Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
Prinsip Percobaan
Larutan contoh yang mengandung Ca+ dititrasi oleh Na-EDTA ditambah indikator
EBT, dengan titik akhir titrasi ditandai perubahan warna dari warna merah anggur menjadi
warna biru laut (setelah titrasi).
Dasar Teori
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis
titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks.
Reaksireaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan
penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup
luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.
Contoh reaksi titrasi kompleksometri :
Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- HgCl2
(Khopkar, 2002).
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah
tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks biasa seperti di atas, dikenal pula
kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut
penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air,
reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O
(Khopkar, 2002).
Kompleksometri merupakan metoda titrasi yang pada reaksinya terjadi pembentukan
larutan atau senyawa kompleks dengan kata lain membentuk hash berupa kompleks. Untuk
dapat dipakai sebagai dasar suatu titrasi, reaksi pembentukan kompleks disamping harus
memenuhi persyaratan umum amok titrasi, make kompleks yang terjadi hams stabil. Titrasi

ini biasanya digunakan untuk penetapan kadar logam polivalen atau senyawanya dengan
menggunakan NaaEDTA sebagai titran pembentuk kompleks (Tim Penyusun, 1983).
Tabel Kompleksometri
Logam

Ligan

Kompleks

Bilangan

Geometri

Reaktivitas

Linier

Labil

koordinasi
Ag

NH3

Ag(NH3)2

Logam
2

Hg2+

Cl-

HgC12

Linier

Labil

Cu2+

NH3

Cu(NH3)42+

Tetrahedral

Labil

Ni2+

CN-

Ni(CN)42-

Persegi

Labil
Labil

2+

H2O

CO(H2O)6

planar
Oktahedral

Co3+

NH3

Co(NH3)63+

Oktahedral

Inert

Cr3+

CN-

Cr(CN)63-

Oktahedral

Inert

Fe 3+

CN-

Fe(CN)63-

Oktahedral

Inert

Co

2+

Selaktivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, missal Mg, Ca, Cr, dan
Ba dapat dititrasi pada pH = 11 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri
mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks
logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator
demikian disebut indikator metalokromat, contohnya : Eriochrome black T dan Asam
salisilat.
Penentuan Ca dn Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10
dengan indikator Eriochrome black T. pada pH tinggi, 12, Mg(OH) 2 akan mengendap,
sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indicator murexide (Basset, 1994).
Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan murni,
sehingga EDTA banyak dipakai pada percobaan kompleksometri.

2.2 Alat dan Bahan


*Alat :
- Neraca Analitik

*Bahan :

- Gelas Kimia

- Na-EDTA

- Labu ukur

- Zink Sulfat

- Labu Erlenmeyer

- Buffer pH 10

- Buret

- Indikator EBT

- Pipet

- NaOH

-Batang Pengaduk
-Corong

2.5 Hasil Pengamatan

Pemakaian Titrasi Na-EDTA :


Rata-rata

M1+M2+M3+M4+M5+M6+M7+M8+M9+M10
10
= 1,0587
10
= 0,1059 M

Kadar Ca2+ dalam contoh :


=
9,30 ml Na-EDTA x 0,1059 M x 40
1000
= 1,5758 gram/liter
2.6 Pembahasan

1000/250

250/25

Pada percobaan kompleksometri ini didapatkan kadar Ca2+ 1,5758 gram/liter dengan
pemakaian titrasi Na-EDTA 0,1059 M. Titik akhir titrasi ditandai oleh perubahan warna dari
merah anggur menjadi biru laut. Perubahan warna tersebut disebabkan karena adanya
kandungan Ca2+ dalam larutan contoh dan titrasi dapat berlangsung lebih cepat karena pada
titrasi ini dilakukan penambahan indikator EBT 0,5 %. Selain untuk mempercepat titrasi,
indikator juga digunakan untuk menunjukkan perubahan warna pada titik akhir titrasi.
Perubahan warna tidak hanya karena ionisasi tetapi juga karena perubahan struktur molekul
suatu indikator.
Titrasi kompleksometri sangat dipengaruhi oleh pH. Hanya pada harga-harga pH lebih besar
kira-kira 12, kebanyakan EDTA ada dalam bentuk tetraanion Y' -. Pada harga-harga pH yang
lebih rendah, zat yang berproton HY 3-, dan seterusnya, ada dalam jumlah berlebihan.
Jelaslah bahwa kecenderungan yang sebenarnya untuk membentuk khelonat logam pada
sembarang pH tidak dapat diperbedakan langsung, dari Kabs. Oleh sebab itu, pada titrasi
kompleksometri ini juga dilakukan penambahan buffer pH 10.
Prinsip perubahan warna indikator logam, dalam larutan yang suasananya sederhana dalam
mentitrasi logam, M+m oleh EDTA dengan memakai indikator Ind- akan tersangkut 3 jenis
reaksi dalam hubungannya dengan perubahan warna indikatornya.
(i)

M+m + Z-z MZm-z

(ii)

M+m + Ind-i MIm-i

(iii)

M+m + Y-4 MYm-4


Sebelum penambahan EDTA akan berlangsung reaksi (i) dan (ii)
Pada percobaan ini juga dilakukan penambahan Na-EDTA, dengan penambahan EDTA maka
reaksi (ii) dan (i) begeser ke kiri dan perubahan warna MInd ke warna Ind-i.
Sehingga hasil reaksi pada titrasi kompleksometri dalam percobaan ini adalah :
Ca-EBT (merah anggur) + Na-EDTA Ca-EDTA + EBT (biru laut)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion
kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana
titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksireaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya
juga banyak, tidak hanya dalam titrasi.
Titrasi kompleksometri sangat dipengaruhi oleh pH. Hanya pada harga-harga pH lebih besar
kira-kira 12, kebanyakan EDTA ada dalam bentuk tetraanion Y' -. Pada harga-harga pH yang
lebih rendah, zat yang berproton HY 3-, dan seterusnya, ada dalam jumlah berlebihan.
Jelaslah bahwa kecenderungan yang sebenarnya untuk membentuk khelonat logam pada
sembarang pH tidak dapat diperbedakan langsung, dari Kabs (Underwood,1994).
Dalam praktikum ini menimbulkan perubahan warna dari merah anggur menjadi biru laut.
Reaksi pada titrasi kompleksometri ini adalah :
Ca-EBT (merah anggur) + Na-EDTA Ca-EDTA + EBT (biru laut)
Adanya perubahan warna dari merah anggur menjadi biru laut pada percobaan ini mungkin
disebabkan oleh di dalam sampel tersebut memiliki atau mengandung ion Ca 2+ dan titrasi
perubahan warna dapat berlangsung dengan cepat karena penambahan indikator seperti
indikator yang digunakan pada percobaan ini adalah indikator EBT 0,5%.
3.2 Saran
Pada saat praktikum, diharapkan para praktikan supaya teliti, karena dalam pencampuran
larutan apabila terdapat kesalahan maka akan mempengaruhi pada hasil akhir percobaan yang
dilakukan. Perubahan warna dalam titrasi ini dari merah anggur ke biru laut menjadi factor
penting. Lakukanlah praktikum dengan teliti dan hati-hati.

DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, Mamat. 2010. Modul Teori Kimia Analitik. Cimahi : Poltekkes Bandung.
http://annisanfushisweblog/kompleksometri/

http://laporankompleksometri/X3Prima//

Anda mungkin juga menyukai