Anda di halaman 1dari 26

Peningkatan Pemberian ASI

( PP - ASI )
Dr. Rachmi Untoro, MPH
Direktur Gizi Masyarakat
Ditjen. Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI
Makalah disajikan dalam rangka:
Advokasi PP-ASI pada Pengambil Keputusan di daerah

KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN

SDM Berkualitas

Fisik tangguh
Mental kuat
Kesehatan prima
Menguasai IPTEK

G I Z I

Human Development Index *)


TAHUN
NEGARA
Brunei

1996 1997

1998

1999

2000*
*)

36

38

33

25

32

102

99

96

105

102

Malaysia

53

60

60

56

56

Philipina

95

98

98

77

70

Thailand

52

59

59

67

66

Vietnam

121

121

122

110

101

34

26

28

22

26

Indonesia
Japan

Singapore

*) Composite Index of Income, Literate Rate and Life Expectancy Range from 1 (best) to 174 (worst)
**) Range from 1 to 162 Countries (Human Development ent Report 2001) Source UNDP, HDI, 1999 and 2001

Dampak Gizi dan kesehatan terhadap


kualitas manusia

Gizi kurang & infeksi

Gizi cukup & sehat

Otak Kosong bersifat permanen


Tak terpulihkan

Anak cerdas
dan produktif

MUTU RENDAH

MUTU SDM TINGGI

BEBAN
Sumber : FKM UI & Unicef, 2002

ASET

GIZI KURANG BALITA 1989-2000


40
35

37.5

35.6

30

31.6

25

29.5

(%)

26.4

20
15
10

11.6

6.3

7.2

1989

1992

10.1

Gizi Kurang
Gizi Buruk

8.1

1995

1998

1999

40
35

35.4

30

31.2

(%)

25

28.9

30.5

29.1

20
15

Gizi Kurang

10
5
0
1989

1992

1995

1998

1999

SITUASI PEMBERIAN ASI


SDKI 1997
Hampir semua bayi mendapat ASI
(96.3%)
ASI 1 jam setelah lahir 8%
ASI pd hari pertama setelah lahir 53%
terlalu dini memberikan MP-ASI (< 2
bln 35% dan usia 2 - 3 bln 37%)

SUSENAS 1989 - 1999


Growth Faltering terjadi pada bayi mulai menginjak usia 3
atau 4 bulan

1. Studi di Kec. Tanjungsari, Sumedang, Jabar :


bayi dengan BB normalpun, sejak usia 4
bulan dapat mengalami growth faltering
2. Studi MP-ASI multisenter di 6 lokasi tahun
1997 :
Kualitas dan kuantitas MP-ASI masih dibawah
AKG
Rendahnya mikronutrien : hanya memenuhi + 20%
dari AKG

KENDALA PEMBERIAN ASI


1. Perilaku menyusui yang kurang
mendukung : kolostrum dibuang
2. Pemberian makanan/minuman
sebelum ASI keluar
3. Kurang rasa percaya diri
4. Kembali bekerja setelah cuti hamil
5. Gencarnya promosi SUSU
FORMULA

6. Sikap petugas kesehatan kurang


mendukung keberhasilan PP-ASI
7. Lemahnya perencanaan terpadu dalam
program PP-ASI
8. Kurangnya intensitas/kontinuitas
kegiatan PP-ASI di tkt pelayanan dan
masyarakat
9. Lemahnya penerapan sanksi terhadap
pelanggaran UU yg terkait dgn ASI
10.Situasi politik tdk stabil : menghambat
pelaksanaan kegiatan

11. RSSB belum berjalan


sebagaimana mestinya (evaluasi
di Jakarta 1999: RSSB = 25%)
12. Dana kurang mendukung
13. Tidak terintegrasi dalam
kurikulum pendidikan tenaga
kesehatan
14. Belum terintegrasi dalam
program sektoral

tujuan
Sebagai pedoman bagi seluruh
pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan PP-ASI

sasaran

Pemerintah Pusat
Propinsi
Kabupaten/Kota
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Swasta
Kelompok potensial masyarakat
Organisasi Profesi
Organisasi Internasional

Landasan Hukum & Kebijakan

UUD 1945
9 UU
1 TAP MPR RI
2 PP
1 KEPRES
2 SK MENTERI

1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat


(2) butir b;
2. TAP MPR-RI Nomor IV/MPR/1999 tentang
GBHN 1999-2004;
3. Undang-Undang No. 1 tahun 1951 tentang
Perburuhan
4. Undang-Undang No. 4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak
5. Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera;

6. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang


Kesehatan;
7. Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang
Pangan;
8. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
9. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah;

10. Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah;

11.

12.

13.

Undang-undang No. 25 Tahun 2000


tentang Program Pembangunan
Nasional;
Peraturan Pemerintah No. 69
tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan;
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun
2000 tentang: Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonomi;

14. Keppres No. 36 tahun 1990


tentang : Pengesahan Konvensi
Hak-Hak Anak;
15. SK MENEG.UPW No. :
02/KEP/MENEG.UPW/IV/1991
tentang : Penanganan P2W dalam
pembangunan Bangsa di Pusat
dan Daerah

16. SK Menkes RI No. 237 tahun 1997


tentang : Pemasaran Pengganti Air Susu
Ibu (PASI)
17. Petunjuk Pelaksanaan Permenkes No.
240/1985, Ditjen Binkesmas 1991
18. International Code of Marketing of
Breastmilk Substitutes 1981
(WHO/UNICEF)

19. Amanat Bapak Presiden pada


tanggal 22 Desember 1990
20. Kesepakatan 11 Produsen dan
Impotir PASI tanggal : 10 Juni
1992

1. PP-ASI adalah Gerakan Nasional


2. Gerakan Nasional PP-ASI
meningkatkan SDM
3. Gerakan Nasional PP-ASI
terpadu Lintas Sektor dan
masyarakat

4. Gerakan Nasional PP-ASI


pemberdayaan masyarakat
mendukung kepercayaan ibu
hamil/menyusui melaksanakan tugas
sesuai dengan kodratnya

5. Gerakan Nasional PP-ASI


membudayakan ASI Eksklusif
6. Gerakan Nasional PP-ASI bertahap
dan berkesinambungan di seluruh
Indonesia

1. Mengembangkan dan
menerapkan legislasi
2. Meningkatkan
kepedulian para
pengambil keputusan
3. Membuat SPM PP-ASI
4. Mengupayakan 10 LMKM
petugas dan sarana
pelayanan kesehatan
5. Mengembangkan
Stratnas, diklat PP-ASI
optimal

6. Strategi nasional KIE Kampanye PPASI


7. Memantapkan koordinasi linprog, linsek,
LSM dan Organisasi terkait
8. Mengupayakan fasilitas yg mendukung
PP-ASI
9. Mendukung dan mengembangkan potensi
keluarga/masyarakat
10.Meningkatkan efektifitas pelaksanaan PPASI
11.Pengembangan dan penelitian

1. Pengembangan legislasi
2. Advokasi dan sosialisasi penerapan
legislasi
3. Penyusunan SPM PP-ASI
4. Pelayanan kesehatan
5. Pendidikan dan Pelatihan
6. Kampanye PP-ASI

7. Membentuk forum koodinasi


(linsek,LSM,NGO,dll)
8. Menyediakan fasilitas menyusui

9. Meningkatkan kepedulian dan perhatian


pengusaha
10. Pemberdayaan masyarakat/keluarga
11. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi
12. Penelitian dan pengembangan

Dalam pelaksanaan PP-ASI, sejalan dengan


penerapan OTONOMI DAERAH secara luas dan
bertanggungjawab maka daerah dalam hal ini
Propinsi, Kabupaten/Kota sejogyanya
mengembangkan berbagai kegiatan PP-ASI
secara inovatif, kreatif sesuai dengan lingkup
kewenangan dan sumber daya yang tersedia.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai