Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS INSTRUMEN I
Filter fotometri

OLEH:
JULI EFLINDA AHMAD
1020028
KELOMPOK 1C
ANGGOTA:
DESI NURAHIM
MELIANI NOVITA SARI
MONICA ASRUL AINI

AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG


(ATIP)
2011/2012

A. TUJUAN
Untuk mengetahui prinsi kerja pengukuran fotometer secara fotometris
Untuk menentukan konsentrasi larutan contoh (Cx) secara fotometer
Untuk pengenalan sifat-sifat absorpsi sinar

B. TEORI DASAR
Metode kalorimetri dan spektrofotometri merupakan salah satu metode yang
penting dalam analisa kuantitatif. Kedua metode ini didasarkan atas penyerapan cahaya
tampak dan energi radiasi lain oleh suatu larutan, jumlah radiasi yang diserap berbanding
lurus dengan dengan konsentrasi zat yang konsentrasi dalam larutan.
Analisa kalorimetri adalah penentuan kuantitatif suatu zat berwarna dari
kemampuannya untuk menyerap cahaya. Intensitas/kepekatan warna tersebut diukur
dengan warna yang pekat terhadap impuls cahaya yaitu foto sel. Foto sel akan
menyebabkan perubahan potensial bila diberi impuls cahaya yaitu cahaya tergantung
pada konsentarasi zat dalam larutan yang menyerap cahaya tersebut.
Cahaya monokromatis merupakan cahaya satu warna yang mempunyai satu
panjang gelombang. Hubungan antara konsentrasi dengan cahaya yang diserap
dinyatakan dalam hukum Beer Lambert.
Fotometer adalah alat untuk mengukur absorbsi sinar dalam larutan. Fotometer
umumnya dibedakan menurut sinar dan pembiasannya :

Spektrofotometer

Spektrolinifotometer

Filter Fotometer.
HUKUM LAMBERT BEER

1. Hukum Lamber
Menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melalui suatu medium
transparent , maka kecepatan penurunan intensitasnya terhadap ketebalan medium
sebanding dengan intensitas cahaya tersebut atau dengan kata lain intensitas cahaya yang
di emisikan akan menurun secara eksponensial bila ketebalan medium penyerap

meningkat secara aritmatik. Ini berarti setiap lapisan dari ketebalan medium penyebaran
mengabsorbsi fraksi/bagian yang sama dari sinar dating yang mengenalnya
2. Hukum Beer
Beer menemukan hubungan antara konsentrasi dari suatu konsistensi berwarna
yang terdapat dalam larutan dengan transmisi cahaya dan mengemukakan bahwa
intensitas cahaya monokromatis akan menurun secara eksponensial bila konsentrasi
substansi penyerap cahaya meningkat secara aritmatik.
3.

Hukum Lambert-Beer
Pada ketebalan medium tertentu, hubungan antara konsentrasi substansi

penyerap dengan serapan atau absorbennya merupakan garis lurus (hubungan linier)
dengan kemiringan. Bila cahaya monokromatis melalui suatu larutan berwarna, jumlah
cahaya yang di serap menurunkan secara eksponensial, sebanding dengan :

Panjang lintasan / kolom cahaya yang melalui larutan

Kadar zat terlarut dalam larutan yang menyerap cahaya


A

= K . c . d

Keterangan :
A=

Absorbens atau Extingsi

K =

Koefisien penyerapan ( Extinnction ) molar dari bahan penyerap pada


panjang gelombang tertentu ( dm3 / mol cm ).

c =

Konsentrasi molar dari senyawa penyerap ( mol/L)

d = Jarak yang dilalui sinar dalam senyawa penyerap (cm)


Untuk mengetahui analisis secara fotometris sinar tampak ada 3 langkah yang
dilakukan , yaitu :

Pembentukan warna

Pemilihan panjang gelombang

Membuat kurva kalibrasi / standar

Pembentukan warna biasanya ada beberapa yang dapat dipergunakan untuk


memilih cara mana yang akan dipakai. Zat pembentuk warna harus selektif dan dengan
zat-zat asing (pengganggu) tidak membentuk warna yang dapat mengganggu.

Panjang gelombang yang dipakai untuk penentuan kuantitatif adalah panjang


gelombang dimana terjadi absorban yang maksimum. Hal ini dapat ditentukan dengan
membuat spectrum absorpsinya yaitu antara absorban Vs panjang gelombang. Untuk
membuat kurva kalibrasi atau standar agar memenuhi Hukum Beer maka perlu diukur
absorban dari larutan standar. Metoda kolorimetri dan fotometri merupakan salah satu
metoda yang penting dalam analisis kuantitatif.

Fotometris adalah suatu metoda analisa berdasarkan pengukuran serapan


(relative) sinar monokromatis tertentu oleh suatu lajur larutan dengan menggunakan
detector fotosel. Metoda ini didasarkan atas metoda hokum BEER yang menyatakan
bahwa harga penyerapan sinar oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari
konsentrasi dan tebal sel.

C. PROSEDUR KERJA
a. Alat yang digunakan
1.

Kuvet

2.

Buret schelbach 50 mL

3.

Gelas piala 250 mL

4.

Labu ukur 100 mL

5.

Labu ukur 25 mL

6.

Pipet takar 10 mL

7.

Standard dan klem

8.

Labu semprot

9.

Fotometer

10. Filter warna


11. Tisu
b. Bahan yang digunakan
1. Ammonium feri sulfat 500 ppm
2. Asam asetat 0,1 N

3. Asam salisilat
4. Aquadest

c. Cara kerja
1. Tanyakan 3 jenis filter yang ditugaskan pada sdr.Lakukan pengamatan pada
ke 6 filter yang ada yakni warna dan lamda.
2. Lakukan pengenceran larutan induk 500ppm Fe3+ menjadi 25ppm dengan
menggunakan labu ukur 100ml.Encerkan dengan asam asetat 0,1N sampai
tanda batas.Homogenkan.
3. Pindahkan kedalam buret.
4. Buat deretan standar ( 0,0 ; 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 4,0 ; 7,0 dan 10,0)ppm dengan
cara masukkan larutan ammonium feri sulfat (0,0 ; 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 4,0 ; 7,0
dan 10,0)ml + 2 ml asam salisilat 1% (ke dalam deretan standar masing
masing ). Encerkan dengan asam asetat 0,1N sampai tanda batas pada labu
ukur 25 ml.Homogenkan.
5. Isikan ke dalam kuvet fotometer masing-masing bagian kuvet.
6. Pasangkan filter 1 (470 nm) yang ditugaskan pada alat filter fotometer.Isi
larutan blanko. Set PI sehingga indikator tepat 100%T
7. Isi kuvet dengan larutan standar . Baca %T dan panjang gelombangnya
8. Lakukan juga pengukuran %T deretan larutan standar ini pada panjang
gelombang 610 nm dan 660 nm. Dimana pada setiap pertukaran panjang
gelombang alat harus distandarisasi dengan menggunakan larutan blanko
dan terakan pembacaan blanko ini dengan 100 %T.
9. Mintalah larutan tugas ( CX ) sdr dengan menyerahkan labu ukur 25 ml yang
diberi label nama dan BP.
10. Diukur %T larutan tugas pada panjang gelombang yang memberikan
absorban maksimum
11. Dibuat kurva kalibrasi standar antara absorban dan konsentrasi pada ketiga
jenis filter yang ditugaskan pada sdr.
12. Gunakan kurva ini untuk penentuan kadar CX pada panjang gelombang
lamda serapan maximum dari filter yang ditugaskan.
d. Skema Kerja
Encerkan dg aquades
hingga tnd batas

Pipet 5ml ammonium feri sulfat 500 ppm

Ammonium Feri Sulfat 25 ppm

Deretan std Fe(NH) (0,0 ; 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 4,0 ; 7,0 dan 10,0) ppm
Masing-masingnya + 2 ml asam salisilat 1% Encerkan
dg Asam asetat 0,1 N hingga tanda batas

Baca %T dari yg tlh ditentukan.


