Departemen Kajian Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Ikatan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia tahun 2012.
dalam 12 negara non partisipan yang tidak menandatangi dan meratifikasi bersama dengan
Andora, Republik Dominika, Eritrea, Liechtenstein, Monako, Tajikistan, Turkmenistan,
Uzbekistan, Zimbabwe, dan Malawi. Dimana Negara-negara tersebut adalah Negara yang jauh
kondisinya di bawah Indonesia.
Dengan tidak meratifikasi FCTC, secara langsung membuat Indonesia sebagai sasaran
empuk dari Negara-negara penghasil rokok dunia seperti Brasil, Cina, India, dan Turky2 untuk
mengirimkan produk rokoknya, atau kita kenal sebagai rokok Putih. Selain itu, memandang
posisi Indonesia sekarang sebagai Negara satu-satunya di ASEAN yang belum mengaksesi3,
Indonesia menjadi sasaran empuk bagi para investor dunia untuk meletakkan sahamnya terutama
pada perusahaan Rokok.
Kajian singkat ini bertujuan, untuk memberikan gambaran bahwa rokok bukan hanya
masalah kesehatan, namun merupakan masalah kompleks yang dapat mempengaruhi sektor
pendidikan, ekonomi, kesejahteraan sosial, dan budaya.
Sekilas mengenai Rokok dan Indonesia
Pemerintah Indonesia mungkin memiliki rencana lain yang akan dilakukan untuk menyikapi
terkait masalah tembakau di Indonesia. Penulis masih yakin bahwa pemerintah masih
memikirkan kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya. Sejak tahun 2009 lalu, harapan itu
terjawab. Melalui Undang-Undang tentang Kesehatan tahun 2009, diatur mengenai kawasan
tanpa rokok dan hak individu untuk mendapat udara yang bersih. Namun itu tidak cukup. Harus
dibentuk Peraturan Pemerintah untuk memperjelas Undang-undang tersebut. Sembari proses
pembuatan Peraturan Pemerintah, mulailah dibentuk Undang-Undang Pengendalian Dampak
Tembakau yang akhirnya mandeg tahun 2011 lalu di Badan Legislatif (DPR). Hal ini berarti,
ada keinginan kuat untuk mengaksesi FCTC melalui Peraturan yang akan dibuat.
Berikut penulis paparkan Landasan Yuridis dari Peraturan Pemerintah tentang Tembakau.
2
Negara-negara ini pun sudah meratifikasi Framework Convention of Tobacco Control. Selain Negara tersebut, ada
juga Amerika, Argentina, Republik Dominika, dan Malawi yang sudah menandatangi namun belum meratifikasi.
Namun di Negara itu, sudah ada peraturan yang jelas mengenai tembakau. Seperti di Amerika, sejak Juni 2009,
Barrack Obama menandatangi berlakunya UU tentang Pengengendalian Pencegahan Merokok di Keluarga dan Aksi
Pengendalian Tembakau yang mengikat ketat aturan konsumsi tembakau, kawasan bebas asap, dan larangan iklan.
3
Aksesi (accesion) adalah apabila negara yang akan mengesahkan suatu perjanjian internasional tidak turut
menandatangani naskah perjanjian
Landasan Yuridis
-
Setiap anak berhak atas kelngsungan hidup tumbuh dan berkembang, dan perlindungan
dari berbagai bentuk tindak kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28 B ayat 2 UUD 1945)
UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, disebutkan pada pasal 4c, bahwa
Konsumen berhak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan / atau jasa.
Tembakau, Produk yang mengandung Tembakau padat ataupun cair adalah Zat Adiktif
(pasal 113 ayat 2 UU Kesehatan RI No. 36/ 2009). Setiap orang yang memproduksi
atau memasukan rokok ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan
(pasal 114).
