Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Dalam merencanakan suatu kegiatan penambangan, ada hal-hal yang perlu


dipertimbangkan untuk mengetahui, apakah tambang tersebut layak atau tidaknya
ditambang. Pertimbangan tersebut meliputi studi kelayakan teknis, lingkungan dan
ekonomi. Studi kelayakan ekonomi merupakan salah satu parameter penting dalam
pertimbangan tersebut. Penelitian ini merupakan rencana penambangan di PT.
Bintang Mahakam Energy (PT. BME) khususnya Blok C, yang terletak di daerah
Lubuk Sawah, Samarinda Utara, Kalimantan Timur.
Sistem penambangan yang direncanakan adalah sistem tambang terbuka
dengan menggunakan metode open pit, dengan stripping ratio 6:1. Berdasarkan
perhitungan, jumlah cadangan tertambang yang diperoleh 446.000,870 ton, dengan
rencana target produksi 200.000 ton/tahun sehingga umur tambang dua tahun.
Alternatif pola kerja yang dipilih adalah seluruh kegiatan penambangan dikerjakan
sendiri dan untuk peralatan utama tambang perusahaan memutuskan untuk
menyewa.. Tahapan kegiatan
penambangan yang direncanakan meliputi
pembersihan lahan, pengupasan lapisan penutup, penggalian, dan pemuatan serta
pengangkutan.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada perencanaan ekonomi adalah biayabiaya terkait dengan perencanaan tambang tersebut dan pendapatan. Pendapatan
sangat dipengaruhi oleh harga jual produk pada saat itu sedangkan besarnya biaya
dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan selama penambangan mulai dari persiapan
awal penambangan hingga kegiatan penutupan tambang (biaya produksi). Semua
pendapatan dan pengeluaran dibuat dalam satu aliran kas/cash flow, tingkat bunga
minimum untuk struktur 100% modal sendiri adalah 10% sedangkan untuk struktur
60% modal sendiri 40% modal pinjaman adalah 11% dengan tingkat eskalasi
7,5%/tahun.
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode
ekonomi, secara umum tambang ini layak untuk dipertimbangkan yaitu pada struktur
100% modal sendiri (NPV = Rp. 16.715.150.626,00, DCFROR = 59%, PBP = 1,05
tahun) dan pada struktur modal 60% sendiri - 40% modal pinjaman (NPV = Rp.
16.230.699.075,00, DCFROR = 89%, PBP=0,84 tahun) selain itu proyek ini juga
tidak peka terhadap berbagai perubahan paremeter walaupun terjadi penurunan
hingga 7% pada pendapatan, dan terjadi kenaikan hingga 9% biaya operasi, serta
investasi . Dan berdasarkan analisis perbandingan dua alternatif (mutually exclusive)
walaupun struktur 100% modal sendiri lebih layak tetapi yang disarankan adalah
struktur 60% modal sendiri - 40% modal pinjaman karena perusahaan jarang
menggunakan struktur 100% modal sendiri, tetapi lebih memilih kemungkinan
pinjaman dana dari pihak luar.

iii

Anda mungkin juga menyukai