Anda di halaman 1dari 14

SKENARIO: GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI

Seorang anak laki-laki umur 11 bulan BB 6000 gram, PB 70 cm dibawa ibunya


karena batuk pilek. Bayi lahir di bidan dengan berat lahir 2.6 kg, panjang badan 50
cm, lingkar kepala 32 cm, tidak langsung menangis, setelah 5 menit baru menangis
lemah. Penimbangan 3 bulan terakhir berturut-turut beratnya stabil 6000 gram,
lingkar kepala 39 cm, saat ini anak sehari-hari makan nasi dengan sayur, lauk-pauk
tahu tempe kadang telur. Mulai umur 3 bulan sudah diberi susu formula, pisang,
bubur bayi karena sering menangis. Imunisasi BCG 2 bulan, polio 5 kali terakhir
waktu PIN, hepatitis B umur 40 hari dan 3 bulan, DPT umur 4 bulan dan 6 bulan.
Bayi sudah bias tengkurap bolak balik, belum bias duduk dan berdiri sendiri. Bayi
mengoceh kadang-kadang, tangan belum bias memegang kerincingan. Jendela kamar
selalu ditutup, takut bayi masuk angin, lubang angin ditutup kertas karena nyamuk
sering masuk, mainan yang ada dirumah: kerincingan, boneka, dan sepeda roda tiga.
Inu tak banyak bicara.
ANALISA KASUS
Data keadaan bayi dan perbandingan dengan capaian yang seharusnya sesuai dengan
umur bayi tersebut
KEADAAN BAYI
0-3 bulan
Bayi baru lahir
- bayi tidak menangis, 5 menit kemudian baru
menangis
- berat 2,6 kg
- panjang badan 50 cm
- lingkar kepala 32 cm
3-6 bulan
- umur 3 bulan diberi susu formula, pisang,
bubur bayi

6-9 bulan
- berat badan statis pada umur 8-11 bulan
6000 gram
- lingkar kepala 39 cm

KEADAAN SEHARUSNYA
- bayi menangis spontan
- berat badan 2.5-4 kg
- Panjang badan 50 cm
- lingkar kepala 33-38 cm

- belum bisa diberikan makanan


padat
tapi sudah bisa diberikan susu
formula
- ada peningkatan berat badan
- lingkar kepala 44 cm

9-12 bulan
- 11 bulan BB 6000 gram
- panjang badan 70 cm
- diberi makanan padat
- bayi mengoceh, tangan belum bisa memegang
kerincingan
- bayi bisa tengkuap bolak-balik
- belum bisa duduk dan belum bisa berdiri
Sendiri
IMUNISASI
- BCG 2 bulan
- polio 5 kali terakhir waktu PIN
- hepatitis B umur 40 hari dan 3 bulan
- DPT umur 4 bulan dan 6 bulan

- umur 11 bulan BB 8,5 kg


- panjang badan 83,9 cm
- sudah bisa makanan padat
- sudah bisa memanggil mama
papa
- sudah bisa duduk dan berdiri
tanpa pegangan

- BCG diberikan pada bulan 1-2


setelah kelahiran
- polio 4 kali sejak lahir
- HB-2 diberikan umur 1 bulan
dan
HB3 pada umur 3-6 bulan
- 3 kali sejak umur 2 bulan

Keadaan lingkungan: jendela kamar selalu ditutup, takut bayi masuk angin, lubang
angin ditutup kertas karena nyamuk sering masuk. Mainana yang ada di rumah:
kerincingan, boneka, sepeda roda tiga. Ibu juga tak banyak bicara.
Bayi juga menderita batu pilek sebagai alasan ibu membawa anaknya ke dokter.
INTERPRETASI KASUS
1. bayi ketika lahir mengalami suatu asfiksia neonatorum karena tidak menangis
spontan. Keadaan asfiksia ini bisa memberikan gangguan pada sel-sel otak yang akan
mengarah pada sekuele otak sebagai gejala sisanya. Tentunya ini bergantung pada
derajad asfiksianya. Derajad ini ditentukan berdasarkan skor Apgar.
Tabel skor apgar:
tanda
A:
warna/appearance
P: pulse
G: grimace

0
Biru/ pucat

A: activity/tonus
otot
R: respiration

lumpuh

1
Tbh kemerahan,
anggt gerak biru
< 100/m
Gerak otot muka
sedikit
Sedang, fleksi sdkt
anggt gerak
Lambat tidak

2
Slrh tbh kemerahan
100/m
Batuk/bersin
Baik, gerakan aktif
Baik menangis kuat

teratur
Tabel derajad asfiksia:
Derajad asfiksia
SA
pH
Tidak asfiksia
7
> 7,2
Asfiksia ringan sedang
4-6
7,1-7,2
Asfiksia berat
3
< 7,1
Berat ringannya asfiksia dinilai pada menit pertama kemudian dilakukan resusitasi
dan dinilai keberhasilan resusitasinya pada menit ke lima.
Untuk kasus ini, kita tidak bisa menentukan derajad asfiksianya karena
kekurangan data yang mendukung.
Keadaan asfiksia bisa menyebabkan suatu retardasi mental pada
perkembangan baji selanjutnya. Begitu pula dengan keadaan mikrosefali yang juga
bisa menyebabkan adanya suatu retardasi mental. Tetapi diagnosis pasti ini nanti
setelah pasien tersebut mendapatkan tes IQ dengan hasil kurang dari 70.
2. bayi mengalami suatu gangguan pertumbuhan. Hal ini dilihat dari keadaan bayi
dengan Berat badan yang normal kemudian adanya berat badan yang statis pada umur
9, 10, dan 11 bulan dengan berat badan 6000 gram. Faktor internal dan eksternal
mempengaruhi proses pertumbuhan ini. Faktor internal mencakup genetik
orangtuanya, proses selama kehamilan seperti nutrisi, penyakit, obat dan yang
lainnya. Sedangkan faktor eksternal mencakup nutrisi yang diberikan pada bayi,
penyakit yang didertia bayi serta polusi dan aktivitas fisik.
Kriteria adanya suatu gangguan pertumbuhan degan menggunakan kurva pada Kartu
Menuju Sehat adalah
a. garis pertumbuhan berat badan menurun atau lebih rendah dari bulan sebelumnya
b. garis pertumbuhan menetap atau mendatar sebagaimana pada keadaan kasus
dimana berat badan bayi menetap 3 bulan terakhir
c. garis pertumbuhan naik tetapi pindah ke kurva yang dibawahnya

5
3

Sedangkan garis pertumbuhan yang seharusnya dicapai oleh bayi adalah


a. Garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna
b. Garis pertumbuhan naik dan pindah ke pita warna di atasnya

3. pada bayi ini mengalami suatu gangguan perkembangan. Hal ini bisa dilihat pada
keadaan perkembangan motorik kasar bayi sekarang dimana bayi belum bisa berdiri
dengan atau tanpa pegangan bahkan bayi belum bisa duduk. Bayi tersebut baru bisa
bolak balik. Keadaan tengkurap bolak balik seharusnya dicapai bayi pada umur 5,4
bulan berdasarkan persentil 90 Denver II.
Begitu pula perkembangan bicara atau bahasa dimana pada kasus ini bayi baru bisa
mengoceh, padahal pada umur 11 bulan bayi seharusnya sudah bisa mengucapkan
satu kata misalnya mama atau papa. Keadaan tengkurap mengoceh seharusnya
dicapai bayi pada umur 4,3 bulan berdasarkan persentil 90 Denver II.
Untuk aspek perkembangan lainnya seperti motorik halus bisa dilihat pada bayi
dimana bayi belum bisa memegang kerincingan. Begitu pula aspek sosialisasi dan
kemandirian bayi.
Banyak hal hang mempengaruhi proses perkembangan bayi ini dan terbagi faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor internal meliputi pengaruh genetik dan proses
sejak kehamilan seperti bunyi-bunyian yang diperdengarkan selama kehamilan
mempengaruhi perkembangan neuron otak (bunyi yang mengarahkan perkembangan
otak kearah yang lebih baik hanya dua yaitu bunyi mozaik dan bacaan al quran).
Faktor eksternal meliputi gizi dari bayi itu sendiri (yang pada kasus ini mengalami
suatu gangguan), kualitas pengasuh dan keluarga dimana pada kasus ini keadaan ibu
yang diam saja bisa mempengaruhi perkembangan anak. Boleh jadi kurangnya
pemberian stimulasi/rangsangan pada bayi oleh ibunya mengakibatkan keadaan bayi
sekarang yang hanya bisa mengoceh dan tengkurap bolak balik.

3. status gizi pada bayi ini


Status gizi balita diukur berdasarkan status antropometri dan keadaan klinis.
Status antropometri meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan panjang
badan.
Status klinis meliputi:
a. Anamnesa: gejala panas (berapa hari), kejang, sesak napas dan lainnya
b. pemeriksaan fisik untuk tanda klinis meliputi: nadi, suhu, pernapasan, kesadaran,
tanda dehidrasi dan tanta renjatan.
Tanda
Denyut nadi dan pernafasan

Pernafasan

Suhu

Tanda tanda Renjatan

Batasan

Klasifikasi

Bila denyut nadi naik > 25


kali/ menit
Nadi cepat :
* Denyut nadi >160 kali/menit
(< 1 thn).
* Denyut nadi >140 kali/menit
(> 1 thn).
disertai
Peningkatan pernafasan > 5
kali/menit.

Infeksi atau
Gagal jantung
(kemung-kinan
karena overhidrasi
pada saat pemberian
makan atau rehidrasi
terlalu cepat.

Pernafasan cepat :
Pneumonia
> 60 x/mnt untuk balita usia < 2
bulan
> 50 x/mnt untuk balita usia 2
12 bln
> 40 x/mnt untuk balita usia 12
bulan sampai 5 tahun
Setiap kenaikan atau
penurunan secara tiba-tiba.
Suhu aksiler < 36,50C atau
teraba dingin

Infeksi
Hipotermi
(mungkin infeksi atau
tidak makan sama
atau balita tidak
diselimuti)

Tanda tanda Dehidrasi


(terdapat dua atau lebih tanda
tanda berikut)

Tubuh yang sangat lemah


Letargis (kesadaran
menurun)
Kehilangan kesadaran
Tangan dan kaki dingin

Letargis
Balita gelisah dan rewel
Mata cekung, tidak ada air
mata
Mulut dan lidah kering
Turgot kulit lambat
(kembalinya cubitan
lambat)

Kita juga memeriksa tanda-tanda klinis gizi buruk pada bayi seperti kwasiorkor dan
marasmus.
Dengan menggunakan pengukuran antropometri dari WHO tahun 2005 (WHO
Anthro 2005: Software for assessing growth and development of the world's
children), maka kita akan mendapatkan keadaan antropometrik bayi dengan umur 11
bulan , berat badan 6 kg, dan panjang badan 70 cm serta kita menganggap tidak
adanya udem pada bayi laki-laki ini.

Maka akan didapatkan nilai z-score:


Weight-for-height
: -4,22
Length-for-age
: -2,42
Weight-for-age
: -4,14
BMI-for-age
: -4,09
Maka akan didapatkan grafik:
Sehingga bayi ini tergolong gizi buruk karena berat badannya dibawah -3 SD dan
panjang badannya dibawah -2SD serta ada tanda klinis yaitu batuk pilek.
Status gizi pada bayi ini dipengaruhi oleh kesediaan pangan dalam keluarga (yang
dipengaruhi pendapatan keluarga), infeksi penyakit pada bayi seperti batuk pilek pada
bayi ini, perilaku asuhan anak (tidak mendapatkan sinar matahari dan ventilasi yang
cukup) dan pengetahuan gizi untuk bayi.
4. bayi ini juga tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap karena belum
mendapatkan imunisasi campak dan imunisasi DPT yang masih kurang. Akibatnya
anak bisa lebih rentan terhadap penyakit sehingga bisa mendapat penyakit batuk
pilek.
5. pemberian makanan padat pada usia 3 bulan berbahaya karena bisa menimbulkan
pengendapan zat makanan pada lambung, menimbulkan infeksi dan juga bisa
menyebabkan obstruksi usus karena pada umur 3 bukan, keadaan saluran pencernaan

belum sempurna: gerakan peristaltik usus yang masih belum baik karena saraf-saraf
intrinsik usus masih dalam proses pematangan.
KESIMPULAN INTERPRETASI
Pada bayi ini terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan dan status gizinya
adalah gizi buruk dan menderita batuk pilek. Kemungkinan penyebab utama dari
semua ini adalah faktor ibu itu sendiri. Mungkin karena ibu kurang memperhatikan
pemberian makanan bayi (dalam hal ini ASI yang juga bermanfaat dalam menangkal
infeksi atau makanan pendamping ASI), kurang memiliki pengetahuan tentang gizi
balita, tidak melengkapi imunisasi anaknya, serta tidak menyediakan lingkungan yang
baik agar anaknya bisa tumbuh dengan baik. Mungkin juga ibu ini kurang
memberikan stimulasi pada anak yang mendukung perkembangannya.
Mungkin juga keadaan ekonomi ibu yang rendah sehingga ibu menderita kekurangan
gizi (berakibat jumlah ASI yang dihasilkan tidak banyak) dan tidak bisa membeli
makanan tambahan selama menyusui.
PENATALAKSANAAN
1. pemberian pengetahuan kepada ibu tentang gizi bayi dan hal-hal yang terkait
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak serta penjelasan keadaan
bayinya saat ini.
2. penyusunan jadwal makanan bayi
kebutuhan kalori bayi umur 11 bulan adalah 100 kkal/kg BB/hari
8,5 kg x 100 kkal/kg BB/hari = 850 kkal per hari. Protein 15 gram.
Pada keadaan sakit (batuk pilek pada bayi ini), kebutuhan energi lebih banyak.
Komposisi makanan:
ASI atau
sesuka bayi
Formula lanjutan
2 kali 200-250 ml
Bubur susu
2 kali 40-50 gram bubuk
Nasi tim
1 kali40-50 gram bubuk
Jus buah
1-2 kali 50-100 ml
Catatan: nasi tim tidak perlu disaring
Jam makan lebih bebas
Jenis makanan lebih bervariasi
Waktu pemberian makanan
06.00
SB
08.00
BS + 1 butir telur
10.30
buah-buahan
13.00
NT (tak disaring) + kaldu/sup
16.00
buah-buahan atau biskuit
18.00
NT

10

Sebelum tidur
SB
BS
NT

SB

= susu buatan
= bubur susu
= nasi tim

Untuk ibu(keluarga) dengan ekonomi rendah:


Cara membuat pengganti susu ibu yang sederhana:
Bahan yang diperlukan:
Susu sapi
125 ml=2/3 cangkir
Air matang
75 ml= 1/3 cangkir
Gula pasir
15 gram=1 sendok makan besar
atau
bubuk susu full-cream
15 g= 1 sendok makan besar
air matang
200 ml = 1 cangkir
gula pasir
15 g = 1 sendok makan besar
dengan demikian maka tiap 100 ml mengandung kurang lebih 70 kkal energi
dan 4 gram protein.
Cara membuat bubur susu adalah sebagai berikut:
Bahan yang diperlukan:
Susu sapi
150-200 ml
Tepung (beras, maizena, havermout) 15-20 gram
Gula pasir
5-10 gram
Cara membuatnya:
Sebagian susu dicampur dengan tepung yang sudah disediakan, selebihnya
dididihkan diatas api dan tepung yang sudah cair dan gula pasir dimasukkan
dalam susu yang sudah mendidih sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan
sendok kayu untuk beberapa menit.
Cara membuat nasi tim:
Bahan yang diperlukan:
Beras
20 gram
Hati ayam/daging/ikan/tahu/tempe 30 gram
Sayur (wortel/bayam/tomat)
30 gram
Cara membuatnya:
Semua bahan dibersihkan kemudian dicuci dan dimasukkan ke dalam panci
(jika ada dengan panci tim untuk menghindari melenyapnya berbagai vitamin)
dengan kira-kira 750 ml air. Jika sudah masak, isinya dikeluarkan dan
dihaluskan dengan saringan atau blender.
Bagi golongan sosio-ekonomi ini makanan bayi dalam kaleng tidak
terjangkau. Beberapa produsen makanan bayi memasarkan produk yang lebih
murah dengan memakai protein asal tumbuh-rumbuhan seperti kacang
kedelai, kacang hijau dan sebagainya dan dikemas dalam kertas aluminium.

11

3. mengajarkan pada ibu tentang pemberian kebutuhan stimulasi pada


anak(asah), kebutuhan kasih sayang dan emosi (asih), dan kebutuhan fisis
biomedis (asuh) yang mendukung perkembangan anak.
Kebutuhan akan stimulasi ditujukan untuk merangsang fungsi sensorik,
motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional, kemandirian dan
kreativitas dengan cara rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara,
menyanyi dan bermain. Semua ini dilakukan setiap kali berinteraksi dengan
anak (memandikan, bermain dan lain sebagainya) dengan suasana yang
nyaman, gembira, kasih sayang serta dorongan kepada anak untuk mencoba.
Keterlibatan keluarga utamanya ayah juga diperlukan.
4. mengobati batuk pilek pada bayi dengan menetapkan diagnosisnya dan
memberikan obat yang sesuai
5. melengkapi imunisasi yang masih kurang dan kalau perlu memberikan
imunisasi lain yang tidak termasuk dalam program pengembangan imunisasi
(PPI).
Rekomendasi ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004*(*revisi September
2003)

umur pemberian imunisasi


bulan
Lhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5
Program pengembangan imunisasi (PPI, diwajibkan)
BCG
1
Hepatitis B 1 2
3
Polio
0
1
2
3
4
5
DPT
1
2
3
4
5
vaksin

Campak
1
program pengembangan imunisasi non PPI (non PPI, diwajibkan)
Hib
1
2
3
4
MMR
1
Tifoid
Hepatitis A
Varisela

tahun
6

10 12

6 dT
atau
TT
2
2
Ulangan tiap tiga tahun
Diberikan 2
kali,interval 6-12 bln
1

6. menganjurkan ibu untuk mengikuti program pemerintah yang terkait dengan


Makanan Pendamping ASI (jika ada).

12

LAPORAN PBL INDIVIDU


SISTEM TUMBUH KEMBANG ANAK DAN GERIATRI

13

MODUL GANGGUAN TUMBUH-KEMBANG


MASA BAYI

NAMA
STAMBUK
KELOMPOK

: Anwar Jalling
: C111 04 006
: B5

TUTOR:
Prof.Dr.dr. Nurpuji Taslim,Sp.GK
dr. Urfianty

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2006

14

Anda mungkin juga menyukai