Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada perkembangan zaman saat ini, kehidupan tentunya tidak pernah lepas
dari masalah kesehatan, karena kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup seseorang. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari
segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Dapat dikatakan sehat, jika
bagian-bagian dari tubuh seseorang tidak mengalami suatu masalah gangguan
kesehatan yang membuat seseorang tersebut

tidak merasa nyaman terhadap

tubuhnya. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dapat dilakukan dengan


upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan,dengan menggunakan sarana kesehatan
sebagai tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan sehari-hari, akan sering menimbulkan
berbagai macam gangguan dan keluhan. Gangguan yang paling banyak adalah
keluhan yang timbul pada pinggang. Aktivitas yang bisa memicu timbulnya
keluhan pada pinggang misalnya saat mengangkat benda yang berat dengan posisi
yang salah atau membungkuk,seperti kuli bangunan. Apabila hal tersebut terusmenerus dilakukan dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan
timbulnya keluhan pada pinggang bawah yang biasa disebut nyeri pinggang
bawah. Nyeri yang dirasakan dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler
atau keduanya. Struktur anatomi dari lumbal merupakan salah satu penyebab,
seperti korpus dan diskus dari vertebrae yang besar. Vertebra atau tulang
punggung merupakan tulang tak beraturan, membentuk punggung yang mudah
digerakkan, terdiri dari 33 tulang punggung manusia, 5 diantaranya bergabung
membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor(coccyx). Tiga
bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang
cervical(leher), 12 tulang thorax (thorax atau dada) dan, 5 tulang lumbal. Tulang
punggung terdiri atas dua bagian yaitu bagian anterior yang terdiri dari badan

tulang atau corpus vertebra dan bagian posterior terdiri dari arcus vertebra. Arcus
vertebra dibentuk oleh dua kaki (pediculus) dan dua lamina, adanya penonjolan
atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus
spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale.
Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai
tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang
punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale.
Diskus merupakan bantalan sendi yang tersusun dari jaringan fibrokartilago
yang berfungsi sebagai peredam kejut dan memungkinkan gerak pada vertebra.
Diskus terdiri dari dua bagian utama yaitu nucleus pulposus dan annulus fibrosus.
Namun dengan bertambahnya usia terjadi degenerasi diskus yang ditandai dengan
perubahan ukuran dan bentuk diskus. Dimulai dari decade ke tiga, nucleus
pulposus secara gradual akan mengalami sedikit dehidrasi dan kadar proteoglikan
akan menurun sehingga menyebabkan diskus bertambah kaku dan bila ada gaya
tekan maka akan disalurkan ke annulus secara asimetris, akibatnya bisa cedera
atau robekan pada annulus dan nucleus bisa herniasi. Hernia Nukleus Pulposus
(HNP) adalah suatu keadaan dimana sebagian atau seluruh dari nucleus pulposus
mengalami penonjolan kedalam canalis spinalis.
Facet dibidang sagital pada vertebra lumbalis, gerakan yang terjadi adalah
flexi dan ekstensi, beban pada facet berat. Struktur yang peka terhadap
rangsangan nyeri merupakan semua struktur yang terdapat dibagian belakang
bawah tubuh, sehingga gangguan gerak atau pun iritasi pada struktur ini dapat
menimbulkan gejala nyeri pinggang bawah salah satunya karena mekanisme
gerak hernia nucleus pulposus (HNP). Nyeri adalah pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual
atau potensial. Nyeri dapat terjadi melalui bangunan neuro musculoskeletal dari
tubuh manusia seperti nyeri punggung bawah, dunia medis menyebutnya Low
Back Pain yang terjadi oleh Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Orang awam sering
menyebutnya sakit boyok, encok dan sebagainya. HNP memiliki risiko yang
dapat dialami oleh pria maupun wanita, antara usia 30 sampai 50 tahun

merupakan yang paling sering mengalami. HNP biasanya sering terjadi pada
lumbal IV V dan Lumbal V Sacrum I, kelainan ini biasanya disebabkan oleh
pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat beban berat. Insiden
Hernia Lumbo Sakral lebih dari 90% dan Hernia cervical 5-10%. Nyeri punggung
bagian bawah biasanya yang dikeluhkan dapat berupa rasa berat, pegal, rasa
seperti diikat, otot terasa kaku dan nyeri, dapat disertai dengan gangguan otonom
dan psikis yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari penderita. Secara anatomi
tulang punggung bagian bawah adalah daerah lumbal-sacrum yang menjadi titik
beban. Selain factor diatas secara klinis nyeri daerah tulang belakang dapat
disebabkan berbagai faktor seperti trauma, degenerative, inflamasi, neoplasma,
gangguan metabolik, kelainan kongenital, psikogenik, dan tidak jarang akibat
nyeri alih beberapa organ visceral seperti ginjal, prostat, pancreas, retroperitoneal,
kolon, uterus. Beberapa faktor risiko yang berpotensi menyebabkan

nyeri

punggung bawah adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, Indeks Massa Tubuh,
aktifitas fisik, merokok, riwayat cedera punggung, riwayat keluarga.
HNP (Hernia Nucleosus Pulposus) atau saraf terjepit perlu ditangani secara
serius karena jika tidak ditangani secara serius maka dapat mengakibatkan
komplikasi yang tidak diinginkan.

Terapi konservatif
o

Bed rest 3-6 minggu + obat anti nyeri

Pasien harus tidur di atas kasur yang keras, berlapis papan di


bawahnya supaya kasur tidak melengkung selama beberapa minggu
sampai 3 bulan.

Fisioterapi

Bila nyeri dan keluhan subyektif menghilang, maka mobilisasi dapat


dilakukan lambat laun untuk kemudian dbantu dengan braces,
corset atau belt

Terapi operatif:
o

Operasi bertujuan untuk menghilangkan penekanan dan iritasi pada


saraf sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang.

Harus dilakukan terutama jika sudah ada kelainan neurologik yang


semakin memburuk

Selain itu penanganan fisioterapi juga dapat dilakukan yaitu seperti


menggunakan korset. Tetapi harus disesuaikan dengan kondisi pasien.
Dapat juga dengan menggunakan modalitas traksi lumbal, SWD, Mc.
Kenzie exercise, pemerikasaan MRI dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penulis dalam menyusun makalah ini maka penulis
membatasi masalah sebagai berikut:
1.

Apa definisi HNP (Hernia Nukleous Pulposus) ?

2.

Apa etiologi dari HNP (Hernia Nukleous Pulposus)?

3.

Bagaimana patofisiologi dari HNP (Hernia Nukleous Pulposus)?

4.

Bagaimana manifestasi klinis dari HNP (Hernia Nukleous Pulposus) ?

5.

Apa faktor resiko dari HNP (Hernia Nukleous Pulposus)?

6.

Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi dan pemeriksaan penunjang dari


HNP (Hernia Nukleous Pulposus)

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Untuk mengethui tentang penatalaksanaan fisioterapi pada pasien dengan


gangguan modalitas fisik (HNP).

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari HNP (Hernia Nukleous Pulposus)
2. Untuk mengetahui etiologi dari HNP (Hernia Nukleous Pulposus)
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari HNP (Hernia Nukleous Pulposus)
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari HNP (Hernia Nukleous
Pulposus)
5. Untuk mengetahui faktor resiko dari HNP (Hernia Nukleous Pulposus)
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dan pemeriksaan
penunjang dari HNP

C. Manfaat penulisan
1. Bagi profesi fisioterapi
Menambah wawasan kesehatan dan agar lebih mengetahui tentang
penatalaksanaan fisioterapi pada pasien dengan gangguan modalitas fisik
bagian punggung (HNP).

2. Bagi masyarakat
Memberikan

Penjelasan,

pengetahuan,

dan

penyuluhan

tentang

penatalaksanaan fisioterapi pada gangguan modalitas fisik bagian punggung


(HNP) dan intervensi apa saja yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai