Anda di halaman 1dari 6

VII.

Analisa Data
Percobaan yang dilakukan adalah berupa suatu pengamatan pada sebuah
tangki berpengaduk yang didalamnya berisi campuran air dan tepung kanji dengan
berbagai variasi pengadukan yaitu mulai dari 80 rpm hingga 110 rpm dengan
komposisi tepung kanji beragam, 100,200,300 dan 400 gr.
Dari percobaan tersebut dapat dianalisa bahwa untuk memperoleh
pengadukan yang ideal maka terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan.
Variabel tersebut yaitu berupa komposisi bahan, reaktor yang digunakan,
kecepatan pengadukan, waktu pengadukan, densitas dan viskositas bahan.
Terdapat keterkaitan antar variabel-variabel tersebut, semakin lama pengadukan
maka akan semakin homogen suatu campuran dan homogenitas campuran
berpengaruh pada viskositas dan densitas suatu campuran.
Berikut ini merupakan grafik hasil pengamatan dari percobaan yang telah
dilakukan beserta analisanya.

Grafik 1. Hubungan Antara Densitas dengan Massa Tepung Kanji Sebelum


Netralisasi
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin besar massa tepung kanji
yang ditambahkan maka densitas dari sutau campuran tersebut akan semakin
besar pula. Jadi terdapat hubungan berbanding lurus antara denistas campuran dan
massa tepung kanji. Hal ini disebabkan karena ketika ditambahkan tepung kanji

lebih banyak dari sebelumnya maka komposisi tepung kanji akan semakin besar
dalam campuran tersebut dan menyebabkan ketidakseimbangan komposisi antara
air dan tepung kanji, sehingga tepung kanji akan mendominasi komposisi pada
campuran tersebut.

Grafik 2. Hubungan Antara Densitas dengan Massa Tepung Kanji Setelah


Netralisasi
Selanjutnya yaitu grafik hubungan antara densitas dengan massa tepung
kanji setelah netralisasi, sebenarnya apa dapat dilihat pada grafik ini juga
memiliki penjelasan yang sama dengan grafik 1 yaitu semakin besar massa tepung
kanji yang ditambahkan maka densitas dari sutau campuran tersebut akan semakin
besar pula. Dan densitas yang diukur saat setelah netralisasi menunjukan angka
yang hampir sama dengan saat sebelum netralisasi, hanya saja pada beberapa titik
nilai densitasnya cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena saat sebelum
netralisasi campuran cenderung belum homogen sehingga sampel yang diambil
tidaklah mewakili keseluruhan campuran karena masih terdapat penggumpalan
tepung kanji di beberapa bagian (belum merata).
Selanjutnya yaitu grafik 3 yang menggambarkan hubungan antara
viskositas dengan massa tepung kanji sebelum netralisasi.

Grafik 3. Hubungan Antara Viskositas dengan Massa Tepung Kanji Sebelum


Netralisasi
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa terdapat hubungan yang juga
berbanding lurus antara viskositas campuran dengan massa tepung kanji yang
ditambahkan, yaitu semakin besar massa tepung kanji yang ditambahkan maka
viskositas dari sutau campuran tersebut akan semakin besar pula. Hal ini
disebabkan karena ketika ditambahkan lebih banyak lagi teung kanji ke dalam
suatu campuran maka akan semakin besar komoposisi tepung kanji pada suatu
campuran tersebut yang menyebabkan kekentalan campuran tersebut meningkat.
Indikasi dari kekentalan ini menunjukkan bahwa viskositas campuran tersebut
bernilai tinggi.
Selanjutnya yaitu grafik 4 yang menunjukkan hubungan antara viskositas
dengan massa tepung kanji dimana pada grafik ini juga memiliki penjelasan yang
sama dengan grafik 3 yaitu semakin besar massa tepung kanji yang ditambahkan
maka viskositas dari sutau campuran tersebut akan semakin besar pula. Nilai
viskositas yang diukur saat setelah netralisasi menunjukan angka yang hampir
sama dengan saat sebelum netralisasi, hanya saja pada beberapa titik nilai
densitasnya cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena saat sebelum
netralisasi campuran cenderung belum pada keadaan yang homogen sehingga
sampel yang diambil tidaklah mewakili seperti yang diinginkan. Karena perlu

waktu untuk suatu campuran agar bisa homogen atau merata dengan sempurna,
apalagi proses pengambilan sampel dilakukan pada bagian bawah tanki dimana
bisa saja terdapat endapan tepung kanji.

Grafik 4. Hubungan Antara Viskositas dengan Massa Tepung Kanji Setelah


Netralisasi
Selanjutnya dapat dibuat pula grafk hubungan antara reynold number yang
mengindikasikan jenis aliran dalam suatu fluida seperti grafik 5 dibawah ini.

Grafik 5. Hubungan Antara Bilangan Reynold dengan Kecepatan


Pengadukan

Dari garfik diatas dapat dilihat bahwa terdapat hubungan berbanding lurus
antara kecepatan pengadukan dengan bilangan reynold yaitu semakin besar
kecepatan pengadukan maka akan semakin besar pula bilangan reynoldnya. Hal
ini tentu saja disebabkan karena ketika kecepatan putaran suatu rotor besar maka
akan menyebabkan pergolakan yang besar pula dalam suatu fluida, dimana
molekul-molekul yang terdapat pada fluida cair tersebut akan semakin sering
berkontak atau bertumburan yang menyebabkan energi kinetiknya juga semakin
meningkat sehingga akan menciptakan aliran yang bergejolak (aliran turbulen)
yang ditunjukkan dengan harga bilangan reynold yang tinggi yaitu diatas 2200.

VIII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Agitasi merupakan proses pengadukan terhadapt dua atau lebih zat yang
bertujuan untuk membuat campuran yang homogen, melarutkan partikel
zat padat dan mempertahankan reaksi.
b. Variabel yang mempengaruhi proses agitasi adalah komosisi bahan, jenis
reaktor yang digunakan, kecepatan pengadukan, waktu pengadukan,
densitas dan viskositas bahan.
c. Terdapat hubungan yang berbanding lurus antara jumlah tepung kanji yang
ditambahkan dengan nilai viskositas dan densitas yang diukur dari
campuran suatu bahan.
d. Bilangan reynold mengindikasikan jenis aliran yang terbentuk dari suatu
pengadukan. Angka diatas 2200 menunjukkan bahwa jenis aliran yang
terjadi adalah aliran turbulen.
IX. Daftar Pustaka
Buku petunjuk praktikum satuan operasi.2004.Agitasi dan Pencampuran.
Teknik Kimia. Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai