Abstract
Total coal reserve in Indonesia are very abundant around 65.4 billion tons. Most of the coal reserve in
Indonesia is low quality coal such as sub- bituminous and lignite. The use of coal as a fuel source is less varied.
Indonesian coal is commonly used as power plant fuel. Other uses are in the form of briquettes. But there are
still some obstacles in its use. One of the obstacle in the use of coal briquettes is in its ignition time that takes a
long time, which is about 10 minutes. So far, the use of briquettes is still conventional, one of them is by soaking
in kerosene in order to accelerate the ignition time. However, this method is less efficient and produce kerosene
soot/smoke. Therefore, innovation is needed in the coal briquettes production for easy use. Coveringthe
briquettes with a mixture of ethanol and stearic acid through the process of coating is one of the innovations to
speed up the process of ignition of coal briquettes. Coal briquette carbonized at a temperature of 600900oC in
a vacuum condition to reduce the value of volatile matter. This is done in order to minimize the output of soot
produced during the combustion process. Furthermore, coal briquette is dried to reduce moisture content in
order to speed up the ignition time. Ethanol can increase the calorific value of combustion. The combustion of
ethanol produces 7.022 calories/gram and the combustion of sub-bituminous briquette coals produce heat at
6.000 calories/gram. The use of ethanol as a substitute for kerosene is also intended to reduce soot/smoke as
combustion products. This is because ethanol has a shorter carbon chain than kerosene. The coating process
can speed up the ignition time up to 80%. Based on the experimental results , the highest efficiency is obtained
at ratio 1:1 ethanol and stearic acid with 20 mesh size coal briquettes and 4 mm thick layer .
Keywords: coal, briquette, ethanol, stearic acid, ignition time, coating
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi diera globalisasi
menyebabkan peningkatan konsumsi energi di
berbagai
sektor
kehidupan.Sumber
energi
merupakan sesuatu yang penting dalam semua
bidang kehidupan manusia, namun yang menjadi
permasalahan adalah sumber energi minyak bumi
sebagai sumber energi utama cadangannya semakin
menipis. Konsumsi terbanyak sumber energi
berdasarkan skala penggunaannya adalah minyak
bumi dengan nilai 33,1 persen konsumsi energi
global. Melihat permasalahan ini, Indonesia perlu
mencari bahan bakar alternatif sebagai pengganti
kayu bakar dan minyak bumi dengan spesifikasi
mendekati kayu bakar baik dari sisi karakteristik
pembakaran dan karakteristik mekanik.
Salah satu langkah untuk mengatasi
permasalahan ini adalah pemanfaatan batubara
dalam bentuk briket sebagai penutup kebutuhan
energi nasional yang belum terpenuhi. Briket
batubara mempunyai keuntungan ekonomis karena
dapat diproduksi secara sederhana, memiliki nilai
kalor yang tinggi, dan ketersediaan batubara cukup
banyak di Indonesia sehingga dapat bersaing
dengan bahan bakar lain.
Walaupun demikian, briket batubara
memiliki keterbatasan dalam penggunaannya, yaitu
waktu penyalaan awal memakan waktu 510 menit.
Biasanya diperlukan sedikit penyiraman minyak
tanah agar briket batubara dapat terbakar. Apabila
penggunaan briket batubara masih tergantung
dengan minyak tanah dalam penggunaanya, maka
briket batubara tidak efektif dijadikan penutup
suplai bahan bakar minyak bumi.
Waktu penyalaan awal yang cukup lama ini
lah yang mendasari dilakukannya penelitian ini
dengan tujuan untuk mempercepat waktu nyala
penyalaan briket batubara subbituminus. Waktu
penyalaan subbituminus ini memakan waktu 1020
menit. Penelitian ini dilakukan denganmenganalisa
efektivitas ethanol padat dalam pembakaran briket
batubara jenis subbituminus sebagai model briket
yang aplikatif dan efektif penggunaannya.
Batubara
Batubara
merupakanbahanbakar
yang
terbentuksebagaisuatujebakansedimenakibatpenimb
unandanpengendapanhancuranbahanberselulosa
yang berasaldaritumbuh-tumbuhan dalam waktu
yang
lama.
Bahaniniterpadatkandanterubahkarenaadanya
proses
tekanandanpanas.
Bentukawaldaripemadataniniadalahberupagambut
yang dengan proses fisikadankimiadari proses
alamakanberubahmenjadilignit,
subbituminus,
bituminusdanantrasittergantungbesardan
lama
perubahan yang dialami.
Padadasarnyabatubaraterdiriatastigakompon
en,yaitukarbonsebagaiunsurutama,
zatterbang
(mineral organikdananorganik), dankadar air.
Kandunganinimempunyaikomposisi
yang
berbedasetiapperingkatbatubara.
Batubara
lignitdansubbituminusbiasanyaditandaidengantingg
inyakandungan air danzatterbang. (Lowrey, 1963)
KlasifikasiBatubara Menurut ASTM (American
Standard for Testing Material)
ASTM
mengklasifikasikan
peringkat
batubara atas dasar dua variabel yaitu prosentase
zat terbang untuk batubara peringkat tinggi dan
nilai kalor untuk batubara peringkat rendah.
Sebagai rujukan, rentang prosentase karbon tetap,
prosentase zat terbang, dan nilai kalor untuk
batubara dapat dideskripsikan pada Tabel 1.
Tabel 1.Klasifikasi batubara berdasarkan peringkat
menurut ASTM
terperangkapterbakarselamabeberapadetik.
Lamanyawaktunyalabriketsampaiterbentuknyabara
api.
Lamanyawaktudanbriketterbakartergantungmassad
anrasiodarietanol yang digunakan.
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tepung sagu (kanji), batubara subbituminus,
etanol 99%, asam stearat dan aquadest.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Muffle Furnace, ayakan dengan ukuran 20;
40; 60; 70; dan 100 mesh,hot plate, alat pencetak
briket Specimen Mount Press dan Oven.
Prosedur Penelitian
Karbonisasi Batubara
Batubara yang dipakai adalah batubara jenis
subbituminus. Proses karbonisasi diawali dengan
pemisahan bagian batubara dari bagian yang tidak
digunakan seperti kotoran yang menempel. Lalu
batubara tersebut dihancurkan hingga ukurannya
menjadi kecil untuk memudahkan karbonisasi
dalam furnace. Batubara yang telah dihancurkan
kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselin.
Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan
furnace dengan variabel suhu 500oC selama 30
menit. Setelah diangkat dan didinginkan, arang
batubara hasil karbonisasi dihaluskan dan diayak
dengan ayakan sieve nomor 20, 40, 60, 70, dan 100
mesh sehingga dihasilkan serbuk arang sesuai
dengan ukuran partikel serbuk arang yang
diinginkan.
Pembuatan Larutan Kanji
Media perekat briket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tepung kanji. Pembuatan
tepung kanji dimulai dengan mencampur tepung
kanji dengan aquadest. Lalu larutan tepung kanji
dipanaskan menggunakan hot plate hingga larutan
kanji mengental. Setelah itu larutan kanji yang
telah mengnental sudah dapat digunakan sebai
bahan perekat.
Pembriketan
Setelah dilakukan proses karbonisasi proses
selanjutnya adalah pembriketan. Hasil arang
batubara yang telah dikarbonisasi dengan variabel
ukuran mesh dicampur dengan larutan kanji pada
suatu loyang dengan berat total pencampuran
sebesar 50 gram. Setelah diaduk rata dan
dimasukkan ke dalam cetakan dan briket dipress
menggunakan alat pencetak briket Specimen
Mount Press. Setelah itu, briket yang sudah jadi
dipanaskan di dalam oven pada temperatur 80 oC
selama 5 jam untuk menghilangkan kadar air yang
masih tertinggal di dalam briket. Di tahap akhir,
briket disiapkan dengan berbagai ukuran, yaitu
20,40,60,80, dan 100 mesh masing-masing dua
buah.
(a)
dapat
(b)
Waktu Nyala
300
240
180
120
60
0
coating 0,2
20 40 60 80 100
Tebal Coating (mesh)
coating 0,4
DAFTAR PUSTAKA
Bayuseno, A.P., dkk. 2008. PengaruhSifatFisik
Dan Struktur Mineral Batu Bara
LokalTerhadapSifatPembakaran.Fa
kultasTeknikUniversitasDipenogoro,
Semarang.
Jamilatun,
S.
2008.
SifatSifatPenyalaandanPembakaranBriket
BiomasaBriketBatu
Bara,
danArangKayu.JurnalRekayasa
ProsesVolume 2 Nomor 2.
Jamilatun,
S.
2011.
KualitasSifatSifatPenyalaandariPembakaranBriket
TempurungKelapa,
BriketSerbukGergajiKayuJati,
BriketSekamPadidanBatu
Bara.Prosiding
Seminar
NasionalTeknik Kimia Kejuangan
PengembanganTeknologi
Kimia
untukPengolahanSumberDayaAlam
Indonesia, Yogyakarta.
Novrizqa,
A.S.,danPrabowo.
2013.
StudiNumerikKarakteristikPengerin
gan Batubara padaFluidized Bed
Coal
DryerTerhadapPengaruhVariasiTem
peratur
Air
HeaterdenganTube
HeaterTersusuStaggereddanPerbandi
ngan Volume Chamber dan Volume
Batubara
Sebesar
50%.JurnalTeknikPomitsVolume
2Nomor 1.
Poertadji, S., dkk.2006. PengaruhAglomerasi AirMinyakSawitTerhadap
Kadar
Karbondan NilaiKalori Batubara
Semi-Antrasit,
Bituminus,
dan
Subbituminus.JurnalSainsMateri
IndonesiaVolume 7 Nomor 3.