Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah

manajemen

dalam

perkembangannya

digunakan

untuk

mengendalikan suatu organisasi. Jadi, berpikir secara manajemen dapat


diartikan sebagai mengendalikan, mengarahkan dan memanfaatkan segala
faktor atau sumber daya yang dimiliki untuk tujuan tertentu

Sedangakan

pengertian koperasi menurut Undang-Undang koperasi No.12 Tahun 1967


mendefinisikan koperasi sebagai organisasi ekonomi, berwatak sosial, dan
dikelola berdasarkan kekeluargaan.
Dari kedua pengertian manajemen dan koperasi di atas maka dapat
disimpulkan,

Manajemen

koperasi

dapat

diartikan

mengendalikan,

mengarahkan dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk tujuan
memajukan atau mensejahterakan para anggota dan pengurus koperasi. ditinjau
dari sudut pandang gaya manajemen (managment style), manajemen koperasi
menganut gaya partisipatif (participation management), di mana posisi anggota
ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan
manajemen perusahaannya.
Setelah kita tahu pengertian, unsur-unsur dan pentingnya manajemen
koperasi tentu kita perlu tau manajemen-manajemen yang ada dalam
koperasiSeperti Manajemen SDM/Personalia, Manajemen Pemasaran dan
Manajemen Pembelanjaan. Sebenarnya masih ada beberapa manajemen lagi
seperti Manajemen Tri Partite, Manajemen Komunikasi, dll.
Adapun dalam makalah ini kami akan membahas mengenai manajemen
pembelanjaan koperasi, agar teman-teman mahasiswa mampu memahami
konsep dan bentuk dari pembelanjaan dalam koperasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah defenisi manajemen koperasi?
2. Apakah definisi pembelanjaan koperasi?
3. Bagaimanakah bentuk pembelanjaan internal koperasi?
4. Bagaimanakah bentuk pembelanjaan eksternal koperasi?
5. Apa saja yang menjadi modal sendiri koperasi?
6. Apa saja yang menjadi modal asing pada koperasi ?
7. Bagaimana cara mengatasi permodalan koperasi?
8. Bagaimanakah bentuk pemanfaatan modal asing?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang terlah dibuat, maka adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui defenisi manajemen koperasi.
2. Untuk mengetahui definisi pembelanjaan koperasi.
3. Untuk mengetahui bentuk pembelanjaan internal koperasi.
4. Untuk mengetahui bentuk pembelanjaan eksternal koperasi.
5. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi modal sendiri koperasi.
6. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi modal asing pada koperasi.
7. Untuk mengetahui cara mengatasi permodalan koperasi.
8. Untuk mengetahui bentuk pemanfaatan modal asing.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Manajemen Koperasi


1. Defenisi Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi Indonesia didefiniskan
sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi

dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip-prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep
koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial tetapi secara lengkap telah
mencerminkan norma-norma dan kaidah-kaidah yang berlaku bagi bangsa
Indonesia.
2. Defenisi Manajemen
Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari
pemahaman konsep organisasi.

Dalam konsep yang sederhana

organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerjasama untuk


mencapai tujuan tertentu. Jadi sasaran atau tjuan merupakan elemen
yang mendasar dalam organisasi apapun.

Organisasi juga harus

memiliki dan mengalokasikan sumber daya (manusia, modal, fisik,


uang) untuk mencapai sasaran. Bagaimana organisasi mengelola dan
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai
tujuannya adalah masalah pokok manajemen.
Berikut ini adalah beberapa pengertian atau definisi manajemen dari
beberapa sumber:
1. Stoner dan kawan-kawan (1996) mendefinisikan manajemen adalah
kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam
membentuk dan menjalankan organisasi.

Semua organisasi

mempunyai orang yang bertanggung jawab terhadap oreganisasi


untuk mencapai sasarannya, orang tersebut adalah manajer.

2. Memperkuat pendapat Stoner, Gibson dan kawan-kawan (1996)


mendefinisikan manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh
satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas
untuk mencapai hasil-hasil yang lebih baik yang tidak dapat dicapai
apabila individu bertindak sendiri-sendiri. Lebih jauh Peter Drucker
percaya bahwa pekerjaan manajemen

adalah untuk membuat

manusia lebih produktif.


3. Petter Drucker mengkaitkannya pentingnya manajemen dalam
kaitannya dengan persaingan global.

Drucker menyatakan

Manajemen, kecakapan, integritas, dan kinerja akan menentukan


negara-negara di dunia mencapai keunggulannya dalam dekade yang
akan datang.
4. Definisi manajemen yang mengarah kepada fungsi dan proses
manajemen dikemukakan oleh Andrew F. Sikula dalam Malayu
Hasibuan (2005) Management in general refers to planning,
organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating
and decision making activities performed by any organization in
order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to
bring and efficient creation of some product or services.
5. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Harold dan Cyril O. Donnel
mengungkapkan bahwa manajemen adalah usaha mencapai tujuan
tertentu suatu organisasi melalui kegiatan orang lain yang dilakukan
oleh manajer melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan dan pengendalian.
Dari berbagai definisi manajemen di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen

selalu berhubungan dengan institusi dan fungsi sebuah

organisasi.

Manajemen sebagai suatu fungsi dan proses menyangkut

sejumlah tugas-tugas yang kompleks di dalam kerangka menjamin


tercapainya suatu tujuan. Sedangkan manajemen sebagai suatu institusi
menggambarkan sejumlah orang-orang untuk mengisi tugas-tugas yang
diatur oleh organisasi tersebut.

Setelah memahami pengertian koperasi sebagai organisasi usaha


yang berwatak sosial dan konsepsi manajemen secara umum maka kita
sudah dapat menjawab pertanyaan apa itu manajemen koperasi?
Manajemen koperasi pada hakekatnya adalah penerapan ilmu manajemen
di koperasi dimana orang-orang yang diberi wewenang dan tanggung
jawab

melaksanakan

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

dan

pengendalian sumber daya yang dimiliki oleh koperasi untuk mencapai


tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan berdasarkan nilai dan
prinsip-prinsip koperasi.
Pengertian yang sejalan dengan definisi diatas pernah disampaikan
oleh Peter Davis (1999) yaitu

suatu proses manajemen yang

diselenggarakan oleh orang-orang yang diberi wewenang dan tanggung


jawab untuk mengelola koperasi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi
serta kekayaannya untuk mencapai tujuannya. Manajemen koperasi adalah
kegiatan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung
jawab. dengan mengerahkan segala kemampuan kepemimpinannya dan
memilih kebijakan untuk mengembangkan koperasi mencapai tujuantujuannya berdasarkan nilai dan prinsip-prinsip koperasi.
B. Definisi Pembelanjaan Koperasi
Dilihat dari strukur koperasi, masalah pembelanjaan merupakan bagian
dari sistem yang dianut oleh koperasi itu sendiri yang bersumber pada dua hal
yang berkaitan yaitu :
1. Pelanggan koperasi yang merupakan para anggota dan sekaligus sebagai
pemilik koperasi (prinsip identitas).
2. Sendi dasar dan asas koperasi Indonesia yang membedakn koperasi dengan
badan usaha lainnya.
Dalam pembelanjaan bisa debedakan menjadi lima macam yaitu:
1. Pembelanjaan internal koperasi,
2. Modal sendiri koperasi,
3. Pembelanjaan eksternal koperasi,

4. Modal asing pada koperasi dan


5. Cara mengatasi permodalan koperasi.
Pembelanjaan

internal

koperasi

meliputi

pembelanjaan

aktif

menyangkut bagaimana usaha penggunaan yang dimiliki agar bisa efisien


sedangkan pembelanjaan pasif menyangkut bagaimana caranya untuk mencari
dana dengan seefisien mungkin. dalam pembelanjaan aktif tentunya jangan
sampai ada dana yang menganngur terlalu besar karena akan mengakibatkan
ketidak efisienan dari segi biaya bunga tetapi juga jangan sampai ada
kekuarangan dana agar tidak mempersempit kesempatan memperoleh laba.
Bila besarnya pembelanjaan aktif dan pembelanjaan pasif seimbang maka
keadaan keuangan perusahaan menunjukan suatu pembelanjaan yang efisien.
C. Pembelanjaan Internal Koperasi
Pembelanjaan merupakan salah satu fungsi yang penting dalam
menjalankan roda perusahaan. Secara umum (luas), pembelanjaan dapat
diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan untuk mencari atau memperoleh
dana yang dibutuhkan dan menggunakannya secara efisien. Oleh karena itu,
masalah pembelanjaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pembelanjaan aktif menyangkut usaha menggunakan dana yang dimiliki
dengan cara yang seefisien mungkin. Dalam penggunaannya jangan sampai
ada dana yang menganggur terlalu besar, sehingga tidak efisien dari segi
biaya bunga. Disamping itu juga jangan sampai ada kekurangan dana
sehingga kesempatan memperoleh laba menjadi hilang atau direbut oleh
pesaing.
2. Pembelanjaan pasif meliputi usaha atau aktivitas perusahaan untuk mencari
dana yang dibutuhkan dengan cara seefisien mungkin. Di sini berarti bahwa
modal yang akan digunakan harus diperoleh dengan biaya yang serendah
mungkin dan sesuai dengan kebutuhan. Bila besarnya pembelanjaan aktif
dan pembelanjaan pasif seimbang, maka keadaan keuangan perusahaan
menunjukkan suatu pembelanjaan yang efisien.

Dilihat dari segi pembelanjaan pasif, sumber modal dapat dibedakan


menjadi dua, yaitu modal ekstenal (dari luar koperasi) dan modal internal.
Pembelanjan dari dari dalam atau intern merupakan usaha yang dilakukan
dengan efisien agar pemenuhan kebutuhan dana guna membiayai operasi
perusahaan dapat dipenuhi dari sumber dalam perusahaan sendiri.
Suatu bagian yang besar dari modal internal koperasi, yaitu yang
berasal dari bagian SHU yang tidak dibagikan kepada anggota dan dimasukkan
sebagai cadangan. Jumlah ini akan kumulatif dengan modal yang sudah ada,
sehingga modal koperasi semakin lama semakin besar. Salah satu bentuk
modal internalialah mengintensifkan dana yang sementara menganggur seperti
dana cadangan penyusutan aktiva. Sebelum modal tersebut digunakan untuk
menambah modal kerja atau untuk membeli mesin pengganti yang disusutkan,
maka model pemupukan modal pembelanjaan seperti ini disebut pembelanjaan
intensif.
Pada gambar berikut akan disajikan mekanisme permodalan koperasi
baik modal dari luar (pinjaman) maupun dari dalam koperasi.

D. Pembelanjaan Eksternal Koperasi


Pembelanjaan eksternal koperasi atau pembelanjaan dari luar adalah
usaha pemenuhan kebutuhan dana dari sumber luar perusahaan dimana
jenisnya cukup bervariasi. Di sini manajemen harus pandai memilih sumber
dana yang murah dan mudah. Mudah berarti syarat-syaratnya mudah dipenuhi
dan resikonya kecil. Sedangkan murah berate harga kredit tersebut, seperti
biaya bunga dan lain-lain sampai digunakan benar-benar murah.
Modal eksternal koperasi dapat diperoleh dari beberapa sumber berikut:
1. Pinjaman dari perbankan, apakah itu bank pasar atau bank umum, bank
swasta ataupun bank-bank pemerintah. Sesuai dengan Inpres No. Tahun
1978, bank-bank pemerintah mendapat tugas untuk ikut serta membantu
kebutuhan dana yang diperlukan oleh koperasi dengan beberapa
kemudahan.
2. Pinjaman dari Induk Koperasi, Gabungan Koperasi, dan dari Pusat Koperasi
untuk koperasi primernya merupakan sumber uang yang murah.
3. Pinjaman dari pembeli, penjual, dan sejawat koperasi baik dalam bentuk
barang maupun uangt tunai.
4. Pinjaman dari lembaga keuangan lainnya, seperti dari perusahaan leasing,
perusahaan asuransi, perusahaan modal ventura, dsb.
5. Pinjaman dari perusahaan swasta (yang besar) dan bersedia membantu
sebagai bapak angkat atau anak asuh.
6. Pinjaman dalam bentuk uang atau saham dari BUMN dan BUMS yang
besar, maupun pemberian fasilitas usaha atau kemudahan-kemudahan usaha.
7. Penerbitan obligasi.
8. Pinjaman dari sumber lainnya yang mungkin dapat digali oleh koperasi
misal-nya pada pasal 42 (penyertaan modal).
Biasanya modal eksternal ini disebut juga sebagai modal asing atau
kredit pinjaman sehingga keberadaannya di koperasi hanya bersifat sementara
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pihak peminjam berkewajiban
membayar sejumlah bunga sebagai imbalan atas penggunaan fasilitas / modal

tersebut. Bagi koperasi pakah pinjaman ini akan menguntungkan atau tidak
sangat tergantung dari tinggi rendahnya bunga yang harus dibayarnya.
E. Modal Sendiri Koperasi
Modal sendiri dapat diklasifikasikan sebagi modal internal. Sifat dari
jenis dana ini

adalah tertanam untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Sepanjang koperasi masih hidup, jenis modal ini pasti ada walaupun jumlahnya
dapat berubah naik atau turun.
Jenis-jenis modal sendiri koperasi akan diuraikan berikut ini:
1. Simpanan-simpanan
Simpanan-simpanan yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib dari
para anggota (pemilik). Simpanan pokok dan simpanan wajib ini akan
semakin besar jumlahnya apabila terjadi pertambahan anggota dan ini
berarti modal koperasi menjadi semakin banyak pula. Namun apabila ada
anggota yang keluar maka simpanan anggota yang akan keluar ersebut
dapat ditaik kembali sehingga menyebabkan modal koperasi berkurang.
2. Sisa hasil usaha yang tidak dibagikan (ditanam kembali dalam koperasi) dan
cadangan-cadangan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha.
Sesuai dengan Kep. Men. Kop. No. 266/V/KPTS/1987 tentang pedoman
pembagian SHU koperasi, pasal-pasal yang menjelaskan tentang hal itu
adalah sebagai berikut:
a. Pasal 1: SHU yang dibagi adalah SHU yang berasal dari pendapatan
tunai dan

pembayarannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan

kemampuan keuangan koperasi, serta tidak boleh mengganggu likuiditas


atau kelancaran jalannya usaha perusahaan koperasi.
b. Pasal 2: Pada ayat 3 dijelaskan bahwa SHU yang berasal dari usaha yang
diselenggarakan untuk anggota dan akan dibagikan sebagai cadangan
minimal harus 40%. Namun bila SHU yang berasal dari usaha yang
diselenggarakan untuk nonanggota akan dibagi sebagai cadangan,
besarnya minimal 75%.

3. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian
dan tidak mengikat. Hibah adalah pemberian yang diterima koperasi dari
pihak lain, berupa uang atau barang. Hibah muncul sebagai komponen
modal sendiri disebabkan karena pengalaman banyak koperasi menerima
hibah, terutama dari pemerintah. Maksud ketentuan hibah dalam UU adalah
agar koperasi dapat memeliharanya dengan baik dan dicatat dalam neraca
pos modal sendiri.
Koperasi yang menerima hibah harta tetap seperti peralatan atau
mesin diwajibkan melakukan penyusutan, sehingga pada saatnya koperasi
dapat membeli yang baru. Ketentuan tersebut dianggap berlebihan, karena
hibah seharusnya ditentukan oleh perjanjian antara penerima dan pemberi
hibah, termasuk persyaratan yang disepakati. Status dan perlakukan
akuntansi disesuaikan dengan perjanjian tersebut.
Karena hibah merupakan kejadian biasa yang sering terjadi dalam
dunia usaha, dan untuk waktu mendatang mungkin tidak banyak lagi, maka
ketentuan tentang hibah seharusnya tidak perlu dicantumkan dalam UU.
Hibah yang diterima koperasi cukup diatur dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Hibah yang diterima koperasi memang harus
disyukuri, tetapi terkesan bahwa koperasi bermental peminta-minta hibah
dan seharusnya dihindarkan.
4. Simpanan wajib yang dikaitkan dengan hasil usaha atau sering disebut
simpanan wajib khusus. Sebenarnya simpanan ini merupakan jenis
simpanan yang tidak mempunyai peraturan atau dengan kata lain tergantung
pada kebijakan masing-masing pengurus koperasi dalam mengantisipasi
kebutuhan modal usaha. Hal ini bertujuan agar para anggota lebih berperan
aktif dalam memupuk modal sebanding dengan transaksi atau jasa yang
diberikan kepada koperasi atau oleh koperasi kepada anggota. Di sini berarti
bahwa bagi anggota yang menjumpai volume transaksi yang besar, akan
mempunyai simpanan wajib khusus yang besar pula.

10

5. Simpanan sukarela
Simpanan sukarela adalah simpanan yang dilakukan oleh pemilik
mana dia secara sukarela menitipkan sejumlah uang kepada koperasi untuk
digunakan

atau

untuk

membantu

anggota

lainnya

yang

sangat

membutuhkan. Walaupun jenis simpanan ini berasal dari anggota, namun


bila ditinjau dari segi waktu simpanan tersebut hanya bersifat sementara
sehingga berfungsi sebagai hutang dan dapat ditarik kembali oleh
pemiliknya sesuai dengan pejanjian. Untuk memperbesar jenis simpanan ini
maka salah satu upaya yang dapat direalisasi adalah dengan memberikan
kompensasi yang menarik bagi para penyimpan.
F. Modal Asing pada Koperasi
Modal asing adalah sejumlah modal yang digunakan oleh perusahaan
koperasi yang berasal dari luar koperasi. Karena modal ini bersifat sementara,
maka keberadaan-nya dalam koperasi hanya jika diundang atau kalau
diperlukan saja. Disini pemilik modal menanamkan modalnya ke koperasi
dengan harapan memperoleh penghasilan, yaitu bungan atas modal yang
dipinjamkannya. Jenis modal ini ada yang berasal dari anggota sendiri dan ada
juga yang berasal dari nonanggota.
Manajer dan pengurus koperasi dituntut untuk menggunakan modal
jenis ini secara efektif sesuai dengan kebutuhan. Apabila penggunaan modal ini
tidak menghasilkan SHU dengan persentase yang lebih tinggi dibanding bunag
kredit yang harus dibayar, maka penggunaan modal asing tersebut tidak
menguntungkan dan untuk selanjutnya koperasi lebih baik tidak menggunakan
modal ini. Sesuai dengan teori, modal asing modal asing akan menguntungkan
apabila tercapai keadaan.
Pada kondisi sekarang masih banyak kesempatan bagi koperasi untuk
memperoleh kredit lunak, yaitu kredit kredit yang diberikan oleh pemerintah
dalam rangka pembinaan dan pengembangan perkoperasian di Indonesia.

11

Fasilitas kredit lunak itu antara lain:


1. KUT atau Kredit Usaha Tani yang diberikan untuk keperluan membiayai
pengolahan lahan atau untuk pembelian bibit dan keperluan produksi.
2. Kredit PIR rosella, PIR tebu, perkebunan-pekebunan, petenakan, dan
sebagainya.
3. Kredit pembelian jeuk, cengkeh dll.
4. Kredit untuk pengolahan pasca panen, bagi nelayan, pengrajin dll.
5. Kredit yang bersumber dari BUMN , yaitu keuntungan perusahaan Negara
yang yang disisihkan untuk membantu permodalan koperasi.
6. Kredit yang diberikan secara khusus, seperti pelistrikan desa dan perumahan
buruh, karyawan pabrik yang kecil serta golongan ekonomi lemah lainnya
yang dirasakan mendesak.
7. Jenis kredit produktifitas yang diberikan kepada pengusaha kecil anggota
koperasi, seperti kerajinan, nelayan kecil, angkutan umum, dan sebagainya.
G. Cara Mengatasi Permodalan Koperasi
Walaupun dalam prakteknya tidak semua koperasi mengalami
kekurangan modal, namun dalam menghadapi semakin besarnya usaha dan
semakin berkembangnya kegiatan yang ditangani sebagian besar koperasi di
Indonesia jelas membutuhkan dukungan modal yang lebih besar lagi. Guna
memenuhi kebutuhan dana yang semakin besar tersebut, maka berikut ini
ditawarkan beberapa peluang untuk menggali potensi yang ada pada koperasi.
1. Simpanan Pokok
Bagi setiap anggota, besarnya simpanan pokok adalah sama besar.
Walaupun modal yang besar belum pasti memberikan sesuatu yang baik,
namun semakin besar modal koperasi yang bersal dari simpanan pokok
apabila jumlah anggota bertambah, maka semakin terbuka kesempatan
untuk mengejar omzet usaha yang lebih besar lagi.

12

2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib yang dimaksudkan di sini identik dengan simpanan
pokok, yaitu semakin besar jumlah anggota semakin besar jumlah modal
dari simpanan wajib. Jumlah simpanan wajib setiap bulannya harus
disesuaikan setelah lebih dari lima tahun berjalan atau lebih dari dua periode
kepengurusan.
3. Simpanan Wajib Khusus (SWK)
Apabila ada transaksi usaha yang dilakukan oleh anggota kepada
koperasi, maka anggota bersangkutan dapat diminta untuk memberikan
simpanan wajib khusus, dimana hal ini akan memperbesar modal koperasi.
Manfaat dan fungsi SWK harus benar-benar dijelaskan, yaitu sebagai sarana
untuk memperbesar modal sendiri.
4. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Modal sendiri yang berasal dari SHU yang tidak dibagi kepada para
anggota jumlahnya tergantung pada besar kecilnya SHU yang diperoleh
setiap tahunnya. Keuntungan yang tidak dibagi akan disisihkan sebagai
cadangan guna memperbesar modal sehingga selanjutnya dapat diperoleh
SHU yang lebih besar. Modal jenis ini termasuk sebagai modal yang murah
dan tanpa menanggung risiko yang besar, karena modal tersebut adalah
modal internal modal sendiri dan tidak membayar bunga.
5. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
Sisa Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri,
pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Dana cadangan diperoleh
dan dikumpulkan dari penyisihan sebagian sisa hasil usaha (SHU) tiap
tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu diperlukan untuk menutup
kerugian dan keperluan memupuk permodalan. Posisi dana cadangan dalam
sisi pasiva menunjukkan bahwa jika terjadi kerugian dengan sendirinya akan
terkompensasi dengan dana cadangan, dan apabila tidak mencukupi
ditambah dengan.simpanan. Dapat dimengerti adanya ketentuan dalam

13

hukum dagang bahwa jika kerugian suatu perusahaan mencapai lebih dari
setengah modalnya wajib diumumkan. Karena modal perusahaan sudah
berkurang dan beresiko.
Pemupukan dana cadangan koperasi dilakukan secara terus-menerus
berdasar prosentase tertentu dari SHU, sehingga bertambah setiap tahun
tanpa batas. Jika koperasi menerima fasilitas pemerintah, ditentukan bahwa
prosentasi penyisihan dana cadangan semakin besar. Dana cadangan sering
lebih besar jumlahnya dibanding simpanan anggota. Apabila dana cadangan
menjadi sangat besar dan simpanan anggota tetap kecil, maka koperasi tidak
ubahnya seperti perusahaan bersama atau mutual company (onderling;
perusahaan tanpa pemilik).
Ada yang berpendapat bahwa memang mutual company merupakan
bentuk akhir dari koperasi, yang tentu bukan menjadi tujuannya. Dilihat dari
tujuan dana cadangan untuk menutup kerugian, jumlah dana cadangan dapat
dibatasi sampai jumlah tertentu sesuai keperluan. Misalnya disusun sampai
mencapai sekurang-kurangnya seperlima dari jumlah modal koperasi.
Sebelum mencapai jumlah tersebut penggunaannya dibatasi hanya untuk
menutup kerugian. Setelah tercapai jumlah tersebut dapat ditambah sesuai
dengan kepentingan koperasi.
Ada pendapat di kalangan koperasi bahwa dana cadangan merupakan
modal sosial, bukan milik anggota dan tidak boleh dibagikan kepada
anggota sekalipun dalam keadaan koperasi dibubarkan. Sebenarnya tidak
tepat ada larangan penggunaan dana cadangan termasuk untuk dibagikan
kepada anggota, sepanjang tidak melanggar batas minimumnya. Misalnya
pada saat koperasi mengalami kerugian dalam tahun buku tertentu, tetapi
ingin membagikan SHU kepada anggota dengan pertimbangan tidak
merugikan usaha koperasi dan melanggar ketentuan tentang dana cadangan.
6. Simpanan Khusus/Lain-Lain
a. Simpanan sukarela simpanan yang dapat diambil kapan saja.
b. Simpanan Qurba
c. Deposito Berjangka

14

H. Pemanfaatan Modal Asing


Modal asing sangat bermanfaat bila dapat meningkatkan rentabilitas
usaha bagi koperasi, atau persentase rentabilitas lebih tinggi dari persentase
suku bunga.
1. Kredit penjual
2. Kredit pembeli
Apabila barang dijual koperasi bermutu baik dan banyak diminta oleh
konsumen sedangkan barang tersebut sulit dicari di pasar, maka pembeli
dapat membayar atau memesan lebih dulu dengan sejumlah uang muka, atau
bahkan dengan jumlah uang muka seharga barang yang akan dibeli. Jadi
uang muka atau pembayaran lebih dulu sebesar harga barang tersebut
sebelum barangnya diambil merupakan pinjaman dana dari pembeli kepada
koperasi dan biasanya disebut kredit pembeli.
3. Simpanan sukarela dari anggota
Jenis ini merupakan penunjang yang cukup baik untuk modal.
Walaupun simpanan ini bersifat sementara, namun fungsinya besar sekali
dalam mendukung keperluan modal koperasi. Dalam pengumpulannya
sangat tergantung pada kesadaran para anggota untuk menyimpan di
koperasi. Simpanan ini merupakan perwujudan dari cara beribadah lewat
menabung di koperasi, karena dapat membantu orang lain yang
membutuhkan, seperti bantuan sosial, bantuan perbaikan jalan, dsb.
4. Model bapak angkat atau anak asuh
Koperasi tidak perlu malumalu mencari bapak angkat karena dengan
itu maka koperasi dapat memanfaatkan kredit lunak dari bapak angkatnya,
asal dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan tersebut
antara lain barang yang dihasilkan koperasi harus memenuhi kualitas seperti
yang dikendaki oleh bapak angkatnya.
5. Kredit atau dana
Kredit atau dana yang tercipta dengan adanya sistem perekonomian
itu sendiri, misalnya dana yang disediakan oleh pusat koperasi, gabungan
koperasi, perum PKK, atau induk koperasi. Disini ada bank khusus yang

15

melayani kredit bagi koperasi (Bukopin). Dalam pelaksanaannya harus ada


pengawasan yang dinamis, jangan sampai disalah gunakan yaitu bukannya
dari koperasi, oleh koperasi, tetapi untuk pelaksana, atau untuk pesaing
koperasi
6. Cara pembelanjaan modern.
Jenis pembelanjaan modern saat ini cukup banyak ditawarkan dipasar,
yaitu misalnya dengan leasing (sewa guna usaha). Leasing adalah system
sewa beli alatalat produksi, dan mempunyai hak untuk membeli apabila
masa sewa telah berakhir. Cara ini lebih murah, dan lebih banyak
mendatangkan manfaat secara finansial (keuangan) bagi koperasi dimana
kepastiannya perlu juga dinilai oleh manajer, serta secara ekonomis dengan
pertimbangan yang lainnya.
Dari pembahasan mengenai manajemen modal pinjaman dapat
disimpulkan bahwa pinjaman adalah bersifat pendukung. Pinjaman diperlukan
apabila modal sendiri yang dimiliki belum mencukupi dan dirasakan
penggunaan modal pinjaman bermanfaat bagi koperasi, yaitu:
1. Dapat menimbulkan penghematanpenghematan
2. Tidak terlalu banyak campur tangan pihak luar, termasuk pihak pemerintah
dan koperasi sekunder atau bapak angkat.
3. Bunga pinjaman lebih kecil dari tingkat SHU yang diperolehnya.
4. Penggunaan pinjaman tersebut benarbenar dapat dirasakan oleh anggota,
yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan mereka masingmasing atau
kelompok.

16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembelanjaan bisa debedakan menjadi lima macam yaitu
pembelanjaan internal koperasi, modal sendiri koperasi, pembelanjaan
eksternal koperasi, modal asing pada koperasi dan cara mengatasi permodalan
koperasi. Pembelanjaan internal koperasi meliputi pembelanjaan aktif
menyangkut bagaimana usaha penggunaan yang dimiliki agar bisa efisien
sedangkan pembelanjaan pasif menyangkut bagaimana caranya untuk mencari
dana dengan seefisien mungkin. dalam pembelanjaan aktif tentunya jangan
sampai ada dana yang menganggur terlalu besar karena akan mengakibatkan
ketidak efisienan dari segi biaya bunga tetapi juga jangan sampai ada
kekuarangan dana agar tidak mempersempit kesempatan memperoleh laba.
Bila besarnya pembelanjaan aktif dan pembelanjaan pasif seimbang
maka keadaan keuangan perusahaan menunjukan suatu pembelanjaan yang
efisien. Salah satu kunci sukses koperasi adalah mampu menjalankan
manajemen pembelanjaan koperasi dengan baik dan terorganisir sehingga
koperasi mampu bertahan dalam kondisi apapaun, termasuk krisis. Karena
yang menjadi pokok pembahasan dalam manajemen pembelanjaan koperasi ini
adalah mengenai pembelanjaan dan modal koperasi yang menjadi sendi
penting pembangunan koperasi. Oleh karenanya, pemberian pemahaman
mengenai manajemen pembelanjaan koperasi dibutuhkan agar generasi muda
penerus bangsa mampu meneruskan pengembangan koperasi.

B. Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan kepada beberapa pihak terkaiyt
masalah koperasi yaitu :
1. Bagi Mahasiswa
Kami menyarankan kepada rekan-rekan mahasiswa apabila nantinya
rekan-rekan mahasiswa terjun ke dunia usaha termasuk koperasi agar

17

mampu menerapkan apa yang terdapat dalam konsep makalah ini terutama
dengan pelaksanaan kegiatan administrasi dan manajemen karena dengan
dua hal tersebut jalannya usaha koperasi dapat berjalan dengan lancar.
2. Bagi Pemerintah
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan dunia perkoperasian di
Indonesia terutama dengan pemberian modal

mengingat koperasi

merupakan soko guru perekonomian Indonesia dan merupakan alat


pemberdayaan ekonomi rakyat.

18

Anda mungkin juga menyukai