Pasang filter & ukur Blanko, Set 100%T ( : 440, 585, 660) nm
Lalu ukur deret standar kemudian sampel

D. HASIL DAN PERHITUNGAN


Diketahui : = panjang gelombang

470 nm = panjang gelombang pada warna filter biru

515 nm = panjang gelombang pada warna filter hijau

610 nm = panjang gelombang pada warna filter orange

Cx = Larutan tugas yang akan ditentukan konsentrasinya

Deretan larutan standar ammonium feri sulfat


Tabung ke

II

III

IV

VI

VII

mL ammonium feri sulfat

0,5

1,0

2,0

4,0

7,0

10,0

mL asam salisilat

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

mL asam asetat 0,1 N

23,0

22,5

22,0

21,0

19,0

16,0

13,0

Pengukuran larutan standar


Deretanlarutanstandar ammonium ferisulfat
Tabungke

II

III

IV

VI

mL ammonium ferisulfat

0,5

1,0

2,0

4,0

7,0

mL asamsalisilat

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

Pengukuranlarutanstandar
[Fe+++] (ppm)

470 nm

515 nm

610 nm

81 %T

96 %T

96 %T

0,5

74 %T

94 %T

94 %T

1,0

66 %T

90 %T

92 %T

2,0

62 %T

88 %T

85 %T

4,0

54 %T

80 %T

79 %T

7,0

42 %T

70 %T

68 %T

10,0

40%T

60%T

64%T

a. Panjanggelombang 470 nm
Konsentrasi Ammonium FeriSulfat :

0 ppm

%T = 81 %T
A = log
A = log

1,0 ppm
%T =66 %T

100
%T

A = log

100
81

100
66

A = 0,1805

A = 0,0915

0,5 ppm

%T = 62 %T

%T = 74 %T
A = log

2,0 ppm

A = log

100
74

100
62

A = 0,2076

A = 0,1308

4,0 ppm

%T = 54 %T
A = log

100
54

10,0 ppm
%T = 40 %T

A = 0,2676
A = log

100
40

A = 0,3979

7,0 ppm
%T = 42 %T
A = log

100
42

A = 0,3786

b. Panjanggelombang 515 nm
Konsentrasi Ammonium FeriSulfat

0 ppm

A = log

%T = 96 %T

A = 0,0555

100
A = log
96

A = 0,0177

4,0 ppm
%T = 80 %T

100
80

0,5 ppm

A = log

%T = 94 %T

A =0,0969

A = log

100
94

A = 0,0269

100
88

%T = 70 %T
A = log

1,0 ppm

100
70

A = 0,1549

%T = 90 %T
A = log

7,0 ppm

100
90

A = 0,0458

10,0 ppm
%T = 60 %T

2,0 ppm

A = log

%T = 88 %T

100
60

A = 0,2218

c. Panjanggelombang 610 nm
KonsentrasiAmoniumFeriSulfat

0 ppm

%T = 96 %T
A = log

4,0 ppm
%T = 79%T

100
96

A = log

A = 0,0177

100
79

A = 0,1024

0,5 ppm

%T = 94 %T
A = log

7,0 ppm
%T = 68 %T

100
94

A = log

A = 0,0269

100
68

A = 0,1675

1,0 ppm

%T = 92 %T
A = log

10,0 ppm
%T = 64 %T

100
92

A = log

A = 0,0362

100
64

A = 0,1938

2,0 ppm
%T = 85 %T
A = log

100
85

A = 0,0706
Dari ketiga diatas,dipilihsatu yang mempunyai absorban maxsimum untuk dijadikan

untuk pengukuranCx. Absorban maxsimum diperoleh dari dari 470 nm, maka:

Cx diukur pada 470 nm


%T = 40 %
A = log

100
40

A = 0,3979

ini merupakan Absorban dari larutan tugas (Cx)


saya. Yang diukur pada panjang gelombang 40 nm
(filter dengan Absorban maximum).

Cx diukur pada 515

Cx diukur pada 610

nm

nm

%T = 78 %

%T = 74 %

A = log

100
78

A = log

A = 0,1079

100
74

A = 0,1308

Data pengolahan deret larutan standar dan larutan tugas (Cx)


470 nm

Konsentrasi
Standar(ppm)

%T

515 nm

%T

610 nm
A

%T

81

0,0915

96

0,0177

96

0,0177

0.5

74

0,1308

94

0,0269

94

0,0269

1.0

66

0,1805

90

0,0458

92

0,0362

2.0

62

0,2076

88

0,0555

85

0,0706

4.0

54

0,2676

80

0,0969

79

0,1024

7.0

42

0,3768

70

0,1549

68

0,1675

10.0

40

0,3979

60

0,2218

64

0,1938

Data Kurva kalibrasi Standar Amonium Feri Sulfat antara Absorban


dengan konsentrasi pada 470 nm
[]Fe

+3

0,5

1,0

2,0

4,0

7,0

10,0

Cx

0,0915

0,1308

0,1805

0,2076

0,2676

0,3768

0,3979

0,3979

(ppm)
Absorban

10

kurva kalibrasi standar Fe+++

y = 0.03x + 0.13
R = 0.94

0.5
absorbance

0.4
0.3
0.2

Linear (470 nm)

0.1
0
0

10

12

komposisi (ppm)

PERHITUNGAN KADAR DARI Cx (larutan tugas)


Diketahui : Absorban Cx (y) = 0.3979
R2 = 0.9386
y = 0.0303x + 0.1299
Penyeleseian :
Nilai x dari Larutan tugas (Cx) saya adalah : 0.3979 = 0.0303x + 0.1299
x=
= 8,8449

E. DISKUSI DAN PEMBAHASAN


Dari hasil pengolahan data di dapatkna bahwa absorban maximum terletak pada
panjang gelombang ( ) 470 nm (warna filter biru). Maka pada penggunaan warna filter
ungu inilah dapat diukur larutan tugas (Cx), yaitu dengan panjang gelombang 470 nm.
Jadi, Cx harus diukur pada panjang gelombang atau Absorban maximum dari filer
yang digunakan, yaitu pada panjang gelombang 470 nm. Sehingga nilai Absorban dari Cx
saya adalah : 0.3979 atau 40 %T.
Dimana, pada prinsipnya suatu larutan contoh (Cx) pada penentuan konsentrasi
dengan alat fotometer adalah pada panjang gelombang yang tepat. Dimana yang tepat
pada percobaan ini adalah pada panjang gelombang 470 nm (dengan warna filter biru).

11

F. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari ketiga warna filter tugas dengan panjang gelombang tertentu yang diberikan,
berdasarkan Absorban maximum, maka di dapatkan bahwa filter yang dapat
digunakan pada percobaan penentuan kadar larutan Cx (Fe+3) adalah filter warna
biru dengan panjang gelombang 470 nm.
2. Nilai Absorban dari Cx saya adalah 0.3979 atau dengan transmitan 40 %T.
3. Nilai x dari larutan tugas (Cx) saya adalah sebesar 8,8449 ppm.
4.

Penentuan kadar Fe+3 di dalam sampel dengan metoda filter fotometri, filter yang
paling tepat digunakan adalah warna filter biru dengan panjang gelombang 470
nm.

DAFTAR PUSTAKA
Bluedhowie, M, 1983, Petunjuk Praktikum Pengawasan Mutu Hasil Pertanian I,
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta.
Darmawangsa, Z.A, 1986, Penuntun PraktikumAnalisis Instrumental, CV. Grayuna,
Jakarta.
Khopyor, S.N, 1984, Konsep Dasar Kimia Analisis, Universitas Indonesia, Jakarta.
K. Murray. 2003. Biokimia Harper. Edisi 25 : EGC: Jakarta
Kwenang, A. D,2005 Penuntun / Laporan Biokomia Ners B. Bagian Biokimia, FKUNHAS: Makassar
Prijanti,

A,R, dkk.1999. Penuntun Praktikum


Keperawatan. Widya medika: Jakarta

Biokimia

Sadikin Muh., 2003, Biokimia Enzim : Widya Medika:Jakarta


Anonim, Hukum Beer-Lambert, www.Ubaya/Mipa/Article.Com

12

Untuk

Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai