Oleh:
LIA SAFITRI
0801134095
TEORI DIPLOMASI
KELAS A
Dari pengaruh internal dan eksternal tersebutlah tatanan politik dibentuk oleh suatu
negara. Sehingga bentuk politik luar negeri tiap negara itu akan berbeda-beda. Negara yang
memiliki kondisi domestik yang stabil akan cenderung memperkuat politik luar negerinya hingga
memiliki bargaining position yang tinggi. Namun, negara yang kondisi domestiknya bergejolak
akan disibukkan dengan urusan dalam negeri sehingga tidak terlalu fokus dengan politik luar
negeri. Perkembangan politik luar negeri juga sangat fluktuatif. Ada kalanya suatu negara
memiliki tatanan politik luar negeri yang kuat, ketika keadaan nasionalnya stabil. Tetapi juga ada
masa tatanan politik luar negerinya melemah, ketika kondisi nasionalnya mengalami krisis.
Karakteristik Politik Luar Negeri
Dalam pengujian ulang politik luar negeri, ada yang disebut sebagai kepentingan inti dan
kepentingan sekunder. Kepentingan inti ini terkait pada dasar dari suatu negara dalam
berhubungan dengan negara lain. Kepentingan inti ini yang membentuk pola hubungan suatu
negara sertapola dari politik luar negerinya. Sehingga, jika negara benar-benar tidak memiliki
kepentingan sama sekali dengan suatu pihak, maka tidak akan terjalin hubungan dengan pihak
tersebut. Selanjutnya adalah kepentingan sekunder. Kepetingan ini tidak terlalu prioritas daripada
kepentingan inti. Tetapi keberadaannya tetap harus diperlukan dalam menjalin pola hubungan
luar negeri.
Pengkajian jangka panjang juga memerlukan pemisahan antara aksi atau tindakan yang
harus dilakukan segera dengan serta tindakan yang menjadi tujuan jangka panjang. Hal ini sesuai
dengan karakteristik politik luar negeri yang beraneka ragam.
Simpulan
Pengkajian ulang politik luar negeri atau foreign policy assessment adalah tindakan suatu
negara atau pihak yang berwenang dalam suatu negara untuk mempelajari kebijakan luar negeri
yang telah diputuskannya. Ada beberapa jenis pembagian dari kebijakan luar negeri berdasarkan
pembuatannya, prioritasnya, dan sifatnya yang perlu dipisahkan satu sama lainnya. Pengujian ini
dilakukan agar keefektifan dari kebijakan ini lebih maksimal dan meminimalisir kesalahankesalahan pengambilan langkah di kancah internasional.
Foreign policy assessment ini dapat menjadi jalan keluar yang bagus bagi negara
berkembang jika dimaksimalkan dengan baik. Karena dengan me-review kembali setiap
kebijakan-kebijakan yang diambil, akan ada perbaikan-perbaikan untuk masa mendatang.
Referensi
Barston, R. (1988). Modern Diplomacy. London: Longman.