Hak anak atas hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan Partisipasi secara wajar (Pasal
4 UU Perlindungan Anak No.23/2007)
UU Perlindungan Anak No.23 Tahun 2002 disebutkan bahwa anak korban zat adiktif
merupakan katagori anak yang membutuhkan perlindungan khuus (Pasal 59). Negara
Wajib melindungi anak dari zat adiktif (pasal 59). Perlindungan anak dari zat adiktif
dilakukan melalui upaya pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi (Pasal
67)4
UU No. 39 tahun 2007 tentang Cukai menyebutkan karakteristik barang terkena cukai
antara lain pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negative bagi masyarakat atau
lingkungan hidup (pasal 2 ayat 1 c)
Kondisi Terkini
Permainan Politik
Disampaikan oleh Hery Chariansyah dalam presentasi Hak Hidup Anak Terancam : Anak Korban Eksploitasi Zat
Adiktif Rokok, Komisi Nasional Perlindungan Anak
Malaysia
Malaysia memberlakukan klan bergambar tepat 1 Januari 2009. Gambar harus diganti secara
periodik setiap 24 bulan sekali.
Bahaya dan Dampak Rokok :
Kandungan Produk
Gambar 1.
Gambar 2.
KETERANGAN
Kimia
Deskripsi
Bensol
(Aditifbensin)
Formaldehida
(Pembalsemancairan)
Amonia
(Pembersih toilet)
Aseton
(Cat kuku remover)
KarbonMonoksida
(CO)
(Mobil asapknalpot)
Ter
Nikotin
(Insektisida /
obatadiktif)
KETERANGAN
Kimia
Deskripsi
Lainnya
macam
racun
mematikan
yang
sangat
merugikan
kesehatan
orang
yang
mengkonsumsinya.
Dampak Sosial dan Budaya
Ada beberapa social cost yang harus dibayar, saat Negara tidak mengambil sikap mengani
produk olahan Tembakau (Rokok). Yaitu berupa Pemiskinan, Kebodohan, Penyakit dan
Kematian, Hilangnya Produktifitas, Biaya Kesehatan yang Tinggi.
Selain itu, dampak sosial yang terjadi adalah adanya intervensi dari Industri Rokok dan para
pihak terkait sehingga terjadi salah persepsi tentang rokok itu sendiri. Berikut adalah 10 mitos
yang ada di masyarakat terkait rokok.
1. Asap Rokok orang lain tidak membahayakan kesehatan
Fakta :
Penelitian ilmiah membuktikan bahwa asap rokok orang lain mematikan. Asap
mengandung 4000 bahan kimia, 69 diantaranya menyebabkan kanker menjadi pemicu
kanker paru, jantung, dan sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS)
ILO memperkirakan sedikitnya ada 200.000 kematian pekerja setiap tahun kaena
paparan asap rokok di tempat kerja. Sekitar 800.000 orang meninggal di 25 negaranegara uni eropa tahun 2002 karena paparan asap orang lain. Asap rokok juga terbukti
memperburuk kondisi penyakit Asma penderitanya.
2. Tidak diperlukan Undang-Undang (PERDA), Kebijakan yang bersifat Sukarela Sudah Cukup
Ini merupakan kebijakan yang sangat disukai oleh industry rokok. Dengan kebijakan
ini berarti kewajiban pengadaan Kawasan Tanpa Rokok tidak wajib di daerah masingmasing.
Paparan rokok orang lain sangat mematikan, dan harus ditanggulangi dengan hokum,
bukan dengan kebijakan main-main
3.Sistem Ventiasi Ruangan akan mengatasi masalah asap rokok orang lain
Fakta :
Baik ruang merokok dengan maupun tanpa sistem ventilasi tidak memberikan
perlindungan dari paparan asap rokok orang lain. Jadi sebenarnya sama saja resikonya,
lebih baik dibuat Kawasan Tanpa Rokok.
4. Undang-undang (PERDA) Kawasan Tanpa Rokok Melanggar Hak Asasi. Perokok harus
diizinkan mengisap produk legal dan perusahaan diperbolehkan untuk mengatur mengenai
adanya Kawasan Tanpa Rokok atau tidak.
Fakta :
Hak untuk udara bersih dan aman beriaku untuk setiap orang dan harus didahulukan
Kebijakan kawasan tanpa rokok bukan tentang apakah orang merokok tetapi dimana
orang merokok.
6. Undang-Undang yang melarang orang merokok pada waktu santai tidak dapat diterapkan
Fakta :
8. Kalau Orang tidak diperbolehkan Merokok di tempat umum, Mereka akan lebih banyak
merokok di rumah masing-masing. Artinya resiko paparan keluarga akan lebih besar.
Fakta :
Di New Zealand, paparan asap rokok orang lain di rumah tangga berkurang lebih dari
50 %, 3 tahun setelah Undang-undang tentang KTR diberlakukan
9. Kalau UU Kawasan Tanpa Rokok diterapkan, Industri Jasa dan Pariwisata akan merugi
Fakta :
10. Peraturan Kawasan Tanpa Rokok tidak Penting karena akan meningkatkan masalah sosial,
termasuk kekerasan dan keributan
Fakta : TIDAK TERBUKTI
Dampak Ekonomi
Fakta Ekonomi :
Belanja Rokok No. 2 setelah Padi-padian pada keluarga Miskin5. Sedangkan kontribusi
penerimaan dari Cukai Tembakau 6,6 % tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa
Pengeluaran akan rokok tidak sebanding dibanding dengan pemasukan yang diterima
oleh Negara. Rokok menyebabkan orang miskin semakin miskin. Dan sampai saat ini,
penerimaan Negara terkait cukai pun masih sangat minim bila dibandingkan dengan
Negara-negara lain di dunia. Misalnya saja di Amerika, harga rokok mencapai 6 dollar
lebih. Di Brunei dan Malaysia, harga rokok 3-4 kali harga rokok di Indonesia. Padahal
produknya sama, yaitu berasal dari perusahaan Djarum, Sampoerna dan sebagainya.
Rata-rata upah Petani Tembakau<50 % upah Nasional dan rata-rata upah buruh rokok 73
% dari industry pengolahan lain. Artinya upah dari para petani dan buruh tembakau pun
sangat rendah.6 Jumlah petani Tembakau tahun 2007 = 582.063 atau sekitar o,6 %
seluruh tenaga kerja di Indonesia. Pekerja Industri rokok pada tahun 2006 sekitar 316.991
orang atau sekitar 0,3 % Tenaga Kerja di Indonesia (BPS 1996-2006)
Sektor Pertanian lain lebih menjanjikan dibandingkan dengan sektor pertanian tembakau.
Apabila lahan tembakau di diversifikasi menjadi lahan kelapa sawit ataupun lahan
lainnya, maka pendapatan yang diperoleh Negara akan lebih besar. Begitu pula
pendapatan yang di dapat para petani tembakau.
Dampak Pendidikan
Secara langsung Rokok dapat mempercepat penurunan kualitas memori, cara berpikir,
dan belajar khususnya dikalangan pria.7
Dalam riset terbaru yang dipublikasikan pada 6 Februari 2012 dalam
jurnal Archives of General Psychiatry, Severine Sabia dari University College London
beserta rekan-rekannya menganalisis data sekitar 5.100 pria dan lebih dari 2.100 wanita.
Penelitian dilakukan dengan cara menilai serta menganalisis responden terkait fungsi
mental, seperti memori, pembelajaran, dan pengolahan pikiran.Penilaian fungsi mental
para responden dilakukan selama tiga kali selama kurun waktu 10 tahun. Sedangkan
penilaian status merokok responden dilakukan enam kali dalam kurun waktu 25 tahun.
Usia rata-rata responden adalah sekitar 56 tahun ketika penilaian pertama dilakukan.
Peneliti menemukan bahwa di kalangan kaum pria, merokok berhubungan dengan
merosotnya kemampuan otak yang lebih cepat. Selain itu, penurunan yang lebih masif
terjadi pada pria yang terus merokok selama masa penelitian. Di antara responden yang
berhenti merokok, upaya meninggalkan rokok rupanya tidak terlalu membantu. Peneliti
menemukan bahwa pria yang berhenti merokok dalam 10 tahun sebelum penilaian
pertama dilakukan ternyata masih berisiko mengalami penurunan mental, terutama terkait
Disampaikan oleh Widyastuti Soerojo, Pack Project Coordinator, FKM UI dalam presentasi Produk Tembakau dan
Masalahnya di Indonesia, Jakarta 13 Agustus 2011.
