Anda di halaman 1dari 2

a.

CONVENSIONAL TOOTH PREPARATION


Preparasi gigi konvensional dengan menggunakan resin komposit pada dasarnya
sama seperti preparasi menggunakan tumpatan amalgam. Bentuk outline diperlukan untuk
perluasan dinding eksternal memerlukan batasan yang benar, bentuk yang sama,
kedalaman dentin, membentuk dinding menjadi sebuah sudut 90 derajat dengan restorasi
materialnya. Pada preparasi gigi konvensional dengan amalgam, bentuk konfigurasi
marginal, retensi groove, dan perlekatan dentin mempunyai ciri-ciri berbeda. Desain
preparasi ini digunakan secara ekstensif pada restorasi amalgam dan komposit masa
lampau, dan desain ini bisa digabungkan ketika penggantian restorasi menjadi salah satu
indikasinya. Kegunaan preparasi konvensional sebelumnya tidak hanya dibatasi pada
preparasi permukaan akar saja, namun bisa juga menjadi desain untuk kelas 3, 4 dan 5.
Indikasi utama untuk preparasi konvensional menggunakan restorasi komposit
adalah (1) preparasi terletak pada permukaan akar, (2) restorasi kelas 1 dan 2 sedang
sampai besar. Pada area akar desain preparasi kelas 1 ini akan memberikan bentuk
preparasi yang baik karena ada retensi groovenya. Desain ini memberikan perlindungan
yang baik antara komposit dan permukaan dentin atau sementum dan memberikan retensi
pada material komposit di dalam gigi.
Pada restorasi komposit kelas 1 dan 2 yang sedang sampai besar, dibutuhkan
bentuk resistensi yang cukup, seperti pada desain preparasi konvensional menggunakan
amalgam. Bur inverted cone ataupun bur karbid dibutuhkan untuk preparasi gigi,
menghasilkan desain preparasi yang sama seperti pada preparasi amalgam, tetapi luasnya
lebih kecil, perluasannya lebih sedikit, dan tanpa preparasi retensi sekunder. Bur inverted
cone akan membuat hasil preparasi yang kasar bila menggunakan diamond dan
menggunakan bentuk desain konservatif dari ekstensi oklusal fasiolingual.
Bentuk marginal butt joint antara gigi dan komposit tidak dibutuhkan (dengan
amalgam wajib dilakukan). Sudut cavosurface pada area tepi dari preparasi bisa lebih dari
90 derajat. Sudut oklusal cavosurface tumpul, sehingga masih belum dapat membentuk
dinding yang konvergen. Penggunaan bur diamond menghasilkan permukaan yang kasar,
peningkatan area kontak, dan peningkatan retensi potensial, namun dapat menghasil
menghasilkan smear layer yang lumayan tebal. Efek ini menyebabkan perlunya
peningkatan agitasi dari primer ketika dilakukan bonding pada area yang kasar. Sistem

self-etching bonding bisa menyebabkan terjadinya efek negative pada smear layer, karena
asam yang dikandung semakin sedikit. Penggunaan istrumen putar tergantung keinginan
operator, yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilannya.
Karena persamaan preparasi konvensional kelas 1 dan 2 pada amalgam dan
restorasi komposit, banyak

operator lebihmenggunakan restorasi komposit ketika

melakukan preparasi kelas 1 dan 2 pada kavitas posterior yang besar, atau untuk
membentuk kavitas yang lebih kecil. Karena pentingnya bentuk struktur gigi maka
restorasi komposit kelas 1 dan 2 konvensional harus dilakukan dengan sesedikit mungkin
perluasan fasiolingual dan harus diperluas sampai area pit dan fisur pada permukaan
oklusal ketika sealant diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai