Anda di halaman 1dari 2

"Bencana Alam"

Dalam Hangat pelukan mentari.


Diri terbalut mendung keresahan.
Resah bila bumi tak sudi lagi dipijak.
Resah jika laut tak mampu lagi memikul airnya.
Resah jika gunung tak sanggup lagi berdiri tegak.
Air mata ini belum lagi kering.
Puing-puing derita masih tercicir disepanjang jalan.
Terdengar lagi jeritan saudaraku disana.
Terdengar lagi jeritan teman-temanku disana.
Terdengar lagi jeritan para sahabat-sahabatku disana.
Bencana, bencana dan bencana...
Tak henti-hentinya menggoreskan duka.
Apakah ini suatu cobaan?
Ataupun Peringatan?
Ataukah azab Tuhan?
Fikirkanlah..
Renungkan lah..
Dan bertaubatlah selagi mentari pagi masih memanancar sinarnya..

Banjir
hadirmu sangatlah mendadak
hadirmu sangat kejam
tidak peduli tua atau muda
tidak peduli kaya atau miskin
semua kau terjang
Tapi,kehadiranmu disebabkan manusia itu sendiri
sampah..limbah..
semuanya mereka kasih untuk kehadiranmu
Seolah mereka mengundang festival air tahunan
Ya Tuhan,bantulah kami..
kami yang lalai akan kewajiban untuk menjaga apa yang kami punya

Bencana Alam
Alam,
Banyak yang telah kau beri
Kayu, Minyak, Batubara
Dan segalanya
Namun, kini tlah tiada
Setelah bencana di mana-mana
Bangunan, Pohon dan segalanya
Rusak sudah
Maafkan kami manusia
Yang telah merusakmu
Kami kan berjanji akan merawatmu

Banjir
setiap tahun kau datang menghampiri kami
kau hanyutkan sanak saudara kami
kau hanyutkan harta benda kami
kau buat kami menjadi sebatang kara..
begitu murka
kami sadar semua ini terjadi karena perbuatan kami
kami yang telah merusak alam karena ke serakahan kami
kami membabat habis hutanmu
maafkan kami
adakah kesempatan untuk kami memperbaiki kesalahan kami?
oh banjir.. maafkan kami

Anda mungkin juga menyukai