Nomor
Sifat
Lampiran
Perihal
: 140/640/SJ
:
:
: Pedoman Alokasi Dana Desa
dari Pemerintah Kabupaten/Kota
Kepada Pemerintah Desa
Kepada
Yth. 1. Gubernur & Bupati/Walikota
2. Pimpinan DPRD Provinsi,
dan Kabupaten/Kota
di
SELURUH INDONESIA
Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dari beberapa daerah mengenai bantuan dana
untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa, maka sambil menunggu
ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pasal 163 Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bersama ini diberitahukan hal-hal sebagai
berikut:
1 Dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/3172/SJ, perihal Pedoman Umum
Penyusunan Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2005 tanggal 10 Desember 2004,
ditegaskan pokok-pokok kebijakan yang menjadi Agenda Nasional dan perlu mendapat
dukungan rakyat, pemerintahan daerah dalam penyiapan kebijakan sebagai landasan
penyusunan Anggaran Daerah antara lain:
a. Penguatan sistem perekonomian yang secara langsung membawa kesejahteraan yang nyata
seperti mengatasi pengangguran;
b. Pengaturan lanjut sistem dan implementasi desentralisasi dengan regulasi dan bimbingan
yang konsisten dan responsif terhadap perkembangan disetiap strata pemerintahan.
2 Dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dimaksud juga ditegaskan bahwa Belanja Modal
diprioritaskan pada pembiayaan kebutuhan pelayanan dan dalam menciptakan keserasian
pembangunan antar kawasan di daerah, sehingga Belanja Modal diarahkan antara lain untuk
pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan, keterbelakangan dan
keterpencilan.
3 Dalam upaya peningkatan pelayanan dasar masyarakat dan pemberdayaan masyarakat maka
Pemerintahan Desa sebagai unit pemerintahan terdepan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat perlu didukung dana dalam melaksanakan tugas-tugasnya di bidang pemerintahan
maupun pembangunan. Hal tersebut telah diamanatkan dalam pasal 212 Undang-Undang
Nomor 32 Tentang Pemerintahan Daerah, khususnya menyangkut sumber-sumber pendapatan
desa.
4 Untuk mendudukkan proporsi pembiayaan bagi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan desa,
diminta perhatian Saudara terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Gubernur agar melakukan fasilitasi pelaksanaan Alokasi Dana Desa pada masing-masing
Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi.
b. Bupati/Walikota agar menetapkan Alokasi Dana Desa (ADD) kepada Pemerintahan Desa
dengan ketentuan sebagai berikut:
1 Dari bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10 % untuk desa di wilayah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 2 A
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
1
2 Dari retribusi Kabupaten/Kota, yakni hasil penerimaan jenis retribusi tertentu Daerah
Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi Desa, sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
3 Bantuan keuangan kepada desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota antara 5 persen s/d 10
persen sebagaimana yang pernah dilakukan di beberapa daerah. Prosentase yang
dimaksud tersebut di atas tidak termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK).
4 Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada angka 3, dibagikan secara adil dan
merata sesuai kebijakan dan kondisi daerah, misalnya sebesar 60 persen sebagai alokasi
dana desa minimal (ADDM) dari jumlah ADD dan 40 persen sebagai alokasi dana desa
proposional (ADDP) dari jumlah ADD.
Pembagian ADDP dengan memperhatikan faktor kemiskinan, pendidikan dasar,
kesehatan, keterjangkauan, dan lain-lain sesuai dengan kebijakan daerah.
5 Rumusan besaran Alokasi Dana Desa dan penyalurannya ke Kas Desa, lebih lanjut
diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota atau Peraturan Daerah.
5 Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa, perlu dilaksanakan
kegiatan fasilitasi dan pelatihan tentang pengelolaan keuangan desa, penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan desa, serta
pelatihan terkait lainnya dalam rangka meningkatkan kemampuan Pemerintah Desa dalam
pengelolaan keuangan desa.
6 Untuk pemantapan pelaksanaan alokasi dana desa, terlampir disampaikan Pedoman Alokasi
Dana Desa yang dapat digunakan sebagai contoh oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kebijakan Pemerintah Daerah yang telah diambil dan hasil pelaksanaan alokasi dana desa
agar dilaporkan oleh Gubernur, Bupati/Walikota kepada Menteri Dalam Negeri Cq. Direktur
Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Demikian untuk menjadi maklum dan mendapatkan perhatian dalam pelaksanaannya.
Tembusan:
1 Yth. Presiden Republik Indonesia (sebagai laporan).
2 Yth. Wakil Presiden Republik Indonesia.
3 Yth. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
4 Yth. Menteri Koordinator Bidang Perekonornian.
5 Yth. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
6 Yth. Menteri Keuangan.
7 Yth. Menteri Negara Perencanaan Pernbangunan Nasional/Kepala Bappenas.
LAMPIRAN
Nomor
:
Tanggal
:
Perihal
: Pedoman Alokasi Dana Desa
dari Pemerintah Kabupaten/
Kota kepada Pemerintah Desa
PEDOMAN ALOKAS1 DANA DESA
DARI PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEPADA PEMERINTAH DESA
I.
LANDASAN PEMIKIRAN
1 Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan-kebijakan tentang desa,
terutama dalam memberi pelayanan, peningkatan peranserta, peningkatan prakarsa dan
pemberdayaan masyarakat desa yang ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat.
2 UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah menegaskan bahwa keseluruhan belanja daerah diprioritaskan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya
memenuhi kewajiban daerah.
3 Hasil penelitian Tim Studi Alokasi Dana Desa di beberapa Kabupaten menunjukkan
bahwa pelaksanaan alokasi dana desa dapat meningkatkan peran pemerintah desa dalam
memberikan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.
4 Dalamn rangka meningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, desa mempunyai
hak untuk memperoleh bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota, dan
bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
kabupaten/kota.
5 Perolehan bagian keuangan desa dari kabupaten/kota sebagaimana disebut pada nomor
tiga (3) selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa (ADD), yang penyalurannya melalui
Kas Desa.
6 Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk
menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan
dari desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.
II.
DASAR HUKUM
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Pasal 2A ayat (2) dan ayat (4); Pasal 18 ayat (5) dan (6) ).
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
IV.
Maksud
Alokasi Dana Desa dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintahan Desa
dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat.
B.
Tujuan
1
Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan
pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai
kewenangannya.
2
V.
VI.
Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi
secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di desa.
4.
5.
Koefisien variabel adalah koefisien (angka) desa, yang dimiliki oleh desa untuk
setiap variabel tertentu, misalnya: variabel kemiskinan, pendidikan, dst.
Koefisien variabel desa merupakan perbandingan antara Angka Variabel setiap
desa dengan jumlah total variabel desa.
Besarnya Koefisien Variabel (KV) tertentu dapat dihitung dengan menggunakan
rumus dibawah ini:
KV1, 2, ...x =
V1,2,x
Vn
VN
Contoh:
Desa Bahagia di Kabupaten Sejahtera, diketahui dari data sebagai berikut:
Jumlah KK miskin Desa Bahagia
= 45 KK
Jumlah KK miskin Kabupaten Sejahtera
= 15.000 KK
Koefisien Variabel Kemiskinan Desa Bahagia
KV1 (Desa Bahagia) = 45/15.000 = 0,003
D.
a1 + a2 + a3+ ...+ an = 1
a1, a2, ..., an : Angka Bobot Variabel Pertama, Kedua, hingga ke-n.
Misalnya: Bobot Kemiskinan 0,4; Kesehatan 0,3; dst.
Contoh:
Daerah menetapkan 4 (empat) variabel independen untuk menetapkan Nilai Bobot
Desa (BDx), yakni Kemiskinan, Pendidikan Dasar, Kesehatan, dan
Keterjangkauan.
Variabel
Variabel Kemiskinan (A1)
Variabel Pendidikan Dasar (a2)
Variabel Kesehatan (a3)
Variabel Keterjangkauan (a4)
Jumlah Bobot
Contoh:
Variabel
Variabel Kemiskinan (a1)
Variabel Pendidikan Dasar (a2)
Variabel Kesehatan (a3)
Variabel Keterjangkauan (a4)
Jumlah Bobot
Bobot
Angka Bobot
(a) = Bobot/Jml
Bobot
4
3
3
1
11
0.36
0.27
0.27
0.09
1.00
VIII.
Tingkat Kabupaten/Kota
Tim Fasilitasi tingkat Kabupaten/Kota atau sebutan lain ditetapkan dengan
Keputusan Bupati/Walikota yang terdiri dari unsur pemerintah dan unsur-unsur lain
terkait yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1 Melaksanakan desiminasi secara luas akan kebijakan, data dan informasi tentang
ADD.
2 Membantu Tim Pendamping tingkat Kecamatan untuk memberikan
pelatihan/orientasi kepada Tim Pelaksana ADD di tingkat Desa.
3 Menentukan besarnya ADD yang diterima berdasarkan rumusan yang telah
ditetapkan.
4 Melakukan kegiatan pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan ADD
bersama dengan Tim Pendamping tingkat Kecamatan dalam setiap proses
tahapan kegiatan.
5 Melakukan fasilitasi pemecahan masalah berdasarkan pengaduan masyarakat
serta pihak lainnya dan mengkoordinasikan pada Badan Pengawas.
6 Memberikan laporan kemajuan desa dalam mengelola ADD kepada
BupatiNValikota.
B.
IX.
X.
XI.
PENGGUNAAN ADD
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ADD adalah sebagai berikut:
1 Penggunaan Alokasi Dana Desa dimusyawarahkan antara Pemerintah Desa dengan
masyarakat dan dituangkan dalam Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDesa) tahun yang bersangkutan.
2 Pengelolaan Alokasi Dana Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa yang dibantu oleh
Lembaga Kemasyarakatan di Desa.
3 Kegiatan-kegiatan yang dapat didanai oleh ADD adalah sesuai dengan ketentuan
penggunaan belanja APBDesa.
4 Bagian dari ADD yang digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat desa,
sekurang-kurangnya adalah sebesar 60%.
5 Peraturan lebih lanjut tentang teknis pelaksanaannya dapat diatur dalam Keputusan
Kepala Desa.
6 Perubahan penggunaan ADD yang tercantum dalam APBDesa dapat diatur sesuai
dengan kebijakan yang berlaku di daerah.
7 Guna kepentingan pengawasan, maka sernua penerimaan dan pengeluaran keuangan
sebagai akibat diberikannya Alokasi Dana Desa dicatat dan dibukukan sesuai dengan
kebijakan daerah tentang APBDesa.
PELAPORAN ADD
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaporan ADD adalah sebagai berikut:
1
Pelaporan diperlukan dalam rangka pengendalian dan untuk mengetahui
perkembangan proses pengelolaan dan penggunaan ADD. Adapun jenis pelaporan
mencakup:
a. Perkembangan pelaksanaan dan penyerapan dana,
b. Masalah yang dihadapi.
c. Hasil akhir penggunaan ADD.
2.
Laporan ini dilaksanakan melakui jalur struktural yaitu dari Tim Pelaksana tingkat
Desa diketahui oleh Kepala Desa ke Tim Pendamping tingkat Kecamatan secara
bertahap. Selanjutnya Tim Pendamping tingkat Kecamatan membuat laporan/rekapan
dari seluruh laporan tingkat desa di wilayahnya secara bertahap melaporkan kepada
Bupati Cq. Tim Fasilitasi tingkat Kabupaten.
3.
Berbagai jenis laporan tersebut tersedia di kantor Kepala Desa untuk dapat diakses
dengan mudah oleh mereka yang membutuhkannya.
PENGAWASAN ADD
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan ADD adalah sebagai berikut:
1
Pengawasan terhadap ADD beserta kegiatan pelaksanaanya dilakukan secara
fungsional oleh pejabat yang berwenang dan oleh masyarakat sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
2
Jika terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan ADD, maka penyelesaiannya secara
berjenjang, mulai dari ditingkat desa kemudian kecamatan.
3
Beberapa indikator yang dapat diberlakukan dalam menilai keberhasilan pengelolaan
dan penggunaan ADD, yaitu:
a.
Pengelolaan
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang adanya ADD.
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan tingkat Desa.
Meningkatnya pengetahuan masyarakat
tentang
pertanggungjawaban
penggunaan ADD oleh pemerintah desa.
9
b.
Penggunaan
Kegiatan yang didanai sesuai dengan yang telah direncanakan dalam
APBDesa.
Daya serap (realisasi) keuangan sesuai yang ditargetkan.
Tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi.
Besamya jumlah penerima manfaat (terutama dari kelompok miskin).
Tingginya kontribusi masyarakat dalam mendukung penggunaan ADD.
Terjadi peningkatan Pendapatan Asli Desa.
Mampu bersinergi dengan program-program pemerintah yang ada di desa
tersebut.
XII.
10
ADD
60%
40%
ADDM
n
4,000,000,000.00
2,400,000,000.00
1,600,000,000.00
96,000,000.00
25
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
II
1
2
3
4
Kecamatan A
Desa 1
Desa 2
Desa 3
Desa 4
Desa 5
Desa 6
Desa 7
Desa 8
Desa 9
Desa 10
Desa 11
Desa 12
Kecamatan B
Desa 13
Desa 14
Desa 15
Desa 16
ADDPx
ADDx
Bobot
Desa
BDx
Kemiskinan
Keluarga
Miskin
(KK)
am
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
43,692,705
69,649,462
76,170,178
70,315,954
101,485,681
68,571,707
75,024,368
37,739,515
58,913,122
46,276,118
51,414,270
59,830,758
139,692,705
165,649,462
172,170,178
166,315,954
197,485,681
164,571,707
171,024,368
133,739,515
154,913,122
142,276,118
147,414,270
155,830,758
0.03
0.04
0.05
0.04
0.06
0.04
0.05
0.02
0.04
0.03
0.03
0.04
218
217
336
287
591
408
289
207
343
141
343
351
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
57,381,390
59,374,937
40,972,681
45,303,746
153,381,390
155,374,937
136,972,681
141,303,746
0.04
0.04
0.03
0.03
48
65
12
91
Keterjangkauan
KVM
0,36
0.04
0.04
0.06
0.05
0.10
0.07
0.05
0.03
0.06
0.02
0.06
0.06
0.01
0.01
0.00
0.01
IKDIKKab
(km)
aj
Pendidikan
VKJ
<9 Tahun
[anak]
VKP
0.27
ap
0.27
Kesehatan
Penderita
Peny.Mnl
r
as
VKS
0.09
12
16
25
21
34
30
14
15
17
33
10
25
0.02
0.02
0.03
0.03
0.05
0.04
0.02
0.02
0.02
0.04
0.01
0.03
12
33
22
24
21
8
35
5
12
11
10
8
0.03
0.07
0.05
0.05
0.05
0.02
0.08
0.01
0.03
0.02
0.02
0.02
12
22
23
21
14
12
16
12
13
8
9
11
0.03
0.06
0.06
0.05
0.04
0.03
0.04
0.03
0.03
0.02
0.02
0.03
45
46
43
42
0.06
0.06
0.06
0.06
23
22
11
4
0.05
0.05
0.02
0.01
12
14
11
22
0.03
0.04
0.03
0.06
11
Kecamatan/Desa
II
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kecamatan B
Desa 17
Desa 18
Desa 19
Desa 20
Desa 21
Desa 22
Desa 23
Desa 24
Desa 25
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
96,000,000
2,400,000,000
ADDPx
54,947,991
40,474,762
49,789,319
40,823,233
71,948,156
48,999,404
110,944,023
121,983,025
97,973,556
1,600,000,000
ADDx
Bobot
Desa
BDx
150,947,991
136,474,762
145,789,319
136,823,233
167,948,156
144,999,404
206,944,023
217,983,025
193,973,556
4,000,000,000
0.03
0.03
0.03
0.03
0.04
0.03
0.07
0.08
0.06
Kemiskinan
Keluarga
Miskin
(KK)
am
158
32
93
80
206
44
550
615
381
6,106.0
Keterjangkauan
KVM
0,36
0.03
0.01
0.02
0.01
0.03
0.01
0.09
0.10
0.06
IKDIKKab
(km)
Aj
Pendidikan
Kesehatan
VKJ
<9 Tahun
[anak]
VKP
Penderita
Peny.Mnlr
VKS
0.27
ap
0.27
as
0.09
36
33
41
23
45
35
32
29
40
742.0
0.05
0.04
0.06
0.03
0.06
0.05
0.04
0.04
0.05
15
10
13
16
19
20
32
37
35
458
0.03
0.02
0.03
0.03
0.04
0.04
0.07
0.08
0.08
12
23
12
12
21
14
25
30
13
493
0.03
0.06
0.03
0.03
0.05
0.04
0.06
0.08
0.03
Bobot Variabel
Variabel
Bobot
Kemiskinan
Keterjangkauan
Pendidikan
Kesehatan
Jumlah Bobot
IKD
IKKab
VKM
VKJ
VKP
VKS
4
3
3
1
11
: Ibu Kota Desa
: Ibu Kota Kabupaten
: Variabel Koefisien Kemiskinan
: Variabel Koefisien Keterjangkauan
: Variabel Koefisien Pendidikan 9 Tahun
: Variabel Koefisien Kesehatan
am
aj
ap
as
12