PENDAHULUAN
dan
kawan-kawan
pada
tahun
1959
memperkenalkan
Dehydroemetine yang pada saat tersebut diterima dengan baik oleh banyak orang,
tetapi toksisitasnya masih diragukan apakah lebih rendah dari emetine sendiri.
Baru pada tahun 1966, Metronidazol suatu turunan Nitro-imidazol dilaporkan
sangat baik untuk pengbatan amubiasis.
1
Pada saat sekarang ini pilihan terhadap obat yang digunakan untuk
penderita amubiasis haruslah mempunyai sifat bekerja sebagai tissue amoebicide,
setelah diabsorbsi langsung berdifusi kedalam mukosa usus dengan segera
membunuh amuba, bekerja sebagai lumen amoebicide dan sangat efektif untuk
membunuh kisata dan trofozoid.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui efek
farmakologi dari obat Anti Amuba terhadap penyakit yang disebabkan oleh
Amuba
BAB II
PEMBAHASAN
a. Bentuk entamoeba
Entamoeba terdiri atas tiga bentuk, yaitu :
a. Bentuk kista
merupakan bentuk yang tidak aktif dari amuba yang memiliki membran
pelindung yang ulet dan tahan getah lambung.
b. Bentuk minuta (kecil)
Bila makanan yang terinfeksi oleh kista amuba masuk ke usus manusia,
kista akan pecah dan berkembang menjadi bentuk aktif yang disebut
tropozoit, memperbanyak diri dengan pembelahan dan hidup dari bakteribakteri yang ada di usus, akibatnya terjadi luka-luka kecil pada mukosa
usus sehingga menimbulkan kejang perut, diare berlendir dan berdarah.
c. Bentuk Histolitika
Pada kasus tertentu tropozoid melewati dinding usus, berkembang
menjadi 2 kali lebih besar, lalu menerobos ke organ-organ lain (jantung,
paru-paru, otak khususnya hati) di sini tropozoid - tropozoid ini hidup dari
eritrosit dan sel-sel jaringan yang dilarutkan olehnya dengan jalan
fagositosis sehingga jaringan yang ditempatinya akan mati (nekrosis).
Sebagian tropozoid ada yang menjadi kista, akan keluar bersama tinja
penderita, dengan perantaraan lalat, tangan yang kotor atau makanan dapat
masuk lagi ke tubuh manusia yang lain.
b. Gejala
Masa inkubasi penyakit ini antara beberapa hari dan beberapa bulan
sampai satu tahun.
o Amebiasis Usus (disentri Amueba) yang akut memperlihatkan gejalanya
yang menyerupai disentri basiler (Shigellosis). Awal infeksi ditandai oleh
diare akut yang ringan dan berselang-seling (intermittent), biasanya
berlanjut dengan diare yang mengandung lender dan darah, kejang-kejang,
nyeri perut serta mulas hajat (tenesmus). Gejala lainnya berupa sakit
kepala, mual, dan anoreksia.
o Amebiasis Hati, gejalanya demam tinggi, mual, muntah-muntah da nyeri
di daerah hati yang memancar ke punggung atau bahu juga pembesaran
hati (Hepatomegaly) tetapi dalam kebanyakan hal tidak terjadi diare.
c. Pencegahan
Amoebiasis dapat dihindari dengan cara : makanan dan air minum
sebaiknya di masak dulu dengan baik, karena kista akan binasa bila
dipanaskan 50 derajat Celcius selama 5 menit. Penting sekali adanya jamban
keluarga, isolasi dan pengobatan terhadap carrier. Khusus untuk seorang
carrier (pembawa kista penyakit) dilarang bekerja sebagai juru masak atau
segala pekerjaan yang berhubungan dengan makanan.
2.2 Trichomoniasis
Trichomonas vaginalis adalah protozoon berekor yang bermukim di
saluran genital manusia yang terinfeksi, khususnya di uretra dan vagina. Infeksi
terutama terjadi akibat kontak seksual dan pada bayi yang dilahirkan dari ibu
yang terinfeksi. Pada pria infeksi umumnya berlangsung tanpa gejala, hanya
kadang kala terjadi radang salurang kemih. Pada wanita gangguan ini
menyebabkan radang vagina dengan keputihan kuning-hijau dan berbusa yang
berbau busuk, gatal-gatal dan sukar berkemih
2.3 Giardiasis
Giardia lamblia / intestinalis adalah protozoon dengan benang cambuk
(flagella) dan seperti Entamoeba histolytica dapat menimbulkan infeksi via air
atau makanan yang tercemar kista. Kista ini dalam usus halus segera
memperbanyak diri dan hidup di mukosa, hanya jarang menembusnya. Infeksi
kebanyakan tidak memberikan gejala, misalnya mual, diare, sakit perut, kembung
dan mal absorbs dari bahan makanan. Giardiasis banyak ditemukan di daerah
tropis dan pada wisatawan yang merupakan salah satu penyebab travellers
diarrhoe.
2.4 Antiamuba
Anti Amuba adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
yang disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu
Entamoeba histolytica yang dikenal dengan dysentri amuba.
a. Penggolongan obat
Berdasarkan tempat kerjanya, anti amuba dibagi atas 3 golongan :
1. Amubisid jaringan
Yaitu obat yang bekerja terutama pada dinding usus, hati dan jaringan
ekstra intestinal lainnya. Yang termasuk dalam golongan ini adalah
Dehidroemetin, emetin dan klorokuin.
2. Amubisid Kontak
Yaitu bekerja dalam rongga usus dan disebut juga amubisid kontak. Yang
termasuk golongan ini adalah Diyodohidroksikuin, Iodoklorhidroksikuin,
kiniofon, glikobiarsol, karbarson, emetin bismuth iodide, klefamid,
diloksanid furoat, teklozan etofamid dan beberapa antibiotic, misalnya
tetrasiklin, eritromisin, dan paromomisin.
3. Amubisid yang bekerja pada lumen usus dan jaringan.
Contohnya antara lain, metronidazole dan tinidazol
b. Zat-zat tersendiri
1. Emetin
Alkaloid ini terdapat pada akar tumbuh-tumbuhan Psychotria
ipecacuanha dan berkhasiat sebagai amubisid sistemis, terutama terhadap
bentuk histolytica. Emetin kurang aktif terhadap bentuk minuta, walaupun
sangat efektif untuk meredakan gejala parah akut dari amebiasis usus
maupun amebiasis hati. Emetin sekarang ini hanya boleh digunakan bila
metronidazole tidak efektik atau dikontra indikasi pemberiannya.
2. Derivat 8- hidroksikuinolin (Vioform, iodoklorooksikinolin)
Senyawa ini selain berkhasiat sebagai anti bakteri dan fungisid juga
berdaya amubisid khususnya terhadap Entamoeba bentuk minuta, tetapi
tidak efektif terhaap bentuk histolitika. Mekanisme kerjanya berdasarkan
pelepasan unsur iod dalam usus (kadar iodnya lebih kurang 40%).
Digunakan sebagai amubisid kontak pada amebiasis usus dan pengobatan
bagi pembawa kista. Reabsorbsinya di usus buruk dan bervariasi, rata-rata
metronidazole
tidak
efektif
atau
ada
kontra
indikasi
terhadap
5. Diloksanida (furamide)
Ester furoat dari derivate diklorasetamida ini sangat efektif terhadap
bentuk minuta dalam usus. Diperkirakan furamida lebih efektif daripada
kliokinol, tetapi terhadap bentuk jaringan tidak berkhasiat. Digunakan
pula dalam bentuk ester furoat dengan resorpsi lebih ringan dan lambat
daripada senyawa induknya diloksanida, hingga dapat melakukan
aktivitasnya dalam rongga usus secara lebih intensif. Diloksanida furoat
merupakan obat pilihan pertama untuk pengobatan pembawa kista
asimtomatis.
Efek sampingnya ringan, antara lain gangguan saluran cerna,
terutama flatulensi yaitu banyak gas tertimbun dalam usus. Dosis sebagai
amebiasis kontak untuk anak-anak di atas 12 tahun adalah 3 dd1 tablet
dari 500 mg a.c selama 10 hari. Anak-anak di bawah 12 tahun adalah 20
mg/kg berat badan sehari dalam 3 dosis.
6. Antibiotika Amoebiasid
Beberapa antibiotik berkhasiat anti amebiasis intestinal, terutama
paromomisisin, beberapa senyawa tetrasiklin dan eritromisin. Dari ketiga
antibiotic ini paromomisisn yang berkhasiat amebisid langsung,
sedangkan yang lainnya mengganggu flora usus yang dibutuhkan untuk
perkembangan amuba pathogen.
-
Paromomisisn ( Gabbroral)
Merupakan antibiotic aminoglikosida yang diperoleh dari Streptomyces
rimosus dan bekerja langsung terhadap amuba bentuk usus. Di samping
itu
senyawa
ini
juga
memiliki
kegiatan
antibacterial
terhadap
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
-
Amuba adalah parasit yang terdapat dalam makanan dan minuman yang
tercemar, kemudian masuk terlelan oleh manusia, dan menetap di usus, yang
dapat menimbulkan infeksi pada usus.
Bentuk entamuba terdiri dari bentuk kista, bentuk minuta dan bentuk
histolitika
12