Anda di halaman 1dari 3

MODUL 3

URUTAN PADA GARIS DALAM GEOMETRI INSIDENSI


Pada bagian ini akan di bahas konsep urutan pada garis dalam geometri insidensi dan
dilengkapi dengan konsep urutan pada garis dan kemudian disusul dengan konsep urutan
pada bidang. Konsep urutan dituangkan dalam aksioma urutan yang mendasari konsep
setengah garis, selang, ungkapan titik B terletak antara titik A dan C dan sebagainya. Suatu
geometri insidensi yang diperkaya dengan aksioma urutan disebut geometri insidensi terurut
(ordered insidence geometry).
1. Konsep urutan
Sistem aksioma urutan antara lain :
: (ABC) mengakibatkan (CBA), (ABC) dibaca titik B antara titik A dan C.
: (ABC) mengakibatkan ~(BCA) dan ~(BAC). ~(BCA) dibaca Tidak (BCA)
: Titik-titik A,B,C berlainan dan segaris jika dan hanya jika (ABC), (BCA)
atau (CAB).
: Jika P segaris dan berbeda dengan A,B,C maka (APB) mengakibatkan (BPC)
atau (APC) tetapi tidak sekaligus keduanya.
: Jika AB, maka X, Y, Z sehingga (XAB), (AYB), (ABZ).

Aksioma

: adalahsifat simetri, yaitu bahwa kita dapat menukar unsur-unsur


dalam (ABC) secara simetri tanpa merubah kesahihan yang ada
dalam (ABC).

Aksioma

: mengatakan bahwa kita merusak kesahihan (ABC) apabila kita


melakukan permutasi daur (siklik) yang ,mengganti A B, C masingmasing oleh, B,C, A.

Aksioma

:menghubungkan pengertian antara dengan pengertian titik dan


garis dalam geometri insidensi. Aksioma U3 ini dapat pula diganti
oleh Aksioma berikut :
: (ABC) mengakibatkan A,B,C berlainan dan segaris.
: jika A,B,C berlainan dan segaris maka (ABC) atau (BCA)
atau (CAB)
Tampak bahwa

Aksioma

setara dengan

dan

: adalah bentuk pada garis Aksioma Pasch yang kelak akan kita
jumpai.

Aksioma

: Diperkenalkan untuk menjamin adanya cukup titik-titik. Artinya jika


ada dua titik yang berbeda akan ada titk

lainnya.

Sifat-sifat elementer ke-antaraan


Dari aksioma
1.

kita dapat menarik kesimpulan hal sebagai berikut :

mengakibatkan garis
=

= garis

= garis

atau disingkat

2.

mengakibatkan bahwa

memuat C, BC memuat A, AC memuat B.

Teorema 3.1
(ABC) mengakibatkan (CBA) dan (ABC) mengakibatkan ~(BCA), ~(BAC), ~(ACB) dan
~(CAB).
Bukti :
Menurut

, jika
maka
, menurut ,
dan
mengakibatkan
dan
. Andaikan
maka menurut U1 kita peroleh
. Hal ini
berlawanan dengan
. Jadi haruslah
. Andaikan
menurut , diperoleh
. Ini berlawanan dengan
. Ini haruslah
.
Ruas Garis
Definisi
{
} disebut ruas garis
Apabila AB, maka himpunan
Titik A dan B disebut ujung-ujung ruas garis.

atau disingkat

Akibat
{

Teorema 3.2
Jika AB, maka :
1.
2.
,

3.
4. himpunan tak kososng
Bukti :
1. Oleh karena
.

serta

} dan

} maka

maka
2. Misalkan
. Ini berararti
segaris sehingga
berdasarkan Definisi. Jadi
.
. Jadi berlakulah
3. Misalkan
. Ini berlawanan dengan
. Jadi

Dan misalkan
jadi berlakulah
. Ini berlawanan dengan
.
4. Oleh karena
, menurut
himpunan tak kososng.

, ada X sehingga

. Jadi

atau

Sinar atau setengah garis


Definisi
{
} dinamakan sinar atau
Jika ada dua titik A dan B, AB, maka himpunan
setengah garis. Sinar itu ditulis sebagai A/B (A atas B ). Kadang kadang A/B dinamakan
perpanjang melampaui titik A. Titik A dinamakan suatu ujung sinar A/B. (Gambar 3.1).

Teorema 3.3
Jika AB maka :
(i)
(ii)
(iii)

A/B(AB,B/A(AB
A A/B, B A/B,
A/B tidak hampa

Bukti :
(i)
(ii)

(iii)

Ada pada halaman 3.5


Dari Teorema 3.2 A perpanjangan garis AB yang melampaui A berakibat
A A/B. B A/B jadi B perpanjangan garis AB yang melampaui A berakibat
B A/B.
Ada X AB berarti X perpanjangan garis AB yang melampaui A sehingga
XAB ada Jadi X A/B

Anda mungkin juga menyukai