Anda di halaman 1dari 5

Puisi Bumi – Maafkan Kami

Dulu engkau begitu indah


Setiap pagi ku menghirup udara segarmu
Setiap siang hari ku merasa hangat karna sinarmu
Tapi kini engkau berubah
Semua orang tak memperdulikan engkau lagi
Mereka hanya sibuk dengan dunianya saja

Oh Bumi, maafkan kami


Kami hanya segelintir bagian darimu

Puisi Lingkungan – Jeritan Korban Bencana

Tak bisakah kau rasakan perih ini?


Tak cukupkah air mata ini untukmu?
Dengan serakah dan nafsumu kau hancurkan sahabat kami…

Kini ia telah marah…


Ia telah berontak dan bosan dengan semua ini…
Ia tak tahu siapa yang melakukan ini semua…

Hanya kamilah yang merasakan pahit ini…


Kau hanya memikirkan golonganmu, kaummu, dan keluargamu…
Namun kau tak pernah berpikir tentang kami,
Saudara sebangsa dan setanah air…

Kulihat banyak orang yang mengumpulkan dana untuk kami,


namun dimana?
Jutaan, milyaran, bahkan trilyunan !
Dimana itu semua?
Mungkinkah pesawat-pesawat yang membawa bantuan buat kami jatuh semua?
Sehingga keadaan kami sangat kekurangan di sini…
Atau mungkin uang itu ada di saku mereka, yang tidak bertanggung jawab…
Yang tidak pernah iba dengan kepedihan yang kami rasakan…

Kami hanya ingin dihargai sebagai manusia…


Sebagai saudara sebangsa dan setanah air…
Indonesia….

Mentari Selalu di Hatiku

Mentari, engkau bagai dewa pelindung kami


Sinarmu merasuk di hati bagai harmoni
Dirimu bagai cinta yang bersinar abadi
Takkan pernah lelah selimuti jiwa kami

Mentari engkaulah intan di langit biru


Hiasi awan yang kelabu
Engkau ceriakan hariku dipagi yang pilu
Dirimu angatkanku tanpa kenal ragu
Mentari, engkau beri kami impian
Dirimu wujudkan harapan dengan kemuliaan
Engkau bangkitkan diriu dengan sejuta iman
Agar bersiap di masa depan

Puisi Lingkungan Hidup – Tak Puas

Tak Puas…Hutan sudah mulai menguning


Sungai sudah teracun limbah
Ikan-ikan mati tak bersisa
Makhluk binasa tiada pangan

Uang sudah melimpah


Tak terhitung berapa jumlahnya Mataku silau melihat harta
Namun tak tahu apa bunganya

Puisi Lingkungan – Namaku Alam

Perkenalkan, namaku adalah alam


Aku adalah tempat tinggal bagi flora dan fauna
Dimana bagi hewan-hewan aku adalah rumah mereka
Tempat mereka bertumbuh
Berkembang biak, dan mencari makan
Melakukan semua aktivitas kehidupan alam

Bukan hanya hewan


Tumbuhan pun merasakan hal yang sama
Bagiku, tumbuhan adalah perhiasanku
Dan hewan, adalah peliharaanku

Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumi


Aku memberikan oksigen bagi manusia
Aku juga memberikan sumber daya bagi mereka
Memberikan mereka energi, kekuatan, perhiasan
Dan segalanya yang mereka butuhkan

Semua itu adalah pada saat bumi masih dalam keadaan stabil
Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah
Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja

Tapi kini
Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri
Mereka tak pernah memikirkan aku
Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya
Ketamakan, kerakusan, pemborosan
Telah membawaku kepada kerusakan
Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku
Setelah apa yang aku berikan pada mereka
Mereka membalasnya dengan merusakku
Menebang pohon pohonku
Memberikan polusi padaku
Memburu hewan hewanku
Dan merusak ozonku
Dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini

Sungguh perih hati ini rasanya


Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?
Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?
Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini

Puisi Lingkungan Hidup – Kekeringan

Kau sendiri yang merusak tanah surgamu


Jangan heran jika tanahmu tak lagi subur
Jangan heran jika lautmu tak lagi indah
Jangan heran jika musim pun tak tentu arah

Kaulah yang merusaknya


Dengan tangan keserakahanmu
Telah kau jadikan alam sebagai pemuas nafsu
Dan kau lupakan anak cucumu
Mereka, keturunan kita
Pun berhak mendapatkan alamnya
Seperti kita mendapatkan alam kita

Puisi Lingkungan – Paru- Paruku

Satu demi satu, dua demi dua, tiga demi tiga


Seratus sudah aku menanammu
Setiap hari aku merawatmu
Kami hidup
Kami sehat
Semua karnamu,
Paru-paruku

Tapi sekarang, mereka kejam denganmu


Kau hanya semacam kertas yang bisa dipotong-potong, diinjak-injak
Mereka tak pernah peduli dengan masa depannya
Tak pernah peduli dengan anak cucunya akan hidup bagaimana nanti
Rasa peduli mereka hanya untuk uang

Paru-paruku,
Buatlah mereka sadar akan penting adanya engkau

Jagalah diriku

ku berjalan tanpa henti


Menelusuri jejak langkah bumi pertiwi
Tak kenal putus asa, dan rasa nyeri
Dalam penderitaanku slama ini

Subur akan tanah dan kekayaannya


Air yang selalu mengalir disetiap waktu dan detiknya
Cintai lingkunganku dan cintai seluruh kekayaanku

WAHAI ANAK BANGSAKU

Puisi karya:sendi

Puisi Lingkungan – Kerusakan Alam

Kau yang kini tertawa


Bermandikan harta
Berkawankan kemewahan
Dari mana kau dapatkan semuanya?

Dari pohon yang kau tebang


Dari hewan yang kau bunuh
Dari tanah yang kian tandus
Dari air yang kian kering
Dari sungai yang kian kerontang
Dari hutan yang kau jadikan kebakaran
Dari asap tebal pohon yang di bakar

Apakah kau tak ingat


Masih ada anak cucu kita
Yang mengharap udara segar
Mengharap kesejukan alam
Mengharap Keindahan dunia
Mengharap hijaunya daun
Mengharap rindanya pepohonan

Tidak kaah kau sadar,


Ada banyak nyawa yang kau ambil
Ada banyak harapan yang kau renggut
Wahai para perusak alam
Ingatlah pada hukum alam

Kita butuh alam yang indah


Kita butuh alam yang sejuk
Kita hidup dalam alam
Dan kita bergantung pada alam

Jagalah alam
seperti kau menjaga rumahmu sendiri
Karena alam kita
adalah
alam anak cucu kita

Puisi Lingkungan Hidup Tentang Alam Indonesia

Bertebaran pulau dilaut nusantara


Ditengah dunia yang berputar mengarungi waktu
Indonesia menjelma menjadi sepenggal surga
Yang Tuhan tanamkan di punggung bumi

Deretan gunung beserta hutan menawarkan kehijauan


Dihidangkan dengan kedamaian khas nusantara
Disini kau dapat menghirup segarnya udara
Bukan asap dari besi besi yang berjalan

Di sini kau dapat menikmati ketenangan


Di iringi suara burung kicauan
Gemericik air mengalir
Dan suara angin tertiup lirih semilir

Di sini kau dapat menikmati hijaunya pemandangan

Dibalik bukit dan pesawan


Di sini kau dapat menikmati lukisan syurga
Yang indah menawan jiwa

Inilah milik kita


Biarkan menjadi apa adanya
Agar anak keturunan kita
Menikmati tanah surga kita

Anda mungkin juga menyukai