Anda di halaman 1dari 10

BAB I I

PEMBAHASAN

2.1 CUTTING TOOLS

A. Pengertian Cutting Tools


Alat pemotong (cutter) adalah alat yang digunakan untuk menghilangkan
bahan dari benda kerja dengan cara deformasi geser.
Bahan-bahan yang digunakan untuk cutting tool pada proses pemesinan
merupakan faktor utama yang bisa mempengaruhi proses pemesinan itu sendiri.
Pada saat proses pemesinan, cutting tool mengalami kenaikan temperatur dan
tegangan akibat gesekan dengan benda kerja.
Beberapa karakteristik dalam menentukan bahan cutting tool antara lain :
1. Kekerasan (hardness)
Kekerasan merupakan karakteristik di mana bahan cutting tool harus lebih
keras daripada bahan benda kerja yang dikerjakan. Kekerasan bahan cutting
tool akan mempengaruhi kekuatan cutting tool pada saat proses pemesinan,
khususnya pada temperatur tinggi tinggi (>600 C) yang pada suhu
tersebutmaterial logam akan mencapai suhu austenit . Bahan yang
digunakan cutting tool hendaknya dipilih sesuai dengan temperatur saat
proses pemesinan.
2. Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan merupakan suatu karakteristik di mana ketahanan suatu cutting
tool dalam mengatasi gaya impak pada saat proses pemesinan, khususnya
pada proses yang berlangsung secara terputus-putus, misalnya pada proses
pembuatan poros spline dan roda gigi.
3. Ketahanan aus
Ketahanan aus merupakan karakteristik yang mempengaruhi umur cutting tool
pada proses pemesinan sebelum cutting tool tersebut diasah ataupun diganti.
4. Kestabilan kimiawi
Kestabilan kimiawi merupakan karakteristik yang harus dipenuhi oleh bahan

benda kerja yang bisa menyebabkan keausan.


B. Gaya Potong dan Kecepatan Potong
Gaya geser dan sudut bidang geser merupakan fungsi dari gaya gesek
serpihan dengan permukaan pahat, sedangkan gaya gesek tergantung kepada
beberapa faktor, antara lain kehalusan dan ketajaman pahat, ada tidaknya zat
pendingin (coolant), material pahat, material benda kerja, kecepatan potong dan
bentuk pahat nya.
Secara umum dapat dikatakan, bila gaya gesek besar, geramnya tebal,
sudut geser kecil. Untuk mengukur besarnya gaya-gaya tersebut, digunakan
dinamometer elektronik, misalnya gaya potong tidak di ukur pada tempat
pemotongan, tetapi reaksi pemotongan nya yang di ukur. Kombinasi transduser
dan platform, digunakan untuk mengukur 3- buah gaya dan momen puntir/torsi
(pada proses penggurdian).
Gaya-gaya yang bekerja pada ujung mata pahat mesin bubut, dapat di lihat
pada gambar:

Keterangan:

FL = Gaya Longitudinal
FT = Gaya Tangensial

FR = Gaya Radial
Dalam operasi permesinan, gaya terpenting adalah Gaya Tangensial sebab
secara persentase, gaya ini yang paling besar. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
Gaya perkakas tidak berubah secara signifikan dengan berubahnya
kecepatan potong.

Makin besar hantaran (feed) perkakas, makin besar gaya yang diperlukan.
Makin dalam pemotongan, makin besar gaya yang diperlukan.
Gaya tangensial meningkat dengan membesarnya serpihan.
Gaya longitudinal menurun, bila jari-jari ujung pahat dibuat lebih besar,
atau kalau sudut tepi pemotongan sisi diperbesar.
Menggunakan media pendingin (coolant)
Dibawah ini dapat dilihat gambar ilustrasi dari approksimasi persentase
dari distribusi gaya-gaya potong yang terjadi pada pahat mata tunggal.

Keterangan: FL = 27 %

FT = 67 %
FR = 6 %
Terlihat bahwa Gaya Tangensial; FT , mempunyai kontribusi gaya yang
paling besar, oleh karena itu gesekan dan panas akan lebih banyak timbul akibat
gaya ini, sehingga atensi dalam hal pendinginan (coolant), harus lebih di fokuskan
di daerah tersebut.
Catatan: Terlihat bahwa ke-3 gaya tersebut seolah-olah mempunyai satuan
persen (%), pada hal, ini ingin mengatakan bahwa persentase itu merupakan
perbandingan gaya-gaya yang terjadi pada titik pusat pemotongan suatu benda
kerja logam pada suatu proses pembubutan.
Gaya pada cutting tool tergantung pada :
1. Gaya tangensial (FT) meningkat seiring dengan semakin besamya serpihan

yang dihasilkan.
2. Gaya longitudinal (FL) semakin menurun jika jari-jari ujung pahat dibuat
lebih besar atau jika sudut tepi pemotongan sisi diperbesar.
3. Semakin dalam pemotongan (feed), semakin besar gayanya.
4. Semakin besar hantaran cutting tool, semakin besar gayanya.
Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam menentukan
kecepatan pada proses penyayatan atau pemotongan benda kerja. Harga kecepatan
potong tersebut ditentukan oleh jenis alat potong dan jenis benda kerja yang
dipotong. Rumus dasar untuk menentukan kecepatan potong adalah :

Keterangan :
Vs

= kecepatan potong dalam m/menit

= diameter pisau dalam mm

= kecepatan putaran dalam rpm

Faktor yang mempengaruhi harga kecepatan potong :


Bahan benda kerja/material
Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka harga kecepatan
potong semakin kecil.
Jenis alat potong
Semakin tinggi kekuatan alat potong maka harga kecepatan potong
semakion besar
Besarnya kecepatan penyayatan
Semakin besar jarak penyayatan maka kecepatan potong semakin kecil
Kedalaman penyayatan

Berikut ini kecepatan potong standart untuk berbagai jenis logam :

Dalam menentukan kecepatan potong kita dapat juga melihat tabel yang
telah di sesuaikan dengan kekuatan jenis bahan yang di gunakan saat proses
penyayatan untuk mengurangi benda kerja melalui proses pembubutan. Tabel
yang di gunakan dapat dilihat di bawah ini.
Tabel kecepatan sesuai dengan jenis bahan :

C. Alat potong pada pembubutan


1. Jenis dan tipe pahat bubut.
Secara umum tipe pahat bubut dapat dibedakan menjadi dua tipe yakni :
Solid tool, dan Tool bits. Solid tool ialah pahat bubut yang berukuran besar dibuat
dari baja perkakas paduan (alloy tool steel) atau High Speed Steel (HSS). Seperti
pada gambar 9.33. Pahat dari jenis ini digunakan dalam pekerjaan penyayatan
bahan-bahan lunak (seperti baja lunak /Mild Steel). Pemasangannya langsung
dijepit pada tool post, namun terdapat pula ukuran yang kecil (1/4 ) ini dipasang
pada tool holder, pahat ini termasuk solid tool.

Tool bit ialah pahat yang hanya terdiri atas mata potongnya dan harus
menggunakan tool holder, dengan spesifikasi khusus sesuai dengan bentuk tool bit
itu sendiri, atau di brazing pada tangkainya

2. Sudut kemiringan pada pahat bubut


Kikir menunjukan proses penyayatan pada benda kerja yang secara lansung
dapat kita rasakan pengaruh penyayatan tersebut. Proses penyayatan yang terjadi
ini ternyata salah satunya disebabkan oleh adanya sudut kemiringan dari sisi sayat

mata kikir tersebut sebagai alur untuk membuang tatal (chips) keluar dari bidang
pemotongan. Gambar 9.35 memperlihatkan illustrasi dari mata kikir yang
menunjukan bahwa setiap sudut kemiringan dari mata kikir tersebut langsung
pada pemotongan. Walaupun dalam pekerjaan mengikir terjadi variasi sudut yang
disebabkan oleh gerakan manual kadang meningkat atau menurun tergantung
gerakan kikir, namun sudut ini memberikan sisi buang untuk mengeluarkan tatal
(chips) walaupun hal ini tidak nampak hingga pemotongan terlihat dibawah
mikroscop.

Prinsip yang sama diterapkan pada cutting tool yang memiliki satu mata potong,
namun hasilnya ternyata berbeda dengan alat ptotong yang memiliki mata potong
lebih dari satu.
3. Pengaruh sudut kemiringan sisi potong
Pada gambar 9.36 diperlihatkan Bahwa faktor utama dalam performa alat
potong terdapat pada sudut rake (sudut sayat) yang diukur mendatar dari sisi
potong, kemiringan sisi potong inilah yang menyebabkan tatal terangkat secara
cepat dari permukaan yang membentuk sudut normal mendekati pada susut
kemiringan tadi

4. Sisi sayat normal (normal rake)


Peningkatan sisi sayat dari keadaan normal akan menurunkan gaya
pemotongan sehingga diperlukan daya yang lebih besar, hal ini biasanya
dilakukan pada proses finishing akan tetapi tegangan pada alat potong akan
berkurang karena diserap oleh sudut baji (wedge angle) secara tegak dan
cenderung mengurangi umur pahat. Gambar 9.37 memperlihatkan pahat positif
(Positive rake) dan berbeda sesuai dengan bahan yang dipotong, walaupun ini
hanya pendekatan.

5. Kemiringan pada Pahat bubut

Pengendalian kemiringan pahat dilakukan untuk mengendalikan aliran chip


serta permukaan benda kerja hasil pebubutan, untuk itu maka perlu untuk
melakukan identifikasi berikut : Periksa kebenaran sisi potong, lihat 900 dari sisi
potong beberapa gerakan menyudut dari sumbu pahat apakah kemiringannya
posisitif atau negative (lihat gambar 9.38)

Pahat terpasang pada tool holder dengan kemiringan mendekati 150, sehinga
dengan bentuk pahat yang diasah pada zero inclination (pahat dengan kemiringan
0) dalam pemakaiannya menjadi positive incli-nation (pahat positif) Gambar
9.39 memperlihatkan hubungan antara kemiringan sisi sayat serta berbagai
dimensi dari pahat bubut dalam pemasangannya pada mesin bubut, Ketinggian
pahat terhadap sumbu benda kerja.

Anda mungkin juga menyukai