Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin meningkatnya prevalensi gaya hidup menetap dan perubahan pola makan,
obesitas muncul sebagai penyebab penting yang dapat merugikan kesehatan. Saat ini terdapat
bukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas meningkat sangat
tajam di seluruh dunia dan mencapai tingkatan yang membahayakan. Ada kemungkinan
bahwa peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas menjadi sebagian dari tren, yang
disertai dengan penurunan sperma yang terhitung selama beberapa dekade terakhir.
Di Amerika Serikat, angka kejadian obesitas meningkat dari 12% ke 17,9% antara
1991 dan 1998. Baru-baru ini, prevalensi laki-laki obesitas di Amerika Serikat dilaporkan
30,6% 1. Dalam periode yang sama, insiden obesitas laki-laki meningkat dari 11,7% menjadi
17,9% 2. Temuan ini menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara perubahan gaya
hidup, obesitas, kualitas sperma, dan mungkin kesuburan laki-laki. Laki-laki gemuk biasanya
memiliki karakteristik profil hormon yang digambarkan sebagai ''hyperestrogenic
hypogonadotropic hipogonadisme''5. Adanya berbagai hal tersebut, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan anatara obesitas sentral dengan
andropause.
1.2 Tujuan
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sekelompok orang yang
terkena penyebab (terpapar) dengan sekelompok lainnya yang tidak terkena penyebab (tidak
terpapar), kemudian dilihat akibat yg ditimbulkannya.
1.3 Metode Penelitian
Desain penelitian merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan
cohort

retrospective. Penelitian dilakukan terhadap populasi pria sehat yang sedang

berkunjung di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto yang memenuhi criteria inklusi
dan criteria eksklusi.

BAB II
PEMBAHASAN

Analisis Jurnal Kelebihan Gizi Menggunakan Metode Penelitian Kohort :

Hubungan Obesitas Sentral Dengan Andropause Di Rsud Prof.Dr. Margono Soekarjo


Purwokerto

2.1 Menetapkan Kelompok - Kelompok yang Akan Diteliti


Penelitian dilakukan terhadap populasi pria sehat yang sedang berkunjung di RSUD Prof.
dr.Margono Soekarjo Purwokerto yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Kelompok Terpapar : kriteria inklusi untuk kelompok terpapar adalah usia 40 tahun,
nilai kuesioner AMS 27, sudah atau pernah menikah dan tidak sedang berobat atau
dirawat di rumah sakit.

Kelompok Tidak Terpapar : kriteria inklusi untuk kelompok yang tidak terpapar usia
40 tahun, nilai kuesioner AMS 26, sudah atau pernah menikah dan tidak sedang
berobat atau dirawat di rumah sakit.

Sedangkan criteria eksklusi adalah mempunyai riwayat penyakit DM, infertile


(tumor/kanker testis, tumor/kanker otak, trauma akut testis, klinifelters syndrome,
undensensus testikulorum, kriptorkidismus dan pseudohermaprodit).

2.2 Menetapkan Besarnya Sampel


Jumlah sampel penelitian adalah 60 orang yang terbagi menjadi 30 orang untuk
andropause dan 30 orang untuk tidak andropause dengan teknik pengambilan sampel
penelitian ialah dengan consecutive sampling.
Pengambilan sampel dilakukan dimulai antara bulan November 2008 - Desember
2009. Variabel yang diteliti adalah andropause sebagai variabel bebas dan obesitas sentral
sebagai variabel tergantung. Data primer untuk variable bebas didapatkan melalui pengisian
kuesioner AMS kemudian dilakukan identifikasi untuk membedakan yang andropause dan
tidak andropause. Sedangkan data primer untuk variabel tergantung didapatkan melalui
pengukuran lingkar pinggang, tinggi badan dan berat badan.

2.3 Mengobservasi & Mencatat Data


jumlah
obesitas sentral

Non
Andropause

Andropause

20

7b

27

10 c

23 d

33

Jumlah

30

30

60

Karakteristik responden

Karakteristik
Obesitas sentra
Ya
Tidak
Usia
40-54
55-70
Tingkat Ekonomi
<1.000.000
>1.000.000
Tingkat pendidikan
< SMA
>SMA
Paritas
<4
>4
Indeks Masa Tubuh
<25
>25

27
33

45,0
55,0

34
26

56,7
43,3

10
50

16,7
83,3

17
43

28,3
71,7

40
20

66,7
33,3

31
29

51,7
48,3

Jumlah responden penelitian ialah sebanyak 60 orang yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Dari 60 responden, mayoritas tidak mengalami obesitas sentral (55 %). yang
tidak obesitas sentral. Sebagian besar responden berusia 40-54 tahun (56,7 %). Kebanyakan
responden memiliki tingkat ekonomi tinggi (83,3 %), dan tingkat pendidikan tinggi (71,7 %).
Mayoritas memiliki jumlah paritas < 4 didapat 40 orang (66,7 %), sedangkan indeks massa
tubuh kebanyakan masih normal (IMT < 25 ), sebanyak 51,7 %.
Berdasarkan hasil perhitungan uji Chisquare antara obesitas sentral dengan
andropause menunjukkan pengaruh yang bermakna. Karena diperoleh data P value 0,001 atau
P < 0,05, nilai X2 hitung (11,380 > 3,84). Risiko relatif yang didapat adalah 6,571 yang

berarti laki-laki obesitas sentral memiliki risiko 6,571 kali lebih cepat terjadi andropause
dibandingkan laki-laki tidak obes sentral.

2.4 Interpretasi Hasil Penelitian


Nilai Risiko pada penel. Kohort :
1. Relatif Risk (RR)

RR =

20
_______
20 + 10
__________
7
_______
7 + 23

2.Atributable Risk (AT)

20
7
AT = _______ - ________
20 + 10
7 + 23
= 0,44

= 2, 913

RR>1, berarti ada asosiasi positif antara faktor risiko dengan penyakit.
Obesitas sentral menjadi faktor resiko terjadinya andropause, disebabkan pada orang
laki-laki obesitas biasanya memiliki karakteristik profil hormon yang digambarkan sebagai
''hyperestrogenic hypogonadotropic hipogonadisme''. Dimana peningkatan estrogen pada
laki-laki obesitas dalam sirkulasi menyebabkan feddback negatif kepada hipotalamus dan
hipofisis anterior, sehingga mengakibatkan penurunan produksi testosteron yang tercermin
dalam rendahnya tingkat testosteron dan sirkulasi testosteron intratesticular.
Selain itu pada laki-laki obes memiliki banyak jaringan adipose yang memproduksi
dan mensekresi adipocitokin yang didominasi oleh leptin yang memiliki reseptor di sel leydig
yang akan menginhibisi LH sehingga menyebabkan penurunan dari sekresi hormon
testosteron. Hasil yang didapat dari penelitian sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan, menyatakan bahwa faktor obesitas sentral mempunyai hubungan yang berarti
sebagai penyebab terjadinya andropause.
Andropause adalah suatu sindrom klinik dan biokimia yang berhubungan dengan
peningkatan usia dengan karakteristik gejala yang khas dan defisiensi testosteron serum,
berakibat sangat merugikan bagi kualitas hidup dan berefek kurang baik terhadap berbagai

fungsi organ. Seorang pria diklasifikasikan andropause berdasarkan 1) tanda dan gejala; 2)
total testosteron; dan 3) testosteron bebas. Seorang pria dianggap sebagai defisiensi androgen
apabila ditemukan salah satu dari dua kondisi berikut: 1) sedikitnya terdapat tiga tanda/gejala
dengan total testosteron < 200 ng/dl (6,94 nmol/L); 2) sedikitnya terdapat tiga tanda/gejala,
total testosteron 200 400 ng/dl (6,94 13,88 nmol/L) dan testosteron bebas < 8,9 ng/dl
(0,3092 nmol/L).
Berdasarkan Deklarasi 2nd AnnualAndropouse Consensus mengidentifikasi 12 gejala
akibat penurunan kadar testosterone yaitu: 1) kehilangan libido; 2) disfungsi ereksi; 3)
depresi; 4) letargi; 5) osteoporosis; 6) ketidakmampuan konsentrasi; 7) gangguan tidur; 8)
mudah marah; 9) penurunan mood; 10) kehilangan kekuatan otot; 11) kemunduran dari
second carakteristik sex; 12) penurunan aktivitas. Semuanya itu mengakibatkan menurunnya
kualitas hidup pada pria. Obesitas sentral terkait dengan penurunan sirkulasi tingkat androgen
yang berakibat terjadinya andropause. Testosteron total maupun bebas terbukti menurun pada
laki-laki obesitas. Total lemak tubuh, lemak intra-abdomen, dan subkutan lemak semua telah
dikaitkan dengan rendahnya tingkat total dan bebas testosteron.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian semakin obesitas sentral maka kejadian andropause


akan semakin meningkat di Rumah Sakit. Margono Soekarjo Purwokerto. Obesitas sentral
terbukti secara statistik memiliki hubungan yang signifikan terhadap andropause.

DAFTAR PUSTAKA

Hedley AA., Ogden CL., Johnson CL.,Carroll MD., Curtin LR., Flegal KM. 2004 Prevalence
of overweight and obesity amongUS children, adolescents, and adults. JAMA.,291,
284750.
Hammoud, Ahmad O., Mark Gibson., C.Matthew Peterson., Blake D. Hamilton.,Douglas T.
Carrell. 2006. Obesity and MaleReproductive Potential. Journal ofAndrology., 27
Judiwati, Rina., R Itishom., H Winarso.2007. Physiological Aspects of Testosterone
Administration In Andropause. Majalah Ilmu Faal Indonesia., 6, 32 33.
Araujo A., A Odonnell., D Brambilla., W Simpson., C Longcope., A M Matsumoto., J
Mckinlay. (2004) Prevalence and Incidence of Androgen Deficiency in Middle-Aged
and Older Men: Estimates from the Massachusetts Male Aging Study. The Journal of
Clinical Endocrinology & Metabolism., 89 (12), 5920-26.

ANALISIS JURNAL KELEBIHAN GIZI


METODE PENELITIAN KOHORT
Dosen Pembimbing : H. Alfian Yusuf, SKM. S.Pd. M.Kes

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.

Dewi Devianty
Evalia Selnia
Mariatul Husna
Nur Ahlina

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM DIPLOMA IV GIZI
BANJARMASIN
2014

Anda mungkin juga menyukai