gambar 3). Pemberian rosglitazon menurunkan MCR dibandingkan dengan kelompok control
tikus RUPP (246 banding 6312mg/mmol kreatinin ; p<0,01; n=9-11; gambar 3). Pemberian
SnPP bersama dengan rosglitazon tidak membalikan efek mengntungkan seperti pada pemberian
rosglitazon saja (183 banding 163mg/mmol kreatinin ; p<0,54; n=9; gambar 3). Pemberian
SnPP tidak memberikan efek yang signifikan terhadap MCR jika dibandingkan dengan
kelompok control tikus RUPP (3511 banding 6312mg/mmol kreatinin ; p<0,10; n=8-11;
gambar 3). Rikus RUPP menunjukan peningkatan rasio protein:kreatinin dibandingkan tikus NP
(5810 banding 172mg/mmol kreatinin ; p<0,001; n=11-15; gambar S6). Pemberian rosglitazon
menurunkan rasio protein:kreatinin secara signifikan dibandingkan kelompok control tikus
RUPP (163 banding 5810mg/mmol kreatinin ; p<0,01; n=9-11; gambar S6). Pemberian SnPP
bersama rosglitazon tidak membalikan efek menguntungkan pada pemberian tunggal rosglitazon
(307 banding 246mg/mmol kreatinin ; p<0,60; n=9; gambar S6). Dan pada kelompok
percobaan pemberian SnPP, rasio protein:kreatinin tidak berbeda signifikan dengan kelopok
tikus RUPP (5810 banding 277mg/mmol kreatinin ; p<0,07; n=6-11; gambar S6).
Tidak terdapat perbedaan signifikan agregasi platelet karena ADP pada whole blood tikus
RUPP dibandingkan tikus NP (5714 banding 439 daerah dibawah kurva ; p=0,41; n=7-9;
gambar 4). Namun, agregasi platelet yang diinduksi ADP dihilangkan dari darah pada tikus
RUPP dengan pemberian rosglitazon dibandingkan dengan kelopok control tikus RUPP
(0,70,7 banding 57,114,4 daerah dibawah kurva ; p<0,001; n=9-10; gambar 4). Pemberian
SnPP bersama rosglitazon membalikan reduksi agregasi platelet yang dimediasi PPAR- agonis
(39,64,3 banding 0,70,7 daerah dibawah kurva ; p<0,001; n=9-10; gambar 4). Pemberian
tunggal SnPP tidak memberikan efek signifikan pada agregasi platelet yang diinduksi ADP
dibandingkan kelompok control tikus RUPP (31,84,7 banding 57,114,4 daerah dibawah kurva
; p<0,11; n=7; gambar 4).
Tikus RUPP mempunyai level plasma sFlt-1 lebih tinggi (4133555 banding 1466650
pg/mL; p<0,01; n=7; gambar S7), dan mRNA placental sFlt-1 (gambar S8) serta level protein
(gambar S9A dan S9B) dibandingkan tikus NP. Pemberian rosglitazon tidak secara signifikan
menurunkan level plasma (363315 banding 4133555 pg/mL; p=0,25; n=7-9; gambar S7) dan
mRNA placental sFlt-1 (gambar S8) serta level protein (gambar S9A dan S9B). pemberian SnPP
dan rosglitazon tidak secara signifikan mengubah level plasma sFlt-1 dibandingkan pemberian
tunggal rosgllitazon (3490132 banding 3541250 pg/mL; p=0,85; n=8; gambar S7). Pemberian
tunggal SnPP pada tikus RUPP secara tidak signifikan mengubah level plasma sFlt-1
dibandingkan dengan kelompok control tikus RUPP (3049663 banding 4133555 pg/mL;
p=0,23; n=7-9; gambar S7).
Tikus RUPPsecara signifikan menurunkan level plasma VEGF dibandingkan dengan
tikus NP (2819 banding 36824 pg/mL; p<0,01; n=9; gambar S10). Namun pemberian
rosglitazon tidak secara signifikan mengubah level VEGF dibandingkan tikus RUPP (28011
banding 2819 pg/mL; p=0,94; n=8-9; gambar S10). Pemberian SnPP bersama rosglitazon tidak
secara signifikan mengubah level VEGF dibandingkan pemberian tungga rosglitazon (29326
banding 28011 pg/mL; p=0,65; gambar S10). Namun pemberian tungga SnPP menurunkan
level VEGF pada tikus RUPP dibandingkan kelompok control tikus RUPP (2199 banding
2819 pg/mL; p<0,001; n=6; gambar S10).
Tikus RUPP secara signifikan memiliki level sirkulasi plasma HO-1 lebih rendah
dibandingkan tikus NP (11526 banding 21327 pg/mL; p<0,05; n=9; gambar 5). Pemberian
rosglitazon secara signifikan meningkatkan level plasma HO-1 dibandingkan kelompok control
tikus RUPP (655189 banding 11526 pg/mL; p<0,01; n=9; gambar 5). Pemberian SnPP dan
rosglitazon secara signifikan menurunkan level plasma HO-1 dibandingkan pemberian tunggal
rosglitazon (24022 banding 655189 pg/mL; p<0,05; n=8-9; gambar 5). Pemberian tunggal
SnPP tidak secara signifikan menurunkan level plasma HO-1 dibandingakn dengan kelompok
control tikus RUPP (14116 banding 11526 pg/mL; p=0,48; n=6-9; gambar 5).
Tidak terdapat perbedaan pada histologi plasenta (gambar S11A dan S11B, vaskularitas plasenta
(diukur dengan stain CD-31; gambar S12A dan S12B) atau ploriferasi plasenta (diukur dengan
stain Ki-67; gambar S13A dan S13B) antara plasenta tikus NP dan RUPP. Pemberian rosglitazon
tidak mengubah parameter tersebut.