KRISTALOGRAFI
Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari sistem kristal.
Kristalografi merupakan salah satu cabang dari mineralogi yang mempelajari mengenai sistemsistem kristal serta bertujuan untuk menentukan susunan atom dalam zat padat. Kristal adalah
bahan padat homogeny yang membentuk bagan polyhedral yang teratur, biasanya anisotropy. Tersusun oleh
komposisikimia tertentu yang membentuk ikatan atom tertentu yang dikelilingi oleh bidang
permukaan yang halus yang mengikuti hukum geometri tertentu.
Ada beberapa ketentuan agar dapat disebut sebagai Kristal, diantaranya adalah padat,
tidak dapat teruraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan proses fisika, memiliki
stuktur bentuk, bidang serta sudut inklimasi pada setiap kristal tertentu. Kebanyakan material
kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat
berefek besar pada sifat-sifat material tersebut. Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang
sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal"
merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu. Berbagai bentuk kristal
tersebut dapat ditemukan dialam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler
antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek feroelektrik
atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam
struktu rdielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan
dalamkristal fotonik. Kristalografi adalah ilmu - ilmu yang mempelajari tentang:
-
Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun
suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang membatasinya.
Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping mempelajari bentukbentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara
satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi,
ataupun dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian.
Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung
parameter dan parameter rasio.
Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal
tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-bidang kristal: sehingga akan
dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.
Kimia Kristal
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa
sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya
tergantung pada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun
dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal/mineral. Kimia kristal sejak penemuan sinar X,
penyelidikan kristalografisinar X telah mengembangkan pengertian tentang hubungan
antarkimia dan struktur. Tujuannya adalah :
1.
Mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari suatu jenis
krisal.
2.
Dalam bidang geokimia, mempelajari kimia kristal adalah untuk memprediksi struktur
kristal dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur dan tekanan.
1)
GEOMETRI KRISTAOGRAFI
SUMBU DAN SUDUT KKRISTALOGRAFI
Sumbu kristalografi ialah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal. Kristal
mempunyai 3 bentuk dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tebal atau tinggi. Tetapi dalam
penggambarannya dibuat dimensi sehingga proyeksi orthogonal. Sumbu yang tegak lurus
pada bidang kertas adalah sumbu a. Sumbu horizontal pada bidang kertas adalah sumbu b.
Sumbu yang vertikal pada bidang kertas adalah sumbu c.
Sudut Kristalografi
Sumbu Kristalografi
Gambar 1.1. Sudut dan Sumbu Kristalografi
Sudut kristalografi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan sumbu-sumbu kristalografi pada
titik potong (pusat kristal).
Tujuh prinsip letak bidang kristal terhadap susunan salib sumbu kristalografi.
KLAS SIMETRI
Pengelompokan dalam klas simetri berdasarkan pada :
1. Sumbu Simetri
2. Bidang Simetri
3. Titik Simetri atau pusat simetri
1. Sumbu Simetri
Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal, dimana
apabila kristal tersebut sebagai poros putarannya, maka pada kedudukan tertentu,
kristal tersebut akan menunjukan kenampakan-kenampakan seperti semula. Ada 4
jenis sumbu simetri yaitu : sumbu simetri gyre, sumbu simetri gyre polair, sumbu
cermin putar dan sumbu invers putar.
Sumbu simetri gyre berlaku bila kenampakkan (kondigurasi) satu sam lain
pada kedua belah pihak/ kedua ujung sumbu sama. Dinotasikan dengan
huruf L (linear) atau g (gyre) dituliskan pada kanan atas atau kanan bawah.
Misal L4 = L4 = g4 = g4.
Sumbu simetri gyre polair berlaku bila kenampakkan (konfigurasi) satu sama
lain pada kedua belah pihak berbeda/ tidak sama. Jika pada salah satu
sisinya berupa sudut maka pada sisi lainnya berupa bidang. Dinotasikan
dengan huruf L (linear) atau g (gyre). Misal L2 = g2.
(i)
(ii)
(ii)
(iii)
(iv)
(iii)
(iv)
a.
Digyroide (S2)
b.
Trigyriode (S3)
c.
Tetragyroide (S4)
d.
Hexagyroide (S6)
Digyroide (S2)
Trigyroide (S3)
Tetragyroide (S4)
10
Hexagyroide (S6)
11
(i)
(ii)
Gambar 1.12.
(iii)
(iv)
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
12
13
Sistem Kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, dibawah ini akan diterangkan lebih lanjut tentang 4
sistem kristal yaitu sistem reguler, sistem tetragonal, sistem triklin, dan monoklin.
1.1.
Sistem Reguler
Sistem ini juga disebut sistem kristal Sistem Isometrik, atau dikenal pula dengan
sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal reguler memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a
= b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua
sudut kristalnya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
14
Tetaoidal
Gyroida
Diploida
Hextetrahedral
Hexoctahedral
Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite, galena,
halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992)
Penentuan Klas Simetri Sistem Reguler Menurut Herman Mauguin
Bagian pertama : Menerangkan nilai sb a (SB a, b, c), mingkin
bernilai 4 atau 2 dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus
sumbu a tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan :
,4, ,
,2
Angka menunjukkan nilai sumbu dan huruf , menunjukan adanya bidang simetri yang
tegak lurus sumbu a tersebut.
Bagian kedua :
Contoh :
Klas Hexotahedral .........................................
43 2
3m
23 -
15
Bagian kedua:
(h)
(v)
(d)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
(h)
(v)
dinotasikan h
dinotasikan v
dinotasikan d
Kalau mempunyai:
(v)
(d)
Kalau mempunyai:
(d)
Contoh :
1.
2.
3.
4.
5.
Class Name
(2)
2Fold
Tetartoidal
3
Diploidal
3
Hextetrahedral
3
Gyroidal
6
Hexocahedral
6
AXES
3-Fold
4
4
4
4
4
4Fold
3
3
6Fold
-
Center
Isometric
System
(1)
Planes
3
6
9
yes
Yes
HermanMaugin
Symbols (3)
23
2/m 3
4 3m
432
4/m 3 2/m
16
1.2.
Sistem Tetragonal
Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang
masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama.
Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya
lebih panjang.
Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b c ,
yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua
sudut kristalografinya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
17
Piramid
Bipiramid
Bisfenoid
Trapezohedral
Skalenohedral
Ditetragonal Bipiramid
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite,
pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992)
Penentuan Klas Simetri Sistem Tetragonal Menurut Herman Mauguin
Bagian Pertama : Menerangkan nilai sumbu c, munkin bernilai 4 atau tidak bernilai dan
ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu c.
Bagian ini dinotasikan dengan :
Bagian kedua :
,4,
Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu lateral dan ada tidaknya bidang
, ,
2.
4 4 2
3.
4 m m
4.
2 m
5.
4 - -
6.
4 - -
7.
- -
Bagian pertama:
Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu c, yaitu sumbu lateral
(sumbu a, b, d) atau sumbu inter\mediet, ada 2 kemungkinan:
Diedrish.
kata Cyklich.
Bagian kedua:
Bagian ketiga:
(h)
(v)
(d)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
(h)
(v)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
(v)
(d)
dinotasikan v
Kalau mempunyai:
(d)
dinotasikan d
Contoh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
19
Dispheoidal
Pyramidal
Dipyramidal
Scalenohedral
Ditetragonal
pyramidal
Trapezohedral
DitetragonalDipyramidal
1.3.
AXES
2Fold
1
3
3-Fold
HermanMaugin
Symbols (3)
Center
Class Name
(2)
Planes
System
(1)
Tetragonal
1
2
yes
-
4
4
4/m
4 2m
4mm
422
yes
4Fold
1
1
-
6Fold
-
Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling
tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau
berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini berarti,
pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
20
Pedial
Pinakoidal
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite,
kaolinite, microcline dan anortoclase (Pellant, chris. 1992)
Penentuan Klas Simetri Sistem Triklin Menurut Herman Mauguin
Sistem ini hanya mempunyai dua klas simetri, yaitu :
21
Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu c, yaitu sumbu lateral
(sumbu a, b, d) atau sumbu inter\mediet, ada 2 kemungkinan:
Diedrish.
kata Cyklich.
Bagian kedua:
Bagian ketiga:
(h)
(v)
(d)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
(h)
(v)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
(v)
(d)
dinotasikan v
Kalau mempunyai:
(d)
dinotasikan d
Contoh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Triclinic
Class Name
(2)
Pedial
Pinacoidal
AXES
2Fold
-
3-Fold
-
4Fold
-
6Fold
-
Center
System
(1)
Planes
yes
HermanMaugin
Symbols (3)
1
1
23
1.4.
Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi
sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang
yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b
c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda
satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada
ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).
24
Sfenoid
Doma
Prisma
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, malachite,
colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992)
Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu c, yaitu sumbu lateral
(sumbu a, b, d) atau sumbu inter\mediet, ada 2 kemungkinan:
25
Diedrish.
kata Cyklich.
Bagian kedua:
Bagian ketiga:
(h)
(v)
(d)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
(h)
(v)
dinotasikan h
Kalau mempunyai:
(v)
(d)
dinotasikan v
Kalau mempunyai:
(d)
dinotasikan d
Contoh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
26
1
1
3-Fold
-
4Fold
-
6Fold
-
Center
Monoclinic
System (1)
HermanMaugin
Symbols (3)
Planes
AXES
yes
2
2/m
BAB II
MINERALOGI FISIK
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari sifat-sifat fisik dan
kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Mineralogi terdiri dan kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan di kacaukan di kalangan awam. Wing diartikan sebagai bahan bukan
ormanik (anorganik).
27
Maka pengertian yang jelas dan batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui
walaupun dan kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :
2.
Mineral mempunyai sifat fisis yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan kristal, gores, belahan
dll.
Mineral mempunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap api oksidasi, api
reduksi, pelentingan, pengarangan, dll.
3.
4.
Mineral merupakan unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (C) Native Silver (Ag), dll.
Mineral berupa senyawa kimia sederhana, misalnya Zircon (ZrSiO4), Cassiterite (SnO2).
Pada umumnya anorganik : batasan ini mengandung pengertian arti mineral yang lebih luas :
28
Mineral umum bukan sebagai suatu kehidupan tetapi ada beberapa mineral yang merupakan hasil
kehidupan atau disebut juga mineral organik.
Contoh : Amber, Coal, Asphalt, Mallite.
5.
Homogen : mengandung batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain
yang Jebih sederhana oleh proses fisika.
6.
Warna (Colour)
Perawakan kristal (Crystal habit)
Kilap (Luster)
Kekerasan (Hardness)
Gores (Streak)
Belahan (Cleavage)
Pecahan (Fracture)
Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)
Berat jenis (Specific gravity)
Rasa dan bau (Tasteand odour)
Kemagnetan
Derajat ketransparanan
Nama mineral dan rumus kimia
2.1.
Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi
tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih
dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya.
Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak
berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
Putih
Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O),
Kuning
Belerang (S)
Emas
29
Hijau
Biru
Merah
Coklat
Abu-abu
Galena (PbS)
Hitam
Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang mengenai
permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (arbsorpsi) dan sebagian dipantulkan
(refleksi).
Warna penting untuk membedakan antara warna mineral akibat pengotoran dan
warna asli yang berasal dari elemen-elemen pada mineral tersebut.
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada mineral
disebut dengan nama idochromatic.
Misal : Sulfur warna kuning.
Magnetite Hitam
Pyrite warna kuning loyang
Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur-unsur lain, sehingga
memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut dengan nama
allochromatic.
Misal : Halite, warna dapat berubah-ubah
Abu-abu
Kuning
Coklat gelap
Merah muda
Biru bervariasi
Kwarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/ pengotoran, warna berubah-ubah
menjadi :
Merah muda
Coklat hitam
Violet
Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu pada mineral
disebut dengan nama chromophroses.
Misal : ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan chromophroses dalam mineral
Cu sekunder, maka akan memberikan warna hijau dan biru.
30
Komposisi kimia
Chlorite
- Hijau..............Cholor
(greak)
Albite
- Putih...............Albus
(latin)
Melanite
- Hitam.............Melas
(greek)
Erythrite
- Merah ...............Erythrite
c.
Jasper merah
Chalsedon coklat hitam
Agate asap/putih
2.2.
Meniang (Columnar)
Bentuk kristal prismatic yang menyerupai bentuk tiang.
Contoh :
- Tourmaline
- Pyrolusite
- Wollastonite
31
Menyerat (fibrous)
Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil.
Contoh :
- Asbestos
- Gypsum
- Silimanite
- Tremolite
- Pyrophyllite
Menjarum (acicular) :
Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil.
Contoh :
- Natrolite
- Glaucophane
32
Menjaring (Reticulate) :
Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring
Contoh :
- Rutile
- Cerussite
Membenang (filliform) :
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang.
Contoh :
- Silver
Merabut (capillary)
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai rambut.
Contoh :
- Cuprite
- Bysolite (variasi dari Actionalite)
33
- Zircon
Membintang (stellated):
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang
Contoh:
- Pirofilit
34
Menjari (radiated) :
Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari.
Contoh :
- Markasit
- NatroHt
Membilah (bladed) :
Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan
perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh
Contah :
- Kyanite
- Glaucophane
- Kalaverit
Memapan (tabular)
Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak
terlalu jauh.
Contoh:
- Barite
- Hematite
- Hypersthene
35
Membata (blocky) :
Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara tebal
dan lebar hampir sarna.
Contoh:
- Microline
Mendaun (foliated) :
Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah dikupas /
dipisahkan.
Contoh :
- Mica
- Talc
- Chorite
Memencar (divergent)
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka.
Contoh :
- Gypsum
36
- Millerite
Membulu (plumose) :
Bentuk kristal yang tersu5un membentuk tumpukan bulu.
Contoh :
C.
- Mica
Mendada (mamilary)
Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buh dada (breast like)
Contoh :
- Malachite
- Opal
- Hemimorphite
Membulat (colloform):
Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat.
Contoh:
- Glauconite
- Cobaltite
- Bismuth
- Geothite
- Franklinite
- Smallite
37
- Pyrolorphyte
Membutir (granular)
Contoh :
- Olivine
- Niveolite
- Anhydrite
- Cryollite
- Chromite
- Cordirite
- Sodalite
- Cinabar
- Alunite
- Rhodochrosite
38
Memisolit (pisolitic)
Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah.
Contoh:
Stalaktif (stalactitic)
Bentuk kristal yang membulat dengan itologi gamping
Contoh :
- Geothite
Mengginjal (reniform) :
Bentuk kristal menyerupai bentuk ginjal.
Contoh :
- Hematite
39
Kilap (luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral,
yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi).
Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila makin besar indeks
bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomik mineral
juga dapat ditentukan dari kilapnya contohnya batubara.
Macam-macam kilap :
a. Kilap logam (metallic luster) ialah mineral opag yang mempunyai indeks bias sama
dengan 3 buah atau lebih. Contoh : galena, native metal.
c. Kilap bukan logam (non metallic luster) ialah mineral yang mempunyai warna terang dan
dapat membiaskan, dengan indeks bias kurang dari gores dari mineral ini biasanya tak
berwarna atau berwarna muda.
Macam-Macam Kilap bukan logam :
1.
- Quartz
- Carbonates
- Sulphates
- Spinel
- Silicates
- Fluorite
- Garnet
- Leucite
- Corondum
3.
- Serpentine
- Cerargyrenite
Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena lemak, akibat
proses oksidasi.
4.
- Asbestos
- Selenite (Variasi gypsum)
- Serpentine
- Hematite
5.
- Talc
- Mica
41
- Gypsum
6.
- Kaoline
- Diatoea
- Montmorilonite
- Pyrolusite
- Chalk
- variasi ochres
Tidak sulit untuk rnembedakan antara kilap logam dengan kilap bukan logam, `
perbedaannya jelas sekali. Tetapi dalam membedakdn jenis-jenis kilap bukan logam
akan sulit sekali. Padahal perbedaan inilah yang sangat penting dalam diskripsi
mineral, karena dapat untuk menentukan jenis suatu mineral tertentu.
2.4.
Kekerasan (hardness)
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.
Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan
mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang
dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs
mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk
mineral terkeras .
Mineral
Rumus Kimia
Talc
H2Mg3 (SiO3)4
Gypsum
CaSO4. 2H2O
Calcite
CaCO3
Fluorite
CaF2
Apatite
CaF2Ca3 (PO4)2
42
Orthoklase
K Al Si3 O8
Quartz
SiO2
Topaz
Al2SiO3O8
Corundum
Al2O3
10
Diamond
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat
penguji standar :
Tabel 2.2. Alat uji kekerasan
Alat Penguji
Derajat
Kekerasan
Mohs
2.5.
Kuku manusia
2,5
Kawat Tembaga
Paku
5,5
Pecahan Kaca
5,5 6
Pisau Baja
5,5 6
Kikir Baja
6,5 7
Kuarsa
Gores (streak)
Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk sampai
halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan stabil dan penting untuk membedakan
dua mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda.
Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan keeping porselin,
tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan dari 6, maka dapat dicari dengan cara
menumbuk sampai halus menjadi tepung.
Quartz
43
Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yang lebih terang
dari pada warna mineralnya sendiri.
Contoh :
Luecite
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.
Contoh :
2.6.
Pyrite
Cinnabar
Belahan (cleavage)
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau
lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu
membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelahbelah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga
dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah.
Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh
sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah
melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan
nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).
Belahan tersebut akan menghasikan kristal menjadi bagian-bagian kecil, yang setiap
bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari kualitas permukaan bidang
belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :
Sempurna (perfect) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya
yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain bidang belahannya.
Contoh :
calcite
Baik (good) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang
rata, tetapi dapat juga terbelah memotong atau tidak melalui bidang belahannya.
Contoh :
feldspar
Jelas (distinct) ialah apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi
mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh :
staurolite
44
Tidak jelas (indistinct) ialah apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi
kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.
Contoh :
beryl
Tidak sempurna (imperfect) ialah apabila mineral sudah tidak terlihat arah
belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.
Contoh :
2.7.
apatite
Pecahan (fracture)
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak
teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari
sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan
nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
Choncoidal ialah pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit
bawang.
Contoh :
quartz
Hacly ialah pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta kasar tak
beraturan atau seperti bergerigi.
Contoh :
copper
Even ialah pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan
ujung pecahan masih mendekati bidang dasar.
Contoh :
muscovite
2.8.
calcite
kaoline
Contoh :
calcite
sectile ialah apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi
tepung.
Contoh :
malleable ialah apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.
Contoh :
gypsum
gold
ductile ialah apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan apabila
dilepaskan maka mineral akan kembali seperti semula.
Contoh :
2.9.
silver
olivine
2.10. Kemagnetan
Kemagnetan ini merupakan salah satu sifat yang dapat kita temui dalam
beberapa,jenis mineral. Sifat kemagnetan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1.
Paragmagnetik
Apabila didalam tubuh mineral terkandung sebagian sifat kemagnetan (tidak
menyeluruh).
Contoh :
2.
Limonit (FeO2).
Diagmagnetik
Apabila didalam tubuh suatu mineral sama sekali tidak terkandung sifat kemagnetan.
Contoh :
3.
Batubara (C).
Magnetik
46
Hematite (Fe2O3).
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak, cara mudah yakni
dengan menggantung magnet pada seutas tali atau benang, dengan sedikit demi sedikit
mineral didekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral
tersebut magnetik. Kuat tidaknya daya tarik, dapat dilihat dari besar kecilnya sudut yang
dibuat oleh benang yang digantungkan magnet tersebut dengan garis vertical.
2.11. Derajat ketransparanan
Merupakan salah satu parameter atau acuan untuk menentukan apakah mineralmineral yang diamati memiliki unsur kristal didalamnya.
Derajat ketransparanan terdiri dari beberapa macam,diantaranya :
Opaque
Suatu mineral dikatakan opaque apabila mineral tersebut tidak memiliki system
kristal,sehingga nampak gelap (tidak tembus pandang),
Gelas
Suatu mineral dikatakan gelas apabila mineral tersebut mempunyai system kristal,
Sehingga bagian belakang dari mineral nampak jelas terlihat apabila dipandang dari
bagian depan mineral (trasparan).
Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang
kristal yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batasbatas kristal yang jelas.
Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal,
karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain.
Srtruktur mineral dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu:
(a)
Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi
sama, isometrik.
(b)
Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping.
Bila prisma tersebut memanjang dan halus, dikatakan mempunyai struktur _brus
atau berserat.
(c)
(d)
seperti
asikular,liformis,membilah,dll.
47
Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti
penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran.
Sifat dalam dapat dibagi menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris (sectile), dapat dipintal (ductile),
dapat ditempa (malleable), kenyal/lentur (elastic), dan fleksibel.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
-
Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari sistem kristal.
Kristalografi merupakan salah satu cabang dari mineralogi yang mempelajari mengenai
sistem-sistem kristal serta bertujuan untuk menentukan susunan atom dalam zat padat.
Kristal adalah bahan padat homogeny yang membentuk bagan polyhedral yang teratur,
biasanya anisotropy. Tersusun oleh komposisikimia tertentu yang membentuk ikatan atom tertentu
48
yang dikelilingi oleh bidang permukaan yang halus yang mengikuti hukum geometri
tertentu.
-
Sistem Kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, akan tetapi akan diterangkan lebih lanjut
tentang 4 sistem kristal yaitu sistem reguler, sistem tetragonal, sistem triklin, dan
monoklin.
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral,
baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari sifatsifat fisik dan kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Sifat-sifat fisik dari mineral :
3.2.
Warna (Colour)
Kilap (Luster)
Kekerasan (Hardness)
Gores (Streak)
Belahan (Cleavage)
Pecahan (Fracture)
Kemagnetan
Derajat ketransparanan
Saran
-
Pada saat praktikum diskripsi mineral, diharapkan para asisten terlebih dahaulu
menjelaskan salah satu mineral kepada praktikan agar praktikan tidak bingung pada saat
praktikum.
49
DAFTAR PUSTAKA
______
.Kristalografi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kristalografi. Diakses pada tanggal 29 Mei 2012.
Graha, Setia Doddy Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova
Tim Penyusun. 2012. Panduan Praktikum Kristalografi dan Mineralogi. Palangkaraya :
Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya.
50
51