Anda di halaman 1dari 9

Teknik Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di Lahan

Konstruksi Skala Kecil


Sari
Lahan konstruksi skala kecil adalah lahan konstruksi milik perorangan yang berada di
daerah padat penduduk. Jumlah erosi dan sedimentasi yang terjadi di lahan ini relatif kecil, namun
akumulasi jumlah erosi dan sedimentasi dari beberapa lahan konstruksi akan berdampak cukup
besar pada sistem drainase perkotaan dan lingkungan sekitar lahan kostruksi. Dampak tersebut
dapat berupa tersumbatnya saluran drainase perkotaan karena pada umumnya saluran drainase
perkotaan tidak dirancang untuk mengalirkan sedimen dalam jumlah besar. Jika hal itu terjadi,
maka banjir dapat terjadi sehingga akan menimbulkan kerugian yang besar. Selain itu, limbah
konstruksi seperti cat dan semen yang terbawa arus limpasan hujan juga dapat mencemari
lingkungan di sekitar lahan konstruksi. Untuk itu diperlukan suatu pengendali1an erosi dan
sedimentasi di lahan konstruksi skala kecil yang berupa pelapisan jalan keluar atau masuk lahan
konstruksi, pengaturan aliran air yang masuk ke lahan konstruksi, pengurangan jumlah erosi di
lahan konstruksi, dan pengaturan sedimen yang keluar dari lahan konstruksi.
Kata kunci : Pengendalian erosi, Pengendalian sedimentasi, Lahan konstruksi

Pendahuluan
Konstruksi skala kecil yang dimaksud dalam tulisan ini adalah konstruksi
di lahan milik perorangan yang berada di sekitar daerah padat penduduk seperti
konstruksi gedung perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan, rumah sakit dan
rumah tinggal. Selama proses konstruksi, terdapat banyak sekali pekerjaan tanah
yang mengakibatkan kestabilan tanah di lahan tersebut terganggu, seperti
pekerjaan galian dan timbunan tanah dalam proses pembuatan pondasi gedung
yang mengakibatkan tanah tersebut mudah tererosi. Walaupun jumlah tanah yang
tererosi di suatu lahan konstruksi relatif kecil, akumulasi jumlah erosi tanah dari
beberapa lahan konstruksi yang berada di daerah padat penduduk akan
memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap jumlah sedimen yang

dihasilkan. Jika jumlah sedimen yang dihasilkan sangat besar, maka hal ini dapat
berdampak pada tersumbatnya saluran drainase perkotaan yang umumnya tidak
dirancang untuk mengalirkan sedimen dalam jumlah besar. Untuk mencegah hal
tersebut, diperlukan suatu tindakan pencegahan untuk mengurangi jumlah erosi
dan sedimentasi di lahan konstruksi.
Tindakan pengendalian erosi dan sedimentasi di lahan konstruksi skala
kecil dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa membutuhkan biaya yang besar,
namun manfaat dari tindakan ini sangat besar terhadap lingkungan di sekitar
lokasi lahan konstruksi. Selain itu, tindakan ini juga sangat bermanfaat bagi
keberlangsungan konstruksi itu sendiri. Dengan adanya pengendalian erosi dan
sedimentasi di lahan konstruksi, tanah di lahan tersebut tidak akan menjadi
terlalalu lembek ketika hujan turun sehingga proses kontruksi akan tetap berjalan
dengan lancar. Selain itu, lahan konstruksi tersebut juga tidak akan lagi memiliki
masalah dengan lumpur dan debu yang mengotori bangunan, sehingga akan
mengurangi

biaya

pembersihan

bangunan.

Manfaat

lain

dari

tindakan

pengendalian erosi dan sedimentasi ini adalah berkurangnya komplain dari pihakpihak lain yang merasa terganggu akibat sedimen yang dihasilkan selama proses
konstruksi tersebut berlangsung.
Dampak Erosi dan Sedimentasi di Lahan Konstruksi Skala Kecil
Erosi dan sedimentasi yang terjadi di lahan konstruksi skala kecil dapat
berdampak langsung pada struktur bangunan di lahan tersebut. Contoh dampak
langsung erosi dan sedimentasi pada struktur bangunan adalah rusaknya struktur
pondasi dan dinding penahan tanah akibat berkurangan daya dukung tanah
tersebut. Selain itu, dengan adanya erosi permukaan tanah, lahan konstruksi akan
menjadi tidak rata sehingga diperlukan waktu dan biaya tambahan untuk
pengurukan dan pemadatan lahan. Hal ini tentu saja akan menghambat proses
konstruksi secara keseluruhan.
Selain berdampak langsung pada proses konstruksi, erosi dan sedimentasi
di lahan konstruksi skala kecil juga berdampak pada lingkungan dan infrastruktur
di luar lahan konstruksi. Contoh dari dampak ini adalah tercemarnya air akibat

tercampur dengan limbah konstruksi seperti cat dan semen, terganggunya


keamanan pengendara kendaraan bermotor yang melintasi jalan di sekitar proyek
kontruksi karena adanya lumpur, sampah, dan puing-puing bangunan yang
terbawa arus air ke jalan, dan tersumbatnya saluran drainase perkotaan, bahkan
dapat menimbulkan banjir, sehingga membutuhkan biaya perawatan tambahan.
Teknik Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di Lahan Konstruksi Skala
Kecil
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengendalikan erosi dan
sedimentasi di lahan konstruksi skala kecil adalah:
1.

melapisi jalan keluar atau masuk lahan konstruksi dengan perkerasan dari
batu atau beton
Sebaiknya perkerasan jalan ini dibuat mulai dari permulaan jalan masuk
proyek hingga tepat didepan lokasi bangunan utama yang sedang dibangun.
Namun, jika tidak memungkinkan, maka perkerasan ini cukup dibuat sejauh
10 meter kedalam lahan proyek dihitung dari permulaan jalan masuk
proyek. Perkerasan jalan ini bisa dibuat dari kerikil atau dari beton-beton
sisa konstruksi bangunan. Contoh dari jalan keluar atau masuk proyek yang
diperkeras dapat dilihat di gambar 1.

Gambar 1 Perkerasan jalan keluar atau masuk proyek (Sumber: Erosion


and Sediment Control Guidelines for Small Sites : 2007)

2.

mengatur aliran air yang masuk ke lahan konstruksi


Aliran air yang akan memasuki lahan konstruksi sebaiknya diatur agar
tidak memasuki lahan konstruksi dengan cara membuat saluran drainase
disekeliling lokasi proyek, tergantung pada arah aliran air. Jika arah aliran
dapat dialihkan, maka debit limpasan yang melalui lahan konstruksi akan
mengecil sehingga akan mengurangi jumlah erosi permukaan tanah di lahan
tersebut. Contoh saluran drainase untuk mengalihkan arah aliran dan layoutnya dapat dilihat di gambar 2 dan 3.

Gambar 2 Saluran drainase pengalih aliran (Sumber: Erosion and Sediment


Control Guidelines for Small Sites : 2007)

Gambar 3 Layout saluran drainase di lahan konstruksi (Sumber: Erosion


and Sediment Control Guidelines for Small Sites : 2007)
3.

mengurangi jumlah erosi di lahan konstruksi


Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah erosi adalah
dengan cara meminimalkan jumlah pekerjaan tanah dan sebisa mungkin
mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan tanah tersebut. Selain itu,
diusahakan juga agar vegetasi yang ada di lahan konstruksi tidak dirusak
untuk mengurangi luas lahan gundul yang berpotensi tererosi. Untuk tanah
dengan tingkat erosi tinggi, penggunaan selimut pengendali erosi (erosion

control blanket) sangat dianjurkan untuk melapisi tanah tersebut dari


limpasan air hujan. Contoh dari penggunaan selimut pengendali erosi
(erosion control blanket) dapat dilihat di gambar 4.

Gambar 4 Selimut pengendali erosi (Sumber: Erosion and Sediment


Control Guidelines for Small Sites : 2007)
4.

mengatur sedimen yang akan keluar dari lahan konstruksi


Sedimen yang dihasilkan dari erosi lahan konstruksi dapat ditahan dengan
menggunakan pagar sedimen (sediment fence) agar sedimen tersebut tidak
terangkut keluar lahan konstruksi. Pagar sedimen (sediment fence) ini
sebaiknya diletakkan di di lokasi terendah di lahan konstruksi tersebut dan
berada di permukaan tanah dengan kemiringan yang relatif landai untuk
mengurangi besarnya gaya dorong dari air limpasan hujan. Terdapat dua
jenis pemasangan pagar sedimen (sediment fence) ini, jika tidak
memungkinkan untuk menanam pagar sedimen (sediment fence) ini ke
dalam tanah, maka pagar sedimen (sediment fence) harus diletakkan di atas
permukaan tanah dan ditimbun dengan tumpukan batu setinggi minimal 100

mm. Contoh pemasangan pagar sedimen (sediment fence) ini dapat dilihat di
gambar 5 dan 6.

Gambar 5 Detail konstruksi pagar sedimen (Sumber: Erosion and Sediment


Control Guidelines for Small Sites : 2007)

Gambar 6 Alternatif pemasangan pagar sedimen (Sumber: Erosion and


Sediment Control Guidelines for Small Sites : 2007)

Simpulan
Tindakan pengendalian erosi dan sedimentasi untuk lahan konstruksi skala
kecil merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Perancang bangunan
juga harus memperhatikan dampak erosi dan sedimentasi ini terhadap
keberlangsungan proyek konstruksi itu sendiri, maupun dampaknya terhadap
lingkungan sekitar lahan konstruksi. Teknik pengendalian erosi dan sedimentasi
yang diuraikan sebelumnya merupakan hal yang sangat sederhana dan sangat
mudah untuk dilakukan. Selain itu teknik tersebut juga tidak membutuhkan biaya
yang besar jika dibandingkan dengan manfaat yang dihasilkannya. Pengendalian
erosi dan sedimentasi yang dapat digunakan di lahan konstruksi skala kecil adalah
melapisi jalan keluar atau masuk lahan konstruksi dengan perkerasan dari batu
atau beton, mengatur aliran air yang masuk ke lahan konstruksi, mengurangi
jumlah erosi di lahan konstruksi, dan mengatur sedimen yang akan keluar dari
lahan konstruksi.

Daftar Pustaka
Canterbury Regional Council. 2007. Erosion and Sediment Control Guideline A
Better Way of Managing Earthworks and the Environment. Environment
Canterbury.
Canterbury Regional Council. 2007. Erosion and Sediment Control Guidelines for
Small Sites. Environment Canterbury
Smollen, M.D., dkk. 1988. North Carolina North Carolina Erosion and Sediment
Control Planning and Design Manual. NC Department of Environment,
Health, and Natural Resources, Division of Land Resources, Land Quality
Section, Raleigh, North Carolina.

Anda mungkin juga menyukai