DOSEN PENGAMPU :
S.Farm., Apt.
Tanggal Pengumpulan : Senin, 20 Mei 2013
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 7-D
(18123497A)
(18123498A)
NURHALIMAH YULIANINGSIH
(18123499A)
VIKTORIA HAMINA
(18123500A)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2013
I.
TUJUAN
II.
DASAR TEORI
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari
sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada
tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan
menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya
fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci
dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Dipengaruhi oleh
intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari. Selain itu,
setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme,
yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan
respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme,
menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman
hari panjang, dan tanaman hari pendek.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih
cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (
tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau
tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai
penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat
memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Cahaya yang
bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan oleh tidak adanya cahaya
sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel sel
tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan
tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek,
lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya
cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan
fotosintesisnya. Cahaya itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity
Radiation) dan mempunyai panjang gelombang 400 mili mikron sampai 750
mili micron. Tanaman juga memberikan respon yang berbeda terhadap
tingkatan pengaruh cahaya.
Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan
generatif. Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau
daun, kegiatan stomata ( respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu
dari organ-organ permukaan, absorpsi mineral hara, permeabilitas, laju
pernafasan, dan aliran protoplasma (Jumin 2008:8). Secara teoritis, semakin
besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis.
III.
IV.
Petridish
Kapas
Kantong plastik warna hitam
Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus, L)
CARA KERJA
1. Siapkan 2 petridish
2. Beri alas petridish menggunakan kapas, kemudian basahi dengan air
3. Pilihlah benih kacang hijau yang bernas, dengan cara merendamnya ke
dalam air. Benih yang tenggelam adalah benih yang bernas.
4. Kecambahkan masing-masing 10 benih kacang hijau yang telah
diseleksi dengan cara meletakkan di atas kapas yang telah dibasahi.
5. Inkubasikan petridish pada dua kondisi yang berbeda yaitu : dalam
gelap dan terang. Inkubasi gelap dilakukan dengan cara menutup
petridish dengan kantong plastik hitam. Sedangkan inkubasi terang
dilakukan dengan menaruh pada ruangan dengan cukup penyinaran.
6. Jagalah kelembaban media setiap hari, dengan cara membasahi media
dengan air secukupnya. Pemberian air tidak boleh berlebihan. Pada
saat pemberian air, untuk perlakuan inkubasi gelap, pembukaan
penutup tidak boleh terlalu lama.
7. Amati pertumbuhan kecambah setelah 1 minggu berikutnya.
Pengamatan :
1.
2.
3.
4.
V.
HASIL PERCOBAAN
Tabel data percobaan :
Hari
Ukuran Panjang
(cm)
Ukuran panjang
(cm)
POT TERANG
POT GELAP
0,0
0,0
0,0
0,2
0,4
0,6
1,1
2,2
5,2
6,6
7,9
9,2
12,8
16,9
24
0,0
0,0
0,1
0,3
0,7
1,4
5.6
12,9
15,5
16,9
18,0
23,0
25,7
27,0
29,5
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
30
25
20
15
POT TERANG
10
POT GELAP
5
0
1 2 3
9 10 11
12 13 14
15
POT TERANG
VI.
PEMBAHASAN
Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari bumi.
Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan unsurunsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen. Proses
ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh
lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan sebagai
cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya.
Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis. Cahaya berpengaruh langsung
terhadappertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati
denganmembandingkan tanaman yang tumbauh dalam gelap dan terang. Pada keadaan gelap
pertumbuahan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang
abnormal (lebih panjang, pucat,daun tidak berkembang dan batang tidak kukuh) sebaliknya
dalamkeadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun berkembangsempurna dan
berwarna hijau.
Tumbuhan yang dipelihara dalam ruangan gelap atau memperoleh cahaya redup akan
menghasilkan batang yang tumbuh panjang, tetapi dalam kondisi lemah, daun berukuran
kecil, tumbuhan tampak berwarna pucat, berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat,
stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, serta perakarannya tidak terlalu lebat.
Sedangkan pada tumbuhan yang dipelihara di tempat yang terkena sinar matahari
terjadi sebaliknya, disebabkan karena adanya cahaya yang berpengaruh terhadap fotosintesis
kecambah, dan merangsang pembentukan klorofil sehingga tanaman dapat menghasilkan
makanan sendiri. Hal inilah menyebabkan tanaman yang ditempat terang berwarna hijau
daunnya sedangkan ditempat gelap batangnya kurus, daunnya pucat dan tidak berkembang
dengan baik.
Penagruh cekaman cahaya dapat dilihat berdasarkan Data keadaan warna daun seprti pada
tabel berikut ini;
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 - 15
Tempat Terang
Belum terlihat
Belum terlihat
Belum terlihat
Belum terlihat
Tumbuh berwarna hijau
Bertambah berwarna hijau
Bertambah berwarna hijau
Bertambah berwarna hijau
Bertambah berwarna hijau
Bertambah berwarna hijau
Tempat Gelap
Belum terlihat
Belum terlihat
Belum terlihat
Tumbuh berwarna hijau
Bertambah berwarna kuning
Bertambah berwarna kuning
Bertambah berwarna kuning
Bertambah berwarna kuning
Bertambah berwarna kuning
Bertambah berwarna kuning
VII.
KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan berdasarkan perbedaan yang terapat pada tabel data keadaan warna
maka tanaman di tempat terang lebih hijau daunnya dan batangnya lebih besar
disebabkan
karena trejadi proses foto sintesis sedangkan ditempat gelap tidak terjadi proses
fotositesis sehingga daunnya menguning dan batangnya kecil atau kurus.
2. Tanaman yang ditanam pada tempat gelap memiliki pertumbuhan lebih cepat
daripada yang ditanam di tempat terang.
3. Intensitas Cahaya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman yang dibutuhkan untuk dapat melakukan fotosintesis.
TUJUAN
Mengamati pengaruh pemberian hormon Auxin (IAA) terhadap perkecambahan
II.
DASAR TEORI
Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari
sekresi pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan
daun), ujung akar, daun muda, bunga, buah, dan kambium. Jika hormon auksin
berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas pembuluh (xilem
dan floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan pemanjangan sel-sel jaringan
batangnya.
Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat
pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang,
mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel,
mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormon
auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang
pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat
karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari
oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak
dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita
harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih
mudah untuk mengetahuinya. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat
yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang
gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya
sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan
karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk
tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit
lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap, tetapi
tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini
disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu
protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+
ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan
beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel
tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.
III.
IV.
Petridish
Kapas
Kantong plastik warna hitam
Benih jagung (Zea mays)
Hormon Auxin 0,1 ppm; 1 ppm; 10 ppm; 100 ppm
CARA KERJA
1. Siapkan 8 petridish
2. Beri alas petridish menggunakan kapas, kemudian basahi dengan air
3. Seleksi benih jagung dengan cara merendam dalam air, benih yang
tenggelam digunakan sebagai bahan praktikum.
4. Rendam benih jagung yang telah terseleksi ke dalam larutan hormon
selama 1 jam.
5. Letakkan masing-masing sebanyak 10 benih jagung ke dalam 8 buah
petridish.
6. Inkubasi dalam 2 kondisi, yaitu gelap dan terang
7. Setelah 1 minggu lakukan pengamatan.
Pengamatan :
1. Ukur panjang akar yang terbentuk
2. Ukur tinggi kecambah yang terbentuk
3. Hitung nilai rata-rata ke delapan pengamatan pada kedua kondisi
inkubasi
4. Ambil kesimpulan !
V.
HASIL PERCOBAAN
Tabel Data Percobaan :
Panjang tanaman
(Cm)
HARI
Panjang tanaman
(Cm)
POT TERANG
POT GELAP
1,00
2
3
4
0,5
1,25
2,50
2,25
4,50
7,75
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
3,25
4,0
4,75
5,50
6,50
7,75
8,0
9,25
10,7
12,0
13,35
9,50
12,0
13,75
15,25
16,75
18,0
20,2
21,9
23,8
25,0
26,8
30
25
20
15
POT TERANG
10
POT GELAP
5
0
1 2 3
9 10 11
12 13 14
15
POT TERANG
VI.
PEMBAHASAN
Pemberian senyawa organik berupa hormon yang dibuat pada suatu bagian yang
dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis pada
perkecambahan.
Hormon yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah : Auksin yaitu senyawa
asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan
batang).
Berfungsi mengatur pembesaran sel dan pemanjangan sel di daerah belakang
meristem ujung
Pengaruhnya yaitu pada bagian batang yang terkena cahaya memiliki auksin yang
lebih sedikit karena auksin mengalami kerusakan jika terkena cahaya sedangkan
bagian batang yang tidak terkena cahaya mempunyai lebih banyak auksin sehingga
tumbuh lebih panjang daripada batang yang terkena cahaya. Auksin juga
menyebabkan perpanjangan sel batang dan menghambat perpanjangan sel akar.
Perbedaan panjang dari batang dapat dilihat dari tabel berikut berdasarkan hasil
percobaan.
Hasil analisa Data keadaan kecambah
Hari
Tempat terang
Tempat gelap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
VI.
KESIMPULAN
1.
Dari data hasil precobaan diatas dapat disimpulkan bahwa hormon merupakan
faktor internal dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
2. Aktifitas hormon dipengaruhi oleh intensitas cahaya.
3. Batang yang terkena sinar matahari mempunyai komposisi auksin lebih sedikit
sehingga ukurannya lebih pendek sedangkan batang yang tidak terkena sinar
matahari ukurannya lebih panjang karena hormon auksinnya mempunyai
komposisi yang lebih banyak.
4. Cahaya matahari dapat merusak hormon auksin.
TUJUAN
Mengetahui pengaruh cekaman kekeringan terhadap perkecambahan jagung
melalui indikator kualitas pertumbuhan yang diamati dengan komponen berat
kering tanaman.
II.
DASAR TEORI
Cekaman kekeringan yang terjadi pada semua fase pertumbuhan, menurunkan
kadar lengas tanah dan meningkatkan suhu tanah. Cekaman kekeringan
menurunkan pertumbuhan tanaman jagung terutama bila terjadi pada fase
vegetatif. Cekaman kekeringan mengurangi pembukaan stomata, menurunkan
kadar air nisbi, laju transpirasi, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan nisbi.
Cekaman kekeringan meningkatkan kadar prolin pada semua fase pertumbuhan.
Meskipun demikian, bila tanaman mengalami cekaman terus menerus selama
hidupnya, pengamatan pada fase pengisian biji menunjukkan tidak terjadi
peningkatan kadar prolin. Cekaman kekeringan cenderung meningkatkan kadar
gula pada fase pengisian biji. Jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak
tercekam, cekaman kekeringan pada setiap fase pertumbuhan menurunkan hasil
jagung sama besar. Semakin lama terjadi cekaman, semakin rendah bahan kering
yang dihasilkan dan semakin rendah hasil jagung.
Selama siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan sampai panen selalu
membutuhkan air. Tidak satupun proses kehidupan tanaman yang dapat bebas dari
air. Besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus hidupnya tidak
sama. Hal ini berhubungan langsung dengan proses fisiologis, morfologis dan
kombinasi kedua faktor di atas dengan faktor-faktor lingkungan.
Kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui tanah dengan jalan
penyerapan oleh akar. Besarnya air yang diserap, oleh akar tanaman sangat
tergantung pada kadar air dalam tanah ditentukan oleh pF ( Kemampuan partikel
tanah memegang air), dan kemampuan akar untuk menyerapnya. Air seringkali
membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon tanaman
terhadap kekurangan air itu relatif terhadap aktifitas metaboliknya, morfologinya,
tingkat pertimbuhannya dan potensial hasil panennya.
Defisit air langsung mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman. Proses ini
pada sel tanaman ditentukan oleh tegangan turgor. Hilangnya turgiditas dapat
III.
IV.
Petridish
Kapas
Kantong plastik warna hitam
Benih jagung (Zea mays)
CARA KERJA
1. Tanamlah kecambah jagung masing-masing 10 kecambah ke dalam pot
dengan media tanah. Untuk setiap kelompok 4 pot.
2. Selama 1 minggu pertama kecambah dijaga kelembabannya setiap hari
dengan cara penyiraman secukupnya.
3. Pada minggu ke-2, kecambah diperlakukan cekaman kekeringan
dengan cara :
a. Sebanyak 2 pot tetap dilakukan penyiraman setiap hari, pada pot
normal terang dan pot normal gelap.
b. Sedangkan 2 pot yang lainnya dilakukan penyiraman 2 hari sekali,
yaitu pada pot kering terang dan pot kering gelap.
c. Perlakuan ini dihentikan seminggu kemudian.
Pengamatan :
1. Ukur tinggi tanaman
2. Ukur panjang akar
3. Hitung nilai rata-rata keempat pengamatan pada keempat kondisi
inkubasi
4. Ambil kesimpulan !
V.
HASIL PERCOBAAN
Tabel data hasil percobaan :
Kering
Normal
TERANG
GELAP
Tinggi
Panjang
tanaman Tanaman
(cm)
(cm)
0,3
0,1
0
0,9
0,5
0
2,7
1,6
0
2,78
2,1
0
Kering
GELAP
1
2
3
4
Normal
TERANG
Tinggi
Panjang
Tanaman
akar
(cm)
(cm)
0
0
0,75
0,2
1,25
0,9
2,25
3,0
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
3,50
4,75
6,25
7,50
8,25
9,50
12,0
13,7
15,9
18,7
23
4,0
5,1
6,75
8,1
8,76
10,7
12,7
13,9
16,7
19 0
24,2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Hari
4,7
5,0
5,9
6,7
7,6
8,2
9,0
10,7
11,2
13,3
15
3,3
4,2
5,6
7,4
8,5
9,7
11,0
11,9
12,8
13,7
14
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
20
Normal Terang
15
Kering Terang
10
Normal Gelap
Kering Gelap
Column3
0
1 2 3 4
5 6 7
8 9 10
11 12 13
14 15
VI.
Kering Gelap
Normal Terang
PEMBAHASAN
Pada pot kering gelap dan normal gelap tidak terjadi pertumbuhan karena bijinya mati
ini disebabkan kadar air dalam tanah terlampau tinggi, sehingga menghambat proses
pertumbuhan.
Sedangkan pada pot kering terang dan normal terang terjdi pertumbuhan kerena kadar
airnya normal sehingga biji tidak membusuk.
Air (H2O) adalah cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau yang
terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang secara
kimiawi air terbentuk dari Hidrogen dan Oksigen.
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi tumbuhan. Air diperlukan tumbuhan
sebagaimedia berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel, komponen dasar
pembentukanzat makanan, dan membantu mengedarkan zat makanan ke seluruh
bagian tubuh.
Air merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat perkecambahan dan
menghentikan masa dormansi biji. Perkecambahan diawalidengan penyerapan air dari
lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang
teramati adalah membesarnya ukuran biji yangdisebut tahap imbibisi. Biji menyerap
air dari lingkungan sekelilingnya, baikdari tanah maupun udara (dalam bentuk embun
atau uap air. Efek yang terjadiadalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio
membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.Kehadiran air di dalam sel
KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan dapat kita ketahui fungsi air bagi tanaman yaitu;
Memberikan tekanan turgor pada dinding sel sehingga sel dapat
membelah dan membesar
Merangsang terjadinya proses imbibisi, yaitu proses penyerapan air
oleh biji.
Sebagai bahan baku fotosintesis sehingga tanaman memproduksi
glukosa
Mengedarkan hasil-hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan.
2. Kadar air dalam tanah diperlukan dalam proses pertumbuhan tanaman namun
dalam konsentrasi jenuh justru akan menyebabkan penghambatan
pertumbuhan tanaman dan menyebabkan tanaman akan mati.
3. Kelembapan udara mempengaruhi penguapan air yang berhubungan dengan
penyerapan nutrisi. Penguapan air akan meningkat apabila kelembapan
rendah,akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrisi. Keadaan ini
memacu pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmubiologi-belajarbiologi.blogspot.com/2010/01/hormonauksin.html, diakses pada hari Selasa, tanggal 14 Mei 2013, pukul 21.27
WIB
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDet
ail&act=view&typ=html&buku_id=29418&obyek_id=4, diakses pada hari
Selasa, tanggal 14 Mei 2013, pukul 22.17 WIB