Sebelum dilakukan splinting maka gigi yang berubah tempat harus dikembalikan dahulu pada
tempatnya.
Gigi yang intruded tidak perlu displinting karena sudah disokong oleh tulang alveolar, tapi
mereka dapat menghasilkan masalah baru karena dapat menyebabkan pulpa gigi nekrosis
dengan cepat dan resorpsi akar eksternal.
Acrylic atau resin komposit merupakan material yang nyaman untuk dipakai dalam
membuat splinting.Acrylic lebih disukai daripada resin komposit karena lebih mudah
dilepaskan ketika perawatan splint sudah selesai dilakukan.
Acyrlic diindikasikan untuk perawatan splinting yang dilakukan dalam jangka waktu
yang sebentar karena hanya dapat menempel pada enamel 1-2 minggu.
Resin komposit diindikasikan untuk perawatan splint yang dilakukan dalam jangka
waktu lebih lama (mis:pada fraktur akar), karena memiliki ikatan yang kuat dengan
enamel.
Pada waktu melakukan splinting, gigi yang trauma harus disokong, biasanya dengan
menempatkan jari kita pada bagian tepi insisal gigi. Alternatif lain dapat
menggunakan impression compound yaitu dengan menempatkannya pada tepi insisal
gigi rahang yang berlawanan lalu pasien diminta mengigit dengan pelan sehingga
compund akan tertekan kebagian permukaan palatal dan tepi insisal gigi yang
mengalami trauma.
Pembuatan splin dengan material ini dapat dilakukan dengan 2 teknik, yaitu:
Gigi yang displinting harus termasuk paling sedikit gigi di sebelah mesial
dan distal gigi yang goyang.
Etsa bagian 1/3 insisal pada permukaan labial gigi selama 1/2-1 menit
dengan 30-50% asam phosphoric. Bentuk gel lebih disukai jika control dari
gingival bleeding belum sempurna karma gel lebih mudah dipindahkan dari
gigi disbanding bentuk cair.
Campurkan resin sesuai instruksi pabrik dan tempatkan pada permukaan gigi
yang sudah sietsa tadi.
Wire dan resin plant resin digunakan untuk mengikatkan kawat dengan gigi.
Bentuk kawat untuk mengepaskan dengan 1/3 insisal dari permukaan labial
gigi yang akan displint. Akan sangat membantu jika kita membuat suatu tag
pendek pada bagian distal gigi yang menjadi akhir dari splint sehingga kawat
akan selalu berada di tempat yang tepat selama kita melakukan pembentukan
kawat.
Bersihkan permukaan labial gigi yang akan displint, isolasi dan keringkan
gigi. Kemudian etsa enamel pada bagian labial, cuci dan bersihkan.
Tempatkan sejumlah kecil resin pada area yang dietsa, posisikan kawat pada
gigi lalu tambahkan resin sampai bagian dari kawat pada permukaan labial
tertutupi.
2. Splint lainnya
Ada beberapa bahan lain yang dapat digunakan, tetapi kurang disukai jika
dibandingkan acrylic/resin komposit splint. Beberapa contohnya yaitu stainless steel
bands dengan labial brackets yang disemen di gigi dan disatukan dengan menggunakan
acrylic resin atau kawat interdental figure-of-eight.
b. Indirect method dibuat di laboratory dan bisanya digunakan jika metode direct susah dan
tidak mungkin dilakukan.
Splint dibuat dalam plaster-stone cast dari gigi. Bahan yang biasa digunakan adalah
alginate. Harus diperhaikan ketika melakukan pencetakkan agar tidak terjadi displaced
atau tercabutnya gigi. Untuk gigi dengan kegoyangan sedang hanya perlu dilapisi dengan
Vaseline, tapi jika kegoyangan gigi sangat hebat harus disokong dengan bent dental
instrument atau dapat ditutupi dengan casting wax atau metal foil.
Karena splint tidak dibuat dengan segera, maka diperlukan temporary splint untuk
menstabilkan gigi selama splint tetap dibuat. Bahan yang bisanya digunakan yaitu soft
metal dan zinc oxide-euganol cement. Cara pembuatannya, yaitu:
1. Potong metal sesuai ukuran dengan panjang cukup untuk menutupi 2-3 gigi di bagian
mesial dan distal gigi yang goyang serta lebar cukup untuk menutupi bagian tepi
insisal dan 3-4mm melewati bagian labial dan palatal gingival.
2. Tempatkan metal pada gigi dan bentuk permukaan labial dan palatalnya lalu
adaptasikan sedekat mungkin dengan bagian labial dan palatal gigi.
3. Semen metal pada gigi dengan ZOE. Karena temporary splint akan dilepas dalam
beberapa hari saja maka tidak dianjurkan menggunakan semen yang sangat adhesive.
Kekurangan :
Dapat dilepas-lepas oleh pasien
Biaya lebih mahal
Waktu yang dibutuhkan lebih lamakarena melewati proses laboratory
Menutupi bagian tepi insisal gigi anterior dan 2-3mm pada permukaan
labial gigi. Bagian oklusal gigi posterior juga ditutupi unuk menciptakan
kontak oklusal. Pada pasien yang overbite, gigi posterior tidak perlu
ditutupi karena terdapat cukup ruang untuk palatal acrylic.
Lebih diindikasikan pada gigi goyang ringan tapi juga efektif untuk gigi
goyang berat termasuk replanted teeth.
2. fixed splin tidak dianjurkan untuk digunakan karena dapat mengiritasi gingiva dan
tidak menyediakan akses untuk tes vitalitas pulpa.
Potong sesuai dengan gingival margin pada semua gigi pada model
Sumber:
1. Andlaw, R.J. Perawatan Gigi Anak.ed:2. 1992. Jakarta: Widya Medika.