Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1; Latar Belakang

Hamil di luar nikah, menyukai sesama jenis, perilaku yang tidak pantas bagi
anak dan kenakalan-kenakalan lainnya yang sering terjadi menjadi permasalahan
perkembangan yang sering ditemui saat ini. Dengan perkembangan zaman yang
kian modern permasalahan tersebut makin sering terjadi dan kasusnya pun
menjadi semakin berat. Pemasalahan tersebut terjadi karena individu tersebut
tidak mengetahui tugas perkembangannya ataupun karena gangguan lainnya.
Perkembangan sejatinya terjadi seumur hidup sebagai interaksinya dengan
lingkungannya. Terdapat fase-fase perkembangan yang terjadi sepanjang hidup
tersebut. Masalah yang timbul ketika individu melewati suatu fase dapat
berpengaruh pada fase selanjutnya, untuk itu masalah yang terjadi sebaiknya dapat
diidentifikasi sejak dini agar tidak mengakar lebih dalam. Penanganan masalah
dalam setiap fase itu berbeda-beda tergantung masalah dan fase yang sedang
berlangsung. Pengetahuan akan hal ini sangat diperlukan bagi seorang konselor
agar dapat memberi solusi secara tepat.
Masalah-masalah yang terjadi ketika masa kanak-kanak biasanya akan
menjadi lebih sulit jika individu baru ditangani ketika dewasa. Hal ini juga
membutuhkan kejelian orang tua dalam melihat masalah yang terjadi pada
anaknya. Ironisnya banyak masalah yang terjadi dewasa ini disebabkan
perkembangan anak yang terganggu karena masalah keluarga. Banyak
perkembangan anak yang terganggu dikarenakan keretakan keluarga sehingga
anak tersebut tidak mendapatkan perhatian sebagaimana semestinya dan juga
terganggu kesehatan mentalnya. Banyak juga gangguan perkembangan yang
terjadi karena kurangnya penerapan nilai-nilai agama dalam keluarga sehingga
anak cenderung kehilangan arah dan tidak mengerti batas-batas dalam
berperilaku. Dalam makalah ini kami akan membahas masalah-masalah yang
terjadi pada perkembangan, penyebabnya, dan penanganannya.

1.2; Rumusan Masalah


1.2.1; Apa saja tugas-tugas perkembangan anak dan remaja ?
1.2.2; Apa saja permasalahan-permasalahan yang terdapat pada anak ?
1.2.3; Apa saja permasalahan-permasalahan yang terdapat pada remaja ?
1.2.4; Bagaimana cara mengatasi permasalahan pada anak ?
1.2.5; Bagaimana cara mengatasi permasalahan pada remaja ?
1.3; Tujuan
1.3.1; Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak dan remaja
1.3.2; Mengetahui ragam permasalahan anak
1.3.3; Mengetahui ragam permasalahan remaja
1.3.4; Mengetahui cara mengatasi permasalahan pada anak
1.3.5; Mengetahui cara mengatasi permasalahan pada remaja

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tugas-Tugas Perkembangan Anak dan Remaja
Menurut Havighurst (Hurlock, 1980: 9) tugas perkembangan adalah tugas
yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu,
yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas dalam perkembangan mempunyai 3 macam tujuan yang sangat
berguna, yaitu :
1; Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan

masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.


2; Dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa
yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu
sepanjang kehidupan mereka.
3; Menunjukan kepada setap individu tentang apa yang akan mereka hadapi
dan tindakan apa yang diharapkan kalau sampai pada tingkat
perkembangan berikutnya.
Munculnya tugas-tugas perkembangan bersumber pada faktor-faktor berikut :
1; Kematangan fisik
2; Tuntutan masyarakat secara kultural
3; Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri
4; Tuntutan norma agama

Havighurst menyusun fase-fase perkembangan kebutuhan secara hipotesis


yang harus dipenuhi atau dikuasai individu agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidup. Tugas-tugas perkembangan (development tasks) itu tersusun
sebagai berikut ini:

1; Masa bayi dan masa kanak-kanak awal (0-6 tahun)

a; Belajar berjalan
b; Belajar mengambil benda-benda padat
c; Belajar berbicara
d; Belajar menguasai benda
e; Mempelajari perbedaan jenis dan perilakunya

Mencapai stabilitas fisiologis


g; Pembentukan konsep (pengertian) sederhana tentang realitas fisik dan
sosial
h; Belajar menciptakan hubungan dirinya secara emosional kepada
orangtuanya, saudara-saudaranya dan orang lain
i; Belajar membedakan salah-benar dan pengembangan kata hati.
2; Masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6-12 tahun)
a; Belajar keterampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari-hari
b; Membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai organisme yang
sedang tumbuh kembang
c; Belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya
d; Belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria dan wanita
e; Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan
menghitung
f; Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan seharihari
g; Mengembangkan kata hati, moralitas dan suatu skala nilai-nilai
h; Mencapai kebebasan pribadi
i; Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan
institusi-institusi sosial
3; Masa Remaja (12-21 tahun)
a; Mencapai hubungan-hubungan yang baru dan lebih matang dengan
teman-teman sebaya dari kedua jenis
b; Mencapai suatu peranan sosial sebagai pria atau wanita
c; Menerima dan menggunakan fisiknya secara efektif
d; Mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang lainnya
e; Mencapai kebebasan keterjaminan ekonomis
f; Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan
g; Mempersiapkan diri bagi persiapan perkawinan dan berkeluarga
h; Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual yang
diperlukan sebagai warga negara yang kompeten
f;

Secara sosial menghendaki dan mencapai kemampuan bertindak secara


bertanggungjawab
j; Mempelajari dan mengembangkan seperangkat sistem nilai-nilai dan
etika sebagai pegangan untuk bertindak.
i;

2.2; Ragam Permasalahan Anak

2.2.1 Permasalahan dalam Perkembangan Fisik-Motorik


Pertumbuhan fisik anak-anak pad masa ini berlangsung lambat bila
dibandingkan dengan pertumbuhan masa bayi. Pada masa ini pertumbuhan relatif
seimbang antara berat badan dan tinggi badan. Otot-otot badan cenderung lebih
baik pada masa ini. Pola perubahan yang cenderung berbeda pada setiap anak
menyebabkan pertumbuhan fisik-fisik anak-anak tampak berbeda satu sama lain.
Pertumbuhan fisik yang dialami anak-anak akan mempengaruhi proses
perkembangan motoriknya. Perkembangan motorik berarti perkembangan
pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot-otot
yang terkoordinasi. Sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan bergerak dan
kegiatan bergerak ini akan sangat menggunakan otot-otot yang ada pada
tubuhnya.
Menurut Rusda Koto dan Sri Maryati (1994), daam perkembangannya
mungkin ditemukan beberapa hambatan pada anak diantaranya :
a; Ganggun fungsi panca indera
b; Cacat tubuh
c; Kegemukan atau obesitas
d; Gangguan gerak peniruan (stereotipik)
2.2.2; Permasalahan dalam Perkembangan Kognitif
a; Anak sulit menegerti bila dijelaskan tentang sesuatu
b; Lambat dalam mengerjakan sesuatu
c; Keliru dalam menyelesaikan suatu persoalan
d; Sulit berkonsentrasi
e; Intelegensi rendah atau retardasi mental (lemah mental)
f;

Kretinisme atau lemah mental berat (badan cebol, kulit muka dan
badan tebal berlipat-lipat, muka menggembung dan tampak bodoh)
5

g; Gangguan dalam mempelajari matematik (Diskalkulia).


h; Gangguan dalam menulis ekspresif (spelling dyslexia, spelling

disorder)
i; Gangguan dalam membaca (disleksia)
2.2.3; Permasalahan dalam Perkembangan Bahasa
Kemampuan bahasa merupakan aspek yang sangat penting yang perlu
dikuasai anak, tetapi tidak semua anak menguasai aspek ini. Ketidakmampuan
anak dalam berkomunikasi secara baik karena keterbatasan kemampuan
menangkap pembicaraan anak lain atau tidak mampu menjawab dengan benar.
Masalah perkembangan bahasa terkait dengan :
a; Terbatasnya perbendaharaan kata
b; Gangguan artikulasi
c; Gagap

Gejala yang ditimbulkan oleh anak gagap adalah sering mengulang atau
memperpanjang suara, suku kata atau kata-kata, dan sering terjadi keraguan dan
penghentian bicara sehingga mengganggu arus irama kata-kata.
2.2.4; Permasalahan dalam Perkembangan Sosial

Kemampuan bersosial adalah satu kemampuan lain yang harus dikuasai


anak, karena anak akan berinteraksi dengan orang lain. Beberapa masalah sosial
yang sering dialami anak yang tidak mampu bersosialisasi adalah :
a; Anak ingin menang sendiri
b; Sok berkuasa
c; Tidak mau menunggu giliran bila sedang main bersama
d; Selalu ingin diperhatikan
e; Memilih-milih teman

Agresif dengan cara menyerang orang atau anak lain


g; Merebut mainan seseorang
h; Merusak barang teman lain
i; ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
f;

Salah satu permasalahan sosial yang banyak dialami anak adalah gangguan
komunikasi, yaitu gangguan psikologis yang termanifestasi pada gangguan suara,

artikulasi, atau kelancaran bicara, yang mengakibatkan terjadi penyimpangan


bentuk bahasa, isi bahas, atau fungsi bahasa, sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus. Indikasi anak yang mengalami gangguan komunikasi adalah
sulit menangkap isi pembicaraan oranglain, tidak lancar dalam berbicara/
mengemukakan ide, sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, apabila
berbicara sering gagap/gugup, suaranya parau/aneh, tidak pasih mengemukakan
sesuatu/ celat/ cadel, organ bicara tidak normal/sumbing.
2.2.5; Permasalahan dalam Perkembangan Emosi

Anak kecil lebih emosional dari pada orang dewasa karena mereka belum
dapat mengendalikan emosinya. Ekspresi emosi pada anak mudah berubah secara
cepat dari bentuk ekpresi yang satu ke ekspresi lainnya. Rangsangan yang sering
membangkitkan emosi anak adalah keinginan yang tidak terpenuhi, dengan cara
mengungkapkan emosi ang tidak terkendali.
Masalah alam perkembangan anak yang sering ditemukan adalah perasaan
takut, perasaan cemas, perasaan sedih, marah yang berlebihan, iri hati, cemburu,
dan mudah tersinggung.
2.3; Ragam Masalah Remaja

2.3.1 Kenakalan Remaja


Masa remaja terjadi perubahan-perubahan yang sangat berarti dalam segi
fisiologis emosional, sosial dan intelektual (Ahmad Juntika, 2011 :79). Remaja
dihadapkan pada tantangan-tantangan yang dapat membuat remaja merasa
bingung sehingga tidak menentu, emosional tidak stabil dan sukar diramalkan.
Pada masa ini pula terjadi kematangan seksual yang seringkali menjadi masalahmasalah besar bagi perkembangan remaja.
Kenakalan remaja (Juvenille Delinquentiu) merupakan tindakan-tindakan
remaja yang melanggar hukum atau terlibat dalam perilaku yang dianggap ilegal.
Kenakalan remaja merupakan sebuah konsep yang luas, bisa berarti permasalahan
yang kecil, seperti membuang sampah sembarangan hingga pembunuhan.

Kenakalan ramaja dapat disebabkan oleh hereditas, masalah identitas, pengaruh


komunitas, dan pengaruh di dalam keluarga.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja diantaranya:
1; Geng Motor yang brutal
2; Tawuran Antar Pelajar
3; Banyak beredarnya video perkelahian dan juga video porno yang
4;
5;
6;
7;
8;

dilakukan remaja
Penyimpangan perilaku seksual
Penggunaan rokok dan narkoba
Banyaknya remaja yang meminum minuman keras
Dekadensi moral .
Kekerasan terhadap teman sebayanya atau bullying.
Selain dari kenakalan remaja, remaja pula sering mengalami depresi.

Banyak kasus ditemukan akibat dari bullying membuat remaja depresi. Tingkat
depresi pada remaja lebih sering dialami oleh remaja perempuan daripada remaja
laki-laki. Remaja dengan sahabat yang depresi akan cenderung mengalami
depresi, sedangkan remaja yang tidak bersahabat dengan yang tidak depresi
cenderung tidak mengalami depresi. Depresi ini dapat mengakibatkan tindakan
bunuh diri pada remaja.

2.4; Cara mengatasi permasalahan pada anak

Salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting untuk mengatasi


permasalahan pada anak adalah kegiatan bimbingan. Bimbingan yang dapat
dilakukan baik oleh guru maupun orang tua yaitu :
a; Periksalah

Tidak semua tingkah laku yang bermasalah digolongkan gangguan.


b; Pahamilah
Menangani anak yang mengalami gangguan baiknya dengan support
group dan parenting skill training. Tujuannya agar bisa memahami
sikap dan perilaku anak
c; Telatenlah

d;

e;
f;
g;

Dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran untuk menghadapi anak yang


memiliki gangguan psikologis.
Bangkitkan kepercayaan dirinya
Bisa dilakukan dengan penguatan positif seperti pujian, disiplin yang
konsisten, dan memonitor perilaku anak.
Kenali arah minatnya.
Jangan banyak melarang anak agar tidak frustasi.
Meminimalisir stimuli yang dapat mengacaukan pikiran dan
konsentrasi.
Merancang lingkungan rumah kondusif. (Ahmad Juntika, 2011:52)

2.5 Cara Mengatasi Permasalahan pada Remaja


2.5.1 Upaya mengatasi permasalah pada remaja
Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan
pada remaja adalah mengembangkan potensi remaja dan memfasilitasi mereka
secara

sistematik

dan

terprogram

untuk

mencapai

standar

kompetensi

kemandirian. Selanjutnya dalam buku mental hygiene Prof. Syamsu Yusuf


menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu :

1; Upaya pencegahan (preventif)


a; Menciptakan iklim kehidupan keluarga yang harmonis
b; Menanamkan nilai-nilai agama kepada anak sejak dini
c; Memberi teladan pada anak dalam berakhlak mulia
d; Mengontrol penjualan alat-alat kontrasepsi secara ketat
e; Pemerintah melarang penjualan minuman keras dan obat-obatan

terlarang
f; Menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya
g; Mengembangkan sikap sosial positif
h; Memberikan latihan keterampilan kerja pada remaja yang
menganggur
2; Upaya Penyembuhan (Kuratif)
a; Realty therapy. Tujuanya agar klien memiliki sense of responsibity
b; Logo theraphy. Tujuannya membantu klien agar memiliki pemahaman
tentang bagaimana hidup yang brmakna

c; Family theraphy. Tujuannya membantu anggota keluarga ntuk

meningkatkan iklim keluarga yang harmonis dan menjalin komunikasi


yang baik.
d; Rational emotive theraphy. Tujuannya membantu klien agar
memahami pikiran yang tidak logis.
Dari

semua

upaya-upaya

tersebut

masalah

perkembangan

dapat

diselesaikan dengan pendekatan agama. Pendekatan agama bisa menjadi upaya


pencegahan juga upaya penyembuhan.

10

BAB III
PENUTUP
3.1; Kesimpulan

Sebagai anak dan remaja tentu kita memiliki tugas-tugas perkembangan,


tugas-tugas perkembangan tersebut akan mengalami permasalahanpermasalahan tertentu yang mungkin akan menjadi masalah dalam
kehidupanya di kemudian hari. Untuk itu peran keluarga dan agama
berperan penting agar anak dan remaja mampu menyelesaikan tugas
perkembanganya hingga menjadi pribadi yang sesuai.

11

DAFTAR PUSTAKA
B. Hurlock, Elizabeth. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT
Gelora Asara Pratama.
Juntika, Achmad Juntika dan Mubiar Agustin. (2011). Dinamika
Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung : PT Refika Aditama.
Jalaludin. (2007). Psikologi Agama.Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Santrok, John W. (2011). Life Span Development. London : PT Gelora
Aksara Pratama.
Santrok, John W. (2007). Remaja. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Yusuf, Syamsu. (2011). Mental Hygiene. Bandung : Maestro.
Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai