Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PERMASALAHAN REMAJA

Posted on Juli 23, 2013 by atriyanto


MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERMASALAHAN REMAJA

Disusun Oleh :

Atriyanto Fahrurrohman
A420120118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

BAB I

PENDAHULUAN

Sebelum kita mengethaui lebih mendalam tentang masa remaja ini, tidak
salahnya kita mengethaui terlebih dahulu apasih psikologi perkembangan itu,
psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari gejala tingkah laku
manusia yaitu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat di ulang kembali.
Khusus mengenai perkembagnan remaja, adalah merupakan tahap / proses
perkembangan menuju kedewasaan baik kedewasaa fisik maupun rohani.
Perkembangan tersebut menunjukkan pada perubahan-perubahan yang syaratnya
tetap dan maju.

Masa remaja mempunyai arti tersendiri di lihat dari berbagai sudut pandang.

1. Menurut hukum usia remaja di kelompokkan menjadi 16 22 tahun untuk wanita


dan 19 22 tahun untuk laki-laki.

2. Menurut sudut pandang fisik, masa remaja mencapai kematangan alat-alat


kelamin, bentuk tubuh, dan megnalami perubahan-perubahan lain yang sempurna.

3. Menurut WHO, masa dimana terjdi perubahan dari masa anak-anak menjadi
dewasa, keadaan relatif lebih mandiri, sosial psikologsi.

Kemudian, masa remaja dibagi menjadi beberapa masa,

1. Masa pra puber

2. Masa puber

3. Masa adolensia

BAB II

PEMBAHASAN

Remaja itu sulit didefinisikan secara mutlak, untuk itu terlebih dahulu
mengetahui pengertian remaja, istialh remaja berasal dari bahaa inggris
pubertas/Adolescenzia, yang bearti usia kedewasaan./masa pertumbuhan rambut di
daerah tulang untuk menghindari kesalahpahaman penggunaan istilah tersebut
maka kamus bahasa Indonesia mengaartikan bahwa remaja adalah sama dengan
pubertas. Masa remaja terbagi menjadi tiga, yaitu: Masa pra pubertas (pueral),
usia 12-14 tahun Masa Pubertas usia 14-18 tahun Masa Adoleson usia 18-21
tahun

A.
Masa Pra Pubertas (Pueral) 12-14 tahun Masa ini adalah masa peralihan dari
masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar,
(puer: anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya
belum siap termasuk kelompok orang dewasa. Pra pubertas adalah saat-saat
terjadinya kematangan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya
perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar endokrin.
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang bermuara langsung di dalam asluran darah,
kemudian mengeluarkan zat-zat yang disebut hormon, dan hormaon tersebut

memberikan stimulasi apda tubuh anak sehingga anak merasakan adanya


rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan ini menyebabkan rasa tidak tenang
pada diri anak, suatu rasa yang beum pernah di alami sebelumnya pada akhir dunia
anak-anaknya cukup menggembirakan. Masa pra pubertas adalah masa sebelum,
yaitu masa usia 0 7 tahun (masa anak keul/bermain) sampai usia 7 14 tahun
(masa anak, masa sekolah rendah) Kematangan pada wanita terjadi 1,5 sampai 2
tahun lebih awal dari pada pria, kematangan jasmani bagi wanita biasa ditandai
dengan adanya menstruasi pertama, sedangkan pada pria ditandai dengan
keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat mimpi. Kematangan atas jenis
kelamin banyak tergantung kepada iklim, lingkungan budaya setempat, bangsa dan
lain-lain, kematangan jasman dianggap sebgai tanda-tanda. Primer akan datangnya
masa remaja. Adapun tanda-tanda sekunder antara lain: Pria: Tumbuh rambut,
janggut, kumis Selaput suara semakin besar dan berat Badan mulai membentuk
segitiga, urat menjadi kuat, dll. Wanita: Pinggul semakin besar dan melebar
Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi Suara menjadi bulat danmerdu Mua
menjadi bulat dan berisi Adapun tanda-tanda tersier antara lain: biasanya di
wujudkan dalam perubahan sikap dan prilaku, contoh bagi pria ada perubahan
mimik jia bicara, cara berpakaian, cara mengatur rambut, bahasa yang diucapkan,
aktingnya, dll, dan bagi wanita ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara
pakaian, jalannya dan lain-lain. Masa ini juga ditandai dengan munculnya perasaanperasaan negatif pda diri anak, sehingga msa ini ada yang menyebutkan sebagai
masa negatif, perasaan negatif yang dialami, antara lain: 1. Ingin selalu menentang
lingkungan 2. Tidak tenang, dan gelisah 3. Menarik diri dari masyarkat 4. Kurang
dan suka bekerja 5. Kebutuhan utnuk tidur semakin besar 6. Psimestitis dll Tentang
lamanya masa ini sangat relatif tergantung dari ritme dan tempo perkembangan
anak, umpama Karl Buhler mengatakan masa ini berlangsung cukup lama meliputi
sebagian besar dan masa puber, tetapi H. Hetler menunjukkan lamanya masa ini
cukup singkat yaitu 9 bulan.

B. Masa Pubertas (Usia 14 18 tahun) Pada masa ini seorang anak tidak lagi hanya
bersifat relatif tetapi juga anak mulai mencapai kegiatan dalam rangka menemukan
dirinya, serta mencari pedoman hidup, untuk bekal kehdupannya mendatang,
tanda-tanda masa pubertas menurut E. Spranger, menyebutkannya ada tiga
aktivitas yakni: 1. Penemuan aku 2. Pertumbuhan pedoman kehdupan 3.
Memasukan diri pada kegiatan kemasyarkatan Kegiatan penemuan aku itu ditandai
dengan munculnya kesadaran anak akan keberadaan dirinya, mengetahui betapa
pentingnya ia untuk ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan, tetapi anak agak
bersikap tertutu[, dan lebih senang mengungkapkan pengalamanya itu apda buku
harian, senang termenung dll. Pada kegiatan pencarian pedoman hidup anak puber
sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susila juuga norma-norma
agama dan estetika, tetapi ia masih menggantungkan pada orang lain. Pada
kegiatanmemesukkan diri ke dalam kemasyarakatan. Masyarakat tetapi anak belum
sempurna pengeahuannya untuk memebedakan menyeleksinya. Anak puber
selalau berusaha mencari hubungan dengan kemungkinan yang diterimanya dari
keluarga, kumpulan keluarga, dan persahabatan besar, sebuah masa dalam
perkembangan kejiwaan sangat tergantung pada sejarah hidup dan pertumbuhan

yang baru lalu, maka masa pubertas yang justru tampak demikian terangnya
mengikuti gejala-gejala ketubuhan.

C. Masa Adolesen (Usia 18-21 tahun) Pada masa ini seseorang sudah dapat
mengetahui kondisi dirinya, ia sudah mulai membuat rencana kehidupan serta
sudah mulai memilih dan menentukanjalanhidup yang hendak ditemuinya. Pada
masa ini kejiwaannya mulai tenang sebagai persiapankehidupan pada masa
dewasa. Masa adolesen adalah masa muda, yaitu usia 12 22 tahun dan mencakup
keseluruhan perkembangan psikis yang terjadi pada masa tersebut. Sifat-sifat masa
Adolesen antara lain: 1. Menunjukkan timbulnya sikap positif dalam menentukan
sistem tata nilai yang ada 2. Menunjukkan adanya ketenangan dan keseimbangan
hidup 3. Mulai merencanakan hidup yang jelas dan mapan 4. Mulai senang
menghargai 5. Mengdasarkan segalanya atas pertimbangan yang matang 6.
Menyadari bahwa sikap aktif,megnkritik waktu ia puber itu mudah tetapi
melaksanakannya sulit Bila masa adolesence ini telah selesai ata habismaka anakanak akan memasuki jenajng kedewasaan, sebagia fase perkembangan, seseorang
yagn telah memiliki (oral dan bentuk kepribadian tersendiri) Ciri-ciri kedeawsaan
menurut, Dr. M.J. Langeveld antara lain: 1. Dapat berdiri sendiri dalam
kehidupannya 2. Dapat bertanggung jawab dalam arti sebenarnya 3. Memiliki sifatsifat yang konstruktif terahdap masyarakat dimana ia berada Sikap-sikap masa
adolesen, yaitu: 1. Menemukan pribadinya 2. Menentukan cita-citanya 3.
Menggariskan jalan hidupnya 4. Bertanggung jawab 5. Menghimpun norma-norma
tersendiri

D. Permasalhan remaja menurut para ahli :

Psikologi remaja adalah bagian dari cabang disiplin ilmu psikologi perkembangan
yang membahas tentang permasalahan remaja. Psikologi remaja sangat menarik
karena bentuk tingkah yang dimunculkan pada masa remaja adalah bentuk tingkah
laku peralihan, antara tingkah laku anak-anak dengan tingkah laku orang dewasa.
Karena berada pada masa peralihan, sehingga biasanya remaja mengalami masalah
dalam menyesuaikan diri. Remaja tidak mau di sebut anak-anak, dan belum pula
bisa disebut sebagai orang dewasa.

Piaget (dalam Hurlock, 1999) memandang masa remaja sebagai usia di mana
individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi di
bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Secara garis besar ada tiga masalah yang cenderung muncul pada masa remaja
dibandingkan pada masa kanak-kanak atau masa dewasa. Permasalahan remaja itu
dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Konflik dengan Orang Tua


Konflik dengan orang tua ditandai dengan penentangan atas ororitas orang tua
yang selama ini dominan. Walaupun konflik dengan orang tua terasa menyakitkan,
hal ini cenderung menandai peralihan kekuasaan dari orang tua yang sepihak
menjadi hubungan yang timbal antara dua orang dewasa.

Depresi dan Tindakan Ceroboh


Remaja yang depresi juga sering terlihat. Ini dikarenakan karena penyesaian diri
dengan status sosialnya antara anak-anak atau orang dewasa. Remaja yang
kesepian, tertekan, atau marah cenderung mengeskpresikan hal-ha ini dalam cara
yang sesuai dengan karakteristik jenis kelaminnya. Anak laki-laki cenderung
mengungkapkan masalah emosional melalui tindakan agresif dan perilaku antisocial
lain. Sebaliknya, dibandingkan anak laki-laki, anak perempuan cenderung
menginternalisasikan perasaan dan masalah, misalnya dengan menarik diri
(withdrawal) atau memunculkan gejala gangguan makan (Zahn-Waxler, 1996).

Suasana Hati yang Berubah-ubah (moods swings)


Masa remaja adalah masa yang labil, dan tidak ada pendirian yang mantap
terhadap pilihan sesuatu. Hal ini menyebabkan remaja merasa terombang-ambing
jika dihadapkan terhadap sebuah pilihan, dan terkadang sering berubah-ubah.
Kedakan emosipun kadang mengalami peubahan, terkadang eksplosif dan
terkadang depresif.

Pelanggaran aturan seringkali terjadi pada remaja karena remaja membangun


standar dan nilai mereka sendiri, seringkali dengan meniru gaya, tindakan dan sikap
dari teman sebaya yang sangat bertentangan dengan gaya dan sikap orang tua
mereka. Teman sebaya memegang peranan penting karena mereka mewakili nilai
dan gaya generasi yang termasuk dalam kelompok usia remaja tersebut, yaitu
generasi dimana remaja akan berbagi pengalaman sebagai orang dewasa nantinya
(Bukowski dkk, 2001). Dalam memandang persahabatan teman sebaya, penolakan
oleh teman sebaya terasa lebih menyakitkan dibandingkan perlakuan kejam dari
orang tua sendiri.

BAB III

PENUTUP

Masih sangat kurang jika makalah ini dibandingkan dengan buku-buku yagn
khusus membahas masalah masa remaja ini, tetapi setidaknya kami dapat
memberikan sumbangan pemikiran tentang masa remaja ini, walaupun memang
kami mendasarkan kepada para pemikir yagn telah ahli dibidangnya. Kami dapat
menyimpulkan bahwa pada dasarnya masa remaja ini adalah masa terjadinya
perubahan atau terjadinya kedewasaan, baik kedewasaanjasmani maupun rohani,
dimana kedewasaan tersebut ditandai dengan adanya kematangan fisik dn
kematangan berfikir (intelektual). Semoga kiranya makalah ini dpat berkenan dan
diterima oleh Ibu Haitatin Chasanatin pada khususnya dan semua kalangan yang
membutuhkan. Terimakasih atas dukungannya, dan kami harapkan kritik dan
sarannya demi perbaikan makalah ini ke depan.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Shaleh. 2005. Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Rhineka Cipta

Drs. Syamsu Yusuf. LN. M.Pd. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny.B.Agung Hartono.2008.Perkembangan Peserta Didik.


Bandung: Bhineka Cipta Cipta.

Carol Wide & Tavris. 2007. Psikologi. Jakarta: Erlangga

Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit
Erlangga

Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi Perkembangan:


Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Santrock, J.W. 2007. Psikologi Anak. Jakarta: Erlangg

http://atriyanto.wordpress.com/2013/07/23/makalah-perkembangan-peserta-didikpermasalahan-remaja/

Anda mungkin juga menyukai