Anda di halaman 1dari 5

KONSEP KEPERAWATAN.

A. Pengertian Keperawatan.
Adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan asuhan keperawatan yang mempunyai 4
(empat) tahapan, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tujuan perawatan :
o Membantu individu menentukan masalah kesehatan/keperawatan yang dirasakan dengan mengajak
individu dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi meningkatkan kesehatan.
o Membantu individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
o Membantu individu mengembangkan potensinya, memelihara kesehatannya secara optimal
mungkin, agar tidak selalu tergantung kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.

B. Proses Keperawatan Pada Klien dengan Tumor Adneksia.


Penkajian.
a.

Biodata Klien.

o Identitas klien yaitu nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lamanya
menikah, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk RS dan tanggal pengkajian.
o Identitas suami/penanggung.
b.

Data Biologis/Fisiologis.

o Keluhan utama : Benjolan pada daerah abdomen.


o Riwayat keluhan utama :
Dipaparkan tentang awal terjadinya tumor adneksia dengan menggunakan analisa symptom PQRST,
dilengkapi dengan keluhan lain dan pengaruh keluhan terhadap aktifitas/fungsi tubuh serta usaha klien
serta usaha klien untuk mengatasi keluhan.
o Riwayat kesehatan masa lalu:

Yang dikaji adalah riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat opname, trauma, operasi, transfuse
darah, alergi dan keiasaan spesifik klien lainnya.
o Riwayat kesehatan keluarga :
Yang dikaji adalah tiga generasi dengan mencamtumkan genogram dimana klien berada pada generasi
ketiga, riwayat penyakit keturunan apakah ada anggota keluarga yang menderita tumor adneksa atau
ada penyakit keturunan lainnya.
o Riwayat reproduksi :
Riwayat haid klien meliputi monorhe, siklus haid, durasi haid, atau perlangsungan haid (dismenore,
polimenore, oligomenore, amenore atau menometroragia).
Riwayat obstetri meliputi kehamilan, persalinan dan nifas lalu, riwayat ginekologi dan KB.
c.

Riwayat ADL.

Dikaji pola kegiatan sehari-hari sebelum dan pada saat sakit.


o Makanan
: jenis makanan, frekuensi makan, nafsu makan,
dan kesukaan klien.
o Minuman
o Eliminasi

makanan pantangan

: jenis dan jumlah minuman.


:

BAB ; frekuensi, warna, konsistensi.

BAK ; frekuensi, jumlah, warna, bau.


o Istirahat/tidur : waktu serta jumlah jam tidur malam maupun siang.
o Kebersihan diri : penampilan diri, kebersihan rambut, badan, gigi/mulut, genitalia/anus, kuku
tangan/kaki serta pakaian.
o Oksigenasi

: pola nafas, ada/tidaknya adanya perubahan dalam pernafasan.

o Olahraga /aktivitas : kegiatan olahraga dan aktivitas yang dilakukan klien.


d.

Pemeriksaan Fisik.

1.

Penampilan ibu.

2.

Tingkat kesadaran.

3.

Tinggi badan/berat badan.

4.

Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan.

5.

Kepala dan rambut : bentuk wajah, keadaan/kebersihan rambut,keadaan/kebersihan kulit kepala.

6.

Wajah/muka : ekepresi wajah, ada tidaknya edema wajah/muka.

7.

Mata

: kebersihan, konjuntiva dan sclera.

8.

Hidung

: kesimetrisan, secret hidung.

9.

Mulut

: mukosa bibir, lidah, ada tidaknya caries.

10. Telinga : kebersihab telinga, secret telinga, keadaan luar telinga.


11. Leher

: ada tidaknya pembesaran kel. gondok, vena jugularis, dan arteri carotis.

12. Dada :
Inspeksi

: bentuk dada, payudara, ekspansi paru.

Palpasi

: nyeri tekan, massa, ekspansi paru, tactil vremitus, ictus cordis.

Perkusi

: bunyi perkusi paru/jantung, pembesaran jantung.

Auskultasi : bunyi jantung dan bunyi nafas normal serta ada tidaknya bunyi tambahan.
13. Abdomen :
Inspeksi

: pembesaran abdomen, ada tidaknya striae, dilatasi vena.

Auskultasi : bunyi peristaltik usus, ada tidaknya bising usus/pembuluh darah.


Perkusi

: bunyi perkusi.

Palpasi

: ada tidaknya nyeri tekan, massa abdomen.

14. Genitalia (vulva/anus) : kebersihannya, ada tidaknya flour albus, varices, kondilomata, ada
tidaknya massa atau lesi antara rectum dan vagina.
15. tungkai bawah : kesimetrisan, ada tidaknya edema pretobial atau varices.
e.

Data Psikologis/Sosiologis :

Pada klien dengan tumor adneksa biasanya ditemukan adanya perasaan cemas.
o Dikaji reaksi emosional (respon ibu/suami) setelah penyakit didiagnosa/diketahui, begitupun dengan
respon anaknya.
o Dikaji jenis pertolongan yang diingingkan oleh klien.
o Dikaji peranan ibu dalam keluarga.
o Dibahas tentang hubungan klien dengan orang lain.

f.

Data Spiritual.

Pada klien dengan tumor adneksia dikaji tentang :


o Usaha ibu berdoa terhadap penyakitnya.
o Pantangan menurut keyakinan ibu selama di RS.
o Kaharusan menurut keyakinan ibu selama di RS.
g.

Data Penunjang :

Dikaji tentang jenis-jenis pemeriksaan penunjang, meliputi :


o Pemeriksaan laboratorium.
o Pemeriksaan radiologi

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN.


Diagnosa yang dapat diambil berdasarkan penyimpangan KDM, yaitu :
1.

Kecemasan b/d ancaman kematian.

2.

Perubahan pola nafas b/d pembesaran abdomen.

3.

Resti kerusakan integritas kulit b/d bedrest total.

4.

Perubahan pola eliminasi ; BAB b/d penurunan peristaltic usus.

5.

Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL b/d kelemahan fisik.

IV. INTERVENSI DAN RASIONAL.


Diagnosa yang diambil pada intervensi ini adalah kecemasan b/d ancaman kematian.
a)

Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya.

R/ membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman dengan
tumor.
b)

Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

R/ memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang
diagnostik.
c)

Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat.

R/ memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak; berikan respek dan penerimaan
individu, mengembangkan kepercayaan.
d) Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk memulai
mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini.
R/ keterampilan koping sering dirusak setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang berbeda.
Dukungan dan konseling sering perlu untuk memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa
takut dan untk meyakini bahwa strategi kontrol/koping tersedia.
e)
Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan tentang
persepsi pasien terhadap situasi.
R/ dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan/pilihan berdasarkan
realita.
f)

Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.

R/ menjamin system pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai