Anda di halaman 1dari 17

1.

Atestasi
Adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan
kompeten tenatng apakah asersi suatu entitas, dalam semua hal yang material
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Perikatan atestasi adalah perikatan yang didalamnya praktisi mengadakan perikatan
untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang
keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggungjawab pihak lain.

Jasa profesional dalam perikatan atestasi, misalnya:


Perikatan konsultasi manajemen tentang suatu rekomendasi tertentu,
Perikatan untuk membela kepentingan klient, seperti dalam pemeriksaan
pajak,
Perikatan pajak, seperti pengisian SPT Pajak Penghasilan, dan nasihat
perpajakan,
Perikatan kompilasi laporan keuangan,
Perikatan dalam menyusun laporan informasi lain, selain laporan keuangan,
Perikatan sebagai saksi ahli dalam bidang akuntansi, auditing, perpajakan,
Perikatan dalam hal kepatuhan terhadap suatu kontrak, perjanjian, peraturan
dan perundang-undangan.

Standar Atestasi
Standar Umum
Standar pertama Perikatan harus dilaksanakan oleh seprang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis cukup dalam fungsi atenstasi.
Standar kedua Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan cukup
dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi,
Standar ketiga Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya
bahwa dua kondisi berikut ini ada:
a. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang
dinayatakan dalam penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui
mampu memahaminya.
b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan menggunakan kriteria tersebut.
Standar keempat Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen harus
dipertahankan oleh praktisi.
Standar kelima Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan perikatan, mulai
dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan perikatan tersebut.

Standar Pekerjaan Lapangan


Standar pertama Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
Standar kedua Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi
kesimpulan yang dinyatakan dalam laporan.

Standar Pelaporan
Standar pertama Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat
perikatan atestasi yang bersangkutan.
Standar kedua Laporan harus menyatakan kesimpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan diapakai sebagai alat
pengukur.
Standar ketiga Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang
perikatan dan penyajian asersi.
Standar keempat Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk melaksanakan prosedur
yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh
pihak-pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur tersebut.

2. Audit

Audit merupakan bagian dari jasa atestasi, yaitu hanya terbatas dalam hal audit laporan keuangan.
Tujuan audit yaitu untuk memperoleh keykinan memadai atau menyatakan pendapat dalam semua
hal yang material tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
Pelaksanaan audit berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAPI
Proses audit terdiri dari : perencanaan audit, pelaksanaan audit dan pelaporan audit

3. Kompilasi dan Review

Kompilasi :
Tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas laporan keuangan prospektif atau asumsi
yang mendasari laporan tersebut,
Keterbatasan prosedur yang dilaksanakan
Prakiraan Keuangan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan sepanjang pengetahuan
dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang
diharapkan dari suatu entitas.
Proyeksi Keuangan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan sepanjang pengetahuan
dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab atas dasar satu atau lebih asumsi hipotesis, posisi
keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan yang diharapkan dari suatu entitas.

Review

Review suatu prosedur yang dilakukan untuk menelaah penyajian laporan keuangan proforma.
Tujuan penyajian informasi keuangan proforma adalah untuk memperlihatkan dampak signifikan
transkasi atau peristiwa yang diselesaikan atau diusulkan terjadi pada tanggal sebelumnya terhadap
laporan keuangan historis.
Informasi keuangan proforma umumnya digunakan untuk memperlihatkan dampak transaksitransaksi berikut ini:
1. Penggabungan usaha,
2. Perubahan permodalan,
3. Penghentian bagian bisnis yang signifikan,
4. perubahan dalam bentuk organisasi atau status sebagai entitas yang memiliki otonomi,
5. Penjualan yang diusulkan atas sekuritas dan penggunaan hasilnya.
Kondisi Untuk Pelaporan
a. Kelengkapan dokumen,
b. Laporan keuangan hirtoris yang dipakai sebagai dasar informasi keuangan proforma telah
diaudit atau di review.
c. Auditor yang melaporkan informasi proforma harus memiliki tingkat pengetahuan memadai
tentang praktik akuntansi dan pelaporan bagian signifikan entitas yang digabung

Tujuan prosedur pemeriksaan akuntan


Tujuannya untuk memberikan keyakinan memadai apakah:
a. Asumsi manajemen memberikan dasar yang rasional untuk menyajikan dampak langsung
signifikan yang disebabkan oleh transaksi atau peristiwa ybs.
b. Penyesuaian proforma mencerminkan dampak semestinya asumsi tersebut,
c. Kolom proforma mencerminkan penerapan semestinya penyesuaian tersebut terhadap laporan
keuangan historis.

Prosedur
Di luar prosedur yang diterapkan terhadap laporan keuangan historis, prosedur berikut ini harus diterapkan
terhadap asumsi dan penyesuaian proforma untuk pemeriksaan atau review:
a. Memperoleh pemahaman tentang transaksi atau peristiwa,
b. Memperoleh tingkat pengetahuan tentang setiap bagian signifikan entitas digabungkan
c. Membahas dengan manajemen asumsi yang mereka gunakan tentang dampak transaksi,
d. Mengevaluasi apakah penyesuaian proforma telah mencakup semua dampak signifikan yang
timbul sebagai akibat langsung transaksi ybs,
e. Memperoleh bukti memadai yang mendukung penyesuaian tsb.
f. Mengevaluasi asumsi manajemen yang mendasari penyesuaian proforma,
h. menentukan kebenaran matematis,
i. menelaah representasi manajemen
j. mempelajari penjelasan- informasi keuangan proforma

Hubungan auditing, atestasi dan assurance

Keandalan sistem informasi


Ketepatan manajemen risiko

Kompilasi
Audit laporan keuangan

Auditing

Atestasi

Audit kepatuhan
Audit manajemen
Peramalan

Efektivitas pengukuran kinerja


Keamanan transaksi elektronik

Assurance

4.

Laporan Keuangan Prospektif


Laporan Keuangan Prospektif mencakup prakiraan kuangan maupun proyeksi
keuangan, termasuk ikhtisar asumsi dan kebijakan akuntansi pokok.
Laporan keuangan prospektif dapat ditujukan untuk penggunaan umum atau
penggunaan terbatas

Sistem Pengendalian Mutu KAP

Sistem pengendalian mutu KAP mencakup struktur organisasi, kebijakan dan


prosedur yang diterapkan KAP untuk memberikan keyakinan memadai tentang
kesesuaian perikatan profesional dengan SPAP
Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Independensi,
Penugasan personel,
Konsultasi,
Supervisi,
Pemekerjaan (Hiring),
Pengembangan profesional,
Promosi (Advancement),
Penerimaan dan keberlanjutan klien
Inspeksi.

Penetapan Tanggungjawab
KAP dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya agar dapat melaksanakan kebijakan dan
prosedur pengendalian mutunya secara efektif.
Komunikasi
KAP wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu kepada personelnya
dengan suatu cara yang akan memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur
tersebut dapat dipahami.
Komunikasi dilakukan dengan tertulis atau lisan.
Pemantauan
KAP harus memantau efektivitas sistem pengendalian mutunya dengan mengevaluasi secara rutin,
kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya, penetapan tanggungjawab, dan komunikasi
kebijakan dan prosedurnya

6. PMK No.17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik


BAB I

: Ketentuan Umum

BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX

: Bidang Jasa
: Akuntan Publik
: Kantor Akuntan Publik
: Kerjasama dengan KAPA atau OAA
: Pembinaan dan Pengawasan
: Sanksi
: Ketentuan Peralihan
: Ketentuan Penutup

Ekternal Review
Review oleh Dewan Review Mutu IAPI
Review oleh Kemkeu (PPAJP)
Review oleh Bapepam
Review oleh Bank Indonesia

Auditor Liability
No Negligence (tidak lalai)
Ordinary Negligence (Kelalaian biasa)
Gross Negligence (Kelalaian besar)
Fraud (Penyimpangan)

Respon profesi terhadap legal liability

Research in auditing,
Standard and rule setting,
Set requirement to protect auditors,
Establish peer review requirement,
Oppose lawsuit,
Education of users,
Sanction members for improper conduct and performance,
Lobby for changes in laws

Diskusi :
1. Mengapa menjadi auditor yang baik kadang-kadang
membutuhkan imajinasi dan inovasi?
2. Mengapa seringkali jabatan Direktur Utama, Komisaris,
Komite Audit pada umumnya mantan auditor?
3. Silahkan jelaskan beberapa faktor yang membentuk
lingkungan audit
4. Upaya-upaya apa yang harus dilakukan dalam
mengurangi legal liability
5. Jelaskan upaya-upaya dalam mengelola KAP

Anda mungkin juga menyukai