7
Penelitian dari para Ahli di Inggris (sumber : Kompas.com)
http://health.kompas.com/read/2012/02/08/0833223/Merokok.Bikin.Otak.Lemot juga http://www.gexcess.com/706/akibat-merokok-hubungan-rokok-dengan-otak/
fungsi "eksekutif" pada otak. Namun, mereka yang telah berhenti merokok dalam jangka
waktu lama, cenderung mengalami penurunan fungsi otak lebih lambat. Peneliti
menyatakan bahwa ada hubungan antara merokok dengan penurunan kemampuan mental,
terutama pada usia lebih tua. Peneliti menambahkan, meski temuan tersebut telah
menemukan hubungan antara merokok dan penurunan mental pada pria, tetapi hal ini
tidak membuktikan hubungan sebab-akibat. Temuan ini menggarisbawahi bahwa
merokok memiliki dampak buruk terhadap otak. Kebiasaan merokok di usia pertengahan
adalah faktor yang dapat dimodifikasi yang mana efeknya mungkin setara dengan
penurunan (fungsi mental) hingga rata-rata 10 tahun (Dr Marc Gordon, Kepala Neurologi
di Zucker Hillside Hospital, Glen Oaks, NY).
Dengan melihat fakta mengenai dampak Rokok yang sifatnya universal, maka sudah seharusnya
Indonesia berani mengambil sikap. Sebagai Negara yang memiliki tujuan dasar ..untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia pemerintah tidak boleh tinggal diam, rakyatnya dijajah
Latar belakang pendidikan mempengaruhi pemahaman seseorang akan bahaya merokok bagi kesehatan. Data itu
juga menjelaskan adanya kecenderungan di antara perokok dengan latar pendidikan yang rendah untuk mengabaikan
kesehatan mereka.
oleh sebuah benda kecil yang membahayakan nyawa. Bukan saatnya lagi, kita memperdebatkan
berbagai hal politis untuk kebaikan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam Kajian Awalan ini, sudah jelas bahwa pemerintah harus segera mengesahkan peraturan
pemerintah terkait Pengendalian Produk Tembakau pada tahun 2012 ini.
Bagaimana dengan nasib puluhan juta anak yang terpapar asap rokok terus menerus di rumah
mereka sendiri? Kalau Negara sudah tidak lagi memperhatikan kualitas generasi penerus
apalagi yang bisa kita harapkan?
Mawarmawati Jamaluddin9
Mantan Delegasi RI pada proses siding-sidang WHO saat merancang FCTC, tahun 1995-2002. Beliau juga mantan
Sekretaris Utama Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Daftar Pustaka :
-
Seri 1: Perlindungan Terhadap Paparan Asap Orang Lain : Mengapa Perlu?. Jakarta :
Tobacco Control Support Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Seri 2: Mitos dan Fakta : Kiat Menghadapi Oposisi. Jakarta : Tobacco Control Support
Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
WebMD. Smoking Rate is Declining in US. http://www.webmd.com/smokingcessation/news/20081113/smoking-rate-is-declining-in-us. Diakses tanggal 19 Juni 2010.
CNN
International.
CDC
Urges
50-State
Anti-Smoking
Effort.
http://edition.cnn.com/2010/HEALTH/04/22/cdc.smoking.report/index.html. Diakses 6
Juli 2010.
-
http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/450/bahaya-candu-nikotin
http://health.kompas.com/read/2011/07/27/15172129/Keluarga.Miskin.Terperangkap.Ro
kok
http://metro.vivanews.com/news/read/233139-warga-bogor-utamakan-rokok-daripendidikan
http://health.kompas.com/read/2011/09/22/11521763/Rokok.Curi.Sepertiga.Daya.Ingat
http://health.kompas.com/read/2012/02/08/0833223/Merokok.Bikin.Otak.Lemot