Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINAJUAN PUSTAKA

2.1 Hematokrit
Hematokrit menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah. Bila
dikatakan hematokrit 40 (40%) berarti darah terdiri dari 40% sel darah merah dan
60% plasma dan sel darah putih. Nilai normal hematokrit tergantung pada jenis
kelamin.
Ada 3 metode untuk menentukan nilai hematokrit, yaitu :
a. Darah dimasukkan ke dalam tabung Winstrobe yang mempunyai skala,
kemudian diputar dengan kecepatan 3000 putaran per menit selama
setengah jam (sebelum dimasukkan ke dalam tabung darah diberi
antikoagulan terlebih dahulu.
b. Mikrohematokrit, pada metode ini digunakan tabung kapiler khusus, alat
pemutar dan papan skala untuk menentukan % volume sel darah merah.
Kecepatan pemutaran adalah 11000 rpm selama 4 menit.
c. Hematokrit dapat dilakukan secara elektronik. Pada metode ini
menggunakan alat darah yang mampu meneruskan aliran, sedangkan sel
darah merah bersifat menghambat aliran listrik darah yang telah dicampur
dengan antikoagulan dihisap pada tabung khusus dan diselipkan pada alat
baca. Dengan hanya menekan tombol, nilai hematokrit dapat dibaca pada
galvanometer.

2.2 Darah
Seperti pada hewan Vertebrata berdarah dingin lainnya, slah satu ciri pembeda
dari darah ikan adalah adanya inti pada sel darah merah (eritrosit) yang sudah
matang. Jenis sel-sel matang lainnya yang biasanya ditemukan dalam periferal
darah ikan yang sehat secara normal morfologinya mirip seperti sel-sel darah pada
manusia (Yasutake dan Wales, 1983).

Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa


bahan terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan lain yang
tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung (yang merupakan pusat
pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang
menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju
jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah
tunggal. Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah
hanya satu kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh
masuk ke atrium. Pada saat jantung mengendur, darah mengalir pada sebuah
katup kedalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat
kuat sehingga menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari
insang darah mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh. Pertukaran zat-zat
pun terjadi pada saat pengaliran darah ini.
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh,
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke
organ

yang

memerlukan.

Pertukaran

oksigen

terjadi

dari

air

dengan

karbondioksida terjadi pada bagian semipermeabel yaitu pembuluh darah yang


terdapat di daerah insang. Selain itu di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran
yang bernitrogen.
Melalui sel darah, suatu organisme dapat pula diketahui sampai mana
organisme tersebut mengalami pencemaran, baik itu dari media hidupnya dimana
kualitas air tidak memenuhi syarat. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat kita lihat
dari presentase hematokrit yang terkandung dalam darah.

2.3 Komposisi Darah


Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama,
yaitu sel darah dan plasma darah yang mengandung bahan-bahan penyusunnya.
Komposisi terbesar yang terkandung dalam darah adalah air sebagai media
yang memfasilitasi sejumlah factor yang tak terdispensasi dalam pembentukan

darah. Satu millimeter kubik darah ikan mengandung sekitar 5 juta corpuscle
berwarna merah yang disebut leukosit dan 200.000 hingga 300.000 platelet yang
disebut trombosit. Komponen lain adalah garam mineral dan substansi organic
terlarut.
Sel darah merah berbentuk seperti piringan membulat, cekung pada dua
sisinya dan diameternya mendekati sekitar 1 per 7.500 milimeter. Komponen
terpenting dalam sel darah merah kebiruan dan memiliki kemampuan unuk
mengikat oksigen dan mengangkut oksigen tersebut mulai dari insang keseluruh
jaringan tubuh dan melepaskan oksigen dalam jaringan pembuluh kapiler.
Hemoglobin

yang mengikat oksigen atau oksihemoglobin inilah

yang

menyebabkan eritrosit berwarna merah cerah.


Sel darah putih memiliki dua tipe yaitu granular yang memiliki inti
berkeping banyak dan nogranular yang memiliki inti membulat. Leukosit granular
terdiri atas netrofil merupakan sel yang bersifat menyerang dan menghancurkan
bakteri eosnofil yang merupakan sel yang mampu meningkatkan ketanggapan
terhadap timbulnya infeksi dan alergi, dan basofil yang menghasilkan
antikoagulan heparin dan substansi histamine.Netrofil merupakan sel darah putih
yang relative banyak jumlahnya dibandingkan dengan sel lainnya dan bertambah
bila terjadi infeksi.
Leukosit nongranular terdiri atas monosit dan limfosit. Limfosit
merupakan sel darah yang memiliki inti relative besar dan sitoplasma kecil.
Limfosit jumlahnya terbesar kedua setelah netrofil dan ukurannya kurang lebih
sebesar sel darah merah. Bagian sel darah putih yang berhubungan dengan respon
kekebalan dan menghasilkan antibody adalah limfosit. Fungsi limfosit dalam
system pertahanan tubuh yaitu membentuk anibodi apabila ada protein lain yang
masuk kedalam tubuh.
Leukosit mengandung enzim yang dapat merombak protein bakteri dan
sisa-sisa sel yang mati. Jika pembentukannya terhambat maka daya tahan tubuh
ikan akan menurun. Hambatan ini akan dapat terjadi karena adanya factor

lingkungan yang tidak sesuai misalnya suhu, salinitas, kadar oksigen dan
sebagainya.
Trombosit merupakan platelet darah yang sangat kecil ukurannya (kirakira berdiameter sepertiga diameter sel darah merah), tidak memiliki inti dan
bentuknya bulat. Trombosit melekat pada dinding pembuluh darah yang terluka
dan kemudian menutup daerah yang rusak di dinding vaskuler. Ketika trombosit
pecah, agn pengkoagulasi membentuk tromboplastin yang membantu membentuk
jarring-jaring sel sebagai upaya pertama dalam proses penyembuhan.
Satu dari sekian kemampuan darah adalah kemampuan untuk menggumpal
(terkoagulasi) ketika dikeluarkan dari tubuh. Dalam tubuh, gumpalan terjadi
merespon jaringan yang terluka seperti otot teriris, atau terluka. Dalam pembuluh
darah, darah tetap dalam kondisi cair, sesaat setelah keluar, darah menjadi kental
dan berglatin serta berubah menjadi rekatan seperti agar-agar.
Plasma darah merupakan cairan darah yang umumnya terdiri dari :
Air mencakup 91-92%.
Protein, sekitar 8-9% yang terdiri dari serum albumin, serum globulin,
dan fribinogen.
Garam anorganik dalam bentuk ion sekitar 0,9% seperti :
Anion : Cl- , CO32- , HCO3- , SO42- , PO4- , I- .
Kation : Na+ , K+ , Ca2+ , Mg2+ , Fe3+ .
Substansi organik bukan protein, terdiri dari : Non protein Nitrogen,
misalnya lipid, karbohidrat, glukosa, garam ammonium, urea, asam urat,
dan lain-lain.
Gas terlarut dalam plasma.
Berbagai substansi lain seperti hormon, enzim, dan anti toksin. Sel darah
ikan memiliki inti yang menonjol dengan jumlah 2 juta mm3 dan
memiliki ukuran yang cukup konsisten yaitu umumnya sekitar 12 x 3
mikron dan memiliki sitoplasma yang kecil.

2.4 Struktur Darah


Menurut strukturnya, sel darah terdiri dari :
Membran sel yang merupakan dinding sel.
Bahan yang menyerupai spong yang disebut stroma.
Hemoglobin yang menempati ruang kosong pada stroma.

2.6 Ikan Mas


Ikan adalah hewan bertulang belakang yang hidup di dalam air, bernafas
dengan insang, bergerak dengan sirip, berkembang biak dengan bertelur, kulitnya
bersisik dan berdarah dingin (poikilothermal).
Adapun karakteristik pada ikan yaitu diantaranya :
1. Bentuk tubuh panjang dan silindris pada daerah ekor
2. Daerah mulut terdapat pada ventro-anterior
3. Jantung terdiri dari 2 ruang, yaitu 1 atrium dan 1 ventrikel
4. Terdapat 2 ginjal dengan saluran yang berhubungan dengan saluran
urogenital
5. Otak berdiferensiasi dengan 10 pasang syaraf cranial
6. Temperatur tubuh bersifat poikilothermis
7. Gonad tunggal, besar, dan tanpa saluran. Sedangkan fertilisasi berlangsung
secara eksternal
8. Terdapat insang yang merupakan susunan dari tulang kartilago.
Ikan mas termasuk Osteichthyes. Dengan beberapa ciri antara lain :

kulit memiliki kelenjar mucous

cor memiliki dua ruang (atrium dan ventrikel)

respirasi mengandalkan insang

memiliki 10 pasang syaraf cranial

temperatur tubuh tergantung lingkungan

bersifat ovipara, dan sebagainya.

Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem


respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem
saraf, sistem endokrin dan reproduksi (Fujaya,1999).

2.6.1 Klasifikasi
Kerajaan

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Cypriniformes

Famili

: Cyprinidae

Genus

: Cyprinus

Spesies

: C. carpio

Nama binomial

: Cyprinus carpio (Linnaeus, 1758)

2.6.2 Morfologi
Menurut Hardjamulia (1979), ikan mas memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Badan memanjang, sedikit pipih ke samping (compressed), mulut dapat
disembulkan dan terletak di ujung tangan (terminal), dua pasang sungut (barbells)
yang satu pasang diantaranya rudimenter. Sirip punggung atau dorsal memanjang
ke belakang dengan bagian permukaannya memiliki jari-jari lemah mengeras, jarijari sirip dubur yang pertama bergerigi, sisik besar dan sisik garis rusuk lengkap
dan membentang dari belakang operkulum sampai pertengahan ujung batang ekor.
Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya sebagian

kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif
besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah,
kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
Ikan juga memiliki indra penglihatan, penciuman dan organ yang peka pada kulit
dan sirip (Pasaribu 1989).

Sumber

gambar

http://biologi-news.blogspot.com/2010/12/anatomi-

comparativa-ikan-mas.html

Anda mungkin juga menyukai