Anda di halaman 1dari 4

KONSERVASI

I. DASAR KONSERVASI
1. Pengertian
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 yang dimaksud
dengan Sumber Daya Alam Hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari
sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang
bersama unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem
sedangkan konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam
hayati

yang

pemanfaatannnya

dilakukan

secara

bijaksana

untuk

menjamin

kesinambungan persediannnya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas


keanekaragaman dan nilai.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan,
sebagai berikut :
1. Konservasi adalah menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi keperluan
manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama ( American Dictionary ).
2. Konservasi adalah alokasi sumber daya alam antar waktu ( generasi ) yang optimal
secara sosial ( Randall, 1982 ).
3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup
termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang
meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian,
administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan ( IUCN, 1968 ).
4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat
memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk
generasi - generasi yang akan datang ( WCS, 1980 ). Royal Essays

Pengenalan Bentuk Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya

Secara umum bentuk konservasi dapat dibedakan atas 2 golongan, yaitu :


1. Konervasi in situ, adalah kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan didalam
habitat aslinya.
2. Konservasi Ek Situ dilakukan oleh lembaga konservasi

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990, konservasi


sumber daya alam hayati dilakukan melalui :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
a. Perlindungan penyangga kehidupan merupakan satu proses alami dari berbagai
unsur hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan hidup mahluk.
b. Perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya
proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
c. Perlindungan sistem penyangga kehidupan ini meliputi usaha dan tindakan yang
berkaitan dengan perlindungan mata air, tebing, tepian sungai, danau, jurang dan
goa-goa alam, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), perlingdungan terhadap
gejala keunikan dan keindahan alam, hutan mangrove, terumbu karang.
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya
a. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya terdiri dari unsur-unsur hayati dan non
hayati yang sangat berkaitan dan saling pengaruh mempengaruhi.
b. Punahnya salah satu unsur tidak dapat diganti dengan unsur lainnya. Agar masingmasing unsur dapat berfungsi dan siap sewaktu-waktu dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia, maka perlu diadakan kegiatan konservasi dengna
melakukan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya.
c. Pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dapat dilaksanakan dalam
bentuk :
- Pengkajian, penelitian dan pengembangan.
- Penangkaran.
- Perburuan.
- Perdagangan.
- Peragaan.
- Pertukaran.
- Budi daya tumbuhan obat-obatan.
- Pemeliharaan untuk kesenangan

Kegunaan Konservasi Alam Hayati dan Ekosistemnya


Keguanaan konservasi sumber daya alam hayati diwujudkan dengan :
1. Terjaganya kondisi alam beserta lingkungannya yang berarti upaya konservasi
dilakukan dengan memelihara agar kawsan konservasi tidak rusak.

2. Terhindarnya dari bencana yang diakibatkan oleh adanya perubahan alam, yang
berarti gangguan-gangguan yang dialami oleh flora fauna dan ekosistemnya pada
khususnya serta sumber daya alam pada umumnya yang menyebabkan perubahan
berupa kerusakan maupun penurunan jumlah dan mutu sumber daya alam tersebut.
3. Terhidarnya mahluk hidup yang langka maupun yang tidak langka dari kepunahan
yang berarti gangguan-gangguan penyebab turunnya jumlah dan mutu mahluk hidup
bila terus dibiarkan tanpa adanya upaya pengendalian akan berakibat mahluk hidup
tersebut menuju kepunahan bahkan punah sama sekali. Dengan demikian upaya
konservasi merupakan upaya pengawetan dan pelestarian plasma nutfa, yaitu flora
dan fauna.
4. Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik mikro maupun makro, yang
berarti dalam ekosistem terdapat hubungan yang erat antar mahluk hidup maupun
mahluk hidup dengan lingkungannya.
5. Mampu memberi konstribusi terhadap ilmu pengetahuan yang berarti upaya
konservasi sebagai sarana pengawetan dan pelestarian flora dan fauna merupakan
penunjang budi daya, sarana untuk mempelajari sifat, potensi maupun penggunaan
flora fauna.
6. Mampu memberi konstribusi terhadap kepariwisataan.

II. TIPE HUTAN DI INDONESIA


Secara umum vegetasi hutan yang ada di Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa
dibagi menjadi tipe-tipe sebagai berikut :
1. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat pada daerah yang beriklimnya basah. Dalam hutan tersebut
pada umumnya dijumpai minimal dua lapisan pohon dengan ketinggian 20-30 mdpl dan
40-50 mdpl. Keanekaragaman sangat tinggi, sedangkan pohon-pohon yang ada selalu
dalam keadaan hijau sepanjang tahun. Tanaman bawah terdiri dari perdu yang jarang dan
anakan pohon yang banyak. Tumbuhan berdaun jarum, bambu, pakis, pandan, palma
terdapat dalam hutan ini. Juga tanaman menumpang (emphyfit) seperti anggrek dan
paku-pakuan.
Tipe-tipe yang termasuk dalam kategori hutan hujan tropis adalah :
a. Hutan Diptero carpaceae
b. Hutan Agathis

c. Hutan Gambut
d. Hutan Payau
e. Hutan Pantai
f. Hutan Pegunungan
2. Hutan Musim
Hutan musim terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang yaitu dalam 4
bulan kering berturut-turut jumlah hari hujan hanya 20 hari, sedangkan jumlah curah hujan
kurang dari 60 mm perbulan terkering. Pohon bercabang rendah dan sering bengkokbengkok, dan variasi jenis lebih sedikit daripada hutan hujan tropis. Pada lapisan bawah
terdapat tumbuhan bawah yang relatif cukup banyak. Tipe hutan ini terdapat di Jawa
Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi serta Irian Jaya bagian selatan.
Hutan musim dibagi atas beberapa tipe sebagai berikut :
a. Hutan Musim Dataran Rendah
b. Hutan Musim Pegunungan
c. Savana
d. Belukar (hutan sekunder)
e. Padang Rumput

Anda mungkin juga menyukai