Anda di halaman 1dari 3

8.

SALURAN
KOMUNIKASI
KESEHATAN/KEPERAWATAN

DALAM

ORGANISASI

PELAYANAN

Komunikasi yang terjadi dalam organisasi pelayanan keseahtan/keperawatan adalah


komunikasi formal. Saluran-saluran komunikasi terbentuk dalam komunikasi formal terbentuk.
Saluran komunikasi formal ditentukan oleh struktur organisasi. Saluran komunikasi formal
dibagi menjadi 3, yaitu veretikal, lateral, dan diagonal(Handoko,1999)
a) Komunikasi vertical
Komunikasi vertical terjadi dari atas kebawah atau sebaliknya sesuai garis perintah.
Komunikasi dari atas kebawah terjadi dimulai dari manajemen puncak kemudian menuju
bawah melalui tingkatan-tingkatan manjemen sampai dengan personalpaling bawah. Tujuan
utama komunikasi kebawah adalah memeberi pengarahan, informasi, instruksi, saran,
masukan, dan penilaian. Informasi yang disampaikan kebawah dapat berupa tujuan-tujuan
organisasi dan juga kebijakan organisasi. Sedangkan, bentuknya dapat berupa tulisan ataupun
lisan. Komunikasi ke atas berfugnsi untuk memberikan informasi ataupun umpan balik
kepada tingkatan manajemen atas tentang hal-hal yang terjadi tingkat bawah (robbins,2013).
Informasi yang disampaikan dapat berupa laporan hasil kerja, gagasan/ide, penjelasan ,
maupun permintaan. Komunitas ke atas dapat dapat disebut juga sebagai umpan balik ke
manajemen ats terkait kebijakan, pengarahan , instruksi dan pengaturan.
Komunikasi vertical yang terjadi pada tingkat ruang perawatn dapat digambarkan sebagai
berikut : komunikasi antara kepala ruang dan ketua tim/perawat primer dan atau perawat
pelaksana; ketua tim/perawat primer dengan perawat pelaksana
b) Komunikasi lateral/horizontal
Komunikasi lateral terjadi pada antar-departemen pada antar-anggota dalam kelompok
kerja/selevel dan juga terjadi pada antar-departement pada tingakatan organisasi yang sama.
Komunikasi yang terjadi
adalah pimpinan dengan pimpinan, bawahan dengan
bawahan.komunikasi ini bersifat koordinatif. Komunikasi lateral/horizontal yang terjadi pada
tingkat ruang perawatn adalah antar-kepala ruang, abtar-ketua tim/perawat primer. Dan antar
perawat pelaksana.
c) Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong atau menyilang diagonal garis
perintah organisasi. Komunikasi ini dilakukan antara dua orang pada tingkat kedudukan yang
berbeda, pada tugas dan fungsi yang berbeda, dan tidak mempunyai wewenang langsung
terhadap piuhak yang lain. Komunikasi diagonal yang terjadi pada tingkat ruang perawatan

adalah komunikasi antara perawat dan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapi, ahli gizi dan
lain-lain)
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Komunikasi dalam organisasi Pelayanan
Keperawatan.
Organisasi pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari organisasi pelayanan
kesehatan. Di dalamnya merupakan tempat padat tenaga kerja yang terdiri dari individuindividu yang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Penyampaian pesan secara akurat dan efektif juga sangat diperlukan dalam
kehidupan berorganisasi ini. Namun, menurut Lesikar (dalam Handoko 1999), efektivitas
komunikasi dalam organisasi dipengaruhi oleh empat factor berikut.
a. Saluran Komunikasi Formal
Saluran komunikasi formal memengaruhi efektivitas komunikasi dalam dua cara, yaitu
secara Berikut.
1) Liputan saluran formal akan semakin melebar sesuai perkembangan organisasi.
Perkembangan dan pertumbuhan organisasi menjadi factor penyebab semakin
sulitnya mengadakan komunikasi secara efektif. Apalagi, kalau organisasi sudah
mempunyai banyak cabang yang menyebar. Maka, hal ini akan menyulitkan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif.
2) Saluran Komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar-tingkatan
organisasi. Sebagai contoh, perawat pelaksanan selalu dapat mengkomunikasikan
masalah-masalah yang dihadapi di ruangan dengan ketuam tim atau kepala ruangan.
Akan tetapi, tidak dapat mengkomunikasikan informasi secara langsung dengan wakil
direktur bidang pelayanan. Padahal, informasi tersebut seharusnya juga didapat wakil
direktur.
b. Struktur Organisasi
Perbedaan kekuasaan dan kedudukan dalam organisasi akan menentukan pihak-pihak
yang berkomunikasi dengan seorang serta isi dan ketepatan dalam berkomunikasi.
Terdapat adab dan aturan tertentu jika bawahan harus berkomunikasi dengan direktur.
Hal ini karena dibatasi formalitas dan kesopanan.

Direktur

Direktur

Wadirektur

Wadirektur

Kabid
Ka.Ruang

Ketepatan komunikasi
cenderung berkurang bila
melalui rantai perintah

Waka.Ruang
Perawat
primer/ka.Tim,

Perawat
Pelaksana
c. Spesialisasi Jabatan
Spesialisasi jabatan akan mempermudah komunikasi antar-individu dalam kelompoknya.
Anggota suatu kelompok yang sama akan cenderung berkomunikasi dengan istilah, tujuan,
tugas, waktu dan gaya yang sama. Sedangkan komunikasi antar kelompok yang berbeda
cenderung akan mengalami hambatan..
d. Pemilikian informasi
Adanya individu-individu yang mempunyai informasi khusus dan pengetahuan tentang
pekerjaanya. Sebagai comntoh, perawat ruang anak mempunyai pengalaman yang lebih dalam
informasi-informasi perawatan anak. Kepala ruang perawatan juga mempunyai informasi yang
lebih tentang bagaimana cara mengatasi konflik di ruangan yang dia pimpin.

Anda mungkin juga menyukai