PROPOSAL
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penelitian Bimbingan dan Konseling
yang diampu oleh Prof. Furqon, Ph.D., Dr. Amin Budiamin, M.Pd., dan
Dodi Suryana, M.Pd
oleh
1405751
Menjadi kompetitif pada era informasi global memerlukan tenaga kerja terampil (e.g.,
Katz, dalam Maruyama, 2012, hlm. 252), dengan banyak pekerja yang menguasai keterampilan
ekonomi yang diperoleh melalui pendidikan diluar sekolah (SMA) (e.g., Duderstadt, dalam
Maruyama, 2012, hlm. 252). Kesiapan Kuliah menjadi kecemasan bagi para Pembina kebijakan
pendidikan, praktisi serta peneliti. Masalah ini telah meningkat menjadi terkemuka tidak hanya
dengan pemerintah federal, tetapi dengan negara bagian dan administrasi lokal, sekolah,
universitas dan organisasi filantropis, dan semuanya adalah lembaga yang bertanggungjawab
dalam memeriksa serta meningkatkan kesiapan kuliah (Tierney, 2014, hlm. 943) . Penelitian telah
menunjukkan bahwa siswa dari latar belakang ekonomi rendah cenderung membutuhkan
dukungan ketika melanjutkan studi (DEEWR, 2009; Osborne & Shuttleworth, 2004 dalam Doyle,
2011, hlm. 59), dan mengidentifikasikan apa yang mereka butuhkan dapat membantu untuk
menginformasikan penyediaan layanan karir yang efektif (Doyle, 2011, hlm. 59). Banyak siswa
tiba di perguruan tinggi tidak siap untuk melakukan pekerjaan tingkat perguruan tinggi,
menghadapi sejumlah penilaian kesiapan kuliah dan perkembangan kursus pendidikan (Jackson&
Kurlaender, 2014, hlm. 947). Dan kurangnya perubahan yang signifikan dari hasil tes pelajar pada
tahun 2009, menyulut kembali komitmen pemerintahan Presiden Obama untuk memprioritaskan
kesiapan kuliah dan karir pada agenda pendidikan mereka (Uy dkk, 2016, hlm 2). Kesiapan kuliah
dan karier ini juga telah muncul sebagai titik fokus utama dalam sistem akuntabilitas pendidikan.
Baru-baru ini, pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan kesiapan kuliah dan karir telah
menjadi tujuan yang mendasari Common Core State Standard (CCSS; National Governor’s
Association [NGA] & Council of Chief State School Officers [CCSSO], 2010) dan inisiatif
berikutnya dipimpin Race to the Top Assessment Program (U.S. Department of Education, 2010)
(dalam Lombardi dkk, 2013, hlm. 163).
Tantangan untuk pendidik yang terlibat dalam reformasi sekolah, diamanatkan oleh No
Child Left Behind, adalah untuk meningkatkan prestasi akademik, yang paling sering
tercermin dalam skor tes. Tapi, meningkatkan nilai tidak cukup dalam mempersiapkan
siswa generasi pertama untuk pendidikan postsecondary (Wimberly & Noeth, 2004). Hal
ini penting untuk menghubungkan apa yang siswa lakukan di masa kini dengan rencana
masa depan mereka dan aspirasi sehingga mereka dapat memahami pentingnya prestasi
akademik sekolah tinggi (Roderick, dalam Reid & Moore, 2008, hlm. 240-241)
Berdasarkan permasalahan di atas, kesiapan kuliah dan karir tidak tercemin dari nilai pada
saat sekolah serta nilai ujian masuk perguruan tinggi saja, tetapi perlu pengetahuan dan
keterampilan lain yang menunjangnya, selain itu status sosial ekonomi siswa pun dapat
mempengaruhi kesiapan kuliah dan karirnya. Dengan ini peneliti ingin menggali lebih dalam
mengenai pengaruh sosial ekonomi terhadap kesiapan kuliah dan karir siswa SMK.
Kesiapan kuliah dan karir siswa SMA merupakan keterampilan yang perlu dimiliki siswa
SMA untuk menghindari adanya kebingungan akan masa depan siswa tersebut. CCR (Kesiapan
Kuliah dan Karir) adalah konsep multidimensi yang mencakup faktor akademik (misalnya, nilai
rata-rata, nilai ujian masuk perguruan tinggi) dan nonakademis (mis, motivasi siswa, daya saing)
(Morningstar dkk, 2015, hlm. 1).
Rumusan Masalah
Berdasarka Identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian di rumuskan
sebagai berikut:
a. Apa saja faktor yang mempengaruhi Kesiapan Kuliah dan Karir siswa?
b. Bagaimana kecenderungan Kesiapan Kuliah dan Karir siswa?
c. Bagaimana kecenderungan Kesiapan Kuliah dan Karir siswa berdasarkan status sosio-
ekonomi siswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah merumuskan program layanan bimbingan karir dalam
meningkatkan kesiapan kuliah dan karir siswa kelas XII SMK.
Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
Secara khusus penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pemahaman teoritis
tentang kesiapan karir siswa. Selebihnya penelitian ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan secara
praktis dalam pendidikan dan ilmu bimbingan dan koseling.
1. Bagi guru bimbingan dan konseling hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling khususnya untuk meningkatkan kesiapan karir
siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan metode yang lebih baik
dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberlangsungan studi.
BAB II
KAJIAN TEORI
Kesiapan Kuliah dan karir bagi semua siswa tampaknya menjadi pemahaman yang saatnya
telah tiba. Pada tingkat federal, di legislatif negara dan distrik sekolah, dan dalam peningkatan
jumlah sekolah, lebih meningkatkan fokus pada mempersiapkan siswa untuk mengejar belajar di
luar sekolah, umumnya dalam lingkungan pendidikan postsecondary. (Conley, 2010, hlm.1).
Dasar untuk meningkatkan pencapaian pendidikan adalah mempersiapkan siswa untuk
pendidikan selanjutnya dengan mengembangkan keterampilan "kesiapan kuliah" mereka (e.g.,
Education Trust, 1999; Kirst, 1998; Somerville & Yi, 2002 dalam Maruyama, 2012, hlm. 252).
College and Career Readiness and Success Center berpendapat tentang tiga bidang yang harus
dikuasai ketika mendefinisikan CCR (Kesiapan Kuliah dan Karir) yaitu pengetahuan akademik,
pengetahuan mengenai alur masuk, dan keterampilan untuk belajar sepanjang hayat (Amerika
Institutes Penelitian [AIR], dalam Morningstar dkk, 2015, hlm. 2).
Demikian pula, Mueller dan Gozali-Lee (dalam Uy dkk, 2016, hlm 2) mendefinisikan
Kesiapan Kuliah dan Karir sebagai berikut:
D. Dampak Sosio-Ekonomi
E. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian ini disajikan sebagai
berikut
1. Lapan, dkk (2017) melaporkan hasil penelitiannya yaitu Dukungan Kesiapan Kuliah dan
Karir (CCRCS) keduanya dapat memberdayakan siswa untuk mengadvokasi diri untuk
kebutuhan kuliah dan layanan konseling karir dan mengevaluasi layanan yang diberikan
oleh konselornya. Meskipun hal ini menyenangkan bahwa konselor menghabiskan waktu
mereka lebih untuk bertemu dengan siswa yang mengalami permasalahan pribadi dan
sosial, ada kebutuhan untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif untuk
mendorong perkembangan sosial dan emosi siswa. Selain itu konselor perlu lebih fokus
pada cara-cara yang lebih baik untuk memberikan layanan dukungan konseling karir terkait
jalur karir STEM (science, technology, engineering, and mathematics). Konselor berperan
penting bagi kaum muda dalam proses saling menciptakan arah, menetapkan tujuan, dan
melaksanakan rencana meneguhkan hidup. Skala CCRCS dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk mendukung aspek penting dari pekerjaan ini.
2. Perry, dkk (2016) menyimpulkan, saat ini, kesiapan kuliah dan karir merupakan isu utama
pada reformasi pendidikan nasional Amerika. Mengingat bahwa MMFW (Making My
Future Work) dirancang untuk digunakan secara fleksibel oleh berbagai praktisi
pendidikan, cara yang ramah untuk pengguna, kontribusi dari penelitian ini dasar untuk
melakukan adaptasi. Meskipun tidak digunakan untuk pengganti intervensi lain, MMFW
memiliki kapasitas yang melekat untuk diintegrasikan ke dalam beberapa strategi yang
bertujuan membantu remaja terlibat dalam transisi kritis dari sekolah ke pendidikan
postsecondary dan sebagai tenaga kerja. Studi ini menyediakan tempat untuk
mengidentifikasi cara-cara baru dan inovatif untuk menggabungkan strategi berbasis bukti,
terutama dikalangan remaja yang membutuhkannya lebih sebagai bagian upaya yang lebih
luas untuk mencapai kesetaraan dalam kelulusan dan akses untuk mewujudkan American
Dream.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu adalah sebuah
tipe penelitian pendidikan di mana peneliti menentukan apa yang akan diteliti; mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik atau menukik, mengumpulkan data-data yang dapat
dikuantifikasikan, menganalisis angka-angka dengan menggunakan statistik dan melaksanakan
penelitian dengan cara-cara yang objektif dan tidak bias. (Cresswell)
Referensi:
Conley, D. T. (2010). College and career ready: Helping all students succeed beyond high school.
San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Jackson, J., & Kurlaender, M. (2014). College readiness and college completion at broad access
four-year institutions. American Behavioral Scientist, 58(8), 947-971.
Lapan, R. T., Poynton, T., Marcotte, A., Marland, J., & Milam, C. M. (2017). College and Career
Readiness Counseling Support Scales. Journal of Counseling & Development, 95(1), 77-
86.
Lombardi, A. R., Conley, D. T., Seburn, M. A., & Downs, A. M. (2013). College and career
readiness assessment: Validation of the key cognitive strategies framework. Assessment for
effective intervention, 38(3), 163-171. aei.sagepub.com
Maruyama, G. (2012). Assessing College Readiness Should We Be Satisfied With ACT or Other
Threshold Scores?. Educational Researcher, 41(7), 252-261. er.aera.net
Morningstar, M. E., Lombardi, A., Fowler, C. H., & Test, D. W. (2015). A college and career
readiness framework for secondary students with disabilities. Career Development and
Transition for Exceptional Individuals, Hammill Institute on Disabilities.
cdtei.sagepub.com
Perry, J. C., Wallace, E. W., & McCormick, M. P. (2016). Making My Future Work Evaluation of
a New College and Career Readiness Curriculum. Youth & Society, sagepub.com
Reid, M. J., & Moore, J. L. (2008). College readiness and academic preparation for postsecondary
education oral histories of first-generation urban college students. Urban Education, 43(2),
240-261. online.sagepub.com