Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Akhir-akhir ini banyak orang-orang yang tidak peduli akan kesehatan kulit
sehingga banyak penyakit yang timbul yang diakibatkan kurang nya
perawatan kulit, seperti panu, kadas, kurap, dan jerawat dan lai-lain.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan tentang perawatan kulit dan tentang mekanisme
proteksi dari kulit. Dan semoga makalah ini biasa menambah pengetahuan
bagi pembaca yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, sehingga bisa
diterpakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami konsep perawatan kulit dan mekanisme
proteksi dari kulit.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami konsep perawatan kulit.
Mengetahui dan memahami mekanisme proteksi dari kulit.
C. Rumusan Masalah
1. Apa perawatan kulit ?
2. Bagaiman mekanisme proteksi dari kulit ?
D. Manfaat
1. Pembaca memahami konsep perawatan kulit.
2. Pembaca memahami mekanisme proteksi dari kulit.

BAB II
TINJAUAN PUASTAKA
A. Tinjauan Teori

Kulit melindungi struktur dalam tubuh terhadap trauma dan terhadap


invasi mikro-organisme berbahaya. Sebagian besar mikro-organisme mengalami
kesulitan untuk menembus kulit yang utuh tetapi dapat masuk melalui luka dan
lecet. Selain proteksi yang diberikan oleh lapisan tanduk, proteksi tambahan
diberikan oleh keasaman keringat dan adanya asam lemak dalam serebum, yang
menghambat pertumbuhan mikro-organisme, dan oleh kerja mikro-organisme
baik, yang normal terdapat pada permukaan kulit, terhadap mikro-organisme
jahat.
Kulit mempunyai fungsi proteksi terutama dari sengatan sinar matahari,
sekresi (mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna), termoregulasi (mengatur
suhu badan), sensorik, ekspresi, produksi vitamin, respirasi, dan penyerapan, yang
dilakukan baik oleh sel-sel dipermukaan kulit maupun oleh adneksa kulit seperti,
kelenjar lemak, kelenjar keringat, rambut dan kuku. Selain itu kulit mempunyai
fungsi penting dalam estetika dan sebagai ekspresi emosional. Lapisan ini adalah
paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin.

Kulit merupakan organ tubuh terluar


Berhubungan dengan lingkungan
Perubahan lingkungan berdampak pada kesehatan
Berperan sebagai organ proteksi melindungi organ tubuh di bawahnya
Arti lain : estetik atau keindahan, ras , indicator gangguan sistemik
Sebagai cermin kesehatan dan kepribadian.

Kulit berperan sebagai usur estetik/keindahan, sebagai cermin kesehatan,


kehidupan, dan kepribadian, serta indikator ras (berdasarkan warna kulit), dan
indikator gangguan sistemik, misalnya jaundice (akibat produksi bilirubin
tinggi sehungga menyebabkan kulit menjadi berwarna kuning).

Estetik yaitu cantik, indah

Manusia memiliki perhatian khusus terhadap estetika kulit

Menunjang penampilan, kepribadian, dan psikososial

Berbagai usaha untuk selalu lebih baik

Menggambarkan kesehatan secara umum

Setiap tatalaksana gangguan pada kulit

BAB III
PEMBAHASAN

A. Perawatan Kulit
Perawatan kulit

merupakan tindakan keperawatan untuk

mempertahankan integritas kulit agar tidak terjadi kerusakan jaringan lebih


3

lanjut. Daerah yang sering terjadi luka tekan (Decubitus) antara lain
tonjolan tulang dan daerah mana saja yang mendapat atau mengalami
tekanan.
Beberapa pasien mungkin harus dimandikan di tempat tidur. Pasien
lain dengan izin dokter diperbolehkan untuk mandi tub atau mandi shower.
Perawatann mandi dengan air hangat dan sabun yang lembut diberikan
untuk menghilangkan kotoran dan keringat, meningkatan sirkulasi dan
memberikan latihan ringan pada pasien (Hegner, 2003).
Mandi parsial atau mandi sebagian di tempat tidur termsuk
memandikan

hanya

bagian

badan

yang

dapat

menyebabkan

ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi (misalnya tangan, muka,


daerah perineal dan axilla) (Potter, 2006).
Kamar pasien tanpa melihat tempat tidurnya adalah rumah bagi
pasien selama ia berada di Rumah sakit. Tempat tidur yang rapi
memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat berperan penting
bagi kesejahteraan pasien (Hegner, 2003).
Sikap baring pasien sebaiknya diusahakan yang menyenangkan
baginya. Pasien yang tidak dapat bergerak aktif sendiri karena lumpuh atau
pingsan harus diubah sikap baringnya 2 sampai 3 jamkarena daerah yang
tertekan terus menerus dapat terganggu aliaran darahnya sehingga mudah
timbul dekubitus (Rosmawarna, 1985).

Jenis perawatan kulit yang paling mudah disini adalah dengan cara
sederhana yakni usahakan segera mencuci wajah setiap kali sehabis keluar
di bawah terik matahari. Menggosok kulit dengan peeling secara teratur,
setidaknya seminggu 2 kali, akan membantu mengangkat sel-sel kulit mati
dan kotoran yang menempel, sehingga kulit dapat lebih leluasa bernafas
dan lebih cerah.

Gambar. 1

Gambar. 2

B. Mekanisme Proteksi Dari Kulit


Kulit yang menutupi sebagian besar tubuh memiliki ketebalan
sekitar 1 atau 2 mm yang memberikan perlindungan yang sangat efektif
terhadap trauma fisik, kimia dan biologis dari invasi bakteri. Kulit telapak
kaki menebal memberikan perlindungan terhadap pengaruh trauma yang
terus menerus terjadi di daerah tersebut.
Bagian stratum korneum epidermis merupakan bakteri yang paling
efektif terhadap berbagai factor lingkungan seperti zat-zat kimia, sinar
matahari dan virus, fungus gigitan serangga, luka karena gesekan angin,
dan trauma. Kulit dapat mencegah penetrasi zat-zat dari luar yang
berbahaya ataupun kehilangan cairan dan subtansi lain yang vital bagi
homeostasis tubuh. Lapisan dermis kulit memberikan kekuatan mekanis
dan keuleten melalui jaringan ikat fibrosa dan serabut kolagennya. Serabut
elastis dan kolagen yang saling berjalin dengan epidermis memungkinkan
kulit untuk berperilaku sebagai satu unit. Dermis tersusun dari jalinan
vascular, akar rambut tumbuh, dan kelenjar peluh, serta sebasea. Oleh
karena epidermis bersifat avaskular, dermis merupakan barier transportasi
yang efisien terhadap subtansi yang dapat menembus stratum korneum dan
epidermis. Factor-faktor lain yang memengaruhi fungsi protektif kulit
mencakup usia lanjut, daerah kulit yang terlibat dan ststus vascular.

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau


mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya
zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam
dan alkali kuat lainnya; gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi,
sengatan sinar ultraviolet; gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri
maupun jamur.
Hal diatas dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya
lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjangyang berperanan
sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan
sinar matahari dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan kimia
dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabelterhadap
berbagai zat kimia dan air, disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit
yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman
kulit ini mungkin terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum,
keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5 6.5 sehingga
merupakan perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur.
Proses keratinisasi juga berperan sebagai sawar (barrier) mekanis karena
sel-sel mati melepaskan diri secara teratur.
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga
homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi
proteksi,

absorpsi,

ekskresi,

persepsi,

pengaturan

suhu

tubuh

(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.


Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai
yaitu berikut:

Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan


zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan
tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.

Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan


kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari

lingkungan luar tubuh melalui kulit.


Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang
berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum
ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan
mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat

pertumbuhan mikroba.
Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan
pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan

pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.


Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif.

Yang

pertama

adalah

sel

Langerhans,

yang

merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel


fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratin dan sel Langerhans.

Kulit memiliki kemampuan proteksi (melindungi organ tubuh di


bawahnya) karena adanya lapisan lemak subkutan, dermis, epidermis, dan
adneksa kulit yang saling berkaitan satu sama lainnya. Kemampuan ini
terdiri atas:
1. Proteksi terhadap trauma mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan.
a. diperankan

oleh

lapisan

lemak

subkutan

dan

lapisan

glikosaminoglikan pada dermis. (lapisan tanduk pada epidermis


juga turut berperan).
7

b. Trauma tumpul yang terjadi dapat merusak jaringan, di sini kulit


berfungsi menyerap energi mekanik dari trauma sehingga
mengurangi rasa sakit.
2. Proteksi suhu diperankan oleh:
a. Lapisan lemak subkutan sebagai isolator, mengurangi
pergerakan suhu panas dalam/keluar tubuh.
b. Kelenjar ekrin untuk sekresi keringat dan evaporasi/penguapan
air.
c. Pembuluh darah = pada suhu panas akan vasodilatasi suhu
tubuh dibuang keluar melalui epidermis;
d. Pada suhu dingin akan vasokontriksi suhu dalam tubuh ditahan
agar tidak keluar.
e. Suhu tubuh dipertahankan 370 C. Suhu ini berfungsi melindungi
kerja otak, paru, jantung, organ viscera. Kenaikan suhu hingga 39 0
dapat menyebabkan kematian sel, kecuali pada otot, subkutis, dan
kulit yang dapat bertahan dalam rentang suhu 200-400 C tanpa ada
kerusakan sel.

3. Proteksi terhadap mikroorganisme (MO) diperankan oleh lapisan


epidermis.
a. statum korneum memiliki struktur seperti batu bata yang menghambat
penetrasi makromolekul dan MO.
b. MO terutama terdapat pada daerah lembab (lipat ketiak, lipat paha,
bokong), terbanyak Staphylococcus sp.
c. Jamur :

yeast (ragi : kandidosis) di daerah lipatan kulit => sebenarnya


yeast secara komensal terdapat di kulit, namun bila terlalu
banyak dapat menjadi kandidosis.

mould (kapang : Tinea pedis) di sela jari kaki.

Mekanisme proteksi terhadap MO dengan cara:

Deskuamasi

terus

menerus

(keratinisasi)

akan

membantu

melepaskan MO yang menempel.

Keratinisasi => proses berkembangnya bagian epidermis dari


bawah naik ke atas (menjadi lapisan tanduk yang kemudian lepas).

Kelompok sebasea menghasilkan sebum sebum diurai menjadi


asam lemak bebas mempertahankan pH kulit 4,0-6,0
terbentuk mantel asam untuk antifungal (antijamur) & antibakteri.

Sel Langerhans pada epidermis: berperan pada imunitas dengan


menangkap MO (atau benda-benda asing).

4. Proteksi terhadap radiasi UV diperankan oleh:


a. Melanin yang dihasilkan oleh melanosit di lapisan basal.
Melanin melindungi kulit dengan mengadakan tanning. Energi
UV akan diserap oleh melanin .
b. Protein di stratum korneum

Kerusakan kulit akibat UV, antara lain hiperpigmentasi (kulit menjadi


lebih gelap atau hitam), penebalan kulit, kulit kasar, berkerut (halus dan
dalam), dan keganasan (karsinoma). Derajat Keganasan (tidak berlangsung
linear) : dari kiri ke kanan semakin berbahaya.
Kulit dapat merasakan sesuatu (sensasi) karena merupakan organ sensorik
(terbesar pada tubuh) yang mengandung sejumlah reseptor (serat aferen)
yang peka terhadap sensasi panas, dingin, raba, dan nyeri atau sakit. Hal
ini menimbulkan sifat proteksi kulit, karena menimbulkan kewaspadaan
dan membuat seseorang dapat menghindari penyebab timbulnya sensasi
yang tidak diinginkan (contohnya nyeri). Pada pasien kusta, sensasi yang
dimiliki kulit akan menghilang. Akibatnya, mereka cenderung memiliki
banyak luka atau ulcus akibat trauma yang timbul karena mereka tidak
merasakan atau menyadari bahaya yang ada di dekatnya.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpilan
Perawatan kulit merupakan tindakan keperawatan untuk mempertahankan
integritas kulit agar tidak terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut. Daerah yang
sering terjadi luka tekan (Decubitus) antara lain tonjolan tulang dan daerah
mana saja yang mendapat atau mengalami tekanan.

10

Kulit yang menutupi sebagian besar tubuh memiliki ketebalan sekitar 1 atau 2
mm yang memberikan perlindungan yang sangat efektif terhadap trauma fisik,
kimia dan biologis dari invasi bakteri. Kulit telapak kaki menebal memberikan
perlindungan terhadap pengaruh trauma yang terus menerus terjadi di daerah
tersebut.
Kulit memiliki kemampuan proteksi (melindungi organ tubuh di bawahnya)
karena adanya lapisan lemak subkutan, dermis, epidermis, dan adneksa kulit
yang saling berkaitan satu sama lainnya.
B. Saran
Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi pembaca dapat
memahami mengenai perawatan kulit dan mekanisme proteksi dari kulit.

DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto, Berttha. 2002. Fisiologi dan anatomi modern untuk perewat (ed. Ke-2).
Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif; Sari Kumala. 2013. Asuhan keperawatan gangguan system
integument. Jakarta: Salemba Medika.
https://www.scribd.com/search?
query=revitalitas+makalah+tentang+perawatan+kulit
https://www.scribd.com/search?query=proteksi+dari+kulit

11

12

Anda mungkin juga menyukai