Anda di halaman 1dari 72

DOMAIN 4 AKTIFITAS DAN TIDUR

SITI MARYATI, SKep, Ns. M.P.H

KLAS I ISTIRAHAT DAN TIDUR


Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.
Tidur adalah suatu keadaan yang relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.

Tanda-tanda tidur 1. Aktifitas fisik minimal 2. Tingkat kesadaran yg bervariasi 3. Perubahan-perubahan proses fisiologis tubuh 4. Penurunan respon terhadap rangsanagn dari luar

Perubahan fisiologis
Penurunan tekanan darah Penurunan denyut nadi Dilatasi pembuluh darah perifer Kadang terjadi peningkatan aktifitasgastro intestinal Relaksasi otot rangka

Fungsi Tidur

Menjaga keseimbangan mental, emosional dan kesehatan

Pembagian tidur
Non Rapid Eye Movement (NREM)
Gerakan mata tidak cepat, memperbaiki tubuh dan mengarah pada pertambahan proses sintetik otak

Rapid Eye Movement


Gerakan mata cepat, pemulihan fungsi setelah banyak melakukan mekanisme tubuh

Tahapan Tidur
NREM tahap 1 - Tingkat transisi - Merespon cahaya - Berlangsung beberapa menit - Mudah terbangun dengan rangsangan - Aktivitas fisik menurun, tanda vital dan metabolisme menurun - Bila terbangun terasa sedang bermimpi

NREM tahap 2

Periode suara tidur Mulai relaksasi otot Berlangsung 10-20 menit Fungsi tubuh berlangsung lambat Dapat dibangunkan dengan mudah

- Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak - Sulit dibangunkan - Relaksasi otot menyeluruh - Tekanan darah menurun - Berlangsung 15-30 menit

NREM tahap 3

NREM tahap 4

- Tidur nyenyak - Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif - Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun

Tahapan Tidur REM


Lebih sulit untuk dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memory dan adaptasi.

Karakteristik tidur REM


Mata : Cepat tertutup dan terbuka Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar imobilisasi Penapasan : Tidak teratur, kadang dengan apnea Nadi : Cepat dan ireguler Tekanan darah : Meningkat atau fluktasi Sekkresi gaster : Meningkat Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh baik Gelombang otak : EEG aktif Siklus Tidur : Sulit dibangunkan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur


Penyakit Lingkungan Motivasi Kelelahan Kecemasan Alkohol Obat-oabtan - Dieuretik menyebabkan insomnia - Anti Depresan : supresi REM - Kafein : meningkatkan saraf parasimpatis - Beta Bloker : menimbulkan insomnia - Narkotika : mensupresi REM

Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :


Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normal a) 0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II dan IV tidur NREM.setiap siklus sekitar 45-60 menit b) 1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari, punya pola terbangun sebentar. c) 18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur pada mala hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun d) 3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun kedua hilang pada umur 3 tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari. e) 6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur relative kostan. f) 12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM. g) 18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10% tidur terhadap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV. h) 40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin mengalami imsomnia dan sulit untuk dapat tidur. i) 60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang terkadang tak ada, mungkin menngalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.

Gangguan Tidur
Insomnia Ketidakmampuan memperoleh sacara cukup kualitas dan kuantitas tidur. Hipersomia Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme Parasomia Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan)

Gangguan Tidur
Narcolepsy Suatu keadaan / kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur, misalnya tidur secara mendadak. Apnoe tidur dan mendengkur Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai dengan apnoe maka akan bisa menjadi masalah. Mengigau Hampir semua orang pernah mengigau, hal ini terjadi sebelum tidur REM.

Fisiologi, tahapan dan siklus tidur


Pusat tidur di medula oblongata, yaitu di daerah RAS (Reticular Activating System) dan BSR (Bulbar Syncronizing Region) RAS terdiri dari neuron-neuron di medula oblongata, pons dan midbrain

Fungsi Pusat Tidur


Terlibat dalam mempertahankan status jaga Mempermudah beberapa tahap tidur Berhubungan dengan penerimaan sensori seperti pendengaran, penglihatan, perabaan dan nyeri

Keadaan tidur
Tubuh menerima sedikit rangsangan dari kortek serebral SSP tetap aktif dalam mengadakan sinkronisasi terhadap neuron-neuron substansia retikularis dari batang otak Terjadi empat sampai enam kali siklus tidur dalam waktu 7-8 jam

KLAS 2 AKTIFITAS DAN LATIHAN

AKTIFITAS
Sistem tubuh yg berperan dalam pemenuhan kebutuhan aktifitas: 1. Tulang 2. Otot dan tendon 3. Ligamen 4. Sistem saraf 5. Sendi

KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH, POSISI, AMBULASI DAN MOBILITAS


Mekanika Tubuh adalah: Usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem syaraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat Prinsip Mekanika Tubuh: 1. Gravitasi, ada 3 faktor yang perlu diperhatikan: a. Pusat gravitasi (center of gravity), titik yg berada dipertengahan tubuh b. Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi c. Dasar dari tumpuan (base of support) dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh 2. Keseimbangan: mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuhan 3. Berat: berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh

Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh


1. 2. 3. 4. 5. Gerakan (ambulating) Menahan (squatting) Menarik (pulling) Mengangkat (lifting) Memutar (pivoting)

4 (EMPAT) DASAR MENGANGKAT


1.
2.

3. 4.

Posisi berat Berat yang akan diangkat harus sedekat mungkin dengan pengangkat Ketinggian obyek obyek yang akan diangkat secara vertikal dg ketinggian 15-20 cm dari pinggang orang yang mengangkat Posisi Badan Posisi pengangkat bokong lurus sehingga kelompok otot multiple bekerja bersama-sama Berat maksimal 25-30% dari berat tubuh pengangkat

Faktor yang mempengaruhi Mekanika Tubuh


1. 2. 3. 4. 5. 6. Status kesehatan Nutrisi Emosi Situasi dan kebiasaan Gaya hidup Pengetahuan

Dampak Mekanika Tubuh yang Salah


1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskuloskeletal 2. Resiko terjadinya kecelakaan pd sistem muskuloskeletal

PENGATURAN POSISI
1. Posisi Fowler: posisi setengah duduk atau duduk ( semi fowler 30-45 derajad, fowler 90 derajad), untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan Posisi Sim: posisi miring ke kanan atau ke kiri, untuk memberi obat peranus (supositoria) Posisi Trendelenburg: posisi berbaring kepala lebih rendah dari pada kaki, untuk melancarkan peredaran darah ke otak Posisi Dorsal Recumbent: berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur, untuk merawat dan memeriksa genetalia

2. 3. 4.

PENGATURAN POSISI
5. Posisi Litotomi: berbaring terlentang dg mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut, untuk memeriksa genetalia dan memasang alat kontrasepsi 6. Posisi Genu Pectoral: menungging dg kedua kaki ditekuk dan dada menempel pd bagian atas tempat tidur, untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid

PENGATURAN POSISI
5. Posisi Litotomi: berbaring terlentang dg mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut, untuk memeriksa genetalia dan memasang alat kontrasepsi 6. Posisi Genu Pectoral: menungging dg kedua kaki ditekuk dan dada menempel pd bagian atas tempat tidur, untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid

PEMBERIAN POSISI DAN PEMINDAHAN


Hal-hal yang perlu dikaji sebelum melakukan tindakan: 1. Menetapkan bahwa status fisiologis klien tidak memerlukan pembatasan mobilitas 2. Menetapkan bahwa asisten mampu dalam tehnik pemberian posisi dan pemindahan 3. Bila klien memiliki keterbatasan mobilitas, tetapkan bahwa asisten mengetahui tentang keterbatasan dan mengetahui tehnik pemberian posisi dan pemindahan 4. Baca therapi program

AMBULASI DAN MOBILITAS


Ambulasi adalah: upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat Mobilitas adalah: suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dg tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya

Jenis Mobilitas
1. Mobilitas Penuh, Yi: kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari 2. Mobilitas Sebagian, Yi: kemampuan seseorang untuk bergerak dg batasan yg jelas, dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gg. Syaraf motorik dan sensorik. Ex: cedera, fraktur

Mobilitas Sebagian
1. Mobilitas Sebagian Temporer: kemampuan individu untuk bergerak dg batasan yg sifatnya sementara, ex: dislokasi sendi dan tulang 2. Mobilitas Sebagian Permanen: kemampuan individu untuk bergerak dg batasan yg sifatnya menetap, ex: hemiplegi/paraplegi karena stroke

Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas


Gaya hidup Proses penyakit/injuri Kebudayaan Tingkat energi seseorang Usia dan status perkembangan

Tindakan yang berhubungan dengan ambulasi dan mobilitas

Latihan Ambulasi 1. Duduk diatas tempat tidur 2. Turun dan berdiri 3. Membantu berjalan Membantu Ambulasi dg memindahkan pasien

Imobilitas
Merupakan keadaan dimana seseorang tdk dpt bergerak secara bebas krn kondisi yg mengganggu pergerakan (mis; trauma tulang blk, cedera otak berat)

Jenis Imobilitas
1. Imobilitas fisik > pembatasan pergerakan fisik dngn tujuan mencegah komplikasi 2. Imobilitas Intelektual > Keterbatasan daya pikir akibat kerusakan otak 3. Imobilitas Emosional > pembatasan emosional krn adanya perubahan dalam menyesuaiakan diri (mis; amputasi) 4. Imobilitas Sosial > Individu yg mengalami hambatan interaksi sosial dan mempengeruhi perannya.

Perubahan sistem tubuh akibat Imobilitas

1. Perubahan metabolisme

Imobilitas menyebabkan menurunnya ekskresi urin dan peningkatan Nitrogen 2. Ketidakseimbangan Cairan dan elektrolit Imobilitas akan menyebabkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga mengganggu kebutuhan cairan tubuh.Berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial dapat menyebabkan edema. Imobilitas jg menyebabkan demineralisasi tulang akibat menurunnya aktivitas otot sehingga meningkatkan reabsorbsi kalium.

Perubahan sistem tubuh akibat Imobilitas

3. Gangguan pengubahan zat gizi Menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat makanan pada tingkat sel menurun, dimana sel tdk lagi menerima glukosa, asam amino, lemak dan oksigen dalam jumlah yg cukup untuk melaksanakan metabolisme 4. Ganguan fungsi Gastrointestinal Imobilitas menurunkan hasil makanan yang dicerna, shg jumlah masukan menurun dan menyebabkan keluhan, mis; perut kembung, mual dan nyeri lambung.

5. Sistem pernapasan Akibat imobilitas kadar Hb menurun, ekspansi paru menurun, dan lemah otot yang menganggu metabolisme. 6. Sistem Kardiovaskuler Berupa ortostatik hipotension krn menurunnya kemampuan syaraf otonom, meningkatnya kerja jantung krn posisi yang horisontal, terjadinya trombus krn stasis vena.

7. Gangguan Muskuler Menurunnya massa otot dapat menyebabkan turunnya otot secara langsung. 8. Gangguan Skeletal Kontraktur dan Osteoporosis karena reabsorbsi tulang semakin besar sehingga menyebabkan jumlah kalsium dalam darah menurun dan jumlah kalsium yang dikeluarkan melalui urin makin besar

9. Sistem Integumen Penurunan elastisitas kulit, krn penurunan sirkulasi, iskemia dan nekrosis dengan adanya dekubitus. 10. Eliminasi Penurunan jumlah urin yg mungkin disebabkan o/ kurangnya asupan dan penurunan curah jantung 11. Perilaku Rasa bermusuhan, cemas, bingung, depresi, emosional tinggi, mekanisme koping menurun.

POSTUR (BODY ALIGNMENT)


Faktor yang mempengaruhi postur tubuh: 1. Status kesehatan 2. Nutrisi 3. Emosi 4. Gaya hidup 5. Perilaku dan nilai

KLAS 3 KESEIMBANGAN ENERGI


Energi merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas yang dapat diukur melalui pembentukan panas. Energi pada manusia dapatdiperoleh dari berbagai asupan zat gizi diantaranya protein, karbihidrat,lemak, maupun bahan makanan yang disimpan dalam tubuh. Tubuh memerlukan keseimbangan energi untuk melakukan sebuah aktivitas.Keseimbangan tersebut dapat dihitung melalui kebutuhan nutrisi yangdibutuhkan seseorang, kebutuhan kalori dasar/basal, dan tingkat aktivitas. R umus = Berat Badan Ideal x 10 KKB Keterangan KKB = kebutuhan kalori basal

KELAS 4 RESPON CARDIOVASKULER/PULMONAL Respon akut yang terjadi pada kardio vaskuler pulmonal adalah 1. Peningkatan denyut nadi; denyut nadi meningkat pada saat setelah latihan diakibatkan kebutuhnan penyedaiaan darah yang lebih banyak pada waktu latihan

2. Peningkatan stroke volume; stroke volume adalah jumlah darah yang dipompkan oleh jantung dalam satu kali denyutan. Stroke volume ini dipengaruhi oleh jumlah darah yang kembali ke jantung, kekuatan kontraksi otot jantung dan stimulasi dari syaraf simpatic. Pada waktu latihan ketiga faktor tersbut mengalami perubahan sehingga terjadilah peninbgkatan stroke volume

3. Peningkatan cardiac output. Dengan peningkatan stroke volume dan denyut nadi maka COP juga akan meningkat. 4. Peningkatan VO2 max. Ketika beban kerja meningkat konsumsi oksigen juga akan meningkat pada saat tersebut ambilan oksigen akan mencapai nilai maksimal.

Respon Jangka Panjang


Perubahannya yang terjadi akibat respon kronik dari latihan Setelah latihan dengan teratur selama 1 3 minggu maka akan terjadi perubahan sebagai berikut : 1. Peningkatan VO 2 max 2. Penurunan target zone maksimal dan submaksimal 3. Penurunan asam laktat

Dampak dari respon kronis pada waktu latihan adalah

Peningkatan ukuran jantung terutama pada ventrikel kiri Penurunan denyut nadi istirahat. Denyut nadi istirahat menurun satu kali permenit setelaha 1 2 minggu latihan

Contoh Kasus
STUDY KASUS Seorang wanita berusia 52 tahun dirawat dirumah saki tdengan keluhan mudah lelah dan nafas terengah-engah terutama saat digunakan untuk beraktifitas. Pasien mengatakan dada terasa sesak dan badan lemas ketika mencoba berjalan ke kamar mandi. Ia memiliki riwayat sakit jantung sejak 3 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital denyut nadi 92x/menit, TD 150/90 mmHg, frekwensi nafas 24x/menit, suhu 36,7o C. PENGKAJIAN IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.X Umur : 52Tahun JenisKelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam Alamat : Bantul Status Pernikahan : Kawin

Analisa Data
Data Senjang DS: - Klien mengeluh nafas terengah-engah dan lelah terutama saat digunakan untuk beraktifitas. - Pasien mengatakan dada terasa sesak dan badan lemas ketika mencoba berjalan ke kamar mandi. DO: - TD : 150/90 mmHg - R : 24x/menit - Riwayat penyakit : klien memiliki sakit jantung sejak 3 tahun yang lalu

1. DIAGNOSIS KEPERAWATAN (NANDA)


Intoleran aktifitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang di tandai dengan mudah lelah dan nafas terengah-engah, dada terasa sesak, dan badan terasa lemas. Respon TD abnormal terhadap aktifitas TD 150/90 mmHg, R 24x/menit, dan dyspnea setelah beraktifitas.

RENCANA KEPERAWATAN
2. TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, kelelahan pasien terpenuhi dengan kriteria hasil: 1. Kemudahan bernafas saat beraktifitas 2. Klien mampu memenuhi oksigen dan aktifitas 3. Klien mampu menjalankan aktifitas dalam kehidupan sehari- hari 4. Klien mampu menurunkan TD secara normal. TD 110/80 120/90 mmHg 5. Klien mampu mengatur kecepatan pernafasan saat aktifitas. 6. EKG dalam batas normal

INTERVENSI ( NIC)

1. 2.

Pantau frekwensi tanda vital. Evaluasi nyeri dada (intensiti, lokasi, radiasi, durasi, mempercepat dan mengurangi faktor). 3. Pantau system kardiovaskuler. 4. Pantau hasil laboratorium yang cocok. 5. Pantau kemampuan aktifitas pasien. 6. Pantau status pernafasan untuk gejala gagal jantung. 7. Pantau dyspnea, kelelahan, tachypnea dan orthopnea. 8. Atur olahraga dan istirahat untuk menghindari kelelahan. 9. Catat tanda dan gejala dari penurunan curah jantung 10. Akui adanya perubahan tekanan darah. 11. Anjurkan pasien tentang pentingnya segera melapor setiap kelelahan dada.

CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI Tanggal 06-06-2012 pukul 09.45 WIB - Memantau frekwensi tanda vital. - Mengevaluasi nyeri dada (intensiti, lokasi, radiasi durasi, mempercepat dan mengurangi factor). - Mencatat tanda dan gejala dari penurunan curah jantung. - Mengatur olahraga dan istirahat untuk menghindari kelelahan.

EVALUASI
S: Klien mengatakan masih merasa lelah dan nafas kadangkadang terengah-egah saat digunakan untuk beraktifitas, dada masih terasa sesak dan badan masih lemas. O: - klien tampak masih lelah - R : 20 x/menit A: Tujuan teratasi sebagian: - R : 20 x/menit, TD 130/80 P : - Untuk perawat: - Mengecek tanda-tanda vital - Memberikan therapi - Untuk klien: - Meminum obat secara teratur. - Mengatur olahraga dan aktifitas untuk mengindari kelelahan.

KELAS 5 PERAWATAN DIRI

Jenis Perawatan Diri berdasarkan Waktu Pelaksanaan 1. Perawatan dini hari: pengambilan bahan pemeriksaan urine/feses, mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut 2. Perawatan pagi hari: pemenuhan kebutuhan eliminasi, mandi, cuci rambut, perawatan kulit, pijatan pd punggung, membersihkan kuku/mulut/rambut, merapikan tempat tidur 3. Perawatan siang hari: mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan TT, memelihara kebersihan lingkungan 4. Perawatan menjelang tidur: pemenuhan keutuhan eliminasi, mencuci tangan/muka, membersihkan

KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

Jenis Perawatan diri berdasarkan Tempat Perawatan diri pd kulit: merawat kulit, memandikan pasien di TT, Perawatan diri pd kuku dan kaki Perawatan diri pd rambut Perawatan diri pd mulut dan gigi Perawatan diri pd kelamin/genetalia

KEBUTUHAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASIEN Menyiapkan tempat tidur Kebutuhan kebersihan personal hygiene - mandi - oral hygiene - mencuci rambut - perawatan kuku

THERAPI OKSIGEN
DEFINISI Pemberian terapi oxygen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus

TUJUAN
1. 2. 3. 4. 5. Memenuhi kekurangan oksigen Membantu kelancaran metabolism Sebagai tindakan pengobatan Mencegah hipoksia Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

INDIKASI
Terapi ini dilakukan pada penderita : 1. Dengan anoksia atau hipoksia 2. Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan 3. Selama dan sesudah dilakukan narcose umum 4. Mendapat trauma paru 5. Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu 6. Dalam keadaan coma

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Tabung oksigen Flowmeter oksigen Humidifier Nasal kanul Plester 2 buah 2 buah waskom / kom berisikan Nacl 0,9 % Cotton bad / lidi waten dan sarung tangan dalam bak instrumen Tanda peringatan (dilarang merokok, menyalakan api karena oksigen sedang digunakan) Aqua bidest Senter pen light Jam dengan hitungan detik Alat tulis untuk mencatat

MACAM-MACAM ALAT DALAM PEMBERIAN O2

Nasal kanul

Indikasi : a. Flow rate: 1-6 L/menitb. Konsentrasi O2 : 20-45% Keuntungan :a. Pasien dapat makan dan bicara tanpa melepas canulab. Nyaman untuk semua usia Kerugian : a. Mudah terlepas / salah posisib. Harus punya lubang hidung yang patenc. Flow rate > 6L/menit tidak dapat diberikan, karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman

Simple face mask


Indikasi :

Flow rate: 5-8 L/menit Konsentrasi O2 : 40-60%

Keuntungan:
Efektif untuk pernafasan via mulut atau yang mengalami sumbatan hidung

Kerugian :
Penggunaan flow rate sedikitnya 5L/menit mencegah rebreatheing CO2

Partial rebreather mask


Indikasi :a. Flow rate: 8-12 L/menitb. Konsentrasi O2 : 50-80% Keuntungan : Mengirimkan O2 dalam konsentrasi tinggi Kerugian : Kantong harus tidak melintir / melipat, dan hindari obstruksi oksigen

Nonrebreather mask

Indikasi :-

- Flow rate: 10-15 L/menitKonsentrasi O2 : 60-80% Keuntungan :- Mengirimkan konsentrasi oksigen yang paling tinggi

Kerugian :

- Mati lemas jika aliran oksigen terobstruksi dan masker rapat menempel, kecuali jika masker dilengkapi dengan suatu mekanisme katup spring (spring valve) yang dapat membuka manakala pasien inspirasi.

Tabung

Oksigen

Humidifier

Flowmeter

TEMPAT TEMPAT PEMBERIAN OKSIGEN


Proses oksigenasi dapat dilakukan melalui : Hidung Faring Laring Epiglottis

CARA KERJA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Persiapan: Sambungkan flowmeter dengan oksigen, isi himudifier dengan aqua bidest sampai batas yang telah ditentukan kemudian sambungkan ke flowmeter. Berikan salam, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien. Jelaskan tujuan dari tindakan, untuk menghindari adanya misscomunication dengan pasien. Kontrak waktu untuk melakukan tindakan. Dekatkan alat-alat yang disiapkan, untuk mempermudah proses. Petugas mencuci tangan, untuk menjaga kebersihan. Kaji pernafasan pasien (hitung RR 1 menit penuh), untuk memastikan bahwa pasien benarbenar membutuhkan oksigenasi Gunakan sarung tangan, untuk menghindari terjadinya iritasi. Kaji kondisi mulut dan hidung pasien dengan menggunakan senter (bila kotor mintakan pasien untuk membersihkan, bila pasien tidak sadar bersihkan lubang hidung dengan lidi waten yang telah dilembabkan dengan cairan Nacl 0,9%), untuk mempermudah proses Sambungkan kanul dengan alat pelembap/humidier Kemudian putar flowmeter sesuai dengan program terapi (missal : untuk kanul/kateter 2444 % / 1-6 liter/menit, sedangkan unutk masker 40% = 5 liter/menit) Masukkan ujung kanul ke dalam waskom yang berisi air untuk memastikan apakah oksigen telah mengalir dengan baik (tanda oksigen mengalir dengan baik adalah terdapatnya gelembung-gelembung udara dalam air) Pasangkan nasal kanul pada hidung klien dengan hati-hati dan tidak menimbulkan rasa sakit serta posisi kanul dengan tepat, guna memberi rasa nyaman pada pasien saat diberi oksigenasi Beri fiksasi/plester pada kanul dan untuk direkatkan pada samping hidung/pipi klien Rapikan klien, agar pasien lebih nyaman dengan tempat tidurnya Gantung tanda peringatan pada botol tabung, untuk menghindari ada pihak keluarga yang masih awan memainkan botol tabung Jelaskan bahwa tindakan sudah selesai, agar pasien bisa istirahat kembali Mencuci tangan, untuk menghindari menempelnya kuman-kuman atau virus dari pasien atau lingkungan Catat semua kegiatan yang telah dilakukan, serta respon klien, untuk pendataan dan evaluasi tindakan selanjutnya.

17. 18.
19.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen 1. Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian oksigen 2. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang dapat menimbulkan kebakaran 3. Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol 4. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai 5. Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering 6. Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran. 7. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan 8. Terapi O2 merupakan salah satu intervensi keperawatan yang bersifat kolaboratif yang merupakan bagian dari paket intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien berdasarkan diagnosa keperawatan yang dirumuskan. Oleh karena itu maka langkah pertama yang perawat lakukan adalah

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Anda mungkin juga menyukai