oleh
Jamkesmas.

Kesimpulan :
Keluarga Tn.A adalah keluarga yang harmonis, dan merupakan
keluarga dengan perekonomian menengah kebawah dengan Tn.A sebagai
tulang punggung keluarga. Ny. K kurang aktif di kegiatan kemasyarakatan
karena harus bekerja dari pagi sampai malam.
B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R
SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.
A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota
keluarga dan kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis

15

keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-5 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 =
baik.
ADAPTATION
Apabila ada masalah, pasien selalu mendiskusikan bersama-sama
dengan keluarga. Apabila kesulitan untuk mengambil keputusan, pasien tidak
jarang meminta pendapat kepada istrinya. Keluarga pasien juga selalu
berusaha meringankan beban pasien, khususnya keluhan kesehatannya saat
ini.
PARTNERSHIP
Komunikasi antara anggota keluarga cukup baik walaupun pasien
jarang di rumah. Pasien jarang di rumah tetapi ketika pulang dari kerja pasien
selalu ngobrol dulu dengan keuarganya walaupun cuma sebentar. Apabila
pasien memiliki keluhan terkait kesehatannya, pasien menceritakan kepada
keluarganya.
GROWTH
Walaupun status ekonominya menengah ke bawah, pasien dan
keluarganya tidak pernah mengeluh. Keluarga pasien selalu mendukung dan
memberikan perhatian yang baik kepada pasien.
AFFECTION
Pasien merasa hubungan kasih sayang dengan keluarganya dan
interaksinya berjalan dengan baik. Pasien sangat menyayangi keluarganya,
begitu juga sebaliknya.
RESOLVE
Rasa kasih sayang yang dirasakan oleh pasien dari anak, cucu dan
keluarganya cukup.
a.

APGAR Tn.A

A
P

A.P.G.A.R

Hampir
selalu

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke


keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya

Kadang
kadang

Hampir
tidak
pernah

16

Saya puas dengan cara keluarga saya


menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9

Tn.A merupakan Kepala Keluarga yang memiliki nilai APGAR 9

b.

APGAR Ny.D
A.P.G.A.R

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke


keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerimadan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 10

Hampir
selalu

Kadang
-kadang

Hampir
tidak
pernah

Ny. D merupakan Istri dati Tn.A memiliki nilai APGAR 10


Total A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (9+ 10) / 2 = 9,5
Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien adalah baik
Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah
19, sehinggarata-rata A.P.G.A.R dari keluarga pasien adalah 9,5. Hal ini

17

menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien dalam


keadaan baik.
C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)
Fungsi patologis dari keluarga (Pasien) dinilai dengan menggunakan
S.C.R.E.E.M sebagai berikut :
SUMBER
Social
Cultural

Religion

Economic

Education
Medical

PATOLOGI

KET

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga


dengan saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan
kemasyarakatan kurang aktif.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal
ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam
keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya
yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang
bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll. Menggunakan
bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.
Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran juga baik,
hal ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang
rutin menjalankan sholat lima waktu.
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah,
untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski
belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder,
diperlukan skala prioritas untuk pemenuhan kebutuhan
hidup
Pendidikan anggota keluarga tergolong rendah,
sehingga pengetahuan kurang.
Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga
menggunakan pelayanan puskesmas dan menggunakan
kartu jamkesmas untuk berobat.

+
-

Keterangan :
a.

Social (+) artinya keluarga Tn.A kurang berperan aktif dalam


kegiatan kemasyarakatan.

b.

Education (+) artinya keluarga Tn.A kurang memiliki pengetahuan


yang cukup, khususnya mengenai demem Typhoid

c.

Economic (+) artinya keluarga Tn.A kurang dalam ekonomi,


keuangan hanya bergantung pada Tn.A
18

d.

Cultural (-) artinya keluarga Tn.A masih menganut tradisi jawa, hal
ini terbukti keluarga Tn.A masih mengikuti tradisi hajatan, sunatan,
nyadran, menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.

e.

Medical (-) artinya keluarga Tn.A sudah baik dalam mencari


pelayanan kesehatan, yaitu menggunakan pelayanan puskesmas dan
menggunakan JAMKESMAS untuk berobat.

f.

Religion (-) artinya keluarga Tn.A sudah cukup taat dalam


menjalankan perintah-perintah agama, seperti sholat dan berpuasa.

Kesimpulan :
Dalam keluarga Tn.A fungsi patologis yang positif adalah sosial,
ekonomi dan pendidikan.
D. Genogram
Alamat

: Desa Banjaranyar Rt.01/ Rw.01, Kec : Pekuncen,


Kab : Banyumas, Prop : Jawa Tengah

Bentuk Keluarga : Extended Family

Gambar 3.1 Genogram Keluarga Tn.A


Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: tinggal dalam satu rumah
: Tn. A
: Ny.D
: An. Q
19

: Ny.W

E. Informasi Pola Interaksi Keluarga


Tn.A

Ny.D, An. Q dan Ny.W


Gambar 3.2 Pola Interaksi Keluarga Tn.A

Keterangan :

hubungan baik.

Sumber : Data Primer


Kesimpulan :
Hubungan antara Istri, Anak, Mertua dan Tn.A dalam kondisi yang baik,
harmonis dan saling mendukung.
IV.

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESEHATAN

A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga


1. Faktor Perilaku Keluarga
Pasien mengaku menderita Demam Typoid 2 Minggu sebeum
masuk Puskesmas, akan tetapi tidak begitu merasakan keluhannya,
sehingga penyakitnya itu diabaikan dan semakin bertambah berat. Pasien
kurang

memperhatikan

kondisi

kesehatannya.

Menurut

pasien,

penyakitnya ini didapatkan karena pasien jarang istirahat, makan tidak


teratur dan seringkali memakan makanan yang pedas dan mengandung
koesterol. Pasien juga mengaku jarang melakukan olahraga.
2. Faktor Non Perilaku
Tn.A adalah seorang Kepaa keuarga yang bekerja sebagai penjual
batagor. Keuangan keluarga Tn.A hanya bergantung dari Tn.A sendiri,
Namun mengenai pelayanan kesehatan, pasien tidak kesulitan untuk

20

menjangkau. Hal tersebut karena rumah pasien tidak begitu jauh dari
Puskesmas dan biaya pengobatan di tanggung oleh Jamkesmas.
Setiap harinya Tn.A tinggal di rumah bersama Istri, anak dan
mertuanya. Suami Ny.W sudah meninggal sejak tahun 2006. Sebagian
besar waktu Tn.K dihabiskan di Kios tempatnya berjualan batagor.
Pasien bekerja pagi hingga malam sehingga sering merasa kesepian.
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang dengan
pasien. Teman 1 Kiosnya berjuaanpun tidak ada yang menderita penyakit
serupa, tetapi tempat pasien berjualan adalah di pasar dimana tempatnya
tidak bersih.
Faktor non perilaku lain yang dapat mempengaruhi kondisi pasien
adalah pasien memiliki pendidikan tergolong rendah. Hal tersebut
menyebabkan pengetahuan mengenai penyakit Demam Typoid masih
kurang. Keluarga pasien juga kurang mengetahui tentang penyakit
Typoid sehingga kurang memperhatikan kondisi dan kebiasaan Tn.A.

Kesadaran berobat :
Kesadaran untuk memeriksakan kondisi kesehatan ma

Pelayanan K
Jarak dengan
Kelu

Personal Habit :
Kebiasaan dan pola hidup dan makan yang tidak baik: Makan tidak teratur yaitu 1x s
Pendidikan

Ekonomi :
Kelas menengah ke b

21

Gambar 4.1 Faktor Perilaku dan Non Perilaku


Keterangan:
: Faktor Perilaku
: Faktor Non Perilaku

B. Identifikasi Lingkungan Rumah


1.

Gambaran Lingkungan
Rumah pasien berada di Desa Banjar Anyar Rt.01/ Rw.01. Bentuk
rumah tidak bertingkat, dengan dinding dari setengah tembok dan
setengah lagi kayu, atap berupa genting, lantai hanya plester dari semen,
dengan luas rumah 12 x 10 m2. Rumah terdiri dari 5 ruangan diantaranya
adalah 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur dan ruang makan, 1 kamar
mandi dan kandang ayam. Kebersihan di dalam rumah cukup baik.
Ventilasi dan pencahayaan yang terdapat pada masing-masing ruangan
sering di buka dan cukup untuk menerangi rumah. Sumber air bersih
yang digunakan pasien untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari air
PDAM. Kamar mandi jadi satu dengan kandang ayam. Beakang rumag
pasien adaah kebun dan kompek pemakaman. Sedangkan samping dan
depannya rumah tetangga denagn jarak sekitar 4 meter

Kamar

Ruang Tamu
Kamar

2.

Denah Rumah
Ruang makan
Dapur

22
Tempat kayu

kamar mandi

kandang ayam

Gambar 4.2 Denah rumah (Pasien)

V.
A.

DAFTAR MASALAH DAN PEMBINAAN KELUARGA

Masalah medis :
Demam Typoid

B.

Masalah non medis :


1. Tingkat pengetahuan Tn.A dan keluarganya kurang mengerti tentang
penyakit Demam Typoid dan kesadaran akan kesehatan masih kurang.
2. Tn mempunyai tingkat ekonomi yang menengah ke bawah, biaya
pengobatan pasien dijamin oleh Jamkesmas.
3. Pasien memiliki pola makan tidak teratur dan makan 1kali sehari, dan
kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dan goreng-gorengan, serta
jarang olahraga dan merokok.
4. Bekerja di lingkungan yang kurang bersih.

C. Diagram Permasalahan Pasien


(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada
dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien).
1. Tn.A kurang mengerti akan penyakit
demam

typoid

dan

kesehatan masih rendah

kesadaran

3. Pasien memiliki pola makan tidak teratur


dan

makan

1kali

sehari,

dan

mengkonsumsi makanan pedas dan

kebiasaan

goreng23
gorengan, serta jarang olahraga dan merokok.

Tn.A
Demam typoid

4.Bekerja di
lingkungan yang
kurang bersih.

2. Kondisi

ekonomi

keluarga

tergolong

menengah ke bawah

Gambar 5.1 Diagram Permasalahan Pasien


D. Matrikulasi Masalah
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996).
No

1.

2.
3.

4.

Tabel 5.1. Prioritas Masalah Pasien


Daftar Masalah
I
T
P

SB

Mn

Tn.A dan keuarganya


kurang mengerti akan
penyakit demam typoid
dan
kesadaran
kesehatan masih rendah
Kondisi
ekonomi
keluarga
adalah
menengah kebawah.
Pasien memiliki pola
makan tidak teratur dan
makan 1kali sehari, dan
kebiasaan
mengkonsumsi
makanan pedas dan
goreng-gorengan, serta
jarang olahraga dan
merokok.

Bekerja di lingkungan
yang kurang bersih.

Jumlah
IxTxR
Ma

M
o
5

62.500

11.520

50.000

15.350

24

Keterangan :
I

: Importancy (pentingnya masalah)

: Prevalence (besarnya masalah)

: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

SB

: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)

: Technology (teknologi yang tersedia)

: Resources (sumber daya yang tersedia)

Mn

: Man (tenaga yang tersedia)

Mo

: Money (biaya yang tersedia)

Ma

: Material (sarana yang tersedia)

Kriteria penilaian :
1

: tidak penting

: agak penting

: cukup penting

: penting

: sangat penting

E. Prioritas Masalah
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga
Tn. S adalah sebagai berikut :
1. Tn.A kurang mengerti akan penyakit demam typoid dan kesadaran
kesehatan masih rendah
2. Pasien memiliki pola makan tidak teratur dan makan 1kali sehari, dan
kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dan goreng-gorengan, serta
jarang olahraga dan merokok.
3. Bekerja di lingkungan yang kurang bersih.
4. Kondisi ekonomi keluarga adalah menengah kebawah.
Kesimpulan :
Prioritas masalah yang diambil adalah Tingkat pengetahuan Tn.A dan
keluarganya kurang mengerti tentang penyakit Demam typoid serta kesadaran
akan kesehatan masih rendah.

25

F. Rencana Pembinaan Keluarga


1. Tujuan
Pembinaan keluarga untuk memberikan pengertian kepada pasien
dan keluarga agar lebih mengerti tentang penyakit Demam Typoid,
penatalaksanaan dan pencegahannya.
a.

Tujuan Umum
Setelah diberikan konseling diharapkan keluarga dan penderita
lebih memahami mengenai penyakit Demam Typoid dan mengetahui
peran keluarga dalam perjalanan penyakit tersebut.

b.

Tujuan Khusus
1) Pasien dapat mengerti dan memahami tentang penyakit Demam
Typoid
2) Keluarga

pasien

mengetahui

faktor-faktor

risiko

yang

berpengaruh terhadap terjadinya demam tifoid sehingga dapat


mewaspadai timbulnya penyakit demam tifoid pada anggota
keluarga lain.
3) Keluarga

pasien

mengetahui

cara

penatalaksanaan

dan

pencegahan demam tifoid


2. Materi
Kegiatan yang akan dilaksanakan disajikan dalam bentuk
konseling mengenai demam tifoid dan pentingnya mengetahui faktor
risiko yang dapat menimbulkan serangan demam tifoid. Materi yang
digunakan dalam bentuk konseling pada keluarga pasien.
Memberikan edukasi 5 langkah mengatasi demam tifoid, yaitu :
a. Mengenal seluk beluk demam tifoid
b. Mengenal gejala-gejala khas demam tifoid
c. Mengenal faktor risiko demam tifoid
d. Mengatasi penyakit demam tifoid dengan tepat
e. Memeriksakan diri dengan teratur
3. Cara Pembinaan

26

Pembinaan dilakukan di rumah pasien dalam waktu yang telah


ditentukan bersama. Pembinaan dilakukan dengan cara memberikan
konseling dan edukasi kepada pasien dan keluarga, dalam suatu
pembicaraan santai sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima
oleh pasien dan keluarga.
4. Sasaran Individu
Sasaran dari pembinaan keluarga ini adalah pasien dan keluarganya
5. Target Waktu
Hari

: Kamis

Tanggal

: 2 mei 2013

Tempat

: Desa Banjaranyar Rt.01/Rw.01, Kec. Pekuncen,


Kab. Banyumas, Prop. Jawa Tengah

Waktu

: 16.30 WIB

6. Evaluasi Kegiatan
Tabel 6.1. Evaluasi Kegiatan Secara Lisan
Tgl

Kegiatan yang
dilakukan

Anggota
keluarga
yang
terlibat
Pasien

2-5- 1.
2013Membina hubungan
saling percaya
dengan pasien
(perkenalan
identitas).
2.
Menganjurkan
pasien untuk
berobat rutin dan
kontrol apabila
obat sudah habis
3-5- 1. Mengkaji
Pasien
2013 pengetahuan
dan
pasien tentang
keluarga
penyakit Demam
typoid dengan 5
angkah
mengatasi
demam typoid
2. Menganjurkan
pasien
untuk

Hasil kegiatan

Catatan untuk
pembinaan
selanjutnya

Pasien
memiliki Pembinaan
kesadaran
untuk melibatkan
rutin berobat dan keluarga pasien
kontrol
bila
obatnya habis.

Pasien memiliki
pengetahuan
yang lebih luas
tentang
penyakitnya
Pasien dan
keluarga
memiliki
kesadaran untuk

Pembinaan
berikutnya

27

berobat rutin ke
puskesmas dan
kontrol apabila
obat sudah habis
3. Kontrak dengan
pasien
untuk
pertemuan yang
akan datang.
4-5- 1. Mengkaji ulang Pasien
2013 pengetahuan
dan
pasien.
keluarga
nya
2. Menyarankan
pasien untuk
kontrol
kesehatannya.
3. Mengingatkan
pasien mengenai
hal yang
dianjurkan dan
dilarang.

memeriksakan
kondisi
kesehatannya
secara rutin.

1. Pasien memiliki
pengetahuan
yang lebih
tentang Demam
typoid
2. kesadaran untuk
memeriksakan
kondisi
kesehatannya
semakin baik.
3. pasien
melakukan hal
yang telah
diedukasikan

LAMPIRAN

28

Gambar 1. Memeriksa Pasien

Gambr 2. Memeriksa Pasien

29

Gambar 3. Ruang Tamu Rumah Pasien

Gambr 4. Ruang Makan Rumah Pasien

30

Gambar 5. Dapur Rumah Pasien

Gambar 6. Foto Bersama Keluarga

31

Anda mungkin juga menyukai