Anda di halaman 1dari 20

BAB 7

7.1

SURVIVAL

Pendahuluan

Survival berasal dari kata survive artinya perjuangan untuk tetap hidup. Secara global
survival adalah tindakan untuk mempertahankan hidup di alam bebas dari berbagai
keadaan dan lingkungan (kondisi) yang darurat dengan segala keterbatasan yang ada.
Orang yang berada dalam situasi survival disebut survivor.
Faktor-faktor penyebab dilakukannya survival antara lain:
1.
2.
3.
4.

Kehabisan perlengkapan disuatu tempat atau ekspedisi


Kecelakaan dalam suatu perjalanan atau ekspedisi
Tersesat
Hal-hal yang tidak terduga (kekurangan pangan,oksigen,dll)

Faktor-faktor penting untuk tetap hidup:


1.
2.
3.

Kemauan untuk tetap hidup (sikap mental).


Kondisi fisik dan perlengkapan yang dapat membantu.
Pengetahuan dan keterampilan

Definisi survival sendiri terdapat berbagai macam versi, dalam kaidah atau versi
kepecinta-alaman sendiri, survival dapat didefinisikan sebagai berikut:
S:
U:
R:
V:
I:
V:
A:
L:

Size up the situation - pandai-pandailah melihat situasi


Under baste make waste - jangan tergesa-gesa
Remember where you are - ingat dimana anda
Vlungish fear and panic - kuasai rasa takut dan panik
Improvice - perbaiki keadaan dari segala kesulitan
Value living - hargai hidupmu
Act like the setive - bertindaklah sewajarnya
Learn basic skill - pelajari keterampilan dasar

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tersebut, agar
dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda
tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya:
S:
T:
O:
P:

Stop & seating / berhenti dan duduklah


Thingking / berpikirlah
Observe / amati keadaan sekitar
Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

7.2
1.

Kondisi dan Keadaan Suatu Survival


Aspek psikologis suatu survival
a.
b.

Penyelesaian suatu situasi survival, membutuhkan tingkat ketahanan emosi


dan kepercayaan, sehingga dapat menyelesaikan problem mempertahankan
hidup.
Menyadari akan kepentingan hidup, sehingga dapat mempertahankan hidup,
maka perlu mengatasi beberapa problema dalam situasi survival.

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 78 -

2.

Tekanan yang timbul pada situasi survival


a.
b.

3.

Keadaan cuaca dan lingkungan


a.

b.

7.3

Stress mental dan fisik (panik dan kelelahan).


Rasa takut, untuk mengurangi rasa takut maka perlu belajar untuk mengatasi

Cuaca dingin
Ada pepatah dingin adalah pembunuh. Berdasarkan laporan, angka kematian
terbesar adalah karena terjadi pada suhu 0-10 derajat C. Sedangkan manusia
mempunyai panas tubuh normal 36-37 derajat C, dimana temperature ini harus
dipertahankan. Jika pengurangan suhu tubuh 1-2 derajat C dari suhu normal,
ini dapat menyebabkan suatu kematian (Hipothermin). Produksi panas tubuh
dihasilkan dari makanan jadi dapat mencapai panas tubuh normal. Panas dapat
keluar dari tubuh manusia melalui lima cara :
Respirasi (pernafasan)
Evaporasi (penguapan: keringat)
Konduksi (penghantar melalui kontak: kontak langsung dengan tubuh)
Konveksi (penghantaran: panas api)
Radiasi (pancaran: sinar matahari)
Cuaca panas
Panas tidak sebahaya dingin tetapi harus di ingat-ingat panas menyebabkan
kematian. Dehidrasi adalah kekurangan cairan dalam semua sel tubuh. Bila
penguapan cairan ini terjadi pada organ tubuh yang fital (otak) maka akan
menyebabkan kematian.
Hal-Hal Yang Harus Dimiliki Survivor

1.

Sikap mental
a. Semangat untuk tetap hidup
b. Kepercayaan diri
c. Akal sehat
d. Disiplin dan rencana matang
e. Kemampuan belajar dari pengalaman

2.

Pengetahuan
a. Cara membuat bivak
b. Cara memperoleh air
c. Cara mendapatkan makanan
d. Cara membuat api
e. Pengetahuan orientasi medan
f. Cara mengatasi gangguan binatang
g. Cara mencari pertolongan

3.

Pengalaman dan latihan


a. Latihan mengidentifikasikan tanaman
b. Latihan membuat trap, dll

4.

Peralatan kotak survival (survival kits):


a. Perlengkapan memancing
b. Pisau
c. Tali kecil
d. Senter
e. Cermin suryakanta, cermin kecil
f. Peluit
g. Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
h. Tablet garam, norit

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 79 -

i.
5.

Obat-obatan pribadi

Kemauan belajar
Selalu belajar dalam segala situasi dan keadaan. Berikut langkah-langkah yang
harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
a. Mengkoordinasi anggota
b. Melakukan pertolongan pertama
c. Melihat kemampuan anggota
d. Mengadakan orientasi medan
e. Mengadakan penjatahan makanan
f. Membuat rencana dan pembagian tugas
g. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
h. Membuat jejak dan perhatian
i. Mendapatkan pertolongan

7.4

Bahaya-Bahaya Dalam Survival

Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain:
1.

Ketegangan dan panic


Cara pencegahan:
a. Sering berlatih
b. Berpikir positif dan optimis
c. Persiapan fisik dan mental

2.

Matahari atau panas


a. Kelelahan panas
b. Kejang panas
c. Sengatan panas
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas: penyakit akut /kronis, baru
sembuh dari penyakit Demam, baru memperoleh vaksinasi, kurang tidur,
kelelahan, terlalu gemuk, penyakit kulit yang merata, Pernah mengalami sengatan
udara panas, minum alkohol, dehidrasi.
Pencegahan keadaan panas:
a. Aklimitasi
b. Persedian air
c. Mengurangi aktivitas
d. Garam dapur
e. Pakaian: Longgar, Lengan panjang, Celana pendek, Kaos oblong

3.

Serangan penyakit yang umum diderita pegiat alam bebas adalah:


a. Demam
b. Disentri
c. Typus
d. Malaria

4.

Bahaya binatang atau tanaman beracun dan berbisa


a. Gejala: Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang mencret,
kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
b. Penyebab: Makanan dan minuman beracun.
c. Pencegahan: Air garam di minum, Minum air sabun mandi panas, Minum teh
pekat atau di tohok anak tekaknya.

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 80 -

5.

Keletihan amat sangat


Pencegahan: Makan makanan berkalori, Membatasi kegiatan
Bahaya lainnya dalam survival adalah: Kelaparan, Lecet, Kedinginan (untuk
penurunan suhu tubuh < 30C bisa menyebabkan kematian

7.5

Pengetahuan dan Keterampilan dalam Survival

Secara sederhana survival memerlukan tempat berlindung, air, makanan, dan api serta
mengatasi tekanan atau stress yang muncul. Dimana tekanan atau stress harus diatasi
lebih dulu dengan bersikap tenang, jangan panik, dan tekanan emosi yang lain. Setelah
itu pilihlah mana yang didahulukan, antara mencari tempat perlindungan, makan,
minum, atau membuat api. Karena keempat factor tersebut dibutuhkan dalam survival
agar tetap hidup.
7.5.1.

Cara Membuat Bivouac/Shelter

Membuat bivouck atau shelter perlindungan dalam keadaaan darurat sebenarnya


bertujuan untuk untuk melindungi diri dari angin, panas, hujan, dingin dan gangguan
binatang.
Hal yang perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap cuaca dingin karena hal ini
yang paling sering mengakibatkan kematian para pendaki. Cara mengatasi ancaman
terhadap cuaca dingin ini termasuk salah satu dari teknik survival.
7.5.1.1. Macam-Macam Bivouac/Shelter
1.

Bivouac atau shelter alam, menggunakan sarana alam seperti kayu dan dedaunan.
Atau denagn memanfaatkan kondisi alam (seperti, ceruk, pohon roboh, lubang
pada tanah, dsb).

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 81 -

2.

Bivouac atau shelter buatan, menggunakan peralatan seperti ponco, jas hujan,
flysheet dll.

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 82 -

3.

Bivouac atau shelter perpaduan antara alam dan buatan.

7.5.1.2. Syarat Membuat Bivouac/Shelter


1.
2.
3.
4.
5.

Hindari daerah aliran air (bila terpaksa, maka gunakan bivouac panggung)
Di atas bivouac / shelter tidak ada dahan pohon mati atau rapuh atau di bawah
tebing yang labil
Bukan sarang nyamuk/serangga juga tanaman busuk karena tempat itu tidak sehat
dan kurang aman
Gunakan bahan yang kuat
Jangan melakukan merusak alam sekitar berlebihan

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 83 -

6.

