INFARK
ANGGOTA :
NUR ISWANTO (121110)
PUTRI ANITA SARI (121111)
RR. LILIS FAHLEVI C (121112)
A. Pengertian
Acute Myocard Infark (AMI) adalah suatu keadaan gawat darurat
jantung dengan manifestasi klinik berupa perasaan tidak enak di dada atau
gejala-gejala lain sebagai akibat iskemia miokard (Wikipedia, febuari 5,
2008)
Acute Myocard Infark (AMI) adalah nekrosis miokard akibat
gangguan aliran darah ke otot. jantung (Kapita Selekta Kedokteran, 2000 :
437)
Acute Myocard Infark (AMI) adalah iskemia yang lebih berat, disertai
kerusakan sel (Brunner dan Sudarth)
Miokard infark adalah kematian otot jantung yang diakibatkan oleh
kekurangan aliran darah atau oksigen.Penyebabnya adalah penyempitan atau
sumbatan pembuluh darah koroner.
B. Penyebab
Infark Miokard akut (AMI) terjadi jika suplai oksigen yang tidak
sesuai dengan kebutuhan, sehingga menyebabkan kematian sel-sel jantung.
Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya:
1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard
Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara lain:
a. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai
jalan darah mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa
mengganggu
kepatenan
pembuluh
atherosclerosis
(arteroma
mengandung
darah
diantaranya:
kolesterol),
spasme
b. Faktor Sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari
jantung ke seluruh tubuh sampai lagi ke jantung. Kondisi yang
menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi
hipotensi. Stenosis (penyempitan aorta dekat katup) maupun
insufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, maupun
trikuspidalis) menyebabkan menurunnya cardiak out put (COP)
c. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian
tubuh. Hal-hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut
darah antara lain : anemia, hipoksemia, dan polisitemia.
C. Prosedur diagnostic
a. EKG : menunjukkna peningkatan gelombang S T, iskemia berarti ;
penurunan atau datarnya gelombang T, menunjukkan cedera, : dan atau
adanya gelombang Q.
b. Enzim jantung dan iso enzim : CPK MB (isoenzim yang ditemukan pada
otot jantung ) meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12 24 jam,
kembali normal dalam 36-48 jam : LDH meningkat dalam 12-24 jam,
memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu lama untuk kembali
normal. AST ( aspartat amonitransfarase )meningkat (kurang nyata / khusus)
terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3-4
hari.
c. Elektrolit : ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat
mempengaruhi kontraktilitas.
d. Sel darah putih : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua
setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi.
atau
trigelisarida
serum
meningkat,
menunjukkan
E. Patofisiologis
Dua jenis komplikasi penyakit IMA terpanting ialah komplikasi
hemodinamik dan aritmia. Segera setelah terjadi IMA, daerah miokard
setempat akan memperlihatkan penonjolan sistolik (diskinesia) dengan
akibat penurunan ejection fraction,isi sekuncup (stroke volume) dan
peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel kiri.
Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri naik dengan akibat tekanan atrium
kiri juga naik. Peningkatan tekanan atrium kiri diatas 25 mmHg yang
lama akan menyebabkan transudasi cairan ke jaringan interstisium paru
(gagal jantung). Pemburukan hemodinamik ini bukan saja disebabkan
karena daerah infark tetapi juga daerah istemik disekitarnya. Miokard
yang relatif masih baik akan mengadakan kompensasi, khususnya dengan
bantuan rangsang adrenergik, untuk mempertahankan curah jantung,
tetapi dengan akibat peningkatan kebutuhan oksigen miokard.
Kompensasi ini jelas tidak akan memadai bila daerah yang bersangkutan
juga mengalami iskemia atau bahkan sudah fibrotik.bila infark kecil dan
miokard yang harus berkompensasi masih normal, pemburukan
hemodinamik akan minimal. Sebaliknya bila infark luas dan miokard
yang harus berkompensasi sudah buruk akibat iskemia atau infark lama,
tekanan akhir diatolik ventrikel kiri akan naik dan gagal jantung terjadi.
Sebagai akibat IMA sering terjadi perubahan bentuk serta ukuran
ventrikel kiri dan tebal jantung ventrikel baik yang terkena infark maupun
yang non infark. Perubahan tersebut menyebabkan remodelling ventrikel
yang nantiya akan mempengaruhi fungsi ventrikel, timbulnya aritmia dan
prognosis.
F. Penatalaksanaan
a. Memberikan oksigen karena persediaan oksigen yang melimpah
untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja jantung. Oksigen
yang diberikan 5-6 L/menit apabila pasien tidak mengalami
penyakit paru sedangkan diberikan 2 L/menit untuk pasien dengan
penyakit paru.
b. Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang
mematikan dapat terjadi dalam jam-jam pertama pasca serangan.
c. Pasien dalam kondisi bedrest dapat menurunkan kerja jantung
sehingga mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut.
Mengistirahatkan jantung berarti memberikan kesempatan pada
sel-selnya untuk memulihkan diri.
d. Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberian obat-obatan
dan nutrisi yang diperlukan dengan komposisi Nacl 0,9 % atau
Dextrosa 5%
e. Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark
seharusnya mendapatkan aspirin untuk mencegah pembekuan
darah. Sedangkan bagi pasien yang alergi terhadap aspirin dapat
diganti dengan clopidogrel
Aktivaktor
plasminogen
tipe
jaringan
ini
berbeda
dengan
Anistreplase
adalah
obat
trombolitik
spesifik
bekuan
darah
lebih baik diberikan dengan sublingual. Obat ini juga dapat menyebabkan
penurunan tekanan darah sistemik. Dosis ditentukan berdasar berat badan dan
diukur berdasarkan miligram per kilogram berat badan.
Komplikasi
a. Oedema paru akut adalah timbunan cairan abnormal dalam paru,baik
di rongga interstisial maupun dalam alveoli. Oedema paru merupakan
tanda adanya kongesti paru tingkat lanjut, dimana cairan mengalami
kebocoran melalui dinding kapiler, merembes ke luar dan
menimbulkan dispnu yang sangat berat. Oedema terutama paling
sering ditimbulkan oleh kerusakan otot jantung akibat MI acut.
Perkembangan oedema paru menunjukan bahwa fungsi jantung
sudah sangat tidak adekuat.
b. Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah yang adekuat.
c. Syok kardiogenik adalah terjadi ketika jantung tidak mampu
mempertahankan kadiak output yang cukup untuk perfusi jaringan.
Hal ini biasanya muncul setelah adanya penyakit infark miokardial.
d. Efusi prekardial adalah mengacu pada masuknya cairan ke dalam
kantung pericardium.
e. Rupture miokard adalah sangat jarang terjadi tetapi, dapat terjadi bila
terdapat infark miokardium, proses infeksi, penyakit infeksi, penyakit
pericardium atau disfungsi miokardium lain yang membuat otot
jantung menjadi lemah.
f. Henti jantung adalah bila jantung tiba-tiba berhenti berdenyut,
akibatnya terjadi penghentian sirkulasi yang efektif.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan.
a. Pain sehubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 dengan tuntutan
kebutuhan miokard.
b. CO menurun sehubungan dengan factor-faktor elektrik (disritmia),
penurunan kontraksi miokard, kelainan struktur (disfungsi muskulus
papilari dan ruptur septum ventrikel.
c.
C. Perencanaan.
Tujuan :
1. Pasien akan mengungkapkan nyeri berkurang.
2. Pasien akan mendemonstrasikan keadaan jantung yang stabil atau
baik.
3. Pasien akan mendemonstrasikan kecemasannya berkurang.
Diagnosa Keperawatan 1
Acuta Care :
a. Kaji orisinal pain : lokasi, lamanya, radiasi, terjadinya gejala baru.
Rasional : Episode yang lama dari Myokardial Ischemia dihubungkan dengan
akut MI. Pada pasien dengan MI, pain yang berlangsung terus memberi
infark yang luas.
b. Kaji dan menggambarkan angina dan kegiatan kegiatan sebelumnya yang
menyebabkan pain.
Rasional : Menentukan factor prncetus.
c. Buat 12 lead ECG selama anginal pain episode.
Rasional : Untuk mendokumentasikan tanda tanda iskami vs infrak.
Menentukan luasnya infark.
Diagnosa Keperawatan 2
1. Kaji dan lapor tanda penurunan CO.
Rasional : Kejadian mortality dan morbidity sehubungan dengan MI yang
lebih dari 24 jam pertama.
2. Monitor dan catat ECG secara continue untuk mengkaji rate, ritme dan setiap
perubahan per 2 atau 4 jam atau jika perlu. Buat ECG 12 lead.
Rasional : Ventrikal vibrilasi sebab utama kematian akibat MI akut terjadi
dalm 4 12 jam I dari terjadinya serangan. ECG 12 lead mengidentufikasi
lokasi MI.
3. Kaji dan monitor tanda vital dan parameter hemodinamik per 1 2 jam atau
indikasi karena keadan klinik.
Rasional : Mendeteksi terjadinya disfungsi myocard karena komplikasi.
4.
Mempertahankan bed rest dengan kepala tempat tidur elevasi 300 selama 24
48 jam pertama.
Rasional : Untuk mengurangi tuntutan kebutuhan 02 myocard.
Diagnosa Keperawatan 3
1. Kaji tanda tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan.\
Rasional : Level kecemasan berkembang ke panik yang merangsang
respon simpatik dengan melepaskan katekolamin. Yang mengkontribusikan
peningkatan kebutuhan O2 myocard.
2. Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan
yang tenang dan suasana penuh istirahat.Memberi obat obatan yang sedatif
sesuai pesanan.
Rasional : Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.
3. Temani pasien selama periode kecemasan tinggi beri kekuatan, gunakan
suara tenang.
Rasional : Pengertian yang empati merupakan pengobatan dan mungkin
meningkatkan kemampuan copyng pasien.
4. Berikan penjelasan yang singkat dan jelas untuk semua prosedur dan
pengobatan.
Rasional
Memberi informasi
sebelum
Implementasi
Setelah diagnosa infark miokardium dipastikan maka tindakan segera adalah
sebagai berikut
1. Menghilangkan rasa sakit
Morpin sulfat : 2,5 mg - 10 mg
Pethidin : 25 mg - 50 mg
2. Memasang monitoring EKG
Aritmia dapat terjadi setiap saat khususnya 6 jam dan bila ada
perubahan
kemudian
didokumentasikan
sebagai
dasar
perbandingan
selanjutnya. Sistim alarm pada monitor harus selalu dalam posisi on.
Pasien biasanya dimonitor selama 48-72 jam.
3. Memasang intervenous line
Obat-obatan dapat diberikan segera melalui intervenous line dalam
siruasi gawat. Bila dipasang hanya intravena kanula tanpa cairan diflush
dengan heparin saline setiap 4 jam dan setelah pemberian obat-obatan.
Tanda-tanda vital.
Tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan diukur setiap jam selama
6 jam pertama atau sampai stabil. Tekanan darah diukur pada kedua
lengan pada waktu masuk.Temperatur diukur pada waktu masuk dan
setiap 6-8 jam.
Kulit, perifer
Observasi kulit pasien apakah berkeringat, hal ini sering
sebagai manifestasi dari kenaikkan sistem simpatik yang diikuti
kegagalan dari jantung kiri.Apakah kulit dingin?ini dapat disebabkan
oleh vasokontriksi perifer, dimana ada tanda-tanda pengurangan
aliran darah ke kulit/perifer yang merupakan tanda-tanda syok
kardiogenik.
Vena jugularis.
Kenaikan dari tekanan vena jugularis adalah indikasi untuk
kegagalan jantung kanan.
Perubahan mental
Perubahan mental dapat diartikan bahwa perfusi ke otak tidak
efektif, tanda-tanda dari syok kardiogenik.Perubahan mental diperiksa
setiap saat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital Penilaian ini
sering dilakukan bila kondisi pasien tidak stabil.
Aktifitas.
Pada hari kedua pasien boleh berjalan sekitar tempat tidur dengan
memakai monitoring.
EVALUASI :
1. Pasien bebas dari panin.
a. Pasien mengungkapkan tidak ada pain.
b. BP HR dalam batas normal;
c. Pasien ikut serta dalam kegiatan rutin RS dan aktifitas tanpa sakit.
d. Pasien tampak relax.
e. Pasien mengungkapkan tindakan tindakan untuk mengurangi pain.
2. CO meningkat atau maintenance
a. ECG rate dan ritme normal
b. Dyisrithmias terkontrol atau tak ada.
c.
d.