Anda di halaman 1dari 23

Arah Kiblat

Arah Kiblat
I. Pendahuluan
Salah satu manfaat pemahaman satuan sudut dan segitiga bola adalah untuk menentukan arah
Kiblat bagi umat Islam, selain itu untuk menentukan rute penerbangan yang murah dan
keperluan astronomi.
Menghadap Kiblat merupakan salah satu sarat sahnya dalam melakukan ibadah shalat bagi
seorang mukmin. Apabila engkau shalat sempurnakan wudhu mu, kemudian menghadaplah ke
Kiblat. (HR Muslim). Pada pertengahan 624M (2H), ketika Rasullulah sedang melaksanakan
shalat Dhuhur bersama sahabat di masjid Qiblatain (di Medinah), Rasullulah menerima wahyu
berpindah kiblat (QS 2:144), dua rakaat pertama menghadap ke baitul Maqdis di Masjidil Aqsha
dan pada dua rakaat terakhir Nabi berpindah kiblat menghadap Kabah di masjidil Haram.
Perubahan arah Kiblat yang pernah terjadi dalam sejarah Islam hanya sekali yaitu dari (kota)
Baitul Maqdis (tempat Masjidil Aqsha dan Qubbatush Shahra batu Shahra) ke masjidil Haram,
tempat Baitullah berada.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Baraa bin Azib, ia berkata: Rasullulah saw shalat
menghadap Baitul Maqdish selama 16 atau 17 bulan, dan Rasullulah saw ingin
menghadap ke Kabah, maka Allah swt menurunkan wahyu QS al Baqarah ayat 144
Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit dst.

Sesungguhnya Kami melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami


palingkan engkau (ke arah) kiblat yang engkau menyukainya. Maka palingkanlah
wajahmu ke arah masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada palingkanlah wajahmu
ke arahnya. Dan sesungguhnya orang orang yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil)
mengetahui bahwa (berkiblat ke Masjidil Haram ) adalah benar dari Tuhan mereka, dan
Allah tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan. (QS 2:144).

Peristiwa perubahan arah Kiblat itu diabadikan dalam QS 2 : 144, Hadist dan di masjid
Qiblatain (masjid dengan dua Kiblat) di Medinah. Satu-satunya masjid dengan dua mihrab, satu
mihrab menghadap ke Kabah di Mekkah dan satu Mihrab menghadap ke Baitul Maqdis, di
Yerussalem Timur di Palestina. Dinamakan juga masjid bani Salimah karena terletak di
perkampungan bani Salimah. Dinamakan masjid Qiblatain (berarti dua kiblat), karena di masjid
ini pernah didirikan shalat: satu shalat dengan dua kiblat yaitu baitul Maqdis dan masjidil Haram.
Masjid Qiblatain (Masjid dengan dua qiblat) di Madinah salah satu tempat bersejarah yang
dikunjungi umat Islam selama berHaji atau berUmrah. Pada dasarnya dimanapun umat Islam
berada Kiblatnya adalah Masjidil Haram tempat Kabah (baitullah) ada di dalamnya.
Pendapat para pakar sejarah berdasar Hadist Tempat yang paling bersejarah yang disinggahi
Rasullulah saw adalah kota al Quds atau Iliya Palestina (Baitul Maqdis) terbatas pada dua
1

Arah Kiblat

tempat yaitu Masjid al Aqsha dan Qubbatush Shahra yang diberkahi. Batu Shahra itu kini berada
di samping Masjid al Aqsha, yang di kemudian hari di atasnya dibangun masjid dengan nama
masjid ash Shahra.

Maka hendaklah engkau hadapkan mukamu ke arah Masjidil Haram; di mana saja kamu
berada hendaklah kamu hadapkan mukamu ke sana. (QS al Baqarah ayat 144)

Awal kiblat (qiblah) umat Islam adalah Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina, tempat Miraj
Rasullulah. Sekitar 16 bulan setelah umat Islam ber kiblat ke Baitul Maqdis, wahyu Allah turun
QS 2:144, kiblat umat Islam beralih ke Kabah, Masjid al Haram, di Makkah, Arab Saudi.
Ketentuan arah Kiblat ini merupakan ketertiban bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah
shalat. Hakekat shalat sujud ke Allah bukan sujud ke Kabah. Pada dasarnya kemanapun kita
menghadap di situlah wajah Allah, kebaktian bukanlah menghadap ke timur atau ke barat, akan
tetapi kebaktian adalah beriman kepada Allah (QS 2:115 dan 177). Dan Allah memindahkan
kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram untuk menguji keimanan orang orang mukmin,
sekaligus mengabulkan permohonan Nabi Muhammad saw (QS 2: 142 146). Setiap umat
mempunyai kiblat masing masing, dan kiblat umat Islam adalah Baitullah (Kabah) (QS 2: 148
151, QS 5:97).
Menghadap ke arah Kiblat merupakan salah satu sarat sahnya dalam mengerjakan ibadah shalat.
Oleh karena itu usaha/ihtiar maksimal dalam menentukan arah Kiblat ketika hendak
melaksanakan shalat merupakan sebuah kewajiban (terutama di tempat yang tak terdapat tanda
arah Kiblat). Keunikan dalam ajaran Islam, umat Islam diajar mensinergikan ayat al Quran,
Hadist dan sains, dalam hal ini umat Islam perlu mengenal dan mengembangkan sains untuk
menentukan arah Kiblat (Qiblat) untuk keperluan ritual shalat, salah satu bentuk berdzikir
kepada Allah swt. Secara fisik pada waktu menghadap ke Qiblat adalah menghadap ke arah
Baitullah, ke arah Kabah, tempat pusat putaran thawaf jamaah yang berumrah dan berhaji di
masjid al Haram di Mekah.
Untuk ketertiban dan menghilangkan keragu-raguan dalam penentuan arah Kiblat sebuah masjid
atau tempat makam dan lapangan untuk ibadah perlu pedoman dan penjelasan tentang arah
Kiblat. Arah Kiblat adalah arah ke masjidil Haram tempat Kabah berada. Agar tidak
mengganggu kekhusuan dalam beribadah shalat dan berbagai keperluan lainnya perlu kepastian
apakah arah Kiblat sudah benar? Apakah tidak ada koreksi atau tidak ada perubahan?
Hal yang penting dalam penentuan arah Kiblat yang dipelajari dalam Ilmu Falaq maupun ilmu
pengetahuan astronomi adalah
(1) mengetahui posisi lintang dan bujur geografis Kabah dan posisi tempat pengamat berada, (2)
bentuk Bumi direpresentasikan dengan sebuah bola,

Arah Kiblat

(3) diperlukan ilmu pengetahuan segitiga bola untuk mengetahui arah Kiblat atau arah azimutal
berapa derajat dari arah utama Mata angin (Utara, Barat, Selatan dan Timur).
Selanjutnya ditentukan arah Utara Selatan di tempat pengamat dengan berbagai cara, dengan
Kompas, dengan bayang bayang Matahari, dengan Theodolit. Akurasi pengukuran dan
penebaran sajadah ketika hendak shalat perlu dilakukan seakurat mungkin (terutama bagi yang
akan shalat di tempat yang tidak ada garis shaf) namun umumnya bisa terjadi penyimpangan 1
5 derajat. Mungkin hal itu bisa dijadikan pedoman untuk toleransi arah Kiblat dari Indonesia
yang mengarah ke tanah Haram (tanah Suci), kota Mekah, tempat Kabah berada.

II. Fatwa MUI tentang arah kiblat


Akhir - akhir ini terjadi ke simpang siuran persepsi tentang arah Kiblat di kalangan umat Islam,
terutama yang berkaitan dengan pergeseran arah Kiblat dan kalibrasi arah Kiblat. Apakah ada
pergeseran Arah Kiblat ? Revisi fatwa MUI tentang arah Kiblat Umat Islam Indonesia semula ke
arah Barat dan kemudian direvisi ke arah Barat Daya merupakan revisi redaksional, tidak
dimaksudkan mendiskripsikan adanya pergeseran arah Kiblat Umat Islam Indonesia. Jadi
pergantian fatwa MUI tentang arah Kiblat itu bukan merespon adanya perubahan arah Kiblat
akan tetapi merupakan penegasan arah Kiblat umat Islam Indonesia.
Dalam konteks penentuan arah Kiblat Umat Islam selalu diajak untuk mengenal orientasi ruang,
kemana arah Utara, Timur, Barat dan Selatan; dan kemana arah Kiblat. Bagi umat Islam di
Indonesia arah Kiblat sekitar 65 4 derajat (antara 61 derajat hingga 69 derajat) dari Utara ke
Barat atau arah Barat Laut, atau antara 21 29 derajat dari arah Barat ke Utara. Angka sudut
arah Kiblat dari suatu tempat di Indonesia yang lebih presisi (bisa dinyatakan dalam derajat,
menit dan detik busur) bila diperoleh dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus
segitiga Bola (bukan segitiga datar). Arah Kiblat merupakan sudut bola yang dibentuk oleh dua
lingkaran besar (lingkaran yang mempunyai pusat dengan bola) yaitu lingkaran besar yang
menghubungkan antara tempat pengamat dengan Kabah dan lingkaran Besar yang melewati
kutub Bumi dan tempat tempat pengamat dalam bola Bumi.
Pada akhirnya pengamat menetapkan arah mata angin di sebuah titik untuk menetapkan arah
Kiblat relatif terhadap titik acuan pada lingkaran horizon, yaitu titik Utara, Timur, Selatan dan
Barat. Penentuan arah Kiblat semacam ini memerlukan informasi posisi tempat, bisa saja
dipergunakan posisi lintang dan bujur geografis di kota terdekat sebagai pendekatan awal atau
mencari data posisi tempat melalui data pada suatu atlas geografi, GPS (Global Positioning
System) atau data dari BAKOSURTANAL atau menggunakan peta online (Google Earth, google
map, encarta, wikimapia.org) dsb. Perhitungan arah kiblat sebenarnya tidak terlalu sulit untuk
dipelajari, memang memerlukan waktu lebih banyak bagi yang tak terbiasa menggunakan rumusrumus trigonometri.
3

Arah Kiblat

III. Pergerakan lempeng tektonik dan arah kiblat


Apakah arah Kiblat perlu dikoreksi akibat pergeseran lempeng tektonik Bumi ?
Indonesia terletak di perbatasan antara Lempeng Eurasia, lempeng India Australia dan lempeng
Laut Filipina, Mekah dan Baitullah terletak pada Lempeng Arabia yang dikelilingi oleh lempeng
Africa, lempeng Eurasia dan lempeng India Australia. Pada dasarnya pulau pulau dan benua
berada di atas lempeng lempeng yang bergerak, Mekah dan Masjidil Haram terletak di atas
lempeng Arab (Arabian Plate) dan Indonesia (Jawa, Sumatera) berada di lempeng Eurasia di
perbatasan/patahan dengan lempeng India Australia (Indian Australian plate) dan lempeng
Laut Filipina.
Pada lingkaran ukuran sudut satu derajat (1) merupakan besar sudut yang diliput oleh busur
lingkaran sebesar 1/360 kali keliling lingkaran. Sedangkan satu menit busur (1') didefenisikan
1/60 derajat (1/60) dan satu detik busur (1") didefenisikan 1/3600 derajat atau 1/60 menit busur
(1/60). Jadi ukuran sudut dalam orde menit busur maupun detik busur merupakan ukuran yang
sangat kecil bila dibanding dengan ukuran sudut yang sering dijumpai dalam keperluan hidup
sehari hari. Begitupula tidak mudah mengukurnya.

Gambar 1. Hubungan jarak Linier di permukaan Bumi dengan besaran sudut Lingkaran bola Bumi.

Sudut sudut kecil tidak mudah digambarkan, penggambaran pada gambar di atas hanya untuk
memudahkan dalam memahami konsep. Secara umum dapat dirumuskan antara panjang busur,
(sudut) busur dan radius lingkaran yang melingkupinya. Bila l adalah panjang busur pada
keliling lingkaran dengan radius R maka busur S adalah:
S = ((l) x 360)/2R ........(1 1)
= 3.1415927
4

Arah Kiblat

Contoh soal misalnya menghitung besar busur S, bila diketahui l = keliling lingkaran dengan
radius R atau l = (2R). Berapa besar busur S ?
Jawab:
S = ((l) x 360 ) / 2R
l = (2R), maka
S = (( (2R)) x 360 ) / 2R
S = 90
Bila R adalah radius Bumi: radius ekuator = 6378140 m; radius polar: 6356755 m. Bila l = 100
m dan dipergunakan rumus (1 1) maka S = (100 / (2 x 6378140)) x 360 = 8.983148616 x
104 atau sekitar 1/1000 derajat. Untuk keperluan praktis seperti penentuan arah kota atau arah
Kiblat ukuran 1/1000 derajat tersebut terlalu kecil dan bisa diabaikan dalam perhitungan. Sumbu
rotasi Bumi juga berubah karena pergerakan lempeng tektonik. Pengaruh sangat kecil dalam
mengubah posisi Jadi tidak mengubah arah Kiblat.
Jadi perubahan posisi pengamat dan Kabah akibat gerakan lempeng tektonik tahunan atau
ratusan tahun masih tergolong kecil untuk keperluan penentuan arah Kiblat. Perkembangan
teknologi posisi lewat GPS (Global Positioning System) bisa mendeteksi pergerakan yang sangat
kecil, lebih presisi. Pelat tektonik/lempeng tektonik tersebut berubah posisi, bergerak dengan
kecepatan 1 10 cm/tahun atau bergerak sejauh 1000 km dalam 10 100 juta tahun. Perubahan
akibat pergerakan lempeng tektonik itu dalam jangka pendek tidak berarti bila dibandingkan
dengan radius Bumi. Pergerakan dalam setahun kurang dari seper satu juta derajat, jadi secara
praktis tidak mempengaruhi posisi lintang dan bujur geografis Mekah atau posisi tempat
pengamat. Jadi sangat beruntung bahwa pergerakan lempeng tektonik itu sangat kecil sehingga
umat Islam tidak dipersulit dalam mengkoreksi arah Kiblat, begitupula bangunan masjid tidak
harus setiap tahun dirombak atau dikoreksi arah kiblatnya.

IV. Apakah gempa Bumi merubah arah kiblat ?


Selain itu perhitungan arah Kiblat juga mempergunakan geometri Bola, perhitungan Arah Kiblat
dari suatu tempat di permukaan Bumi dengan anggapan bahwa Bumi berbentuk bola. Apakah
bentuk dasar Bola Bumi akan rusak akibat gempa? Apakah sumbu rotasi Bumi juga berubah
karena pergerakan lempeng tektonik?
Gempa Bumi tidak mengubah bentuk pola dasar bentuk Bumi yaitu berbentuk bola. Selain itu
secara praktis gempa Bumi juga tidak mengubah orientasi sumbu Bumi, walaupun gempa
5

Arah Kiblat

berskala besar nampaknya massa Bumi jauh lebih besar untuk digoyang oleh sebuah gempa.
gemp Bila
hal ini terjadi yang paling terkena dampaknya adalah pengamatan astronomi dengan teropong
teropong yang presisi.
Perhitungan Arah Kiblat dari suatu tempat di permukaan Bumi dengan anggapan bahwa Bumi
berbentuk bola. Apakah gempa Bumi mengubah be
bentuk
ntuk struktur bola Bumi sehingga perhitungan
sudut arah Kiblat perlu dikoreksi? Bentuk atau pola dasar bola Bumi akibat dari potensial
gravitasi massa planet Bumi dan gempa Bumi tidak mengubah bentuk pola dasar bentuk Bumi
yaitu berbentuk bola, sehingga ru
rumus rumus dasar segitiga bola untuk menghitung arah Kiblat
masih dapat dipergunakan seperti biasanya. Dalam penentuan Arah Kiblat perlu menggunakan
berbagai metode untuk pemeriksaan ((cross check)) agar terhindar dari kekeliruan dalam
perhitungan.

V. Rumuss perhitungan arah kiblat


Pada bagian ini menunjukkan bagaimana rumus rumus segitiga bola bekerja untuk menghitung
arah Kiblat. Pada dasarnya rumus rumus tersebut dapat diturunkan dari rumus dasar segitiga
bola.

Model Bola Bumi (skala kurang presisi): A =


Mekah (Kabah, lintang geografis utara +21
+21 25
dan bujur geografis 39 50 bujur timur), B =
posisi tempat dan C adalah kutub utara, a = (900
B), b = (900 A) dan c masing-masing
masing
adalah
sisi-sisi
sisi dihadapan sudut bola A, B (= arah kiblat)
kibla
dan C (beda bujur geografis A dan B)

Gambar 2. Segitiga bola untuk penentuan


arah kiblat.

Arah Kiblat

Tabel 1. Beberapa rumus segitiga bola untuk menghitung arah Kiblat


Bila A = Mekah (Kabah, lintang geografis utara +21 25 dan bujur geografis 39 50 bujur
timur), B = posisi tempat dan C adalah kutub utara, a = (900 B), b = (900 A) dan c masingmasing adalah sisi-sisi dihadapan sudut bola A, B (= arah kiblat) dan C (beda bujur geografis A
dan B) maka:
Cara 1:
tan {(1/2 (AB)} = [ sin {(1/2)(a b)} x cot (C/2) ] / sin {(1/2) (a + b)}
tan {(1/2 (A+B)} = [cos {(1/2) (a b)} x cot (C/2)] / cos {(1/2) (a + b)}
B = (A + B) / 2 (A B) / 2, sudut B = arah kiblat
Cara 2:
cot B = { (cot b sin a cos a cos C) / sin C }
Cara 3:
cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C
tan (B/2) = tan r / sin (s b)
s = (a + b + c) / 2
tan r = [{sin (sa) sin (sb) sin (sc)} / sin s] (1/2)
Cara 4:
haversine = hav, hav B = (1 cos B) / 2
hav B = sin (sc) sin (sa) cosec c cosec a
cosec a = 1 / sin a, cosec c = 1 / sin c
cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C
s = (a + b + c) / 2
Cara 5:
cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C
cos b = cos a cos c + sin a sin c cos B

Arah Kiblat

Cara 6:
cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C
sin a / sin A = sin b / sin B = sin c / sin C

Untuk memeriksa perhitungan melalui cara di atas dapat diperiksa melalui prosedur menghitung
X1, Y1, Z, X2 dan Y2 sebagai berikut:
X1 = sin a sin B = sin b sin A
Y1 = sin a cos B = cos b sin c sin b cos c cos A
Z = cos a = cos b cos c + sin a sin b cos C
X2 = sin a sin C = sin c sin A
Y2 = sin a cos C = cos c sin b sin c cos b cos A
Sebagai kontrol hasil perhitungan perlu dihitung:
X12 + Y12 + Z2 = 1 atau X22 + Y22 + Z2 = 1, kalau ternyata dalam perhitungan tidak
menghasilkan satu maka perlu dicurigai ada perhitungan yang keliru.

VI. Contoh kasus perhitungan arah kiblat kota jombang dengan beragam formula
Bila A = Mekah (Kabah, lintang geografis utara A = +21 25 21 dan bujur geografis A = 39
50 34 bujur timur), B = Posisi kota Jombang : B = 7 32 (Lintang Selatan) dan bujur
geografis B = 112 13 (Bujur Timur) dan C adalah kutub utara, a = (900 B), b = (900 A)
dan c masing-masing adalah sisi-sisi dihadapan sudut bola A, B (= arah kiblat) dan C (beda bujur
geografis A dan B) maka:
a = (900 B)= 90(7 32) = 97 32; b = (900 A) = 90(+21 25 21) = 68 34 39 dan C
= B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.
Cara 1: (Menggunakan Rumus Tangens)
tan {(1/2 (AB)} = [ sin {(1/2)(a b)} x cot (C/2) ] / sin {(1/2) (a + b)}
tan {(1/2 (A+B)} = [cos {(1/2) (a b)} x cot (C/2)] / cos {(1/2) (a + b)}
B = (A + B) / 2 (A B) / 2, sudut B = arah kiblat
8

Arah Kiblat

(a b) / 2 = (97 32 68 34 39)/2 = (28 57 21)/2 = 14 28 40.5


(a + b) / 2 = (97 32 + 68 34 39) / 2 = ( 166 06 39) / 2 = 83 03 19.5
(C / 2) = (72 22 26/ 2) = 36 11 13
sin {( a b ) / 2 } = sin 14 28 40.5= 0.250004488
sin {(a + b ) / 2} = sin 83 03 19.5 = 0.992663559
cos {( a b ) / 2 } = cos 14 28 40.5 = 0.968244071
cos {(a + b ) / 2} = cos 83 03 19.5 = 0.120909292
tan (C / 2) = tan 36 11 13 = 0.7315395
cot (C / 2) = cot 36 11 13 = (0.7315395)1 = 1.366980183
tan {(1/2 (AB)} = [ sin {(1/2)(a b)} x cot (C/2) ] / sin {(1/2) (a + b)}
tan {(1/2 (AB)} = (0.250004488 x 1.366980183)/ 0.992663559 = 0.344276948 dan (A B) / 2
= 18 59 50.66
tan {(1/2 (A+B)} = [cos {(1/2) (a b)} x cot (C/2)] / cos {(1/2) (a + b)}
tan {(1/2 (A+B)} = (0.968244071 x 1.366980183)/ 0.120909292 = 10.94680513 dan (A + B) / 2
= 84 4649.69
B = (A + B) / 2 (A B) / 2, sudut B = arah kiblat
sudut B = arah kiblat sudut yang diukur dari garis ke arah Utara ke arah Barat sebesar B; B = (A
+ B) / 2 (A B) / 2 = 84 46 49.69 18 59 50.66 = 65 46 59.03 (di sektor Utara Barat
atau 24 13 09.7 13 + 90 = 114 13 0.97 (di sector Timur Selatan ), azimuth arah Kiblat
(pengukuran dari Utara(Az = 0), Timur (Az = 90), Selatan (Az = 180), Barat (Az = 270))
Jombang adalah 294 13 0.97 atau 294.2 .
Cara 2 :
Bila A = Mekah (Kabah, lintang geografis utara +21 25 21dan bujur geografis 39 50 34
bujur timur), B = Posisi kota Jombang : B = 7 32 (Lintang Selatan) dan bujur geografis B =
112 13 (Bujur Timur) dan C adalah kutub utara, a = (900 A), b = (900 B) dan c masingmasing adalah sisi-sisi dihadapan sudut bola A, B (= arah kiblat) dan C (beda bujur geografis A
dan B) maka:
9

Arah Kiblat

a = (900 B)= 90(7 32) = 97 32;


b = (900 A) = 90(+21 25 21) = 68 34 39 dan
C = B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.
cot B = { (cot b sin a cos a cos C) / sin C }

tan b = tan 68 34 39 = 2.548912485 dan cot b = 0.392324179


sin a = sin 97 32 = 0.991368756
cos a = cos 97 32 = 0.131102969
sin C = sin 72 22 26 = 0.953052771
cos C = cos 72 22 26 = 0.302804252
cot B = (0.388937933 ( 0.039698536))/0.953052771
cot B = 0.428636469 / 0.953052771 = 0.449751034
tan B = (1/cot B) = 2.223452362 maka B = tan1 (2.223452362) = 65.7841183 = 65 47' 2".83
dari utara ke barat atau bila pengukuran dari barat ke utara : 24 12' 57".17. Azimuth Arah
Kiblat kota Jombang: 270 + 24 12' 57".17 = 294.2158817
Cara 3:
Bila A = Mekah (Kabah, lintang geografis utara +21 25 21dan bujur geografis 39 50 34
bujur timur), B = Posisi kota Jombang : B = 7 32 (Lintang Selatan) dan bujur geografis B =
112 13 (Bujur Timur) dan C adalah kutub utara, a = (900 A), b = (900 B) dan c masingmasing adalah sisi-sisi dihadapan sudut bola A, B (= arah kiblat) dan C (beda bujur geografis A
dan B) maka:

a = (900 B)= 90(7 32) = 97 32;


b = (900 A) = 90(+21 25 21) = 68 34 39 dan

10

Arah Kiblat

C = B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.
cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C

sin a = sin 97 32 = 0.991368756


cos a = cos 97 32 = 0.131102969
sin b = sin 68 34 39 = 0.930912457
cos b = cos 68 34 39 = 0.365242381
sin C = sin 72 22 26 = 0.953052771
cos C = cos 72 22 26 = 0.302804252
cos c = (0.131102969) x (0.365242381) + (0.991368756) x (0.930912457) x 0.302804252
cos c = 0.04788436 + 0.279451238 = 0.231566877
c = 76 36 38.38
s = (a + b + c) / 2
s = (97 32 + 68 34 39 + 76 36 38.38) / 2 = (242 43 17.3 ) / 2
s = 121 21 38.6
(s a) = (121 21 38.6 97 32) = 23 49 38.69
(s b) = (121 21 38.6 68 34 39) = 52 46 59.6
(s c) = (121 21 38.6 76 36 38.38 ) = 44 45 0.22
sin (s a) = sin 23 49 38.69 = 0.403983024
sin (s b) = sin 52 46 59.6 = 0.79635284
sin (s c) = sin 44 45 0.22 = 0.704015481
sin ( s ) = sin 121 21 38.6 = 0.853907762
tan r = [{sin (sa) sin (sb) sin (sc)} / sin s] (1/2)
11

Arah Kiblat

tan r = ((0.403983024 x 0.79635284 x 0.704015481) /0.853907762) (1/2)


= ( 0.226490952 / 0.853907762) (1/2)
= ( 0.265240536) (1/2)
= 0.515015083
r = 27 14 56.94
tan (B/2) = tan r / sin (s b)
tan (B/2) = (0.515015083 / 0.79635284) = 0.646717205
(B/2) = 32 53 29.2 atau sudut arah Kiblat B = 65 46 58.4 dari utara ke barat atau bila
pengukuran dari barat ke utara : 24 13' 1".6, Azimuth Arah Kiblat kota Jombang: 270 + 24 13'
1".6 = 294.217112
Cara 4:
Bila A = Mekah (Kabah, lintang geografis utara +21 25 21dan bujur geografis 39 50 34
bujur timur), B = Posisi kota Jombang : B = 7 32 (Lintang Selatan) dan bujur geografis B =
112 13 (Bujur Timur) dan C adalah kutub utara, a = (900 A), b = (900 B) dan c masingmasing adalah sisi-sisi dihadapan sudut bola A, B (= arah kiblat) dan C (beda bujur geografis A
dan B) maka:

a = (900 B)= 90(7 32) = 97 32;


b = (900 A) = 90(+21 25 21) = 68 34 39 dan
C = B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.
haversine = hav, hav B = (1 cos B) / 2
cosec a = 1 / sin a, cosec c = 1 / sin c
s = (a + b + c) / 2
cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C

sin a = sin 97 32 = 0.991368756


12

Arah Kiblat

cosec a = 1/sin a = 1.00870639


cos a = cos 97 32 = 0.131102969
sin b = sin 68 34 39 = 0.930912457
cos b = cos 68 34 39 = 0.365242381
sin C = sin 72 22 26 = 0.953052771
cos C = cos 72 22 26 = 0.302804252

cos c = (0.131102969) x (0.365242381) + (0.991368756) x (0.930912457) x 0.302804252


cos c = 0.04788436 + 0.279451238 = 0.231566877
c = 76 36 38.38
sin c = sin 76 36 38.38 = 0.972818983
cosec c = 1/sin c = 1.027940467

s = (a + b + c) / 2
s = (97 32 + 68 34 39 + 76 36 38.38) / 2 = (242 43 17.3 ) / 2
s = 121 21 38.6
(s a) = (121 21 38.6 97 32) = 23 49 38.69
(s b) = (121 21 38.6 68 34 39) = 52 46 59.6
(s c) = (121 21 38.6 76 36 38.38 ) = 44 45 0.22

sin (s a) = sin 23 49 38.69 = 0.403983024


sin (s b) = sin 52 46 59.6 = 0.79635284
sin (s c) = sin 44 45 0.22 = 0.704015481
13

Arah Kiblat

sin ( s ) = sin 121 21 38.6 = 0.853907762

hav B = sin (sc) sin (sa) cosec c cosec a

cosec c = ( 1/ sin c) = 1.045449098 dan cosec a = 1/sin a = 1.008241132


cos c = 0.04788436 + 0.279451238 = 0.231566877
c = 76 36 38.38
sin c = sin 76 36 38.38 = 0.972818983
cosec c = 1/sin c = 1.027940467
sin a = sin 97 32 = 0.991368756
cosec a = 1/sin a = 1.00870639

hav B = (0.704015481) x (0.403983024) x 1.027940467 x 1.00870639 = 0.294902232


hav B = ( 1 cos B) / 2 atau cos B = 1 2 hav B = 1 2 x (0.294902232) = 1 0.589804465 =
0.410195535
B = cos-1 (0.410195535) = 65.7828814
Sudut arah Kiblat B = 65 46 58.37 dari utara ke barat atau bila pengukuran dari barat ke utara
: 24 13' 1".63, Azimuth Arah Kiblat kota Jombang: 270 + 24 13' 1".63 = 294.21711186
Cara 5:
Bila A = Mekah (Kabah, lintang geografis utara +21 25 21dan bujur geografis 39 50 34
bujur timur), B = Posisi kota Jombang : B = 7 32 (Lintang Selatan) dan bujur geografis B =
112 13 (Bujur Timur) dan C adalah kutub utara, a = (90 A), b = (90 B) dan c masingmasing adalah sisi-sisi dihadapan sudut bola A, B (= arah kiblat) dan C (beda bujur geografis A
dan B) maka:

14

Arah Kiblat

a = (900 B)= 90(7 32) = 97 32;


b = (900 A) = 90(+21 25 21) = 68 34 39 dan
C = B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.

cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C

sin a = sin 97 32 = 0.991368756


cosec a = 1/sin a = 1.00870639
cos a = cos 97 32 = 0.131102969
sin b = sin 68 34 39 = 0.930912457
cos b = cos 68 34 39 = 0.365242381
sin C = sin 72 22 26 = 0.953052771
cos C = cos 72 22 26 = 0.302804252

cos c = (0.131102969) x (0.365242381) + (0.991368756) x (0.930912457) x 0.302804252


cos c = 0.04788436 + 0.279451238 = 0.231566877
c = 76 36 38.38
sin c = sin 76 36 38.38 = 0.972818983
cosec c = 1/sin c = 1.027940467

cos b = cos a cos c + sin a sin c cos B


cos B = [ cos b cos a cos c ] / [sin a sin c]
cos a cos c = 0.131102969 x 0.231566877 = 0.030359104
15

Arah Kiblat

sin a sin c = 0.991368756 x 0.972818983 = 0.964422345

cos B = [0.365242381 ( 0.030359104)] / [0.964422345 0] = 0.41019527 dan arah Kiblat


(dari arah Utara ke arah Barat) B = 65. 78289805 = 65 46 58.43 Atau sudut arah Kiblat B =
65 46 58.43 dari utara ke barat atau bila pengukuran dari barat ke utara : 24 13' 1".57,
Azimuth Arah Kiblat kota Jombang: 270 + 24 13' 1".63 = 294.217102
Cara 6:
Bila A = Mekah (Kabah, lintang geografis utara +21 25 21dan bujur geografis 39 50 34
bujur timur), B = Posisi kota Jombang : B = 7 32 (Lintang Selatan) dan bujur geografis B =
112 13 (Bujur Timur) dan C adalah kutub utara, a = (900 A), b = (900 B) dan c masingmasing adalah sisi-sisi dihadapan sudut bola A, B (= arah kiblat) dan C (beda bujur geografis A
dan B) maka:

a = (900 B)= 90(7 32) = 97 32;


b = (900 A) = 90(+21 25 21) = 68 34 39 dan
C = B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.

cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C

sin a = sin 97 32 = 0.991368756


cosec a = 1/sin a = 1.00870639
cos a = cos 97 32 = 0.131102969
sin b = sin 68 34 39 = 0.930912457
cos b = cos 68 34 39 = 0.365242381
sin C = sin 72 22 26 = 0.953052771
cos C = cos 72 22 26 = 0.302804252
16

Arah Kiblat

cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C


cos c = (0.131102969) x (0.365242381) + (0.991368756) x (0.930912457) x 0.302804252
cos c = 0.04788436 + 0.279451238 = 0.231566877
c = 76 36 38.38
sin c = sin 76 36 38.38 = 0.972818983
cosec c = 1/sin c = 1.027940467

sin a / sin A = sin b / sin B = sin c / sin C


sin b / sin B = sin c / sin C maka sin B = (sin b / sin c) x sin C
sin b = sin 68 34 39 = 0.930912457
sin c = sin 76 36 38.38 = 0.972818983
sin C = sin 72 22 26 = 0.953052771

sin B = (0.930912457/ 0.972818983) x 0.953052771 = 0.911997722 atau B = 65.78289844 =


65 46 58.43 atau arah Kiblat (dari arah Utara ke arah Barat) B = 65 46 58.43 atau
24.21710156 atau 294.2171016

VII. Uji konsistensi


Uji konsistensi ini bertujuan untuk memeriksa apakah angka angka komponen segitiga bola
yang diperoleh melalui perhitungan rumus segitiga bola sudah benar.
sin a sin B = sin b sin A

.....(1)

sin A cos B = cos b sin c sin b cos c cos A

.... (2)

cos a = cos b cos c + sin a sin b cos c

.....(3)

17

Arah Kiblat

sin a sin C = sin c sin A

.....(4)

sin a cos C = cos c sin b sin c cos b cos A

.....(5)

Hasil komponen segitigabola ABC yang diperoleh dari perhitungan adalah sebagai berikut:
a = (900 B)= 90(7 32) = 97 32;
b = (900 A) = 90(+21 25 21) = 68 34 39 dan
C = B - A = 112 13 39 50 34 = 72 22 26.

cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C

sin a = sin 97 32 = 0.991368756


cosec a = 1/sin a = 1.00870639
cos a = cos 97 32 = 0.131102969
sin b = sin 68 34 39 = 0.930912457
cos b = cos 68 34 39 = 0.365242381
sin C = sin 72 22 26 = 0.953052771
cos C = cos 72 22 26 = 0.302804252

cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C


cos c = (0.131102969) x (0.365242381) + (0.991368756) x (0.930912457) x 0.302804252
cos c = 0.04788436 + 0.279451238 = 0.231566877
c = 76 36 38.38
sin c = sin 76 36 38.38 = 0.972818983
18

Arah Kiblat

cosec c = 1/sin c = 1.027940467

sin a / sin A = sin b / sin B = sin c / sin C


sin A = sin a sin B/sin b = (0.991368756 x
0.904126047/0.930912457 = 0.97122564

0.911997722)/0.930912457 =

A = sin 1 (0.97122564) = 76 13 19.06

sin b / sin B = sin c / sin C maka sin B = (sin b / sin c) x sin C


sin b = sin 68 34 39 = 0.930912457
sin c = sin 76 36 38.38 = 0.972818983
sin C = sin 72 22 26 = 0.953052771

sin B = (0.930912457/ 0.972818983) x 0.953052771 = 0.911997722 atau B = 65.78289844 =


65 46 58.43 atau arah Kiblat (dari arah Utara ke arah Barat) B = 65 46 58.43 atau
24.21710156 atau 294.2171016

a = 97 32
b = 68 34 39
c = 76 36 38.38
C = 72 22 26
B = 65 46 58.43
A = 76 13 19.06

(a) Dengan menggunakan 3 persamaan pertama, persamaan (1), (2) dan (3) sbb:

19

Arah Kiblat

(cos a)2 + (sin a sin C)2 + (sin a cos C)2 = 1


(cos a)2 = 0.017187988
(sin a sin C)2 = 0.89269757
(sin a cos C)2 = 0.090114441
Maka diperoleh (cos a)2 + (sin a sin C)2 + (sin a cos C)2 = 0.999999... = 1, jadi hasilnya adalah
konsisten, tidak terdapat kesalahan pembulatan dalam mesin hitung maupun kesalahan
penggunaan set data data.

(b) Dengan menggunakan 3 persamaan terakhir, persamaan (3), (4) dan (5) sbb:
(cos a)2 + (sin a sin B)2 + (sin a cos B)2 = 1
(cos a)2 = 0.017187988
(sin a sin B)2 = 0.817443894
(sin a cos B)2 = 0.166807875
Maka diperoleh (cos a)2 + (sin a sin B)2 + (sin a cos B)2 = 0.999999... = 1.001439758, jadi
hasilnya adalah konsisten, tidak terdapat kesalahan pembulatan dalam mesin hitung maupun
kesalahan penggunaan set data data.

VIII. Kompas dan arah kiblat


Apakah Kompas masih bisa dipergunakan untuk penentuan arah Kiblat seperti biasa? dengan
menggunakan kompas arah kiblat hasil perhitungan sebeblumnya, dapat diarahkan dengan
orientasi sumbu medan magnit Bumi. Pengukuran arah Kiblat dengan kompas masih bisa
dilakukan seperti penggunaan kompas biasa. Penting perhatikan bahwa jarum Kompas umumnya
akan terganggu oleh besi beton atau kabel listrik yang besar sehingga tidak bisa menunjuk arah
Utara Selatan dengan benar, sehingga jarum kompas tidak bisa dipergunakan untuk menunjuk
arah Kiblat dengan benar

IX. Kerusakan lokal di kawasan dekat pusat Gempa pengaruhnya terhadap arah kiblat
Mengingat pulau pulau di Indonesia berada di kawasan gempa dan seringnya ada gempa
gempa besar terjadi di planet Bumi ini, apakah gempa Bumi mengubah arah Kiblat? Untuk
20

Arah Kiblat

kawasan yang dekat dengan pusat gempa dan mengalami kerusakan bangunan, daerah yang
longsor atau tanahnya bergeser atau terbelah perlu mengukur ulang arah Kiblat di rumah
rumah, perkantoran maupun masjid masjid. Bagi kawasan yang hanya merasakan getaran
gempa dan jauh dari pusat gempa praktis tidak mengalami perubahan arah Kiblat akibat
pergeseran fondasi bangunan. Di Lokasi kejadian gempa bisa terjadi tanah terbelah sehingga bila
ada Masjid di atasnya perlu diperiksa dan dikoreksi arah Kiblat atau bahkan penentuan ulang
arah Kiblat di posisi yang baru. Arah pergerakan tanah lokal sangat sukar diprediksi atau
diantisipasi. Begitu pula bila ada Masjid yang terseret di atas tanah longsor perlu adanya
penentuan ulang arah Kiblat Masjid tersebut.

X. Momen Matahari diatas Kabah untuk kalibrasi arah kiblat


Melalui pengetahuan posisi Matahari, posisi tempat yang lebih mudah, lebih presisi atau lebih
tepat melalui GPS memungkinkan untuk perbaikan penentuan arah Kiblat yang lebih presisi dari
masa lalu. Kalibrasi sudut arah Kiblat tidak dimaksudkan indikator adanya perubahan arah
Kiblat. Bagi masjid masjid yang dibangun berdasarkan pengetahuan arah Kiblat yang
sederhana biasanya kurang presisi dan kalibrasi arah Kiblat bertujuan untuk menyempurnakan
arah Kiblat dengan memanfaatkan bayang bayang sebuah tongkat lurus yang tertancap pada
bidang datar atau sebuah benang yang diberi bandul.
Momen yang lebih mudah adalah momen ketika Matahari berada di atas Kabah atau di zenith
Kabah. Tempat di seluruh dunia yang masih bisa mengamati bayang bayang tongkat lurus
oleh Matahari tersebut akan mengamati bayang bayang arah kiblat. Jadi tanpa pengetahuan
posisi sebuah tempat, arah Kiblat dapat ditentukan hanya dengan mengamati arah bayang
bayang pada waktu tertentu itu. Manfaatkan bayang bayang arah Kiblat pada momen Matahari
di atas arah Kabah untuk kalibrasi arah Kiblat di berbagai tempat. Untuk daerah yang
mengalami siang bersamaan dengan Mekkah silakan gunakan jadwal berikut ini untuk
menentukan arah kiblat. Setahun terjadi dua kali yaitu pada tanggal 26 30 Mei, pukul 16:18
WIB (09:18 UT/GMT) dengan toleransi 5 menit dan yang kedua pada tanggal 14 18 Juli,
pukul 16:27 WIB (09:27 UT/GMT) dengan toleransi 5 menit. Arah kiblat adalah dari ujung
bayangan ke arah tongkat. Bayang bayang arah kiblat ini tidak memerlukan pengetah uan yang
dalam tentang astronomi. Perlu menancapkan sebuah tongkat lurus dan kondisi tegak lurus,
amati bayang bayang pada jam yang telah ditentukan.
Bagi yang sedang mengalami malam hari pada momen Matahari di dekat zenith Kabah dapat
menggunakan momen Matahari berada di dekat titk Nadir Kabah. Untuk daerah yang
mengalami siang berlawanan dengan Mekkah silakan gunakan jadwal tahunan sebagai berikut
untuk menentukan arah kiblat. Yaitu tanggal 12 16 Jan, pukul 04:30 WIB (11 15 Jan , 21:30
UT) dengan toleransi 5 menit dan berikutnya tanggal 27 Nov 1 Des, pkl 04:09 WIB (26 30

21

Arah Kiblat

Nov, 21:09 UT) dengan


bayangan.

toleransi 5 menit.

Arah kiblat adalah dari tongkat ke ujung

Gambar 3. Contoh mengukur arah kiblat menggunakan bayang-bayang arah Kiblat yang dibentuk
oleh Matahari.

Cara mempergunakan arah bayang bayang arah Kiblat saat Matahari berada di arah zenit
lingkaran besar yang melewati Mekah dan tempat yang sedang ditentukan arah Kiblatnya. Pada
momen itu bayang bayang sebuah tongkat lurus oleh Matahari akan membentuk bayang
bayang arah Kiblat di tempat tersebut.
Tabel 2. Azimuth Matahari dari Ciamis pada tanggal 27 Mei 2007

Jam (wib) Tinggi Mth (derajat) Azimut Mth (derajat)


16:15

17.7

295.1

16:16

17.4

295.1

16:17

17.2

295.0

16:18

17.0

294.9

16:19

16.8

294.9

Bayang bayang arah kiblat juga bisa dilakukan ketika Matahari berada di Zenit busur lingkaran
besar yang menghubungkan Kabah dengan tempat tinggal, insyaallah bisa minta bantuan
astronom untuk mendapatkannya seperti contoh pada Tabel 4 dan 5 untuk kota Ciamis bayang
bayang arah Kiblat untuk tanggal 27 Mei (sekitar jam 16:15 dan 16:16 wib azimut matahari
22

Arah Kiblat

(295.1) sama dengan azimut bayang bayang arah Kiblat 295 06 03.25) dan 19 Januari
(sekitar jam 09:40 wib azimut matahari (115.1) hampir sama dengan azimut bayang bayang
arah Kiblat 115 06 03.25).
Tabel 3. Azimuth Matahari dari Ciamis pada tanggal 19 Januari 2007

Jam (wib) Tinggi Mth (derajat) Azimut Mth (derajat)


09:38

53.9

114.9

09:40

54.4

115.1

09:42

54.8

115.3

09:44

55.3

115.6

09:46

55.7

115.8

Pada pembacaan kompas sederhana nampaknya masih sukar untuk membedakan arah bayangbayang sebuah tongkat dengan beda sudut azimuth sekitar 2 derajat. Tebal bayang-bayang
tongkat bisa mencapai lebih dari 2 derajat. Jadi dalam pengukuran garis bayang bayang arah
Kiblat pada bayang-bayang arah Kiblat yang dibentuk oleh Matahari dengan posisi azimuth
Matahari dalam tabel 2 dan 3 secara praktis tidak bisa atau tidak mudah dibedakan.

23

Anda mungkin juga menyukai

  • Puisi Bencana Alam
    Puisi Bencana Alam
    Dokumen2 halaman
    Puisi Bencana Alam
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Tarian Daerah
    Tarian Daerah
    Dokumen2 halaman
    Tarian Daerah
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Taken 3
    Taken 3
    Dokumen2 halaman
    Taken 3
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Hachiko 1
    Hachiko 1
    Dokumen2 halaman
    Hachiko 1
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Tarian Daerah
    Tarian Daerah
    Dokumen2 halaman
    Tarian Daerah
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Iklan
    Iklan
    Dokumen4 halaman
    Iklan
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Hachiko 1
    Hachiko 1
    Dokumen2 halaman
    Hachiko 1
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Alat Alat Musik
    Alat Alat Musik
    Dokumen5 halaman
    Alat Alat Musik
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Profil Ibu Sud
    Profil Ibu Sud
    Dokumen2 halaman
    Profil Ibu Sud
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • The Karate Kid
    The Karate Kid
    Dokumen2 halaman
    The Karate Kid
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Hachiko 1
    Hachiko 1
    Dokumen2 halaman
    Hachiko 1
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Hachiko 1
    Hachiko 1
    Dokumen2 halaman
    Hachiko 1
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • TENIS-MEjA Serin
    TENIS-MEjA Serin
    Dokumen7 halaman
    TENIS-MEjA Serin
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Profil Ibu Sud
    Profil Ibu Sud
    Dokumen2 halaman
    Profil Ibu Sud
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sjarah Bangsa Indonesia
    Tugas Sjarah Bangsa Indonesia
    Dokumen16 halaman
    Tugas Sjarah Bangsa Indonesia
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 10
    Kelompok 10
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 10
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Bio 2 Sistem-Koordinasi
    Bio 2 Sistem-Koordinasi
    Dokumen4 halaman
    Bio 2 Sistem-Koordinasi
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Habibie Dan Ainun
    Habibie Dan Ainun
    Dokumen2 halaman
    Habibie Dan Ainun
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • KISI - Kisi PKN
    KISI - Kisi PKN
    Dokumen4 halaman
    KISI - Kisi PKN
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Teknik Bermain Bola Voli
    Teknik Bermain Bola Voli
    Dokumen6 halaman
    Teknik Bermain Bola Voli
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Cerita Rakyat
    Cerita Rakyat
    Dokumen8 halaman
    Cerita Rakyat
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Cerita Anak
    Cerita Anak
    Dokumen5 halaman
    Cerita Anak
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Daftar Kabupaten 1
    Daftar Kabupaten 1
    Dokumen5 halaman
    Daftar Kabupaten 1
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Biografi Mahatma Gandhi
    Biografi Mahatma Gandhi
    Dokumen2 halaman
    Biografi Mahatma Gandhi
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kuisoner
    Contoh Kuisoner
    Dokumen24 halaman
    Contoh Kuisoner
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Batu
    Batu
    Dokumen19 halaman
    Batu
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 11
    Kelompok 11
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 11
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • 4 Fasa-Fasa Bulan
    4 Fasa-Fasa Bulan
    Dokumen18 halaman
    4 Fasa-Fasa Bulan
    RoygunEdwin
    Belum ada peringkat
  • BBM 7
    BBM 7
    Dokumen54 halaman
    BBM 7
    Rudy Asnady
    Belum ada peringkat