Anda di halaman 1dari 7

13th BlockKedokteran Jiwa| 1st Chapter

Shela

SYARIAT
DAN
STATUS
Selasa, 13
September 2011MENTAL

Dr. Adang M Gugun, Sp.PK, M.Kes

assalamualaikum,, kuliah kali ini mengenai PSKI, alhamdulillah yahh.. insyaAllah


cukup singkat, yukk disimak.. cekibrott!

Aspek Islam :
1. Aqidah
2. Syariat

Basis:

orientasinya kepada Allah SWT,


3. Akhlak
Syariat (tegaknya aturan dalam urusan ritual maupun
Kedokteran Islam
aktual)

Syariat

Akhlakul karimah+ kader dakwah

Syariat bisa disebut syirah. Artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir
yang didatangi manusia atau binatang untuk minum.
Selanjutnya digunakan untuk pengertian hukum-hukum Allah yang diturunkan
untuk manusia
Kata syaraa berarti memakai syariat. atau istaraa berarti membentuk
syariat atau hukum.
Allah berfirman, Untuk setiap umat di antara kamu (umat Nabi Muhammad
dan umat-umat sebelumnya) Kami jadikan peraturan (syariat) dan jalan yang
terang. [QS. Alsendiri2, mulai dari zaman nabi Musa AS sampai nabi Muhammad SAW, dan
semakin kesini semakin disempurnakan syariat itu.
Proses penetapan hukum yang pertama harus ditentukan adalah siapa Al
membuat hukum ? makhluk atau Khalik? Jelas Khalik sehingga kita harus
merujuk dulu kepada Allah SWT dlm menentukan hukum
Hal yang harus dihukumi adalah perbuatan manusia dan tentang sesuatu yang
berupa barang atau benda baik konkret maupun yang abstrak.

Syariat dan Status Mental

57

13th BlockKedokteran Jiwa| 1st Chapter

Shela

Konsep-konsep Landasan Hukum di Dunia :


Kaidah Kapitalis
Al Khaliq merupakan Dzat yang menciptakan dunia kemudian berlepas tidak
mengurusi aturan di dunia
Bahwa yang melakukan perbuatan adalah manusia, sehingga manusialah yang
menetapkan aturan atau hukum perbuatan dan hukum tentang benda.
Hukum didasarkan atas manfaat dan maslahat menurut rasio (dari hasil akal
pemikiran manusia)

Kaidah Sosialis / Atheis


Segala sesuatu berasal dari benda dan akan kembali kepada benda sesuai
dengan azas dialektika materialisme.
Segala sesuatu yang terjadi di dunia adalah proses dialektika (proses sebab
akibat) tersebut.
Benda merupakan asal segala sesuatu
Manusialah yang paling mengetahui tentang bagaimana proses dialektika
materialisme harus berjalan dan manusialah yang menjalankan perbuatan, oleh
karenanya manusialah yang harus menetapkan hukum dari perbuatan manusia.
Sehingga rasio juga yg menjadi landasan.

Islam
Allah pencipta manusia dan alam semesta
Allah yang Maha Mengetahui seluk-beluk manusia
Allah yang paling berhak dan paling mengetahui dalam menentukan hukum
bagi manusia
Manusia sebagai yang dibebani (melaksanakan) hukum.
Manusia tidak mengetahui nilai perbuatannya
Manusia tidak mengetahui segala apa yang ada di dunia ini, yang diketahui
manusia, rasio hanya alat saja bagaimana hukum2 Allah ini kita jabarkan dalam
realitas, bukan malah rasio menjadi landasannya.

Nash-nash
QS 6 ayat 57 (Menetapkan hukum hanyalah hak Allah)

Syariat dan Status Mental

58

13th BlockKedokteran Jiwa| 1st Chapter

Shela

QS 4 ayat 65, QS 5 ayat 44, 45, 47,49,50, QS 6 ayat 153 (Keharusan untuk
mengembalikan segala sesuatunya kepada hukum yang diturunkan oleh Allah,
dan haram mengikuti hawa nafsu ataupun dzat selain Allah.)
Tidak beriman seseorang sampai menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa
yang aku bawa (HR Muslim)

Tolok ukur perbuatan


Hukum syara merupakan tolok ukur perbuatan manusia apakah disebut benar
atau salah
Hukum syara merupakan seruan sang pencipta (Allah) yang dibawa rasulNya (
Muhammad)
Sumber : Al Quran ( Surat Al Hijr 9), As Sunnah ( An Najm 3-4, Al Anam 50),
Ijma sahabat, Qiyas, Ijtihad
Syariat mengatur masalah peribadatan ritual (maghdoh) maupun muamalah
(ghoiru maghdoh)
Dimana ada syariat disitu ada maslahat (Al Anbiya 107, Yunus 57, Al An am
157)
Maslahat berarti membawa manfaat dan mencegah kerusakan

Sikap muslim terhadap syariat

Taat sikap yang paling baik

Ifrath : berlebihan

Tafrith : meremehkan

Status Mental: Legal Competence/Kompetensi Legal


Definisi
Suatu keadaan dimana seseorang mempunyai hak-hak yang penuh dalam
keputusan-keputusan serta tindakan-tindakan terhadap diri dan hartanya
Dalam keadaan ini juga mempunyai tanggung jawab penuh atas tindakantindakan, tugas dan kewajibannya

Syarat kompetensi legal


1. Akal (aql) dan pubertas (baligh)
2. Berilmu (ilm)
3. Merdeka (huriyat)

Syariat dan Status Mental

59

13th BlockKedokteran Jiwa| 1st Chapter

Shela

Akal (aql) dan pubertas (baligh)


Segala amal sholeh didasari kesadaran penuh / akal yang sehat. Contoh : anak
umur 5 th, dia blm ada kesadaran penuh utk tahu baik buruknya sesuatu, jadi
selama itu kalau dia beramal amalnya yaa jadi amal orangtuanya. Trus misal ada
orangtua umur 60 70th-an, dia pikun, dan kesadarannya menurun (mengenai
kejiwaan), jadi kalau dia beramal sholeh, yaa tidak ada itung-itungannya, dan
kalo dia tdk beribadah pun tidak dosa, karenaaa itu tadi, istilahnya dia sudah
dapat pengampunan, krn kesadarannya sudah menurunn, begitchuu...
Islam menghukum orang yang menyalahgunakan akalnya ( Al Araf 179)
Akal (kompetensi intelektual) anugrah pendengaran, penglihatan dan
hatiberfikir, merenung, mengambil pelajaran
Kapasitas intelektual harus cukup untuk mampu mengetahui hak, kewajiban,
perbuatan-perbuatan yang menyertainya serta memahami sumber-sumber
hukum Islam.
Kompetensi intelektual tidak identik dengan kebijaksanaan

Kompetensi intelektual

Ukuran pubertas ( baligh)


Pubertas fenomena fisik dan mental yang bisa diobservasi

Kemampuan berfikir rasional


yang sering digunakan kecerdasan intelektual (IQ)

Biologis: spermache (mimpi basah) atau menarche (menstruasi)

Gejala dan tanda seksual berkembang

Berilmu (ilm)
Pengetahuan syarat penting kompetensi legal,
Meskipun pada dasarnya manusia mempunyai kecakapan batin untuk
membedakan yang baik dan yang buruk namun tidak sempurna diperlukan
syariat dari Allah yang harus diketahui melalui belajar (mendengar/ membaca)
mencari ilmu
Seorang dewasa wajib tahu tentang dasar-dasar agama meliputi dasar-dasar
peribadatan
Selanjutnya : Ada kewajiban khusus untuk mengetahui hukum yang berkaitan
dengan aktivitas yang sedang dilakukan misal nikah, dagang dll. (berilmu dulu
sebelum beramal!)

Syariat dan Status Mental

60

13th BlockKedokteran Jiwa| 1st Chapter

Shela

Tingkatan-tingkatan tindakan yang harus diketahui

Kewajiban ( Fardu ain dan kifayah); kifayah : kalau ada 1 orang/sekelompok


org melakukan,maka kewajiban itu gugur ; ain : wajib dikerjakan setiap
muslim

Disarankan ( Sunah/mandub)

Diperbolehkan ( Mubah)
jengkol

Dilarang/ditinggalkan/dijauhi (Haram)

Hak dan kewajiban


Hak dasar manusia (Maqashid asy-Syar'iah)
Hidup
Akal
Agama
Keturunan
Harta

Hak-hak ini tidak didasarkan pada jenis kelamin, keadaan


sakit atau sehat. Merupakan hak yang dibawa sejak lahir dan
tidak dapat disangkal karena status mental. Hanya pada
defisiensi status mentalpelaksanaannya diatur oleh hukum

Kewajiban-kewajiban
Pada setiap hak tersebut melekat kewajiban
Hak beragamawajib menjaga dan melaksanakan aturan atau syariat
Hak hidupwajib menjaga kehidupan dan tidak boleh menyakitinya kecuali
diatur dalam hukum
Hak Akal wajib menjaga dirinya dalam menggunakan akal berilmu (mencari
ilmu)
Hak Keturunan wajib menjaga keturunan agar selamat dunia akhirat
Hak Harta wajib menggunakan harta sesuai pada tempatnya (sesuai
tuntunan)

Hak dan kewajiban dalam situasi yang berbeda


Hak dan kewajiban individu bervariasi tergantung legal kompetensi
Bayi: hak dirawat, makan, pelayanan kesehatan, tanpa kewajiban sama sekali
Anak-anak: berhak mendapat perawatan dari orang tuanya dan mulai
dikenalkan dengan kewajiban-kewajiban (mematuhi orang tua, memulai
sholat usia 7 tahun dan dihukum ketika meninggalkannya pada usia 10 tahun)
Balighbervariasi bergantung tingkat kompetensi legalnya

Syariat dan Status Mental

61

13th BlockKedokteran Jiwa| 1st Chapter

Shela

Merdeka (huriyat)
Kebebasan menentukan pilihan
Seseorang yang berkurang kemerdekaannya berkurang pula legal
kompetensinya.( Misal : anak di bawah tanggungjawab orangtuanya, istri di
bwh tanggungjawab suami).

Hambatan legal kompetensi


Seorang dewasa dapat menjadi tidak legal kompeten ketika mereka secara
hukum memiliki hambatan-hambatan
Hambatan tersebut membebaskan seseorang dari kewajibannya
Hambatan tersebut bisa :
a) Sebagai pilihan sadar manusia
b) Dimana manusia tidak dapat menghindar (kondisi tidak ada pilihan)
c) Yang dapat diperbaiki setelah terjadi

Hambatan kompetensi legal:


Intoksikasi ( mabuk )

Penyakit terminal

Gila ( psikosis )

mendekati maut

Menstruasi
Kesalahan

Retardasi mental

Lupa

Paksaan

Kehilangan kesadaran

Hilang akal

Safar ( bepergian )

Bayi dan anak-anak

Tidur

Konsep perwalian

Perwalian adalah otoritas yang diberikan seorang wali untuk membuat dan
melaksanakan keputusan tentang seseorang, jiwa, kesejahteraan dan
hartanya

Seorang wali harus mempunyai legal kompetensi dan sanggup melakukan


tugas-tugas perwalian

Seorang wali bertindak atas nama orang yang mempunyai hambatan legal
kompetensi

Wali mempunyai hubungan darah dan atau kalau tidak negara atau hakim

Syariat dan Status Mental

62

13th BlockKedokteran Jiwa| 1st Chapter

Shela

Implikasi

Syariat mengatur peribadatan khusus dan umum

Pelayanan medis berperan dalam keduanya :


a) Memperhatikan kebutuhan medis pasien
b) Mengkondisikan pelaksanaan ibadah ritual pasien
c) Tinjauan Holistik: Bio-psiko-sosio-spiritual
d) Bila dalam pelayanan klinis diperlukan persetujuan tindakan (informed
consent) senantiasa mengacu pada hak /kewajiban pasien sesuai
syariat , status legal kompetensi dan konsep perwalian (tidak sekedar
memenuhi kepentingan medis).

Alhamdulillah ()()

Syariat dan Status Mental

63

Anda mungkin juga menyukai