DISUSUN OLEH :
13308141048
Jaka Fitriyanta
13308141057
Wulan Novitasari
13308141062
13308144009
13308144011
keinginan laki-laki (suami) daripada teman hidup yang bakal memberikan keturunan
kepadanya.
Bentuk perkawinan yang mendominasi yaitu sebagai berikut :
Perkawinan al-daizan adalah bentuk perkawinan yang menetapkan bahwa apabila
suami dari seorang perempuan meninggal dunia, anaknya yang tertua berhak untuk
mengawininya. Bahkan anak tersebut berhak untuk mengkawinkannya dengan orang lain
atau melarangnya menikah sama sekali sampai ia meninggal.
Ada juga perkawinan yang disebut zawwaj al-badal (saling bertukar isteri). Seorang
laki-laki dapat meminta laki-laki lain agar melepaskan isterinya untuk diperisteri, dan
sebagai gantinya dia akan menyerahkan isterinya untuk diperisteri laki-laki tersebut. Ini
terjadi tanpa pemberian mas kawin. Bentuk perkawinan yang lain adalah zawwaj alistibda dimana seorang suami akan meminta isterinya untuk bersetubuh dengan laki-laki
yang dianggap mempunyai kekuatan dan kelebihan, agar isteri tersebut bisa hamil dan
mengandung anaknya. Anak yang lahir nantinya dianggap sebagai hadiah dari orang
tersebut.
Bentuk perkawinan yang lain adalah seorang laki-laki yang menikahi tawanan perang
perempuan, disebut nikah al-zainah. Tawanan tersebut tidak dapat menolak dan tidak ada
pembayaran mas kawin ataupun penyampaian khutbah nikah. Sebenarnya masih banyak
lagi bentuk-bentuk perkawinan yang dirasa sangat merendahkan martabat dan kehormatan
perempuan, misalnya saja nikah muthah, poligami tanpa batas lain sebagainya.
4. Prinsip amanah/tanggungjawab
5. Prinsip muasyarah bil maruf