Anda di halaman 1dari 3

Contoh Zat Aktif dalam Disinfektan

1. Klorin

2.

3.

4.

5.

6.

Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit. Mekanisme kerjanya adalah
menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme dengan cara menghambat enzimenzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat. Kelebihan dari disinfektan ini adalah
mudah digunakan, dan jenis mikroorganisme yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga
cukup luas, meliputi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Kelemahan dari
disinfektan berbahan dasar klorin adalah dapat menyebabkan korosi pada pH rendah
(suasana asam), meskipun sebenarnya pH rendah diperlukan untuk mencapai efektivitas
optimum disinfektan ini. Klorin juga cepat terinaktivasi jika terpapar senyawa organik
tertentu.
Iodin
Iodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala
kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutanetanol cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air
jernih. Salah satu senyawa iodine yang sering digunakan sebagai disinfektan
adalah iodofor. Sifatnya stabil, memiliki waktu simpan yang cukup panjang, aktif mematikan
hampir semua sel bakteri, namun tidak aktif mematikan spora, nonkorosif, dan mudah
terdispersi. Kelemahan iodofor diantaranya aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7 (netral)
dan lebih dan mahal. Iodofor tidak dapat digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49 C.
Alkohol
Alkohol disinfektan
yang
banyak
dipakai
untuk
peralatan
medis,
contohnya termometer oral. Umumnya digunakan etil alkohol dan isopropil alcohol dengan
konsentrasi 60-90%, tidak bersifat korosif terhadap logam, cepat menguap, dan dapat
merusak bahan yang terbuat dari karet atau plastik.
Formaldehida
Formaldehida atau dikenal juga sebagai formalin, dengan konsentasi efektif sekitar
8%. Formaldehida merupakan disinfektan yang bersifat karsinogenik pada konsentrasi tinggi
namun tidak korosif terhadap metal, dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan
pernapasan. Senyawa ini memiliki daya inaktivasi mikroba dengan spektrum luas.
Formaldehida juga dapat terinaktivasi oleh senyawa organik.
Kalium permanganat
Kalium permanganat merupakan zat oksidan kuat namun tidak tepat untuk disinfeksi
air. Penggunaan senyawa ini dapat menimbulkan perubahan rasa, warna, dan bau pada air.
Meskipun begitu, senyawa ini cukup efektif terhadap bakteri Vibrio cholerae.
Fenol
Fenol merupakan bahan antibakteri yang cukup kuat dalam konsentrasi 1-2% dalam
air, umumnya dikenal dengan lisol dan kreolin. Fenol dapat diperoleh melalui distilasi produk
minyak bumi tertentu. Fenol bersifat toksik, stabil, tahan lama, berbau tidak sedap, dan
dapat menyebabkan iritasi. Mekanisme kerja senyawa ini adalah dengan
penghancuran dinding sel dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme
sehingga terjadi koagulasi dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Disinfektan)

1. Jamur Aspergillus niger


Aspergilus
niger merupakan fungi dari
filum ascomycetes yang
berfilamen,
mempunyai hifa berseptat, dan dapat ditemukan melimpah di alam. Fungi ini biasanya diisolasi
dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di dalam ruangan. Koloninya berwarna putih pada Agar
Dekstrosa Kentang (PDA) 25 C dan berubah menjadi hitam ketika konidia dibentuk. Kepala
konidia dari A.Niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang
lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur.
A. niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 C, dengan suhu minimum 6-8 C, dan
suhu maksimum 45-47 C. Selain itu, dalam proses pertumbuhannya fungi ini
memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). A. niger memiliki warna dasar berwarna putih atau
kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam.
Dalam metabolismenya A. niger dapat menghasilkan asam sitrat sehingga fungi ini
banyak digunakan sebagai model fermentasi karena fungi ini tidak menghasilkan
mikotoksin sehingga tidak membahayakan. Selain itu, A. niger juga menghasilkan gallic acid yang
merupakan senyawa fenolik yang biasa digunakan dalam industri farmasi dan juga dapat
menjadi substrat untuk memproduksi senyawa antioksidan dalam industri makanan.
A. niger dalam pertumbuhannya berhubungan langsung dengan zat makanan yang
terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang terdapat disekeliling hifa dapat langsung
diserap sedangkan molekul yang lebih kompleks harus dipecah dahulu sebelum diserap ke
dalam sel,
dengan
menghasilkan
beberapa
enzim
ekstra
seluler
seperti protease, amilase,mananase, dan -glaktosidase. Bahan organik dari substrat digunakan
oleh Aspergillus
niger untuk
aktivitas transport
molekul,
pemeliharaan struktur sel,
dan mobilitas sel.
http://id.wikipedia.org/wiki/Aspergillus_niger
2. Jamur Tempe
Rhizopus oligosporus termasuk dalam Zygomycota yang sering dimanfaatkan dalam
pembuatan tempe dari proses fermentasi kacang kedelai, karena R. oligosporusyang
menghasilkan enzim fitase yang memecah fitat membuat komponen makropada kedelai dipecah
menjadi komponen mikro sehingga tempe lebih mudah dicerna dan zat gizinya lebih mudah
terserap tubuh. Fungi ini juga dapat memfermentasi substrat lain, memproduksi enzim, dan
mengolah limbah. Salah satu enzim yang diproduksi tersebut adalah dari golongan protease.
R. oligosporus mempunyai koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi 1 mm atau
lebih. Sporangiofor tunggal atau dalam kelompok dengan dinding halus atau agak sedikit kasar,
dengan panjang lebih dari 1000 mikro meter dan diameter 10-18 mikro meter. Sporangia
globosa yang pada saat masak berwarna hitam kecoklatan, dengan diameter 100-180 mikro
meter. Klamidospora banyak, tunggal atau rantaian pendek, tidak berwarna, dengan
berisi granula, terbentuk pada hifa, sporangiofor dan sporangia. Bentuk klamidospora globosa,
elip atau silindris dengan ukuran 7-30 mikro meter atau 12-45 mikro meter x 7-35 mikro meter.

R. oligosporus dapat tumbuh optimum pada suhu 30-35 C, dengan suhu minimum
12 C, dan suhu maksimum 42 C.
Beberapa manfaat dari R. oligosporus antara lain meliputi aktivitas enzimatiknya,
kemampuan menghasilkan antibiotik alami yang secara khusus dapat melawan bakteri gram
positif, biosintesa vitamin-vitamin B, kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen,
perkecambahan spora, dan penetrisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji kedelai.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rhizopus_oligosporus
3. Jamur Tomat Busuk
Busuk buah disebabkan oleh jamur Thanatephorus cucumeris. Penyakit ini
menyerang buah tomat. Buah yang terserang akan terlihat bercak kecil berwarna coklat.
Kemudian akan membesar, cekung dan bagian tengahnya retak.
Selain itu ada busuk buah yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum coccodes.
Gejalanya terdapat bercak kecil berair, membulat dan cekung. Pada pangkal buah dekat
tangkai terdapat bercak ungu.
Pengendaliannya adalah dengan menggunakan benih resisten. Sisa tanamn yang
sakit tidak boleh dipendam tapi harus dibakar untuk memutus siklus hidup jamur. Gunakan
air untuk menopang tanaman tomat agar buah tidak menyentuh tanah. Lakukan rotasi
tanaman bila serangan meluas semprot dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafol.
http://alamtani.com/tanaman-tomat.html

Anda mungkin juga menyukai