Aman dari ancaman hewan atau keganasan alam (banjir, lahar, longsor)

7.5.2.

Mengatasi Gangguan Binatang

Nyamuk: Obat nyamuk seperti autan, dll , bunga kluwih dibakar, kain gombal / kain
butut [dalam keadaan memaksa, penulis pernah memotong lengan baju kaos sebagai
pengganti gombal] dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya
bisa mengusir nyamuk , Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk.
Laron: Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
Disengat Lebah: Oleskan air bawang merah pada luka bekas sengatan berkali-kali,
tempelkan tanah basah/liat di atas luka sengatan, jangan dipijit-pijit, tempelkan
pecahan genting panas di atas luka, olesi dengan petsin untuk mencegah
pembengkakan.
Gigitan Lintah: Teteskan air tembakau pada lintahnya, Taburkan garam diatas
lintahnya, teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya, taburkan abu rokok diatas
lintahnya, membuang (mengais) lintah upayakan dengan patahan kayu hidup yang ada
kambiumnya.
Semut Gatal: Gosokkan obat gosok pada luka gigitan, letakkan cabe merah pada jalan
semut, letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut.
Kalajengking dan Lipan: Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar, ikatlah tubuh
di sebelah pangkal yang digigit, tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka, taburkan
serbuk lada dan minyak goreng pada luka, taburkan garam di sekeliling bivouck untuk
pencegahan.
Gigitan Ular dll: Untuk mencegah dan mengobati secara darurat gigitan dan sengatan
binatang berbisa mematikan harus mempelajari Emergency Medical Care (EMC).
7.5.3.

Membaca Jejak

Ada beberapa jenis jejak yang dapat diidentifikasi, yaitu:


1.
2.

Jejak buatan, maksudnya adalah jejak yang dibuat oleh manusia.


Jejak alami yaitu tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan.
Jejak alami biasanya menyatakan tentang:
a. Jenis binatang yang lewat
b. Arah gerak binatang
c. Besar kecilnya binatang
d. Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
a. Kotoran yang tersisa
b. Pohon atau ranting yang patah
c. Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput

7.5.4.

Kebutuhan Dalam Survival

7.5.4.1. Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 30 hari tanpa
makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.
Berdasarkan sumbernya, air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air langsung
dan air tak langsung.
UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 84 -

Air langsung berarti air bersih yang dianggap aman untuk diminum saat itu juga. Contoh
air yang langsung dapat diminum adalah : air sungai, mata air, air hujan yang telah
ditampung, dan lain lain. Air langsung mempunyai ciri fisik yang bersih, jernih, tidak
berwarna, dan tidak berbau. Kecuali air yang ditemukan melalui buah atau tumbuhtumbuhan, seperti buah kelapa.Tetapi air langsung belum tentu juga dapat diminum
sekaligus. Karena dikhawatirkan bahwa air itu telah tercemar pupuk kebun penduduk,
pestisida, atau bahan kimia lainya. Maka dari itu sebaiknya diteliti dengan seksama
terlebih dahulu sebelum meminumnya.
Air tak langsung adalah air yang digolongkan menjadi air yang masih memerlukan proses
untuk diminum. Sumbernya terdapat di selokan kecil, genangan air, atau dari tumbuhtumbuhan.
1.
2.
3.

Tumbuhan beruas-ruas: rotan, liana dan keluarganya


Tumbuhan merambat: lumut and keluarganya
Tumbuhan khusus: kantong semar, sansievierra

Mengetahui sumber air sangat penting, karena kita dapat memprioritaskan air mana
yang akan kita simpan di tempat minum untuk diminum dan air mana yang akan kita
simpan
di
tempat
air
lain
untuk
mencuci
bahan
makanan
kita.
Misalnya, seorang survivor akan lebih merasa percaya diri apabila meminum air dari
mata air daripada meminum air yang ditemukan dari genangan air di bebatuan. Karena
dari fisiknya memang air dari mata air memang lebih jernih. Sedangkan air dari
genangan belum tentu jernih dan biasanya terdapat sarang serangga yang bertelur di
genangan air itu. Maka lebih baik air itu dipakai untuk keperluan lain selain diminum.
Yang tak kalah penting adalah perasaan yakin akan kebersihan air yang akan kita
minum. Karena perasaan tidak yakin akan kebersihan air yang kita minum akan
memberikan sugesti dan menjadikan gangguan kepada diri kita sendiri.
Air langsung
Berikut adalah sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan survival:
1.

