Dalam kondisi fisiologis 1-2 x 10 eritrosit hancur setiap jamnya. RBS tersebut didegradasikan oleh RES yang
berasal dari liver dan spleen. Ketika hemoglobin RBC hancur, hasilnya akan berupa globin dan heme. Globin
didegradasi menjadi konstituen untuk pembentukan asam amino. Sedangkan heme dikatalisasi oleh heme
oxygenase menjadi bentuk ferric, yang disebut hemin. Selanjutnya hemin akan diubah kembali menjadi heme
dengan bantuan NADPH. Dengan penambahan NADPH, oxygen pada -methyne bridge dari porphyrines,
Ferous heme diubah lagi menjadi ferric form. Penambahan O 2 selanjutnya, menyebabkan pelepasan ferric iron
dan CO, dan menghasilkan biliverdin hasil dari splitting tetra phyrole ring. Biliverdin yang terbentuk akan
diubah lagi menjadi bilirubin dengan bantuan enzim biliverdin reductase.
1gr hemoglobin diperkurakan dapat menghasilkan 35mg bilirubin. Pada orang dewasa normal, daily bilirubin
yand dihasilkan sekitar 250-350mg. Bilirubin yang terbentuk di jaringan akan ditransport ke liver akan
berikatan dengan plasma albumin. Proses metabolisme bilirubin selanjutnya, dapat dibagi menjadi 3 tahap:
1.
2.
3.
Dari bile, bilirubin diglucoronide akan dibawa ke duodenum, lalu menuju ileum. Disini , bilirubin diglucoronide
dihidrolisis dan glucoronides dibuang oleh spesific bacterial enzyme (-glucuronidase). Proses ini dilakukan
oleh bakteri yang ada di ileum, akhir proses ini mengahasilkan urobilinogen, suatu colorless compound.
Sebagian besar urobilinogen akan dioksidasi oleh intestinal bacteria menjadi stercobilin (utamanya di colon).
Stercobilin akan memberikan karakteristik warna coklat pada feces.
Sebagian kecil urobilinogen akan direabsorbsi dan direekskresi ke liver untuk membentuk enterohepatic
urobilinogen cycle. Urobilinogen sisanya akan ditransport oleh darah menuju ginjal. Di ginjal urobilinogen akn
dikonversi menjadi urobilin yang memberikan warna kuning pada urine.