Arah Kiblat
I. Pendahuluan
Salah satu manfaat pemahaman satuan sudut dan segitiga bola adalah untuk menentukan arah
Kiblat bagi umat Islam, selain itu untuk menentukan rute penerbangan yang murah dan
keperluan astronomi.
Menghadap Kiblat merupakan salah satu sarat sahnya dalam melakukan ibadah shalat bagi
seorang mukmin. Apabila engkau shalat sempurnakan wudhu mu, kemudian menghadaplah ke
Kiblat. (HR Muslim). Pada pertengahan 624M (2H), ketika Rasullulah sedang melaksanakan
shalat Dhuhur bersama sahabat di masjid Qiblatain (di Medinah), Rasullulah menerima wahyu
berpindah kiblat (QS 2:144), dua rakaat pertama menghadap ke baitul Maqdis di Masjidil Aqsha
dan pada dua rakaat terakhir Nabi berpindah kiblat menghadap Kabah di masjidil Haram.
Perubahan arah Kiblat yang pernah terjadi dalam sejarah Islam hanya sekali yaitu dari (kota)
Baitul Maqdis (tempat Masjidil Aqsha dan Qubbatush Shahra batu Shahra) ke masjidil Haram,
tempat Baitullah berada.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Baraa bin Azib, ia berkata: Rasullulah saw shalat
menghadap Baitul Maqdish selama 16 atau 17 bulan, dan Rasullulah saw ingin
menghadap ke Kabah, maka Allah swt menurunkan wahyu QS al Baqarah ayat 144
Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit dst.
Peristiwa perubahan arah Kiblat itu diabadikan dalam QS 2 : 144, Hadist dan di masjid
Qiblatain (masjid dengan dua Kiblat) di Medinah. Satu-satunya masjid dengan dua mihrab, satu
mihrab menghadap ke Kabah di Mekkah dan satu Mihrab menghadap ke Baitul Maqdis, di
Yerussalem Timur di Palestina. Dinamakan juga masjid bani Salimah karena terletak di
perkampungan bani Salimah. Dinamakan masjid Qiblatain (berarti dua kiblat), karena di masjid
ini pernah didirikan shalat: satu shalat dengan dua kiblat yaitu baitul Maqdis dan masjidil Haram.
Masjid Qiblatain (Masjid dengan dua qiblat) di Madinah salah satu tempat bersejarah yang
dikunjungi umat Islam selama berHaji atau berUmrah. Pada dasarnya dimanapun umat Islam
berada Kiblatnya adalah Masjidil Haram tempat Kabah (baitullah) ada di dalamnya.
Pendapat para pakar sejarah berdasar Hadist Tempat yang paling bersejarah yang disinggahi
Rasullulah saw adalah kota al Quds atau Iliya Palestina (Baitul Maqdis) terbatas pada dua
1
Arah Kiblat
tempat yaitu Masjid al Aqsha dan Qubbatush Shahra yang diberkahi. Batu Shahra itu kini berada
di samping Masjid al Aqsha, yang di kemudian hari di atasnya dibangun masjid dengan nama
masjid ash Shahra.
Maka hendaklah engkau hadapkan mukamu ke arah Masjidil Haram; di mana saja kamu
berada hendaklah kamu hadapkan mukamu ke sana. (QS al Baqarah ayat 144)
Awal kiblat (qiblah) umat Islam adalah Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina, tempat Miraj
Rasullulah. Sekitar 16 bulan setelah umat Islam ber kiblat ke Baitul Maqdis, wahyu Allah turun
QS 2:144, kiblat umat Islam beralih ke Kabah, Masjid al Haram, di Makkah, Arab Saudi.
Ketentuan arah Kiblat ini merupakan ketertiban bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah
shalat. Hakekat shalat sujud ke Allah bukan sujud ke Kabah. Pada dasarnya kemanapun kita
menghadap di situlah wajah Allah, kebaktian bukanlah menghadap ke timur atau ke barat, akan
tetapi kebaktian adalah beriman kepada Allah (QS 2:115 dan 177). Dan Allah memindahkan
kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram untuk menguji keimanan orang orang mukmin,
sekaligus mengabulkan permohonan Nabi Muhammad saw (QS 2: 142 146). Setiap umat
mempunyai kiblat masing masing, dan kiblat umat Islam adalah Baitullah (Kabah) (QS 2: 148
151, QS 5:97).
Menghadap ke arah Kiblat merupakan salah satu sarat sahnya dalam mengerjakan ibadah shalat.
Oleh karena itu usaha/ihtiar maksimal dalam menentukan arah Kiblat ketika hendak
melaksanakan shalat merupakan sebuah kewajiban (terutama di tempat yang tak terdapat tanda
arah Kiblat). Keunikan dalam ajaran Islam, umat Islam diajar mensinergikan ayat al Quran,
Hadist dan sains, dalam hal ini umat Islam perlu mengenal dan mengembangkan sains untuk
menentukan arah Kiblat (Qiblat) untuk keperluan ritual shalat, salah satu bentuk berdzikir
kepada Allah swt. Secara fisik pada waktu menghadap ke Qiblat adalah menghadap ke arah
Baitullah, ke arah Kabah, tempat pusat putaran thawaf jamaah yang berumrah dan berhaji di
masjid al Haram di Mekah.
Untuk ketertiban dan menghilangkan keragu-raguan dalam penentuan arah Kiblat sebuah masjid
atau tempat makam dan lapangan untuk ibadah perlu pedoman dan penjelasan tentang arah
Kiblat. Arah Kiblat adalah arah ke masjidil Haram tempat Kabah berada. Agar tidak
mengganggu kekhusuan dalam beribadah shalat dan berbagai keperluan lainnya perlu kepastian
apakah arah Kiblat sudah benar? Apakah tidak ada koreksi atau tidak ada perubahan?
Hal yang penting dalam penentuan arah Kiblat yang dipelajari dalam Ilmu Falaq maupun ilmu
pengetahuan astronomi adalah
(1) mengetahui posisi lintang dan bujur geografis Kabah dan posisi tempat pengamat berada, (2)
bentuk Bumi direpresentasikan dengan sebuah bola,
Arah Kiblat
(3) diperlukan ilmu pengetahuan segitiga bola untuk mengetahui arah Kiblat atau arah azimutal
berapa derajat dari arah utama Mata angin (Utara, Barat, Selatan dan Timur).
Selanjutnya ditentukan arah Utara Selatan di tempat pengamat dengan berbagai cara, dengan
Kompas, dengan bayang bayang Matahari, dengan Theodolit. Akurasi pengukuran dan
penebaran sajadah ketika hendak shalat perlu dilakukan seakurat mungkin (terutama bagi yang
akan shalat di tempat yang tidak ada garis shaf) namun umumnya bisa terjadi penyimpangan 1
5 derajat. Mungkin hal itu bisa dijadikan pedoman untuk toleransi arah Kiblat dari Indonesia
yang mengarah ke tanah Haram (tanah Suci), kota Mekah, tempat Kabah berada.
Arah Kiblat
Gambar 1. Hubungan jarak Linier di permukaan Bumi dengan besaran sudut Lingkaran bola Bumi.
Sudut sudut kecil tidak mudah digambarkan, penggambaran pada gambar di atas hanya untuk
memudahkan dalam memahami konsep. Secara umum dapat dirumuskan antara panjang busur,
(sudut) busur dan radius lingkaran yang melingkupinya. Bila l adalah panjang busur pada
keliling lingkaran dengan radius R maka busur S adalah:
S = ((l) x 360)/2R ........(1 1)
= 3.1415927
4
Arah Kiblat
Contoh soal misalnya menghitung besar busur S, bila diketahui l = keliling lingkaran dengan
radius R atau l = (2R). Berapa besar busur S ?
Jawab:
S = ((l) x 360 ) / 2R
l = (2R), maka
S = (( (2R)) x 360 ) / 2R
S = 90
Bila R adalah radius Bumi: radius ekuator = 6378140 m; radius polar: 6356755 m. Bila l = 100
m dan dipergunakan rumus (1 1) maka S = (100 / (2 x 6378140)) x 360 = 8.983148616 x
104 atau sekitar 1/1000 derajat. Untuk keperluan praktis seperti penentuan arah kota atau arah
Kiblat ukuran 1/1000 derajat tersebut terlalu kecil dan bisa diabaikan dalam perhitungan. Sumbu
rotasi Bumi juga berubah karena pergerakan lempeng tektonik. Pengaruh sangat kecil dalam
mengubah posisi Jadi tidak mengubah arah Kiblat.
Jadi perubahan posisi pengamat dan Kabah akibat gerakan lempeng tektonik tahunan atau
ratusan tahun masih tergolong kecil untuk keperluan penentuan arah Kiblat. Perkembangan
teknologi posisi lewat GPS (Global Positioning System) bisa mendeteksi pergerakan yang sangat
kecil, lebih presisi. Pelat tektonik/lempeng tektonik tersebut berubah posisi, bergerak dengan
kecepatan 1 10 cm/tahun atau bergerak sejauh 1000 km dalam 10 100 juta tahun. Perubahan
akibat pergerakan lempeng tektonik itu dalam jangka pendek tidak berarti bila dibandingkan
dengan radius Bumi. Pergerakan dalam setahun kurang dari seper satu juta derajat, jadi secara
praktis tidak mempengaruhi posisi lintang dan bujur geografis Mekah atau posisi tempat
pengamat. Jadi sangat beruntung bahwa pergerakan lempeng tektonik itu sangat kecil sehingga
umat Islam tidak dipersulit dalam mengkoreksi arah Kiblat, begitupula bangunan masjid tidak
harus setiap tahun dirombak atau dikoreksi arah kiblatnya.
Arah Kiblat
berskala besar nampaknya massa Bumi jauh lebih besar untuk digoyang oleh sebuah gempa.
gemp Bila
hal ini terjadi yang paling terkena dampaknya adalah pengamatan astronomi dengan teropong
teropong yang presisi.
Perhitungan Arah Kiblat dari suatu tempat di permukaan Bumi dengan anggapan bahwa Bumi
berbentuk bola. Apakah gempa Bumi mengubah be
bentuk
ntuk struktur bola Bumi sehingga perhitungan
sudut arah Kiblat perlu dikoreksi? Bentuk atau pola dasar bola Bumi akibat dari potensial
gravitasi massa planet Bumi dan gempa Bumi tidak mengubah bentuk pola dasar bentuk Bumi
yaitu berbentuk bola, sehingga ru
rumus rumus dasar segitiga bola untuk menghitung arah Kiblat
masih dapat dipergunakan seperti biasanya. Dalam penentuan Arah Kiblat perlu menggunakan
berbagai metode untuk pemeriksaan ((cross check)) agar terhindar dari kekeliruan dalam
perhitungan.
Arah Kiblat
Arah Kiblat
Cara 6:
cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C
sin a / sin A = sin b / sin B = sin c / sin C
Untuk memeriksa perhitungan melalui cara di atas dapat diperiksa melalui prosedur menghitung
X1, Y1, Z, X2 dan Y2 sebagai berikut:
X1 = sin a sin B = sin b sin A
Y1 = sin a cos B = cos b sin c sin b cos c cos A
Z = cos a = cos b cos c + sin a sin b cos C
X2 = sin a sin C = sin c sin A
Y2 = sin a cos C = cos c sin b sin c cos b cos A
Sebagai kontrol hasil perhitungan perlu dihitung:
X12 + Y12 + Z2 = 1 atau X22 + Y22 + Z2 = 1, kalau ternyata dalam perhitungan tidak
menghasilkan satu maka perlu dicurigai ada perhitungan yang keliru.
VI. Contoh kasus perhitungan arah kiblat kota jombang dengan beragam formula
Bila A = Mekah (Kabah, lintang geografis utara A = +21 25 21 dan bujur geografis A = 39
50 34 bujur timur), B = Posisi kota Jombang : B = 7 32 (Lintang Selatan) dan bujur
geografis B = 112 13 (Bujur Timur) dan C adalah kutub utara, a = (900 B), b = (900 A)
dan c masing-masing adalah sisi-sisi dihadapan sudut bola A, B (= arah kiblat) dan C (beda bujur
geografis A dan B) maka:
a = (900 B)= 90(7 32) = 97 32; b = (900 A) = 90(+21 25 21) = 68 34 39 dan C
= B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.
Cara 1: (Menggunakan Rumus Tangens)
tan {(1/2 (AB)} = [ sin {(1/2)(a b)} x cot (C/2) ] / sin {(1/2) (a + b)}
tan {(1/2 (A+B)} = [cos {(1/2) (a b)} x cot (C/2)] / cos {(1/2) (a + b)}
B = (A + B) / 2 (A B) / 2, sudut B = arah kiblat
8
Arah Kiblat
Arah Kiblat
10
Arah Kiblat
C = B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.
cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C
Arah Kiblat
Arah Kiblat
s = (a + b + c) / 2
s = (97 32 + 68 34 39 + 76 36 38.38) / 2 = (242 43 17.3 ) / 2
s = 121 21 38.6
(s a) = (121 21 38.6 97 32) = 23 49 38.69
(s b) = (121 21 38.6 68 34 39) = 52 46 59.6
(s c) = (121 21 38.6 76 36 38.38 ) = 44 45 0.22
Arah Kiblat
14
Arah Kiblat
Arah Kiblat
Arah Kiblat
.....(1)
.... (2)
.....(3)
17
Arah Kiblat
.....(4)
.....(5)
Hasil komponen segitigabola ABC yang diperoleh dari perhitungan adalah sebagai berikut:
a = (900 B)= 90(7 32) = 97 32;
b = (900 A) = 90(+21 25 21) = 68 34 39 dan
C = B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.
Arah Kiblat
0.911997722)/0.930912457 =
a = 97 32
b = 68 34 39
c = 76 36 38.38
C = 72 22 26
B = 65 46 58.43
A = 76 13 19.06
(a) Dengan menggunakan 3 persamaan pertama, persamaan (1), (2) dan (3) sbb:
19
Arah Kiblat
(b) Dengan menggunakan 3 persamaan terakhir, persamaan (3), (4) dan (5) sbb:
(cos a)2 + (sin a sin B)2 + (sin a cos B)2 = 1
(cos a)2 = 0.017187988
(sin a sin B)2 = 0.817443894
(sin a cos B)2 = 0.166807875
Maka diperoleh (cos a)2 + (sin a sin B)2 + (sin a cos B)2 = 0.999999... = 1.001439758, jadi
hasilnya adalah konsisten, tidak terdapat kesalahan pembulatan dalam mesin hitung maupun
kesalahan penggunaan set data data.
IX. Kerusakan lokal di kawasan dekat pusat Gempa pengaruhnya terhadap arah kiblat
Mengingat pulau pulau di Indonesia berada di kawasan gempa dan seringnya ada gempa
gempa besar terjadi di planet Bumi ini, apakah gempa Bumi mengubah arah Kiblat? Untuk
20
Arah Kiblat
kawasan yang dekat dengan pusat gempa dan mengalami kerusakan bangunan, daerah yang
longsor atau tanahnya bergeser atau terbelah perlu mengukur ulang arah Kiblat di rumah
rumah, perkantoran maupun masjid masjid. Bagi kawasan yang hanya merasakan getaran
gempa dan jauh dari pusat gempa praktis tidak mengalami perubahan arah Kiblat akibat
pergeseran fondasi bangunan. Di Lokasi kejadian gempa bisa terjadi tanah terbelah sehingga bila
ada Masjid di atasnya perlu diperiksa dan dikoreksi arah Kiblat atau bahkan penentuan ulang
arah Kiblat di posisi yang baru. Arah pergerakan tanah lokal sangat sukar diprediksi atau
diantisipasi. Begitu pula bila ada Masjid yang terseret di atas tanah longsor perlu adanya
penentuan ulang arah Kiblat Masjid tersebut.
21
Arah Kiblat
toleransi 5 menit.
Gambar 3. Contoh mengukur arah kiblat menggunakan bayang-bayang arah Kiblat yang dibentuk
oleh Matahari.
Cara mempergunakan arah bayang bayang arah Kiblat saat Matahari berada di arah zenit
lingkaran besar yang melewati Mekah dan tempat yang sedang ditentukan arah Kiblatnya. Pada
momen itu bayang bayang sebuah tongkat lurus oleh Matahari akan membentuk bayang
bayang arah Kiblat di tempat tersebut.
Tabel 2. Azimuth Matahari dari Ciamis pada tanggal 27 Mei 2007
17.7
295.1
16:16
17.4
295.1
16:17
17.2
295.0
16:18
17.0
294.9
16:19
16.8
294.9
Bayang bayang arah kiblat juga bisa dilakukan ketika Matahari berada di Zenit busur lingkaran
besar yang menghubungkan Kabah dengan tempat tinggal, insyaallah bisa minta bantuan
astronom untuk mendapatkannya seperti contoh pada Tabel 4 dan 5 untuk kota Ciamis bayang
bayang arah Kiblat untuk tanggal 27 Mei (sekitar jam 16:15 dan 16:16 wib azimut matahari
22
Arah Kiblat
(295.1) sama dengan azimut bayang bayang arah Kiblat 295 06 03.25) dan 19 Januari
(sekitar jam 09:40 wib azimut matahari (115.1) hampir sama dengan azimut bayang bayang
arah Kiblat 115 06 03.25).
Tabel 3. Azimuth Matahari dari Ciamis pada tanggal 19 Januari 2007
53.9
114.9
09:40
54.4
115.1
09:42
54.8
115.3
09:44
55.3
115.6
09:46
55.7
115.8
Pada pembacaan kompas sederhana nampaknya masih sukar untuk membedakan arah bayangbayang sebuah tongkat dengan beda sudut azimuth sekitar 2 derajat. Tebal bayang-bayang
tongkat bisa mencapai lebih dari 2 derajat. Jadi dalam pengukuran garis bayang bayang arah
Kiblat pada bayang-bayang arah Kiblat yang dibentuk oleh Matahari dengan posisi azimuth
Matahari dalam tabel 2 dan 3 secara praktis tidak bisa atau tidak mudah dibedakan.
23