Pengertian
Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi.
Kelainan hasil pemeriksaan dapat memberikan petunjuk ke arah suatu penyakit susunan
saraf pusat, baik kasus akut maupun kronis yang akan diberikan tindakan lebih lanjut oleh
klinisi berupa pemberikan terapi adekuat.
Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal III dan
IV dari cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam cisterna
magma atau punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik. Seorang klinik
yang ahli dapat memperkirakan pengambilan tersebut. Hasil punksi lumbal dimasukkan
dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara lain :
1. Tabung I berisi 1 mL
Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin
mengandung darah pada saat penyedotan.
2. Tabung II berisi 7 mL
Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.
3. Tabung III berisi 2 mL
Digunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein kualitatif/kuantitatif.
a.
b.
c.
d.
ip
ip
: Protein dalam larutan jenuh garam ammonium sulfat akan mengalami denaturasi berupa
kekeruhan hingga terbentuka endapan.
Tujuan
: Untuk mengetahui adanya protein jenis globulin dalam LCS
Alat dan Reagensia :
Tabung reaksi
Pipet tetes
Larutan Nonne : Ammonium sulfat jenuh 80 gram dalam 100 mL aquadest. (disaring bila
keruh)
Spesimen
: LCS
Cara Kerja
:
Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.
Ditambah beberapa tetes larutan Nonne melalui dinding tabung dengan kemiringan 45.
Amati adanya cincin putih keruh pada kedua lapis larutan tersebut pada posisi tegak.
Interpretasi
:
Negatif : tidak terbentuk cincin putih
Positif : terbentuk cincin putih.
IX.2.6 Protein
Metode
: Biuret
: Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam medium alkali membentuk
komplek warna yang dapat diukur dengan spektrofotometer
Tujuan
: Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS.
Alat
:
- Tabung reaksi
- Mikropipet 20 Ldan 1000 L.
- Tip kuning dan biru.
- Fotometer
Reagensia
:
- Reagen Kerja: Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L, NaOH 1,15 mol/L,
deterjen.
- Reagen standard : 8,0 g/dL
- Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu
ruang.
Spesimen
: LCS
Cara Kerja :
Blanko
Standar
Sampel
Standar
20 l
Serum
20 l
Reagen kerja
1000 l
1000 l
1000 l
- Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang.
- Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang gelombang 578 nm
terhadap blanko reagent.
Perhitungan :
Total Protein = Absorben sampel x konsentrasi standar (8,0 g/dL)
Absorben standard
= ..............g/dL x 1000 = ......mg/dL
Nilai Normal : 15 45 mg/dL
IX.2.7 Glukosa
Metode
:
GOD-PAP
: Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen peroksida yang bereaksi
dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan pengaruh katalis peroksidase menghasilkan
quinoneimine yang berwarna merah.
ip
Tujuan
Reaksi
IX.2.8 Chlorida
Metode
: TPTZ
: Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2-pyridil)-S-triazide kompleks (TPTZ)
membentuk merkuri (II) chlorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan
warna biru kompleks. Perubahan absorben pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida.
Tujuan
: Untuk menentukan kadar Chlorida dalam LCS
Alat
:
- Tabung reaksi kecil
- Timer
- Mikropipet 10 dan 1000 l
- Tissue
- Tip kuning dan biru
- Rak Tabung
- Fotometer
Reagensia
:
- Reagen warna : 2,4,6-tri-(2-pyridil)-S-triazide (TPTZ) dan merkuri (II) kompleks 0,96 mmol/L
dan besi (II) sulfat 0,5 mmol/L
- Standard Chlorida : Natrium chlorida 100 mmol/L atau 355 mg/dL
Spesimen
: LCS
Cara Kerja
:
Blanko
-
Standar
10 l
Sampel
-
Serum
10 l
Reagen kerja
1000 l
1000 l
1000 l
Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang
gelombang 546 nm.
Perhitungan :
Chlorida = Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mmol/L)
Absorben standard
= ..............mmol/L
Nilai Normal : 98 - 106 mmol/L