PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah
manajemen
dalam
perkembangannya
digunakan
untuk
Sedangakan
Manajemen
koperasi
dapat
diartikan
mengendalikan,
mengarahkan dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk tujuan
memajukan atau mensejahterakan para anggota dan pengurus koperasi. ditinjau
dari sudut pandang gaya manajemen (managment style), manajemen koperasi
menganut gaya partisipatif (participation management), di mana posisi anggota
ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan
manajemen perusahaannya.
Setelah kita tahu pengertian, unsur-unsur dan pentingnya manajemen
koperasi tentu kita perlu tau manajemen-manajemen yang ada dalam
koperasiSeperti Manajemen SDM/Personalia, Manajemen Pemasaran dan
Manajemen Pembelanjaan. Sebenarnya masih ada beberapa manajemen lagi
seperti Manajemen Tri Partite, Manajemen Komunikasi, dll.
Adapun dalam makalah ini kami akan membahas mengenai manajemen
pembelanjaan koperasi, agar teman-teman mahasiswa mampu memahami
konsep dan bentuk dari pembelanjaan dalam koperasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah defenisi manajemen koperasi?
2. Apakah definisi pembelanjaan koperasi?
3. Bagaimanakah bentuk pembelanjaan internal koperasi?
4. Bagaimanakah bentuk pembelanjaan eksternal koperasi?
5. Apa saja yang menjadi modal sendiri koperasi?
6. Apa saja yang menjadi modal asing pada koperasi ?
7. Bagaimana cara mengatasi permodalan koperasi?
8. Bagaimanakah bentuk pemanfaatan modal asing?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang terlah dibuat, maka adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui defenisi manajemen koperasi.
2. Untuk mengetahui definisi pembelanjaan koperasi.
3. Untuk mengetahui bentuk pembelanjaan internal koperasi.
4. Untuk mengetahui bentuk pembelanjaan eksternal koperasi.
5. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi modal sendiri koperasi.
6. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi modal asing pada koperasi.
7. Untuk mengetahui cara mengatasi permodalan koperasi.
8. Untuk mengetahui bentuk pemanfaatan modal asing.
BAB II
PEMBAHASAN
berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep
koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial tetapi secara lengkap telah
mencerminkan norma-norma dan kaidah-kaidah yang berlaku bagi bangsa
Indonesia.
2. Defenisi Manajemen
Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari
pemahaman konsep organisasi.
Semua organisasi
Drucker menyatakan
organisasi.
melaksanakan
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
dan
internal
koperasi
meliputi
pembelanjaan
aktif
tersebut. Bagi koperasi pakah pinjaman ini akan menguntungkan atau tidak
sangat tergantung dari tinggi rendahnya bunga yang harus dibayarnya.
E. Modal Sendiri Koperasi
Modal sendiri dapat diklasifikasikan sebagi modal internal. Sifat dari
jenis dana ini
Sepanjang koperasi masih hidup, jenis modal ini pasti ada walaupun jumlahnya
dapat berubah naik atau turun.
Jenis-jenis modal sendiri koperasi akan diuraikan berikut ini:
1. Simpanan-simpanan
Simpanan-simpanan yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib dari
para anggota (pemilik). Simpanan pokok dan simpanan wajib ini akan
semakin besar jumlahnya apabila terjadi pertambahan anggota dan ini
berarti modal koperasi menjadi semakin banyak pula. Namun apabila ada
anggota yang keluar maka simpanan anggota yang akan keluar ersebut
dapat ditaik kembali sehingga menyebabkan modal koperasi berkurang.
2. Sisa hasil usaha yang tidak dibagikan (ditanam kembali dalam koperasi) dan
cadangan-cadangan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha.
Sesuai dengan Kep. Men. Kop. No. 266/V/KPTS/1987 tentang pedoman
pembagian SHU koperasi, pasal-pasal yang menjelaskan tentang hal itu
adalah sebagai berikut:
a. Pasal 1: SHU yang dibagi adalah SHU yang berasal dari pendapatan
tunai dan
3. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian
dan tidak mengikat. Hibah adalah pemberian yang diterima koperasi dari
pihak lain, berupa uang atau barang. Hibah muncul sebagai komponen
modal sendiri disebabkan karena pengalaman banyak koperasi menerima
hibah, terutama dari pemerintah. Maksud ketentuan hibah dalam UU adalah
agar koperasi dapat memeliharanya dengan baik dan dicatat dalam neraca
pos modal sendiri.
Koperasi yang menerima hibah harta tetap seperti peralatan atau
mesin diwajibkan melakukan penyusutan, sehingga pada saatnya koperasi
dapat membeli yang baru. Ketentuan tersebut dianggap berlebihan, karena
hibah seharusnya ditentukan oleh perjanjian antara penerima dan pemberi
hibah, termasuk persyaratan yang disepakati. Status dan perlakukan
akuntansi disesuaikan dengan perjanjian tersebut.
Karena hibah merupakan kejadian biasa yang sering terjadi dalam
dunia usaha, dan untuk waktu mendatang mungkin tidak banyak lagi, maka
ketentuan tentang hibah seharusnya tidak perlu dicantumkan dalam UU.
Hibah yang diterima koperasi cukup diatur dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Hibah yang diterima koperasi memang harus
disyukuri, tetapi terkesan bahwa koperasi bermental peminta-minta hibah
dan seharusnya dihindarkan.
4. Simpanan wajib yang dikaitkan dengan hasil usaha atau sering disebut
simpanan wajib khusus. Sebenarnya simpanan ini merupakan jenis
simpanan yang tidak mempunyai peraturan atau dengan kata lain tergantung
pada kebijakan masing-masing pengurus koperasi dalam mengantisipasi
kebutuhan modal usaha. Hal ini bertujuan agar para anggota lebih berperan
aktif dalam memupuk modal sebanding dengan transaksi atau jasa yang
diberikan kepada koperasi atau oleh koperasi kepada anggota. Di sini berarti
bahwa bagi anggota yang menjumpai volume transaksi yang besar, akan
mempunyai simpanan wajib khusus yang besar pula.
10
5. Simpanan sukarela
Simpanan sukarela adalah simpanan yang dilakukan oleh pemilik
mana dia secara sukarela menitipkan sejumlah uang kepada koperasi untuk
digunakan
atau
untuk
membantu
anggota
lainnya
yang
sangat
11
12
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib yang dimaksudkan di sini identik dengan simpanan
pokok, yaitu semakin besar jumlah anggota semakin besar jumlah modal
dari simpanan wajib. Jumlah simpanan wajib setiap bulannya harus
disesuaikan setelah lebih dari lima tahun berjalan atau lebih dari dua periode
kepengurusan.
3. Simpanan Wajib Khusus (SWK)
Apabila ada transaksi usaha yang dilakukan oleh anggota kepada
koperasi, maka anggota bersangkutan dapat diminta untuk memberikan
simpanan wajib khusus, dimana hal ini akan memperbesar modal koperasi.
Manfaat dan fungsi SWK harus benar-benar dijelaskan, yaitu sebagai sarana
untuk memperbesar modal sendiri.
4. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Modal sendiri yang berasal dari SHU yang tidak dibagi kepada para
anggota jumlahnya tergantung pada besar kecilnya SHU yang diperoleh
setiap tahunnya. Keuntungan yang tidak dibagi akan disisihkan sebagai
cadangan guna memperbesar modal sehingga selanjutnya dapat diperoleh
SHU yang lebih besar. Modal jenis ini termasuk sebagai modal yang murah
dan tanpa menanggung risiko yang besar, karena modal tersebut adalah
modal internal modal sendiri dan tidak membayar bunga.
5. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
Sisa Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri,
pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Dana cadangan diperoleh
dan dikumpulkan dari penyisihan sebagian sisa hasil usaha (SHU) tiap
tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu diperlukan untuk menutup
kerugian dan keperluan memupuk permodalan. Posisi dana cadangan dalam
sisi pasiva menunjukkan bahwa jika terjadi kerugian dengan sendirinya akan
terkompensasi dengan dana cadangan, dan apabila tidak mencukupi
ditambah dengan.simpanan. Dapat dimengerti adanya ketentuan dalam
13
hukum dagang bahwa jika kerugian suatu perusahaan mencapai lebih dari
setengah modalnya wajib diumumkan. Karena modal perusahaan sudah
berkurang dan beresiko.
Pemupukan dana cadangan koperasi dilakukan secara terus-menerus
berdasar prosentase tertentu dari SHU, sehingga bertambah setiap tahun
tanpa batas. Jika koperasi menerima fasilitas pemerintah, ditentukan bahwa
prosentasi penyisihan dana cadangan semakin besar. Dana cadangan sering
lebih besar jumlahnya dibanding simpanan anggota. Apabila dana cadangan
menjadi sangat besar dan simpanan anggota tetap kecil, maka koperasi tidak
ubahnya seperti perusahaan bersama atau mutual company (onderling;
perusahaan tanpa pemilik).
Ada yang berpendapat bahwa memang mutual company merupakan
bentuk akhir dari koperasi, yang tentu bukan menjadi tujuannya. Dilihat dari
tujuan dana cadangan untuk menutup kerugian, jumlah dana cadangan dapat
dibatasi sampai jumlah tertentu sesuai keperluan. Misalnya disusun sampai
mencapai sekurang-kurangnya seperlima dari jumlah modal koperasi.
Sebelum mencapai jumlah tersebut penggunaannya dibatasi hanya untuk
menutup kerugian. Setelah tercapai jumlah tersebut dapat ditambah sesuai
dengan kepentingan koperasi.
Ada pendapat di kalangan koperasi bahwa dana cadangan merupakan
modal sosial, bukan milik anggota dan tidak boleh dibagikan kepada
anggota sekalipun dalam keadaan koperasi dibubarkan. Sebenarnya tidak
tepat ada larangan penggunaan dana cadangan termasuk untuk dibagikan
kepada anggota, sepanjang tidak melanggar batas minimumnya. Misalnya
pada saat koperasi mengalami kerugian dalam tahun buku tertentu, tetapi
ingin membagikan SHU kepada anggota dengan pertimbangan tidak
merugikan usaha koperasi dan melanggar ketentuan tentang dana cadangan.
6. Simpanan Khusus/Lain-Lain
a. Simpanan sukarela simpanan yang dapat diambil kapan saja.
b. Simpanan Qurba
c. Deposito Berjangka
14
15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembelanjaan bisa debedakan menjadi lima macam yaitu
pembelanjaan internal koperasi, modal sendiri koperasi, pembelanjaan
eksternal koperasi, modal asing pada koperasi dan cara mengatasi permodalan
koperasi. Pembelanjaan internal koperasi meliputi pembelanjaan aktif
menyangkut bagaimana usaha penggunaan yang dimiliki agar bisa efisien
sedangkan pembelanjaan pasif menyangkut bagaimana caranya untuk mencari
dana dengan seefisien mungkin. dalam pembelanjaan aktif tentunya jangan
sampai ada dana yang menganggur terlalu besar karena akan mengakibatkan
ketidak efisienan dari segi biaya bunga tetapi juga jangan sampai ada
kekuarangan dana agar tidak mempersempit kesempatan memperoleh laba.
Bila besarnya pembelanjaan aktif dan pembelanjaan pasif seimbang
maka keadaan keuangan perusahaan menunjukan suatu pembelanjaan yang
efisien. Salah satu kunci sukses koperasi adalah mampu menjalankan
manajemen pembelanjaan koperasi dengan baik dan terorganisir sehingga
koperasi mampu bertahan dalam kondisi apapaun, termasuk krisis. Karena
yang menjadi pokok pembahasan dalam manajemen pembelanjaan koperasi ini
adalah mengenai pembelanjaan dan modal koperasi yang menjadi sendi
penting pembangunan koperasi. Oleh karenanya, pemberian pemahaman
mengenai manajemen pembelanjaan koperasi dibutuhkan agar generasi muda
penerus bangsa mampu meneruskan pengembangan koperasi.
B. Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan kepada beberapa pihak terkaiyt
masalah koperasi yaitu :
1. Bagi Mahasiswa
Kami menyarankan kepada rekan-rekan mahasiswa apabila nantinya
rekan-rekan mahasiswa terjun ke dunia usaha termasuk koperasi agar
17
mampu menerapkan apa yang terdapat dalam konsep makalah ini terutama
dengan pelaksanaan kegiatan administrasi dan manajemen karena dengan
dua hal tersebut jalannya usaha koperasi dapat berjalan dengan lancar.
2. Bagi Pemerintah
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan dunia perkoperasian di
Indonesia terutama dengan pemberian modal
mengingat koperasi
18