Hujan
Apabila turun hujan ketika sedang ber-survival, maka sebaiknya kesempatan ini
dipergunakan sebaik-baiknya untuk menampung air sebanyak-banyaknya. Untuk
menampung air hujan, kita dapat memanfaatkan daun yang lebar, bambu, dan
sebagainya.

2.

Tanaman
Tanaman rambat dan rotan juga bambu banyak dijumpai di pegunungan dan hutan
rimba. Pilihlah tanaman rambat (akar gantung/liana) yang masih segar. Lalu
potonglah bagian bawah dari tanaman itu agar air yang terkandung di bagian atas
tanaman dapat menetes ke bagian bawah, lalu air yang menetes ditampung di
penampungan. Setelah itu baru potong bagian atasnya dengan jarak saru sampai
satu setengah meter dari bagian bawahnya. Tanaman rambat ini dapat ditemukan
di pohon-pohon besar. Dan satu pohon dapat diambil beberapa tanaman rambat.
Sebenarnya air yang didapat dari tanaman rambat ini sedikit, tetapi cukup untuk
membasahi tenggorokan.

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 85 -

Meminum langsung air dari Liana

3.

Air sungai dan mata air


Kebanyakan air sungai yang d hutan dapat langsung diminum. Tetapi harap diteliti
sebelumnya, apakah di sekitar sungai itu terdapat pembuangan kotoran atau
limbah.

4.

Air kelapa
Air kelapa merupakan penghapus dahaga yang baik. Air kelapa yang baik adalah
kelapa yang masih muda. Biasanya satu buah kelapa berisi air sebanyak hampir satu
liter. Usahakan apabila kita meminum air kelapa, harus yang masih baru atau
kelapa hasil memetik sendiri. Karena apabila kelapa yang sudah terjatuh biasanya
telah tua dan airnya tidak enak dan terkadang bau. Bahkan kemungkinan kelapa
yang sudah jatuh adalah bekas makanan bajing, maka disangsikan kebersihannya.

5.

Kondensasi Tanah
Cara lain dalam medapatkan air adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Hal
ini memanfaatkan uap air tanah dan kemudian ditampung di suatu tempat. Caranya
sebagai berikut:

Kondensasi Tanah

a.
b.
c.
d.
e.
6.

Galilah tanah dengan kedalaman kira-kira setengah meter.


Gelarlah plastik untuk menutupi lubang tersebut. Dan ujung-ujungnya ditahan,
agar plastik tersebut menutup lubang dengan rapat.
Beri pemberat di tengah plastik agar plastik agak menjorok ke dalam.
Sebelumnya letakan wadah penampung air di tengah-tengah lubang.
Biarkan seharian.

Kondensasi Pada Tanaman

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 86 -

Kondensasi pada Tanaman

Air tidak langsung


Berikut adalah sumber air yang dapat kita manfaatkan tetapi harus kita dibersihkan
terlebih dahulu.
1.

Lubang air
Air yang berada di tempat ini biasanya bercampur dengan lumpur, potongan
ranting atau dedaunan. Untuk memanfaatkannya kita perlu membersihkan
dedaunan di permukaan air dengan cara dipungut langsung. Setelah itu diendapkan
beberapa saat agar air tidak bercampur dengan lumpur. Setelah itu kita dapat
melakukan proses penyaringan. Proses ini akan diterangkan lebih lanjut dimuka.

2.

Air yang menggenang


Air yang menggenang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses penyaringan.
Air ini biasanya terdapat di saluran selokan yang telah mengering, celah antara
batu karang, cekungan tanah/batu, atau tunggul-tunggul pohon yang telah mati.
Berikut adalah cara menyaring air:
a. Dengan kaos berlapis. Lebih baik apabila kaos itu berwarna putih, sehingga
apabila kotor dapat terlihat dan dapat dibersihkan terlebih dahulu.
b. Dengan cara melewatkan air ke dalam rongga bambu yang telah dipotong di
kedua ujungnya. Di dasar bambu diberi penyaring seperti kerikil, ijuk, rumput
kering atau daun kering.
c. Air keruh juga dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses pengendapan
selama dua puluh empat jam di tempat bersih. Apabila air yang telah
diendapkan masih telihat atau terasa kotor, maka dapat dilakukan proses
penyaringan beberapa kali. Tetapi cara yang paling aman untuk mendapatkan
air bersih adalah setelah dibersihkan lalu air dimasak sampai masak.

Penjernihan Air
Supaya air menjadi palatable water tahap-tahapnya:
1.

Sedimentasi
Yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur AlOH.

2.

Koagulasi
yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama dengan FCl2, NH4.
non alkali sama dengan Na2SO4.

3.

Filtrasi
Yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 87 -

4.

Sterilisasi
Yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara:
a.
b.
c.
d.

5.

Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit


KMnO4 (kalium permanganate)
Tablet halozone (untuk penjernih air)
Dicampur serbuk biji kelor 200mg/liter lalu diendapkan selama jam.

Untuk penghilang bau, warna, racun, adalah dengan karbon aktif seperti : norit,
aqua nuchar, hidro darco
a. Air yang tidak perlu dimurnikan/palatable water
b. Air bron/mata air
c. Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air
d. Air dari tanaman:
kelapa, kaktus dipotong diperas
liana/rotan dengan memotong dekat tanah ditampung
palmae diambil niranya
ruas bambu, bonggol pisang, lumut
Air tampungan dari embun

7.5.4.2. Makanan
Dalam kondisi hidup dialam bebas ada berbagai makanan yang dapat dikonsumsi, tetapi
harus memperhatikan beberapa syarat dan patokan berikut:
1. Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
2. Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
3. Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali
4. sawo dan pepaya.
5. Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan, lengan,
6. bibir dan atau lidah, tunggu sesaat. Apabila terasa aman bisa dimakan.
7. Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 88 -

Catatan: Hubungan air dan makanan; Untuk makanan yang mengandung karbohidrat
memerlukan air yang sedikit, Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat
kehausan, Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak.
Tumbuhan yang dapat dimakan dapat diketahui dari ciri-ciri fisik, misalnya:
1. Permukaan daun atau batang yang tidak berbulu atau berduri
2. Tidak mengeluarkan getah yang sangat lekat
3. Tidak menimbulkan rasa gatal, hal ini dapat dicoba dengan mengoleskan daunnya
pada kulit atau bibir dan tidak menimbulkan rasa pahit yang sangat [dapat dicoba
di ujung lidah]
4. Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa batangnya:
5. Batang pohon pisang (putihnya)
6. Bambu yang masih muda (rebung)
7. Pakis dalamnya berwarna putih
8. Sagu dalamnya berwarna putih
9. Tebu
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa daunnya:
1. Selada air
2. Rasamala (yang masih muda)
3. Daun mlinjo
4. Singkong
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa buahnya:
1.
2.
3.

Arbei
Asam Jawa
Juwet

Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya: jamur merang, jamur kayu. Tetapi ada
beberapa jenis jamur mempunyai beracun yang ciri-cirinya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mempunyai warna mencolok


Baunya tidak sedap
Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
Bila diraba mudah hancur
Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
Tumbuh dari kotoran hewan
Mengeluarkan getah putih

Berbagai hewan yang ditemukan di alam dapat dimakan juga, misalnya Belalang,
jangkrik, tempayak putih (gendon), cacing, burung, laron, lebah, larva, siput/bekicot,
Kadal (bagian belakang dan ekor), katak hijau, ular (1/3 bagian tubuh tengahnya),
binatang besar lainnya.
Ada beberapa ciri binatang yang tidak dapat dimakan, yaitu :
1.
2.
3.

Binatang yang mengandung bisa : lipan dan kalajengking


Binatang yang mengandung racun : penyu laut
Binatang yang mengandung bau yang khas : sigung / senggung

7.5.5.

Memasang Perangkap (Trap)

Dengan membuat perangkap,kita telah berusaha mencari makanan berupa hewan.


Selain itu membuat perangkap dapt membantu kita tetap fokus ketika dalam keadaan
survival.
UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 89 -

7.5.5.1. Perangkap Yang Menimpa (Dead Fall)


Jenis perangkap ini memanfaatkan beban berat (batu atau bongkah kayu) untuk
menimpa hewan yang melintas di bawahnya. Prinsip kerjanya jika hewan tersebut
melintas atau mencoba memakan umpan, tanpa sengaja ia menyentuh sistem
perangkap, kemudian beban tersebut jatuh menimpanya.

7.5.5.2. Perangkap Yang Menjerat (Snaring Trap)


Perangkap ini memanfaat simpul geser (laso knot) pada tali perangkap. Umumnya untuk
binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali
sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi
umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah
terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 90 -

7.5.5.3. Perangkap Berupa Lubang


Adalah perangkap yang dibuat denagn menggali tanah. Sistem kerjanya ketika hewan
melintas pada sistem trap, ia akan terperosok ke dalam lubang dan tak bisa keluar.

7.5.5.4. Perangkap Berupa Pegas (Spring Trap)


1.
2.
3.
4.

Perangkap mosel ini memanfaatkan:


Kelenturan dahan pohon.
Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.
Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok,
sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon
akan menarik, hingga akhirnyatali kan menjerat.

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 91 -

7.5.5.5. Perangkap Yang Menusuk (Spear Trap)

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 92 -

7.5.6.

Penggunaan Api

Api merupakan satu hal yang sangat penting dalam kondisi survival. Selain untuk
memasak air atau makanan , api juga berguna menjaga kondisi suhu tubuh kita dari
dingin bahkan hipotermia. dalam kondisi survival kita dituntut bisa membuat perapian
dari bahan-bahan yang basah. Bahkan kita dituntut bisa menyalakan api tanpa pemantik
modern.
Ada tiga unsur, agar api dapat terus menyala
1.
2.

Angin
Bahan bakunya

Memantik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat
dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda
jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat
menimbulkan bunga api.
Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak
bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala
paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan
bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan
sebagainya.
Tehnik mengergaji kayu (fire saw)
Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek
panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya,
sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu
satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak
terlalu sulit dalam melakukan penggergajian.
UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 93 -

Tehnik Menarik-Narik Dengan Tali Kayu (Fire Thong)


Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang
ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan
pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara
bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap
menangkap bunga api.

Tehnik Mengebor Dengan Tangan (Hand Drill)

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 94 -

Tehnik Dengan Menggurat-Gurat Kayu (Fire Plow)

Tehnik Membuat Api Dengan Bor Busur (Fire Bow)

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 95 -

Teknik Membuat Api Dengan Fire Bow


Kita juga bisa memantik api dengan barang yang kita bawa, misalnya pemantik, atau
jenis lensa (teropong,kaca pembesar, dsb.)

Dengan pemantik (flint)

Dengan lensa

Urutan kerjanya adalah sebagai berikut;


1.

Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang berukuran sedang
sebagai tumpuan bawah.

2.

Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang. Jangan sampai
jarak antara tanah dengan kayu kedua terlalu tinggi sehingga menyulitkan panas
api (pembakaran) sampai ke atas. Hal ini akan mengakibatkan kayu yang diatas
sulit terbakar dan menjadi bara sedangkan kayu yang telah menjadi bara dibawah
akan cepat habis jika tidak diberi umpan lagi.

3.

Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas kedua kayu yang
dibuat diatas). Pastikan ranting-ranting ini tidak mudah terjatuh/menggelincir ke
bawah. Oleh karena itu usahakan kedua palang kayu tersebut tidak terlalu miring.

4.

Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang muncul dapat dengan
mudah membakar ranting tersebut. Jangan menumpuk ranting secara berlebihan.

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 96 -

5.

Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan ini memang
kita tidak akan membicarakan bagaimana membuat api dengan metoda-metoda
yang ada tapi lebih mengarah pada pembuatan perapian) di bagian paling dasar.
Gunakan bantuan daun-daun kering atau plastik sampah.

6.

Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil, tetap lakukan perautan
kayu menjadi bagian-bagian yang kecil dan digunakan sebagai umpan. Usahakan
agar lidah api membakar ranting atau daun kering untuk memperbesar nyala api.

7.

Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar), pindahkanlah ke bagian


yang terjilatoleh lidah api.

8.

Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang sebagai sirkulasi
udara.

9.

Perhatikan jarak antara sumber api dengan ranting/kayu yang dibakarnya. Jangan
terlalu jauh dan juga jangan sangat berdekatan

Agar api menyala dengan baik, kita juga harus mengetahui beberpa bentuk perapian.
Antara lain, tepee, lean-to, cross, dan pyramide.

Setelah api menyala dengan baik, kita dapat memasak atau sekedar menghangatkan
tubuh. Dengan sedikit improvisasi kita dapat memasak air atau merebus makanan dalam
wadah yang yang kita temukan, misalnya kaleng atau bambu.

UNTUK KALANGAN SENDIRI - SMAGAPALA

- 97 -

Anda mungkin juga menyukai