Anda di halaman 1dari 11

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan usaha ternak domba tidak hanya terletak pada usaha


pengembangan jumlah ternak yang dipelihara, namun pada perawatan ternak yang
dipelihara. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan untuk
meningkatkan kinerja ternak sehingga kesehatan ternak domba tetap terpelihara
dan dapat berproduksi dengan baik. Pengawasan dan pengobatan domba
memerlukan pertimbangan dari berbagai segi, baik dari segi penyakit (tidak
menular atau menular) maupun dari segi ekonomis.
Beberapa bagian ternak yang harus dirawat yaitu, pemotongan kuku, ekor
dan pemberian nomor ternak, menentukan umur ternak sangat perlu karena
dengan adanya ini maka pertumbuhan ternak dan kualitas ternak menjadi lebih
haigenis dan mampu menekan protein hewani yang dibutuhkan masyarakat
indonesia.
Proses manajemen ini di harapkan peternak mampu menjalankan usaha budidaya
domba dan perawatan ternak domba yang baik sehingga ternak merasa aman,
nyaman, dan menghasilkan produksi yang optimal.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui teknik yang benar dalam
perawatan kesehatan ternak dan pemeliharaan ternak domba baik penggemukan
maupun pembibitan. Sehingga peternak mampu memenuhi kebutuhan protein
hewan yang berkualitas baik dan haigienis bagi masyarakat luas.

2. METODE

2.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan praktikum yang dilakukan, yaitu: praktikum pertama
pada hari kamis, 9 mei 2013 pukul 07.00 dengan materi praktikum penentuan
umur ternak domba. Praktikum kedua pada hari kamis, 16 april 2013 pukul 07.00
dengan materi praktikum pemotongan kuku ternak domba. Praktikum ketiga pada
hari kamis, 23 mei 2013 pukul 07.00 dengan materi praktikum pemberian nomor
ternak domba dan praktikum keempat pada hari kamis, 30 mei 2013 pukul 07.00
dengan materi praktikum pemotongan ekor dan kastrasi ternak domba. Pratikum
tersebut dilakukan di kandang domba kampus Gunung Gede Diploma Institut
Pertanian Bogor.

2.2 Alat dan Bahan


Pada pelaksanaan praktikum ternak domba alat yang digunakan: untuk
menentukan umur : Tambang, Kertas, Domba . untuk memotong kuku : Gunting,
Ember, Air, kain. Untuk memotong ekor : papan, tempat memotong ekor, . untuk
kastrasi : -.

2.3 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam praktikum: pertama
mahasiswa/i diberikan pengarahan materi sebelum langsung terjun ke lapangan
untuk melakukan praktikum

3.

PEMBAHASAN

3.1.1 Pendugaan Umur Ternak Domba

Pendugaan umur ternak menjadi sangat penting untuk diketahui oleh


peternak . Keterampilan tersebut diharapkan mampu memberi pembelajaran bagi
masyarakat sehingga tidak terjadi kecurangan-kecurangan yang merugikan
sebelah pihak.
Adapun cara yang dilakukan dalam pendugaan umur ternak. Pertama,
wawancara dengan pemilik ternak. Cara tersebut relatif cepat, tetapi umumnya
tidak dapat dijawab, karena ternak domba tidak dipelihara sejak lahir. Kedua,
melakukan pencatatan (recording). Pada pola pemeliharaan tradisional cara ini
sulit diperoleh, karena pemeliharaan tidak menutup kemungkinan menemui
kegagalan, sehingga tidak lengkapnya pencatatan yang dimiliki peternak. Ketiga,
mengamati munculnya cincin tanduk (pada ternak betina yang sudah beranak).
Keenam, mengamati pertumbuhan gigi. Keterampilan tersebut berlaku juga ketika
akan menentukan pola peternakan yang dilakukan, Apakah untuk breeding
(pembibitan) atau fattening (penggemukan).
Factor umur pada domba sangat penting diketahui karena berkaitan dengan
program pemeliharaan domba, seperti pemilihan calon induk atau pemilihan
bakalan domba yang akan digemukkan. Namun dari semua cara di atas, yang
sangat mudah untuk menetukan umur ternak domba, yaitu mengamati
pertumbuhan gigi.
Domba, memiliki gigi depan pada rahang bawah. Mereka juga memiliki
geraham untuk grinding makanan mereka. Menurut penelitian, Domba memiliki
32 gigi permanen, 8 gigi seri (tidak ada gigi seri atas), 12 geraham pada rahang
atas dan 12 gigi molar pada rahang bawah.
Pada hewan tahun pertama, semua gigi seri kecil dan berwarna bening.
Mereka secara bertahap akan digantikan oleh yang lebih besar, gigi permanen, dan
proses ini yang dapat menentukan usia dari domba tersebut.
Gigi ternak mengalami erupsi dan keterasahan secara kontinyu. Pola erupsi
gigi pada ternak memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat digunakan untuk
menduga umur ternak. Gerakan mengunyah makanan yang dilakukan ternak
mengakibatkan terasahnya gigi (Heath dan Olusanya, 1988). Berdasarkan tahap
pemunculannya, gigi seri ternak ruminansia dapat dikelompokkan menjadi gigi
seri susu (deciduo incosors = DI) dan gigi seri permanen (incisors = I). Gigi seri
susu muncul lebih awal daripada gigi seri permanen dan digantikan oleh gigi seri
permanen. Permuculan gigi seri susu, pergantian gigi seri susu menjadi gigi seri
permanen, dan keterasahan gigi seri permanen terjadi pada umur 1- >4 sehingga
dapat digunakan sebagai pedoman penentuan umur ternak ruminansia.

Rumus gigi seri ternak domba


M3

P3

I4

I4

P3

M3

M3

P3

I4

I4

P3

M3

3.1.2 Pemotongan Kuku


Pemotongan kuku ternak domba, dijumpai pada ternak domba yang
dipelihara secara intensif, karena kuku tersebut sudah terlipat akibat tidak
bergesekan dengan bebatuan atau tanah keras. Namun, untuk pemeliharaan secara
ektensif, kuku mengalami aus/ terkikis karena bergesekan dengan benda keras.
Ternak domba yang dilakukan secara intensif tersebut akan memanjang dan dapat
berakibat kurang baik bagi kesehatan ternak, seperti
Mengganggu saat domba berjalan,
Untuk pejantan, kuku yang panjang akan membuat tubuh betina sakit.
Kuku yang patah dapat mengakibatkan luka dan mudah terinfeksi karena
selalu menginjak kotoran
Di bagian bawah kuku terdapat rongga yang biasanya dipenuhi kotoran
sehingga memungkinkan pertumbuhan penyakit, akibat kuku menajdi busuk
(bau).
Oleh sebab itu, sebaiknya kuku domba dipotong secara teratur, setiap 3-6
bulan sekali. Dalam memotong kuku, bagian kuku yang dipotong adalah bagian
yang tidak ada syaraf dan pembuluh darahnya. Bila terkena bagian yang bersyaraf,
domba akan merasa sakit dan mengalami pendarahan. Apabila ditemukan kuku
yang busuk, sesegera mungkin dilakukan pengobatan. Caranya, kuku yang busuk
dipotong dan dibersihkan, kemudian diolesi yodium untuk luka baru dan obat
salep untuk luka yang busuk.
Metode pemotonngan kuku secara benar:
Pertama ternak domba di baringkan, bersihkan bagian kuku dengan air. Potong
kuku depan kiri dan kanan secara bergantian: angkat kaki domba dengan melipati
sendi lutut, kemudian potong kuku dengan gunting, rennet, atau pisau tajam.
Kemudian potong kuku belakang kiri dan kanan dengan memotong bagian yang
kotor, kemudian kuku di potong secara bergantian.

Gambar. pemotongan kuku ternak domba.

3.1.3 Pemberian Nomor


Pemberian nomor pada ternak berguna untuk mempermudah peternak dalam
mengamati dan mencatat ternaknya.
Beberapa cara yang digunakan untuk menandai ternak domba, yaitu:
Tattoing (menandai dengan tato).
Cara ini, merupakan metode penandaan yang mudah sehingga sering
digunakan. Namun penandaan atau tato yang dilakukan pada telinga ini sangat
sukar dilihat. Alat yang digunakan untuk tattoing yaitu berupa tang dengan ujung
diberi penanda yang terbuat dari paku-paku kecil. Jika ingin menato domba,
terlebih dahulu domba didudukkan atau dipegang pada posisi berdiri. Berilah tinta
pada penanda yang terbuat dari paku yang membentuk angka, lalu jepitkan pada
telinga bagian dalam atau jepitkan dulu, lalu oleskan tinta pada bekas tusukan.
Metal tag (menandai dengan logam)
Metode ini banyak digunakan oleh peternka, terutama peternak yang sudah
maju. Penandaan di telinga denga metode ini lebih mudah terlihat. Penggunaan
metode ini membutuhkan biaya yang relatif mahal.
Ear notches (sobekan telinga)
Penandaan dengan cara memberikan sobekan pada telinga domba tidak umum
digunakan. Walaupun biayanya murah, tetapi ternak tampak jelek sehingga
penilaian untuk penampilan menjadi rendah. Sobekan dilakukan pada telinga
dengan menggunakan gunting atau tang penyobek.
Necklace/neck tag (menandai dengan kalung)
Penandaan ternak domba dengan kalung relatif umum digunakan. Kalung
dengan penanda terbuat dari aluminium yang ditempatkan pada leher ternak akan
mudah dilihat. Tanda dapat berupa huruf atau angka. Kelemahan yang umum
pada cara ini adalah bila ternak domba gemar menggosok-gosokkan tubuhnya ke
benda lain.
Penomoran ternak yang dilakukan di kampus gunung gede diploma IPB,
yaitu dengan cara Necklace/neck tag (menandai dengan kalung) dengan
menggunakan selang. Karena dengan menggunakan cara tersebut lebih mudah dan
tidak membuat ternak kesakitan. Sehingga biaya dalam penomoran akan lebih

rendah.

3.1.4 Pemotongan Ekor dan Kastrasi


3.1.4.1 Pemotongan Ekor
Pemotongan ekor bertujuan untuk menjaga ternak dari penyakit yang akan
menyebabkan sarang penyakit yang berada di bawah ekor. Dengan demikian para
peternak mempunyai suatu cara untuk mengatasi ini yaitu dengan pemotongan
ekor. Pemotongan ekor ini dilakukan pada bagian ruas ekor ke 3 atau 4.
Metode pemotongan ekor yang dilakukan di kandang domba kampus
gunung gede diploma IPB yaitu pertama domba di tidurkan di atas tempat yang
telah di sediakan, kemudian sediakan papan yang telah diberi lobang untuk
masuknya ekor. Panaskan alat pemotong, kemudian raba-raba bagian ruas ekor ke
3 atau 4. Jika telah memastikan ruas ekor, masuk kedalam lobang papan dan alat
yang digunakan panas, lalu potonglah ekor pada bagian tersebut hingga putus
kemudian beri yodium pada luka.

3.1.4.2 Pengertian kastrasi


Banyak orang yang sama sekali tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan
kastrasi. Kastrasi atau lebih populer dan dikenal dengan istilah pengebirian
adalah salah satu aspek penting dalam tatalaksana pemeliharaan dan perawatan
ternak potong. Kastrasi adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk
menghilangkan fungsi dari alat reproduksi dengan jalan mematikan sel kelamin
jantan dan betina sehingga ternak bersangkutan tidak mampu menghasilkan
keturunan. Kastrasi dapat dilakukan dengan jalan mengikat, mengoperasi ataupun
memasukan bahan kimia ke dalam organ tubuh tertentu. Kastrasi hanya dilakukan
pada ternak yang ada di luar negri.
Berdasarkan cara melakukan kastrasi secara umum dikenal dua bentuk
kastrasi yaitu kastrasi terbuka atau tanpa melakukan pembedahan, biasanya
dengan menggunakan karet elastrator atau tang burdizo, dan kastrasi tertutup
yaitu melalui operasi atau pembedahan. Kastrasi tertutup biasanya dilakukan

terhadap ternak yang memiliki alat kelamin menggantung dan menjauh dari tubuh
misalnya seperti pada ternak kambing dan sapi. Sedangkan kastrasi terbuka
umum dilakukan pada ternak yang alat kelaminnya menempel atau dekat dengan
tubuhnya contohnya pada ternak babi.

1.
2.
3.
4.

Tujuan kastrasi
Ada banyak tujuan dari perlakuan kastrasi terhadap ternak peliharaan, tetapi
secara umum tujuan kastrasi adalah sebagai berikut:
Mempersiapkan ternak potong dengan mutu daging yang lebih bagus
Meredam atau mengurangi tingkat agresifitas ternak jantan
Mencegah terjadinya perkawinan ternak yang tidak diinginkan atau ternak yang
tidak lolos seleksi sesuai standar produksi yang ditargetkan
Menerapkan strategi tatalaksana pemeliharaan ternak yang mendukung usaha
Manfaat kastrasi
Sedangkan manfaat dari pelaksanaan kastrasi terhadap ternak antara lain:

Mengurangi biaya produksi atau pemborosan biaya yang tidak diinginkan

Mendapatkan ternak yang bertempramen lebih jinak sehingga memudahkan


dalam menghandel ternak tersebut

Ternak yang jinak lebih cenderung sedikit aktivitas geraknya sehingga


energinya bisa dihemat untuk pembentukan daging.
Kastrasi terbuka atau melalui pembedahan
Ternak yang akan dikastrasi adalah ternak yang tidak akan dijadikan bibit,
oleh karena itu waktu terbaik melakukan kastrasi yaitu setelah program seleksi
selesai dilaksanakan sehingga ternak yang tidak mencapai standar seleksi
dikastrasi untuk menghasilkan daging. Umumnya umur ternak yang akan
dikastrasi haruslah yang berumur muda karena mengkastrasi ternak tua membawa
resiko yang lebih berat dan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
ternak selanjutnya yang dipersiapkan sebagai ternak potong. Pada ternak babi
umur kastrasi berkisar antara 4 5 minggu (ternak masih menyusu) dan pada
ternak sapi sebaiknya di bawah umur 3 bulan, karena pada ternak sapi yang
berumur 3 bulan kastrasi harus melalui proses anastesi.
Secara sederhana kastrasi terbuka atau yang melalui proses operasi sebagai
berikut:
1. Bersihkan daerah yang akan dioperasi dengan desinfektan. Kemudian
bagian yang akan dibedah dioles dengan yodium tincture
2. Operasi bisa dilakukan dengan peralatan untuk memotong dan harus
tajam (pisau, silet atau alat pemotong lainnya) dan harus dalam keadaan
steril untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan misalnya terjadinya
infeksi terhadap luka yang dihasilkan.
3. Buatlah sayatan pada kulit scrotum dan kantong testes untuk memudahkan
proses pengeluaran testes dari kantongnya
4. Tekan dengan hati-hati dan keluarkan testes dari kantongnya. Kelenjar
yang menggantung testes harus diikat terlebih dahulu untuk mencegah
pendarahan yang berlebihan. (gambar)
5. Kelenjar penggantung testes dipotong tepat di bawah bagian yang diikat.
(gambar)

6. Melalui bukaan pada kulit scrotum yang sudah ada, buatlah sayatan pada
kantong testes untuk mengeluarkan testes ke dua. (gambar)
7. Testes kedua dikeluarkan melalui sayatan pada kulit scrotum, dan proses
pengambilannya sama dengan apa yang sudah dilakukan ada testes
pertama. (gambar)
8. Pengambilan testes kedua selesai dilakukan, kulit scrotum kembali dijahit,
diobati dengan ampivet powder untuk mepercepat pengeringan luka,
penyembuhan dan pencegahan infeksi. (gambar)

Dalam kondisi atau suasana di daerah pedesaan, pelaksanaan kastrasi


terkadang tidak mengikuti prosedur atau sejalan dengan standar operasional
kesehatan yang diinginkan. Jadi dengan adanya pengetahuan ini masyarakat
utamanya para peternak domba harus mengikuti prosedur atau sejalan dengan
standar operasional kesehatan ternak.

4. KESIMPULAN

Budidaya domba mampu berkembang pesat saat ini karena banyak


dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia. diharapkan peternak mampu
menghasilkan kambing/domba berproduktifitas tinggi yang mampu memenuhi
kebutuhan tersebut. Ada pun hal-hal yang mempengaruhi hasil produk ternak
domba yaitu proses perawatan ternak yang meliputi cara memandikan, mencukur
wool, dan pemeriksaan kesehatan ternak domba. Apabila proses perwatan ternak
dilakukan secara benar, maka hasil dari produk ternak akan lebih sehat berkualita
maksimal dan dari segi ekonomi pendapatan peternak akan meningkat.

5. DAFTAR PUSTAKA
F.,Chris Dian. 2013. Cara Sukses Memulai dan Menjalankan Usaha Ternak
Domba. Jogjakarta: Trans Idea Publishing.
Kosasih, zaenal, dkk. 2003, teknik pemberian obat cacing kalbazen pada ternak
domba di desa pasiripis kabupaten majalengka. Bogor: balai penelitian
peternakan. Hal 15-17.
Prihatman, Kemal. 2000. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan.
Jakarta: Bappenas.
Purnomoadi, agung. 2003. Petunjuk Praktikum Ilmu Ternak Potong dan Kerja.
Semarang: FAPET Universitas Diponegoro.

LAMPIRAN

Lampiran 1.
Gambar

Pembuatan nomor ternak

10

Lampiran 2.
Gambar

11

Anda mungkin juga menyukai