Anda di halaman 1dari 39

PENGENALAN PENELITIAN / RESEARCH

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mengenal dan mengetahui komponen-komponen dalam artikel
penelitian akuntansi
2. Mengenal dan membedakan antara basic research dan applied
research

A.

PENGERTIAN PENELITIAN / RESEARCH

Penelitian (research) adalah proses penemuan solusi secara


sistematis, logis dan obyektif terhadap suatu masalah spesifik
berdasarkan data yang dikumpulkan untuk itu.
Masalah

penelitian

pembidangan

harus

masalah

spesifik,

dalam

oleh

penelitian

karena

itu

(termasuk

terdapat
penelitian

akuntansi).
(contoh pembidangan masalah akuntansi pada lampiaran 1).
Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu.
Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan.
Metode

keilmuan:

merupakan

gabungan

antara

pendekatan

rasional dan empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka


berpikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris
memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.
Untuk memperoleh bacaan hasil penelitian dapat diperoleh dengan
menelusuri sumber sumber informasi/bacaan diantaranya:

1. Media Elektronik (contoh beberapa web lampiran 12 &13)


2. Majalah/Jurnal Ilmiah (JRAI, Bunga Rampai Kajian teori
keuangan)
Karakterisitik penelitian ilmiah (Sekaran, 2000):
a. Purposiveness (memiliki tujuan yang jelas)
b. Rigor ( Menggunakan landasan teori dan pengujian Data
yang relevan)
c. Testability (Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari
telaah atau berdasarkan Pengungkapan data)
d. Replicability ( meiliki kemampuan untuk dirplikasi/diuji ulang)
e. Precision & Confidence(Memiliki dataakurat sehingga
hasilnya dapat dipercaya)
f. Objectivity (Menarik kesimpulansecara objective)
g. Generalizability (Temuan penelitian dapat digeneralisasii)
h. Parsimony(Menjelaskan fenomena atau masalah yang diteliti
secara sederhana tapi jelas).
B.

JENIS PENELITIAN / RESEARCH

Jenis penelitian dapat dikelopokkan berdasarkan (Husey dan Hussey ,


1997):
1. Tujuan
2. Proses
3. Logika Penelitian
4. Hasil penelitian yang diharapkan dari penelititan tersebut
1. Berdasarkan tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Penelitian eksploratif
b. Penelitian deskriptif
c. Penelitian analiitik
d. Penelitian prediktif
2. Berdasarkan Proses penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Kuantitatif
b. Kualitatif
3. Berdasarkan Logika penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Penelititan induktif
(Penelitian yang dalam hal ini teori disusun dari observasi
realitas empirik)

b. Penelititan deduktif
(Penelitian dalam hal ini struktur konseptual/teoritik disusun
kemudian diuji secara empirik)
5. Berdasarkan Hasil penelitian yang diharapkan dari penelititan
tersebut, penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Penelitian dasar
b. Peneilian terapan
1. Penelitian dasar adalah penelitian yang bertujuan untuk
menambah pengetahuan atau pemahaman tentang suatu
masalah tertentu dan untuk membangun teori berdasarkan hasil
penelitian tersebut tanpa mempedulikan apakah hasil penelitian
tersebut akan berguna untuk memecahkan masalah praktis atau
tidak.
Contoh penelitian dasar:
i. Masalah akuntansi manajemen
Masalah : Apakah sistem informasi internal yang memberikan
informasi mengenai usulan anggaran bawahan, tingkat anggaran,
dan kinerja sesungguhnya rekan sekerja berpengaruh terhadap
kinerja bawahan?(Fisher et al, 2002)
j. Masalah akuntansi keuangan
Masalah:

Apakah pengumuman dividen akan berpengaruh

secara negatif terhadap harga saham pada waktu exdividend


day? (Pujiono, 2002)

2. Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan


untuk menerapkan hasil penemuan guna memecahkan masalah
tertentu yang sedang dialami suatu organisasi.

Contoh penelitian terapan:


1. Masalah akuntansi manajemen
Masalah : Apakah teknik analisis biaya diferensial bisa digunakan
untuk penilaian program promosi kesehatan di tempat kerja pada
perusahaan Kimberly-Clark? (Smith, 1988)

2. Masalah akuntansi keuangan


Masalah:

apakah pemberian kredit meningkatkan rentabilitas

ekonomi? (Syamsudin, 1997)


Tugas:
1. Cari 1 hasil penelitian akuntansi yang paling anda sukai dari
majalah ilmiah atau bacaan lain dan tuliskan secara urut
mulai dari judul, penulis, waktu penerbitan, nama majalah,
lembaga penerbit, volume dan nomor majalah!
2. Tuliskan komponen komponen (urutan) dalam artikel tersebut
menurut pengetahuan anda!
3. Identifikasikan artikel penelititan yang anda pilih (1) apakah
merupakan basic research atau applied research
Kriteria Riset Ilmiah dapat dibedakan menjadi (riset metode
ilmiah/saintifik) dan Non Ilmiah (riset metode naturalis)
Riset metode ilmiah menggunakan pendekatan deduksi dalam
proses pengambilan keputusan, sedangkan riset metode naturalis
menggunkan pendekatan induksi.
Hal penting dalam riset metode ilmiah, (Cooper dan Schindler
2001,2003)
1. observasi langsung terhadap fenomena
2. variabel, metode dan prosedur riset didefinisikan dng jelas
3. hipotesis diuji secara empiris
4. mempunyai kemampuan mengalahkan hipotesis saingan
5. justifikasi kesimpulan secara statistik
6. mempuyai proses mebetulkan dirinya sendiri.

Perbedaan antara metode saintifik dengan metode naturalis


No
metode saintifik
1
menggunakan struktur teori

Metode naturalis
Tidak menggunakan struktur teori

Struktur teori digunakan untuk Hipotesis jika ada bersifaf implisit


membangun satu atau lebih tidak eksplisit.
hipotesis

melakukan setting artifisial menolak bentuk terstruktur dari


misalnya
dgn
metode riset, menolak pengaturan riset
eksperimen
dengan secara artifisial.
memanipulasi
beberapa
variabel

Menolak
bahwa
teori
membumi
(grounded)
di
datanya dan berargumentasi
bahwa facts do not speak for
themselves

Membutuhkan
pengujian Pengikut
grounded
theori
secara
kuantitatif
dan termasuk yang mengembangkan
statistik.
metode penelitian eksplorasi tidak
menggunakan data kuatitatif dan
teknik
statistik
untuk
menyimpulkan
hasil
yang
diobservasi. Metode naturalis dan
metode
eksplorasi
bersifat
kualitatif
menggunakan
data
kualitatif.

Sejalan dengan konsep grounded


theory (Glaser dan Strous, 1967)
dan percaya bahwa cara terbaik
untuk
menjelaskan
dan
membangun teori adalah dengan
menemukan dari data.

Hasil akhir dari suatu penelitian adalah laporan penelitian. Secara


detail laporan penelitian terdiri dari 4-6 bab.
Bab 1 : berisi pendahuluan (dengan sub bab isu riset, motivasi riset,
tujuan riset, dan kontribusi riset)
Bab 2 : berisi kajian teori dan pengembangan hipotesis
Bab 3 : pembahasan metodologinya (dengan sub bab berisi data
dan metode empiris risetnya)
Bab 4 : berisi hasil pengujian hipotesisnya

Bab 5 : berisi ringkasan, diskusi, simpulan, implikasi


dan saran dari riset.

kekurangan

Langkah langkah riset metode ilmiah


Riset metode ilmiah merupakan riset yang terstruktur dengan langkah
yang jelas dan sistematik
1. mengidentifikasikan isu atau topik dari riset (bab 1)
2. menjual ide atau isu tersebut dengan cara menjustifikasi bahwa
isu tersebut menarik dan penting untuk diteliti (bab1)
3. Menentukan tujuan dan kontribusi dari riset (bab 1)
4. Mengembangkan hipotesis.
Untuk mengembangkan diperlukan teori dan hasil riset
sebelumnya (bab 2)
5. Merancang riset (bab 3)
6. Mengumpulkan data (bab 3)
7. Menganalisis data dan menguji hpotesis (bab 4)
8. Membuat ringkasan (bab 5)
9. Menunjukan keterbatasan dan kendala riset (bab 5)
10. Mengusulkan perbaikan riset berikutnya. (bab 5)
Desain riset (Cooper dan Schindler, 2001,2003):
1. Penelitian eksploratori
2. Penelitian descriptive
3. Penelitian explanatory/Hipotesis
4. Penelitian prediksi (predictive)

Proses Penelitian :

Sumber masalah:
Empirik / obsevasi
Teoritik/telaah pustaka

Perumusan
Masalah

Kerangka
Teoritik

Perumusan
Hipotesis

Rancangan
Penelitian

Pengumpulan,
Pengolahan dan
Analisis Data
Deduksi apakah
hipotesis teruji,
apakah masalah
terjawab

METODE DAN RISET PENELITIAN


Salah satu

komponen riset adalah penggunaan metode ilmiah,

sehingga metode riset dapat dilaksanakan dengan relatif mudah dan


terarah. Beberapa teks book menyebutkan bahwa metode ilmiah
identik dengan desain ilmiah. ((Sevilla, 1988), (Emory, 1994), (Natsir,
1988)).
Metode Riset dapat dibagi atas (Umar, 2001):
1. Penelitian Dasar atau Murni
2. Penelitian Terapan atau Pengembangan
Metode Penelitian diantaranya (Umar, 2001):
1. Metode Sejarah

Riset sejarah menghendaki data bersumber dari data primer


yaitu dokumen dan peninggalan. Sumber data sekunder
digunakan apabila data primer tidak ditemukan

Pusat perhatian peneliti sejarah dalam membuat laporan


penelitian diarahkan pada masalah mekanis dokumentasi,
masalah logis pemilihan data penyusunan topik dan masalah
filosopfi penafsiran.
Tugas penulisan data sejarah diarahkan pada beberapa aspek
seperti penguasaan bahan, pembuatan bagan, seni, narasi,
dramatisasi dan lain-lain.
2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif bertujuan untuk mengggambarkan sifat
sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan
dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang
menyangkut sesuatu pada waktu berlangsungnya proses riset
(Gay, 1976)

Jenis metode deskriptif (Cnsule, 1988):


a. Studi Kasus
b. Survey
c. Riset Pengembangan :
Terdiri dari metode longitudinal dan metode cross sectional.
d. Riset Lanjutan (Follow-up study)
e. Riset Dokumen (Content Analysis)
f. Riset kecenderungan (Trend Analysis)
g. Riset Korelasi (Correlational study)
3. Metode Eksperimen
Sudjana, 1980 mengemukakan bahwa prinsip dasar dalam
desain ini adalah replikasi, randomisasi dan kontrol lokal.
Konsep eksperimentasi
menurut Ary (1972)
dapat
disederhanakan menjadi 3:
- Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi
- Semua variabel, kecuali variabel terikat adalah konstan
- Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel
terikat dapat diamamti atau diukur.
4. Metode Kausal-Komparative (Ex Post Facto)
Gay, 1976 menyampaikan bahwa penelitian ini berjalan dengan
cara menentukan akibat lalu menemukan sebab.
Kerlinger, 1976 berpendapat bahwa penelitian ini merupakan
pencarian empirik yang sistematik dimana peneliti tidak dapat
mengontrol variabel bebasnya karena peristiwa telah terjadi
atau karena sifatnya tidak dapat dimanipulasi.
Pendekatan Ex post facto setelah kejadian pada awalnya
mengamati akibat dan kemudian mencoba menentukan sebab,
sedangkan dalam penelitian eksperimen pada mulanya
menciptakan sebab, secara sengaja membuat kelompok
berbeda dan kemudian mengamati akibat perbedaan itu pada
variabel terikat.

5. Metode Partisipatoris
Prinsip metode ini diantaranya: memiliki implikasi ideologi,
memberikan
manfaat
langsung
kepada
masyarakat,
melibatkan semua partisipan yang terlibat dalam riset.
Desain Riset
Desin riset merupakan semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelititan yang ciri-cirinya adalah
(umar, 2001)
a. Desain dalam merencanakan penelitian
Pemilihan desain biasanya dimulai ketika peneliti sudah
merumuskan hipotesisnya. Desain untuk perencanaan
penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penelitian
sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian
hipotesis maupun dalam membuat kesimpulan.
b. Desain dalam melaksanakan penelitian
Suchman, yang dikutib Natsir (1988), desain
pelaksanaan penelitian dibagi atas 4 macam yaitu:
- Desain sampel
- Desain instrumen
- Desain analisis
- Desain administrasi

dalam

Jenis Desain Riset, menurut Selltiz, et al (1964), dikutip dalam Umar


(2001),
1. Desain Eksploratori
2. Desain Deskriptif
3. Desain Kausal

10

Etika dalam Penelitian


Etika memberikan batasan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh dilakukan, apa yang dianggap bermoral dan apa yang tidak.
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti (Neuman, 2003, Mason, 1996):
1. Plagiarisme
:
tindakan
mengutip
ide
orang
lain
tanpa
mengakui/menyebutkan sumbernya. Merupakan dosa terbesar dalam
dunia akademik
2. Manipulasi penelitian : Meliputi tindakan peneliti yang memalsukan,
mengarang, atau menciptakan data sendiri sesuai dengan keinginan
penelitti. Atau melaporkan desain studi yang tidak sesuai dengan
kenyataan ybs.
3. Identitas Pribadi dari Pelaku/Objek Penelitian : Identitas pribadi pelaku
pada objek yang diteliti perlu dirahasiakan demi melindungi karier,
pergaulan, privasi maupun status sosial ybs.
4. Akses ke Objek penelitian: Jika objek yang diteliti menyangkut properti
pribadi, maka izin dari pemilik properti diperlukan demi menghormati hak
milik orang lain.
Dalam hal ini ada 2 jenis penelitian yakni covert study dan Overt study.
Covert study adalah penelitian yang dilakukan dengan merahasiakan
status peneliti dan aktivitas penelitian itu sendiri terhadap pelaku/objek
penelitian dengan tujuan memperoleh data yang lebih ilmiah.
Overt study penelitian yang dilakukan dengan atas sepengatahuan
pelaku/objek yang diteliti.
5. Independensi Penelitian. Peneliti harus menjaga independensinya sebagai
wujud pertanggungjawaban profesionalnya.
6. Pelecehan terhadap Pelaku dari Objek Penelitian. Peneliti harus dapat
menghindari pelecehan, baik disengaja maupun tidak terhadap pelaku dari
objek yang diteliti.

Gambar induktivisme, (Mathews and Perera, 1996)

Mendapatkan fakta
melalui observasi

Hukum universal
Prediksi dan
dan teori
Penjelasan
generalisasi
penalaran
(penalaran induktif)
deduktif

11

DEDUKSI DAN INDUKSI


Hasil penelitian harus dijelaskan dengan argumen yang dapat
diterima. Argumen memungkinkan periset untuk menjelaskan,
mengintepretasikan, mempertahankan, menentang dan mencari
arti lebih lanjut (Cooper dan Schindler, 2003).
Dua bentuk proses argumentasi yang digunakan dalam riset
adalah deduksi dan induksi.
Pendekatan saintifik menggunakan struktur teori untuk
membentuk hipotesis dan kemudian menggunakan fakta atau data
empiris untuk menguji hipotesis dan untuk mendapatkan
kesimpulan atau konsklusi. Proses mengambil kesimpulan melalui
pengujian hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut
sebagai proses deduksi dan metodenya disebut dengan metode
deduktif serta riset yang menguji hipotesis disebut riset deduktif.
Deduksi adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan
hasil analisis data. Urutan proses riset dari pendekatan deduktif
adalah:
a. membangun hipotesis berbasis struktur teori
b. mengumpulkan fakta atau data empiris
c. menggunakan data untuk menguji hipotesis
d. mengambil kesimpulan (memeberikan argumen).
Pendekatan naturalis menggunakan data untuk mengambil
kesimpulan tanpa menggunakan hipotesis (let the data speak for
themselves). Pada pendekatan ini jika hipotesis harus digunakan,
umumnya hipotesis dibentuk dari data yang diobservasi dan
dikumpulkan terlebih dahulu. Proses pembentukan hipotesis
berdasarkan data yang ada dan pengambilan keputusan seperti ini
disebut proses induksi dan metodenya disebut metode induktif serta
riset disebut riset induktif.
Pendekatan induksi didefinisikan sebagai proses mengambil
kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada
satu atau lebih fakta atau bukti-bukti.

12

TOPOLOGI DATA
Menurut Websters New World Dictionary, data adalah things known
or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau
dianggap diketahui artinya sesuatu yang sudah terjadi merupakan
fakta (bukti), dengan demikian data dianggap mempunyai dua arti:
1. suatu pernyataan (statement) tentang sesuatu yang sudah terjadi
akan tetapi belum diketahui (belum dilaporkan), sering disebut
sebagai hipotesis.
2. suatu pernyataan tentang sesuatu yang belum terjadi, bisa terjadi
bisa juga tidak disebut ramalan (forecasting).
Contoh :
Seseorang ditanya berapa umurnya, dan menjawab umurnya 40
th data.
Kepala BULOG menganggap bahwa persediaan beras cukup
data
Karena anggapan atau asumsi dapat benar dapat juga salah, maka
apabila akan dipergunakan untuk membuat keputusan, anggapan
yang berupa hipotesa harus diuji terlebih dahulu dengan jalan
mengumpulkan data serta menggunakan criteria tertentu.
Suatu riset sering dilakukan untuk menguji hipotesis atau anggapan
yang mungkin benar mungkin juga tidak. Angapan yang salah
akan menghasilkan keputusan yang salah.
Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan. Data penduduk memberikan gambaran tentang suatu
keadaan atau persoalan penduduk misalnya tentang jumlahnya,
perkembangannya, pendidikannya, penyebarannya menurut daerah,
pendapatan yang menggambarkan standart hidup.
Data merupakan alat bagi pengambil keputusan untuk dasar
pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan. Keputusan yang
baik hanya bisa diperoleh dari pengambil keputusan yang baik (jujur,
pandai dan berani membuat keputusan yang obyektif), dimana
keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik.

13

Data yang baik ialah data yang bisa dipercaya kebenarannya


(reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau
bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara
menyeluruh.
Data berguna untuk:
1. mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu
keadaan atau persoalan
2. membuat keputusan atau memecahkan persoalan.
Apa hubungan antara data dan riset?
Riset pada dasarnya adalah usaha mencari data yang akan
dipergunakan untuk mengetahui sesuatu atau untuk menguji suatu
hipotesa, serta untuk memecahkan suatu persoalan tertentu.
Data adalah bahan baku riset
Data dapat terbagi menjadi beberapa tingkatan yakni data mentah,
data diolah dan data hasil analisa. Data hasil analisa mempunyai
peringkat paling tinggi Karena langsung dapat digunakan untuk
membuat keputusan.
Menurut sifatnya data terbagi menjadi :
1. data kualitatif : yaitu data yang tidak berbentuk angka, misalnya:
Jakarta Fair sepi, keamanan mantap, harga stabil, karyawan
bersemangat, penjualan menurun dll
2. data kuantitatif : yaitu data yang berbentuk angka,
misalnya hara beras Rp 3000/kg, karyawan yang tidak
bersemangat hanya 10%, rata-rata gaji/upah karyawan Rp
1.500.000/bulan, produksi padi mencapai 20 juta ton/bulan.
Menurut sumber, data terbagi menjadi:
1. data internal yaitu data dari dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan organisasi tersebut.
Misalnya : jumlah karyawan, jumlah modal, jumlah produksi,
kebutuhan bahan mentahnya dll.

14

2. data external yaitu data dari luar suatu organisasi yang dapat
menggambarkan factor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil
kerja suatu organisasi.
Misalnya daya beli masyarakat mempengaruhi penjualan
perusahaan, bantuan luar negri akan mempengaruhi hasil
pembangunan suatu negara dll.
Menurut cara memperolehnya data terbagi menjadi:
1. data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya.
Misalnya Uniliver ingin mengetahui konsumsi margarine blue
band langsung menghubungi rumah tangga, BPS untuk
memperoleh data harga langsung menghubungi pasar dll
2. data sekunder : yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang
sudah berupa publikasi. Data sudah dikumpulkan oleh
pihak/instansi lain. Misalnya suatu perusahaan (departemen)
ingin mengetahui data penduduk, pendapatan nasional, Indeks
harga Konsumen dari BPS, data perbankan dari BI, dll
Menurut waktu pengumpulannya, data terbagi menjadi:
1. Data cross section ialah data yang dikumpulkan pada suatu
waktu tertentu (at appoint of time) untuk menggambarkan
keadaan & kegiatan pada waktu tersebut.
Analisa yang didasarkan atas data cross section disebut analisa
cross section yang sifatnya statis, oleh Karena itu tidak
memperhitungkan perubahanperubahan yang terjadi, yang
disebabkan oleh perubahan waktu
2. Data berkala (time series data) adalah data yang dikumpulkan
dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu
kejadian/kegiatan selama periode tersebut.
Misalnya perkembangan uang beredar, perkembangan harga 9
macam bahan pokok , perkembangan penduduk dll.
Menurut kondisi hubungan/ketergantungan dengan variabel lain,
data dikelompokkan menjadi
1. data/variabel terikat : data/variabel yang tergantung pada data
variabel lain.

15

2. data/variabel bebas: data/variabel yang tidak tergantung pada


variabel lain.
Misalanya adalah data hasil penjualan suatu produk tergantung
oleh harga, promosi, distribusi dan produk itu sendiri. Data hasil
penjualan merupakan variabel terikat sedangkan variabel harga,
prpmosi, distribusi dan produk itu sendiri adalah variabel bebas.
Data dapat dipisahkan menurut Skala. Skala merupakan suatu
prosedur pemberian angka atau symbol lain kepada sejumlah ciri
suatu obyek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri
tersebut. Berdasarkan skala data dapat dipisahkan menjadi:
1. Skala Nominal
Skala yang paling sederhana di mana angka yang diberikan
kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan
kategori tersebut terhadap kategori lainnya tetapi hanya sekadar
kode atau label.
Contoh : Jenis kelamin : 1 = pria dan 2 = wanita
Status
: 1 = menikah dan 2 = tidak menikah
2. Skala Ordinal
Skala ini mengurutkan data dari tingkat paling rendah ke
tingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang
tidak harus sama.
Contoh ; Nilai ujian 5 mahasiswa diurutkan dari yang paling besar
ke yang paling kecil sbb:
Nama Mahasiswa Nilai Ujian
Dania
95
Angga
78
Gagah
72
Robi
59
Ratna
40

Nilai Prestasi
A
B
C
D
E

Merubah nilai ujian ke nilai prestasi, misalnya mempunyai kaidah


sebagai berikut:
Jarak antara 85 100 adalah A
Jarak antara 76 84 adalah B
Jarak antara 68 75 adalah C
Jarak antara 56 67 adalah D
Jarak antara 0 55 adalah E

16

Kaidah di atas terlihat bahwa jarak interval tiap nilai prestasi bisa
tidak sama.
Jika bobot pada skala ordinal tidak diperhatikan, ia
menjadi skala nominal sehingga dapat disimpulkan bahwa
ordinal dapat berperan sebagai skala nominal tetapi
sebaliknya, skala nominal tidak dapat berperan sebagai
ordinal.

akan
skala
tidak
skala

3. Skala Interval
Skala ini mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang
memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan
obyek lainnya adalah sama.
Contoh: nilai prestasi yang telah ditransfer dalam bentuk huruf A, B,
C, D dan E selanjutnya diberi bobot masing-masing 4, 3, 2, 1 dan 0
sehingga interval A dan C sama dengan interval C dan E atau
interval A dan B sama dengan interval D dan E. Tetapi ada ciri lain
yaitu tidak adanya titik 0. Misalkan jika bobot A = 4 diubah menjadi A
= 0 bukan berarti bahwa nilai prestasi B, C, D dan E juga menjadi 0,
tetapi dapat berubah menjadi berturut-turut 1, -2,-3 dan 4.
Jika jarak interval pada skala ini tidak diperhatikan, skala ini
bertindak sebagai skala ordinal. Jasi skala interval dapat bertindak
sebagai skala ordinal dan skala nominal.
4. Skala Ratio
Skala ini mencakup ketiga skala yang disebutkan di atas ditambah
dengan sifat lain yaitu bahwa ukuran ini mempunyai nilai nol.
Karena adanya titik 0 inilah maka ukuran rasio dapat dibuat dalam
perkalian maupun pembagian. Angka pada skala ini merupakan
ukuran yang sebenarnya dari obyek yang diukur.
Contoh Agus Salim dan Budi Wasito adalah dua orang karyawan PT
Maju yang masing-masing bergaji Rp 2000.000 dan Rp 5.000.000.
Hitungan ukuran rasionya ; gaji Budi Wasito adalah 2,5 kalilipat gaji
Agus Salim. Gaji ini mempunyai titik nol (misalnya perusahaan tidak
menggaji pegawainya karena bangkrut, artinya kedua karywan
bergaji Rp 0).

17

TEKNIK SAMPLING
(teknik pengambilan sampel)
Populasi kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu
yang ingin diselidiki oleh peneliti.
Populasi sasaran
Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh
informasi tentang populasi. Oleh karena itu sejak awal perlu
mengidentifikasi populasi secara tepat dan akurat.
Contoh :
populasi sasaran untuk penelitian persepsi akuntan adalah
para akuntan.
Populasi sasaran untuk calon mahasiswa potensial adalah
siswa SMU dll
Elemen suatu anggota tunggal dari populasi.
Jika terdapat 200 penumpang pesawat dalam suatu penerbangan,
maka setiap penumpang pesawat tersebut merupakan elemen dari
populasi.
Sampel beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari
populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari
populasi. Sehingga sebagaian elemen dari populasi merupakan
sampel.
Sampel (contoh) penting dalam penelitian berkaitan dengan
kredibilitas dan mutu penelitian serta biaya penelitian yang harus di
bayar.
Mengapa dalam penelitian digunakan sampel (contoh) dan
apakah sampel dapat dikatakan mewakili seluruh populasi?
Alasan diperlukannya sampel dalam penelitian :
Seluruh Populasi Teknik sensus membutuhkan biaya yang
sangat besar/mahal (tenaga pencacah dan waktu yang lama).
Teknik sensus tidak luwes dan tidak praktis untuk pengambilan
keputusan terbatas.

18

Sampel dapat mewakili seluruh populasi, apabila:


Sampel harus mengandung dua criteria yaitu cermat
(accuracy) dan tepat (precission).
Kriteria cermat dimaksudkan agar sampel yang diambil tidak
akan bias sehingga sampel dapat memberikan reaksi yang
tidak berlebih atau kurang tetapi memberikan reaksi wajar.
Kriteria tepat mengandung arti sampel yang diambil dapat
mewakili dengan wajar keseluruhan populasi tersebut. Oleh
karena itu aspek ketepatan ini mengandung pengukuran
standard yang dapat ditoleransi terhadap kemungkinan
kesalahan pengambil sampel.
Menggunakan teknik pengambilan sampel (teknik sampling)
yang sesuai dengan strategi penelitian yang dilakukan.
Sampling adalah proses memilih suatu jumlah unsur populasi
yang mencukupi dari populasi, sehingga dengan mempelajari
sampel dan memahami karakteristiknya memungkinkan untuk
untuk menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada seluruh
anggota populasi.
Kategori Sampling
probability sampling

Probability

Sampling

dan

Non

Probability sampling yaitu proses pengambilan sampel yang


menjamin adanya peluang bahwa setiap unsure populasi dipilih
sebagai anggota sampel.
Sampling Probability meliputi sample random sampling,
systematic sampling, stratified random sampling, cluster
sampling, area sampling dan duble sampling
Non Probability Sampling yaitu proses pengambilan sampel
yang tidak menjamin adanya peluang bahwa setiap unsure
poppulasi dipilih sebagai anggota sampel
Sampling Non Probability meliputi canvebience sampling,
judgement sampling, quota sampling dan snowball sampling.

19

Ukuran sampel
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel
selain metode pengambilan sampel di atas adalah tingkat ketepatan
(precision) dan tingkat kepercayaan (confidence) sampel.
Ketepatan (precision) mengacu pada seberapa dekat estimasi
peneliti berdasarkan sampel yang terpilih terhadap karakteristik
yang sebenarmya dari populasi.
Confidence level : derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan
sebuah sampel. Confidence level 95%-99%. Semakin tinggi
Condidence level semakin dapat dipercaya data tersebut. (100 - CL
= 1%-5%) adalah persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir.
Ukuran sampel dapat pula ditentukan dengan menggunakan rumus
slovin (1960) yang dikutip sevilla (1994) sbb:
N
n=
1 + N e2
n =
N =
e =

ukuran sampel
ukuran populasi
persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau
diinginkan, misalnya 2%

misalnya:
Jumlah elemen dalam populasi adalah 8000. apabila Confidence
level 98% berapa sampel yang harus diambil = 1905. Apabila CL
diturunkan menjadi 95% berapa jumlah sampelnya = 380.9 dst.
Semakin tinggi CL semakin besar sampelnya, semakin rendah CL
semakin sedikit sampelnya.
Dalam
menentukan
ukuran/jumlah
sampel
juga
perlu
memperhatikan pedoman kasar yang dikemukakan oleh Roscoe
dalam Sekaran (2000), yaitu:

20

1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian


adalah 30 < n < 500
2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa subsampel (lakilaki/perempuan, senior/yunior) jumlah sampel minimum untuk tiap
kategori adalah 30
3. Dalam penelitian multivariate(multiple regression analysis) jumlah
sampel harus beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari
jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan
pengendalian ekperimental yang ketat, penelitian yang baik dapat
dilakukan dengan menggunakan sampel sekitar 10 sampai 20.

Kekeliruan Sampling
Kekeliruan sampling
Terjadinya kekeliruan pada saat menelaah sampel, misalnya
dalam menentukan jumlah sampel yang harus diambil
Kekeliruan Tak sampling
Kekeliruan jenis ini sering timbul dalam suatu riset antara lain
karena populasi yang tidak jelas, pertanyaan-pertanyaan yang
tidak tepat dan obyek yang diteliti ternyata tidak seluruhnya
didapat.
Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan
desain/metode penelitian yang digunakan (Gay, 1976):
Deskriptif, minimal 10 % dari populasi. Untuk populasi yang
relatif kecil minimal minimal 20%.
Desain deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek
Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
Metode eksperimental, minimal 15 subyek
Penggunakan kaidah di atas sebaiknya disesuaikan dengan kondisi
populasi dan keadaan lain yang berkaitan.

21

Kelebihan dan kekurangan desain sampling


Desain
sampling

Penjelasan

Kelebihan

Kekurangan

Seluruh elemen
dalam populasi
diperhitungkan
dan tiap elemen
mempunyai
kesempatan yang
sama untuk
terpilih sebagai
objek

Kemampuan
generalisasi
hasil
penenmuan
tinggi

Tidak seefisien
stratified
sampling

Setiap elemen ke
n dari populasi
dipilih, mulai dari
anggota tertentu
dalam kerangka
populasi

Mudah
dilakukan bila
kerangka
populasinya
tersedia

Dimungkinkan
terjadinya bias
sistematik

Populasi dibagi
ke dalam
kelompok tertentu
kemudian subyek
diambil:

Paling efisien
di antara
semua desain
probabilitas
semua
kelompok
terwakili
jumlahnya

Stratified harus
memiliki arti
tertentu lebih
memakan waktu
dibandingkan
dengan simple
random sampling
kerangka
populasi untuk
tiap
kelompok/strata
diperlukan.

A. Probability Sampling

Simple
random
sampling

Systematic
sampling

Stratified
random
sampling

a. Propor
-sionate

b. Dispropor
-sionete

Cluster

dalam proporsi
jumlah yang
sebenarnya dan
perbandingannya.

berdasarkan
criteria selain
jumlah populasi
sebenarnya.

Kelompok yang

Dalam cluster Paling kurang

22

Desain
sampling

sampling

Area
Sampling

Double
sampling

Penjelasan

Kelebihan

Kekurangan

anggotanya
heterogen
ditentukan dulu,
kemudian dipilih
secara acak dari
tiap kelompok :
semua anggota
dari tiap keompok
yang dipilih
secara acak
dipelajari

geografis ,
biaya
pengumpulan
datanya
rendah

dapat diandalkan
& kurang efisien
diantara desain
probabilitas
lainnya karena
sub-sub dari
kelompok lebih
cenderung
homogen
daripada
heterogen.

Cluster sampling
dalam suatu
daerah/lokasi
tertentu

Biayanya
efektif,
berguna untuk
keputusan
yang
berhubungan
dengan lokasi
tertentu

Memakan waktu
untuk
mengumpulkan
data dari suatu
lokasi.

Sampel atau sub


sampel yang
sama diteliti dua
kali

Menawarkan
infomasi yang
lebih rinci
dalam topik
penelitian

Original bias
individu mungkin
tidak senang
merespon untuk
kedua kali

B. Non Probability Sampling


Anggota populasi Cepat,
yang paling
mudah, tidak
Convenienc
mudah ditemui
mahal
e sampling
dipilih sebagai
subyek

Judgment
sampling

Quota

Tidak dapat
digeneralisasikan
sama sekali

Subyek dipilih
berdasarkan
keahlian dalam
bidang diteliti

Kadang
merupakan
satu-satunya
cara untuk
menyelidiki

Kemampuan
generalisasinya
dipertanyakan,
tidak dapat
digeneralisasikan
ke seluruh
popolasi

Subyek dipilih

Sangat

Tidak dapat

23

Desain
sampling

Penjelasan

Kelebihan

Kekurangan

berguna bila
partisipasi
kelompok
minoritas
diperlukan
dalam suatu
penelitian

digeneralisasikan
dengan mudah

sampling

yang paling
mudah ditemui
dari kelompok
yang ditargetkan
berdasar jumlah
kuota yangtelah
ditentukan
sebelumnya

Snowball
sampling

Memilih unit yang


karakteristiknya
jarang, unit
selanjutnya
ditunjukkan
responden
sebelumnya

Hanya untuk
penerapan
yang sangat
khusus

Keterwakilan dari
karakteristik
yang jarang tidak
terlihat dalam
pemilihan
sampel

Sumber : sekaran (2000) dan Davis & Cosenza (1993)

24

METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA


A. Kerangka Teoritik dan Pengukuran Construct (Variabel)
Bagaimana variabel diukur ??
Berbagai obyek dapat diukur dengan mudah :
Misalnya :
Berapa tinggi badan saudara?
Berapa lama saudara telah bekerja?
Apa jabatan saudara ?
Berapa usia saudara ?
Jawaban pertanyaan diatas : memiliki alat pengukuran yang sesuai
dan obyektif.
Bagaiman apabila pertanyaan :
Bagaimana perasaan (feelings) anda setelah mengikuti kegiatan
ini ?
Bagaimana sikap (attitudes) mahasiswa gunadarma terhadap
perubahan proses pembelajaran?
Bagaimana persepsi (perceptions) mahasiswa terhadap
pengajarnya?
Pertanyaan diatas sukar untuk dijawab dan diukur karena bersifat
abstrak.
Salah satu cara yang dilakukan adalah mengurangi karakteristik yang
abstrak
dari
konsep-konsep
seperti
motivasi,
keterlibatan
(involvement), kepuasan (Satisfactions), perilaku konsumen (consumer
behavior) dll.
Misalnya :
Konsep kecenderungan perilaku konsumen dalam pembelian bersifat
abstrak. Tetapi kita dapat menduga kecenderungan perilaku tersebut
dari apa yang akan dilakukan konsumen.
Misalnya :
Apakah konsumen tersebut mengatakan hal-hal positif mengenai
produk atau merk kepada orang lain ?

25

Apakah konsumen merekomendasikan produk/merk tersebut


kepada orang yang meminta pendapatnya?
Apakah mendorong teman-temannya atau kenalannya untuk
membeli produk tersebut?
Apakah akan tetap memilih produk tersebut apabila harganya
dinaikkan?
Dengan demikian kita dapat mengukur kecenderungan pembelian
konsumen melalui indikator-indikator tersebut walaupun contruct
kecenderungan perilaku konsumen tersebut bersifat abstrak.
Pengertian Pengukuran variabel
Pengukuran variabel (jika dipahami dari sisi variabel) adalah proses
menghubungkan konsep dengan fakta empirik (realitas). Jika
dipahami dari sisi fakta, pengukuran variabel adalah pemberian
bilangan atau simbol pada peristiwa empirik menurut aturan yang
ditetapkan.
Misalnya
Aturan
:
Aturan
:

P untuk pria dan W untuk Wanita


Beri 5 untuk sangat setuju
Beri 4 untuk setuju
Beri 3 untuk netral
Beri 4 untuk tidak setuju
Beri 4 untuk sangat tidak setuju

Pengukuran variabel lebih berguna untuk variabel yang bersifat


abstrak seperti sikap, motivasi, kinerja dll.
Untuk variabel seperti ini pengukuran tidak dapat secara langsung
terhadap variabelnya, melainkan secara tidak langsung melalui
indikan atau proksi-nya yang bisa diamati. Indikan atau proksi inilah
yang dinamakan sebagai fakta atau realitas.
Contoh :
Untuk membedakan perusahaan yang melakukan perataan laba
dan yang tidak melakukan perataan laba, digunakan proksi
Indeks Eckel (1981), dikutip assih dan Gudono.

26

Kalau ingin mengetahui partisipasi penyusunan anggaran oleh


manajer diperlakukan pengukuran secara tidak langasung melalui
indikan-indikan:
1. Seberapa banyak keterlibatan manajer dalam penyusunan
unsur-unsur anggaran
2. Kepuasan terhadap finalisasi anggaran
3. Seberapa penting pendapat manajer dalam penyusunan
anggaran (Kren, 1992)
Pengukuran yang baik adalah pengukuran yang bisa menghasilkan
isomorphism yaitu terjadi kesamaan antara realitas atau fakta yang
diteliti dengan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Sebagai contoh:
Pengukuran variabel partisipasi penyusunan anggaran di atas
terhadap 4 orang manajer digunakan instrumen berskala 7 (1,2,...7).
Sedangkan nilai partisipasi sesungguhnya adalah 1, 3, 6 dan 8.
Pengukuran ini tidak menghasilkan isomorphism, karena terdapat nilai
8 yang tidak ada dalam instrumen pengukur.
Proses pengukuran di atas adalah melalui tahap-tahap
mendefinisikan konsep secara konstitutif dan operasional.
Definisi konsep terutama diperlukan untuk pengukuran variabel yang
abstrak atau yang tidak mudah terhubung dengan fakta.
Definisi konsep meliputi definisi konstitutif dan operasional (Kerlinger,
1975).
Definisi konstitutif adalah mendefinisikan konsep dengan
konstruk lain.
Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap
konstruk atau variabel dengan memspesifikasikan kegiatan atau
tindakan yang dperlukan peneliti untuk mengukur atau
memanipulasinya.

terdapat dua definisi operasional dapat diketahui adanya


dua macam definisi yakni : definisi operasional pengukuran
dan definisi opersional eksperimental.

27

Contoh :
Definisi konstitutif partisipaisi:
Partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa jauh
keterlibatan manajer di dalam menyusun aanggarannya sendiri (Milani,
1975).
Definisi operasional partisipasi:
Partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan pemeringkatan diri
(self-rating) manajer pada skala pengukur tujuh point terhadap 6 unsur
partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran, revisi anggaran,
diskusi dengan atasan atas inisiatif manajer, diskusi dengan atasan
atas inisiatif atasan manajer, penyusunan anggaran final dan
kontribusi manajer (Milani , 1975)
Definisi Operasional Eksperimental:
Definisi information asymetry oleh fisher et al (2002)
Fisher et al mendefinisikan variabel tersebut sebagai tahu tidaknya
subyek eksperimen (bertindak sebagai bawahan) atas usulan dan
tanggapan usulan anggaran bawahan lain, tanggapan anggaran
supervisor (subyek ekspermen lain) kepada bawahan lain, dan jumlah
anggaran final bawahan lain dan kinerja selama sesi negosiasi.
Fisher et al menguraikan rincian tindakan dalam memanipulasi
variabel tersebut dengan membagi subyek eksperimen ke dalam
subyek yang memiliki information asymetry rendah dan subyek yang
memiliki information asymetry tinggi.
Tingkat ukuran variabel
Terdapat 4 tingkat ukuran yaitu:
Ukuran Nominal
Ukuran Ordinal
Ukuran Interval
Ukuran Ratio

28

B. Instrumen Pengukur Variabel


Apakah instrumen pengukur variabel ?
Sebagian besar langkah dalam proses penelitian dilakukan dengan
mengumpulkan informasi baik secara langsung (data primer) maupun
tidak langsung (sekunder, tertier).
Mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial dilakukan
secara langsung dengan berbagai cara yang antara lain melalui teknik
wawancara (baik secara langsung maupun telepon), survey
pengamatan dan angket.
Teknik wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung
para responden untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang
diketahuinya (bisa mengenai suatu kejadian, fakta, maupun pendapat
si responden).
Teknik survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan
yang diajukan kepada responden. Kemudian responden didatangi oleh
pencacah untuk menanyakan informasi yang diminta serta dicatat
dalam daftar kuesioner yang telah disiapkan.
Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden
mengenai sesuatu masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara
teknik angket dan survey terletak pada penentuan responden yang
memang tidak akan sama).
Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih, penelitian sosial
yang melibatkan banyak orang membutuhkan instrumen penelitian
yang akan digunakan dalam pengumpulan informasi dari responden.
Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang dipergunakan
untuk memperoleh, mengolah dan mengintepretasikan informasi dari
para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama.
Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak
akan bisa digunakan pada penelitian yang lain, karena setiap
penelitian memiliki ke-khas-an penelitian tersendiri.
Kegunaan instrumen penelitian:

29

1). Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden,


2). Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara
3). Sebagai alat evaluasi performance pekerjaan staff peneliti.
Instrumen pengukur variabel (instrumen) biasanya digunakan dalam
berbagai desain penelitian, kecuali dalam event studi, content analysis
dan sosiometri, karena ukuran variabel sudah berfungsi sebagai
instrumen.
Instrumen secara garis besar bisa dibedakan ke dalam test dan skala
(kerlinger, 1973).
Test adalah suatu prosedur sistematis pengujian individu dengan
pemberian seperangkat rancangan stimuli dan pemberian
bilangan atau seperangkat bilangan terhadap respon yang timbul
dari stimuli tersebut. (contoh: projective test, intelegence test,
aptitude test dll).
Skala adalah seperangkat simbol atau bilangan yan dirancang
sedemikian sehingga dengan simbol atau bilangan tersebut dapa
diberikan berdasarkan suatu aturan kepada individu atau
perilakunya yang sedang diukur.
dilihat dari sisi cara subyek penelitian atau responden
menjawab, skala dapat digolongkan ke dalam skala penilaian,
skala pemeringkatan
C. Kriteria Instrumen yang baik
Kekuatan penelitian bisa diketahui dari validitas baik internal maupun
eksternalnya.
Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat
atau pengaruh dalam desain penelitian yang dilakukan.
Validitas Eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan
digeneralisasinya hasil penelitian pada lingkungan, orang, atau
peristiwa lain.
Ancaman yang mempengaruhi validitas internal adalah history effects,
maturity effect, testing effect, instrumentation effects, selection effects,
statistical regression, dan mortality. Ancaman yang mempengaruhi
validitas eksternal adalah perbedaan situasi lingkungan penelitian, dan
perbedaan subyek penelitian.
Bagaimana membuat instrumen yang baik ??

30

1.

Kriteria instrumen yang baik (Sevilla 1988),

Reliabilitas
adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Reliabilitas
menunjukkan konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu
instrumen pengukur.

Validitas
Adalah ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti
sebenarnya yang diukur. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila memiliki kemampuan mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Tiga macam Validitas Pengukuran

Macam Validitas

Pengertian

Content validity

Kemampuan butir-butir pernyataan dalam


instrumen mewakili semua unsur dimensi konsep
yang sedang diteliti

Construct validity

Kesesuaian instrumen dengan teori tentang


konsep yang diteliti.

a. Convergent validity

Tingkat korelasi antara dua instrumen pengukur


konsep yang sama

b. Discriminat validity

Kerendahan tingkat korelasi instrumen dengan


konsep yang diprediksi secara teori tidak
berkorelasi

Criterion related validity

Kemampuan instrumen memprediksi criterion


vriabel.

a. Predictive validity

Kemampuan instrumen memprediksi criterion


variable asa datang

b. Concurrent validity

Kemampuan instrumen memprediksi criterion


variable yang diukur pada waktu yang sama
dengan variabel yang diteliti (instrumen dapat
membedakan individu yang diketahui memang
berbeda

Sensitivitas

31

Adalah sebagai kemampuan suatu instrumen untuk


melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah
penelitian. (biasanya terpenuhi bila derajat validitas dan
reliabilitas instrumen tinggi)

2.

Obyektivitas
Adalah derajat pengukuran instrumen bebas dari pendapat
penilaian subyektif, bebas dari bias, dan perasaan orangorang yang menggunakan tes.

Fisibilitas
Berkaitan dengan aspek-aspek ketrampilan, penggunaan
sumberdaya, dan waktu.

Langkah penyusunan instrumen (Suharsimi, 1993)

Tentukan variabel yang terpakai dalam penelitian (terlihat


dari judul).

Variabel tersebut dicarikan jabarannya dalam bentuk sub


variabel yang diketahui dari teori atau penelitian terdahulu.
Misalnya : variabel kepuasan kerja. Menurut teori atau
pendapat para ahli kepuasan kerja seorang karyawan
ditentukan oleh lima sub variabel yaitu: kepuasan terhadap
mutu pekerjaan, promosi, kepenyeliaan, hubungan dengan
rekan sekerja dan gaji.

Sub variabel dicarikan jabarannya dalam bentuk indikatorindikator jika ada.


Misalnya : sub variabel gaji. Indikatornya adalah gaji pokok,
tunjangan dan insentif

Indikator dicarikan jabarannya dalam bentuk sub indikator


jika ada.
Misalnya : untuk indikator insentif sub indikator: insentif
finansial dan non finansial.

Apabila jika sub indikator masih dapat dibagi lagi menjadi


komponen terkecil, maka komponen ini dijadikan sebagai
butir-butir pertanyaan dan sebaiknya tersusun menurut
hierarki agar mudah dipakai dalam analisis berikutnya

Seluruh butir pertanyaan yang telah selesai ditentukan, pada


gilirannya akan ditempatkan pada lembaran instrumen
seperti angket (kuesioner).

32

3.

Metode /Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan jembatan yang
menghubungkan peneliti dengan dunia sosial yang ditelitinya.
Melalui metode yang dipilih, peneliti dapat mengumpulkan
berbagai data yang diperlukan guna menjawab research
questions yang ada.
Jenis data dilihat dari cara memperolehnya:
A. Data Primer
Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti.
Data primer umumnya berupa :
- Karakteristik demografi atau sosioekonomi
- Sikap atau pendapat
- Kesadaran atau pengetahuan
- Minat
- Motivasi
- Perilaku
B. Data Sekunder
Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.
Data sekunder terdiri dari;
- Data sekunder internal suatu organisasi (terutama untuk
penelitian terapan atau studi kasus).
- Data sekunder eksternal yang dipublikasikan
Metode pengumpulan data yang dapat dilakukan peneliti:( Efferin,
2004)
3.1 Wawancara (interview)
3.2 Kuesioner (questionnaire)
3.3 Dokumentasi (documentations)
3.4 Observasi (observation)

33

3.1. Wawancara (interview)


Wawancara dapat dilakukan dengan seorang atau sekelompok
orang dan pastikan bahwa mereka adalah orang atau
sekelompok orang yang kompeten,
Jenis wawancara :
- Structured interview
Peneliti telah menyiapkan daftar pertanyaan sehingga jawaban
object telah terstruktur dan diatur sistematis.
Cocok untuk wawancara terhadap responden yan banyak
jumlahnya serta peneliti dan responden mempunyai waktu sangat
terbatas.
Yang menjadi pertanyaan (yang ingin diketahui peneliti) bersifat
teknis semata, sehingga tidak diperlukan adanya investigasi
secara lebih mendalam.
- Unstructured interview
Wawancara dilakukan peneliti tanpa mempersiapkan daftar
pertanyaan terlebih dahulu.
Cocok apabila responden jumlahnya tidak banyak.
Materi yang ingin diketahui peneliti adalah materi yang
memerlukan pendapat pribadi, atau sesuatu yang memelukan
klarifikasi dan investigasi lebih jauh, sehingga peneliti
memerlukan berbagai pertanyaan pendahuluan (preliminary
questions) terhadap setiap responden yang bentuknya antara
satu responden dengan yang lainnya berbeda.
Fungsi preliminary questions adalah untuk membuka komunikasi
(ice breaking) serta mempersiapkan responden terhadap
pertanyaan utama yang akan dilakukan setelah peneliti
mendapatkan respon dari preliminary questions.
Meskipun tidak mempersiapkan terlebih dahulu daftar
pertanyaan, peneliti harus tetap mempersiapkan kerangka tujuan
interview yang hendak dicapai.

34

Semi-structured interview
Teknik ini merupakan gabungan dari dua teknik di atas. Peneliti
mempersiapkan daftar pertanyaan sebelumnya, namun dalam
pelaksanaan wawancara peneliti memberikan kebebasan kepada
responden untuk memberikan opini atau pendapat di luar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
--

Cocok bagi peneliti yang respondennya merupakan seorang atau


sekelompok orang yang mempunyai keahlian disuatu bidang
tertentu. Atau peneliti juga mempunyai keinginan untuk menggali
atau melakukan investigasi legih jauh mengenai topik penelitian
dari hasil jawaban responden.
3.2 Questionaire
Merupakan teknik yang paling sederhana. Peneliti perlu
memperhatikan hal -hal : berupaya sedapat mungkin
mempersingkat questionnaire (menanyakan hal yang penting),
kmenggunakan kalimat yang sesuai dengan situasi dan kondisi
responden.
3.3 Documentation
Dokumentation adalah salah satu metode pengumpulan data
dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan
dokumen yang dimiliki oleh organisasi terpilih sebagai objek
penelititan, atau data dari individu sebagai objek penelititan.
Perlu diperhatikan kemampuan peneliti untuk memilah data yang
relevan, agar terhindar dari masalah informations overload, yaitu
akibat terlalu banyaknya informasi yang terkumpul sehingga tidak
menimbulkan nilai tambah, bahkan menjadi beban, atau
sebaliknya mengakibatkan lack of onformation kondisi dimana
ketercukupan data tidak dapat diraih.
3.4 Observation
Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan terhadap objek penelitian. Teknik ini mengharuskan
peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap object
penelitian, tanpa berusaha melakukan intervensi terhadap
keadaan dan kejadian yang sedang berlaku pada objek.

35

Metode pengumpulan data (Umar, 2001):


- Metode pengamatan
- Metode Metode test
- Metode Pertanyaan
Kriteria pertanyaan yang efektif menurut fox yang dikutip Sevilla
(1988) terdiri atas:
a. Kejelasan bahasa yang digunakan
b. Ketegasan isi dan periode waktu
c. Bertujuan tunggal
d. Bebas dari asumsi
e. Bebas dari saran
f. Kesempurnaan dan konsistensi tata bahasa
4.

Teknik membuat skala

Skala likert
Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap
seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju - tidak setuju,
senang - tidak senang, dan baik - tidak baik. Responden diminta
mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam
jumlah kategori tertentu bisa 3,5,7 (agar dapat menampung
kategori yang netral) atau memasukkan kategori tidak tahu.
Langkah-langkah penyusunan skala likert:
a. Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan
diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif).

b. Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden


untuk diisi dengan benar.
c. Respons dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan
angka-angka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respon
yang berada pada posisi yang sama akan menerima secara konsisiten
nilai angka yang selalu sama.

d. Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai


dalam penelitian, patokannya adalah : Pernyataan yang tidak diisi
lengkap oleh responden dan pernyataan responden yang secara
total tidak menunjukkan korelasi yang substansial dengan nilai totalnya.
e. Pernyataan pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala
likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi
kuesioner baru untuk pengumpulan data berikutnya.

36

Skala Guttman
Skala Guttman hanya mengukur satu dimensi dari suatu
variabel yang memiliki beberapa dimensi, selain itu skala
inipun merupakan bentuk skala yang kumulatif.
Skala Guttman mengatakan bahwa suatu atribut universal
mempunyai dimensi satu jika atribut ini menghasilkan suatu
skala kumulatif yang paling tidak mendekati perfek, yaitu jika
semua respon dapat diatur sama seperti pola berikut ini
setuju

Tidak setuju

Skor

Skor

3
2
1
0

Dalam skala guttman terdapat indikator untuk menujukkan


apakah skala ini dapat digunakan atau tidak. Indikator
adalah tersebut adalah Koefisien Reprodusibilitas dan
Koefisien skalabilitas.
Koefisien reprodusibilitas adalah suatu besaran yang
mengukur derajat ketepatan alat ukur yang dibuat (daftar
pertanyaan) Skalan Guttman menghendaki nilai koefisien
reprodusibilitas > 0.90
Koefisien skalabilitas merupakan skala yang mengukur
apakah penyimpangan pada skala reprodusibilitas masih
dalam batas yang dapat ditaoleli. Skalan Guttman
menghendaki nilai koefisien Skalabilitans > 0.60
Rumus koef. reprodusibilitas

Rumus koef skalabilitas

Kr = 1 (e/n)

Ks = 1 (e/p)

Kr = koefisien reprodusibilitas
e = jumlah error
n = total kemungkinan jawaban

Ks = koefisien skalabilitas
e = jumlah error
p = jumlak kesalahan terjadi

37

Contoh Kasus:
1.
a.
b.
c.
d.
e.

Susunan pertanyaan:
Apakah kebutuhan sosialisasi anda terpenuhi
Apakah kebutuhan sandang, pangan, papan anda terpenuhi
Apakah kebutuhan aktualisasi anda terpenuhi
Apakah kebutuhan akan rasa aman anda terpenuhi
Apakah kebutuhan akan penghargaan anda terpenuhi

2. Kumpulan jawaban dan susun dalam skala guttman


Responden
A1

Pertanyaan
5

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

Total

X
X
X

X
X

A9

A10

Total ya

37

Total error

Kr = 0,94 (skala guttman dapat digunakan krn kr > 0.90)


Ks = 0,64 (skala gutman tidak dapat digunakan krn ks < 0.60)

Cara membuat kuesioner


Komponen inti kuesioner, Emory (1995):
a. Subyek
b. Adanya ajakan
c. Adanya petunjuk pengisian kuesioner
d. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta
tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi
tertutup ataupun terbuka.
Kuesioner sebagai kertas kerja (lihat buku riset akuntansi
Husein Umar, 2001, hal 99)

38

5.

Simbol-simbol desain

Simbol dalam sistem informasi akuntansi (liht referensi buku


SIA)

6.

Formulir

Formulir merupakan secarik kertas yang memiliki ruang


untuk diisi, berupa blangko-blangko untuk mencatat suatu
transaksi. Formulir yang telah diisi dan dijadikan arsip
dinamakan dokumen.

Formulir
dapat
digolongkan
berdasarkan
tujuan
penggunaannya, misalnya minta dilakukannya tindakan,
bukti permintaan, penawaran dll.

Beberapa dasar merancang formulir (lihat buku riset


akuntansi Husein Umar, 2001, hal 104)

Kapan formulir diperlukan


a. Jika kejadian harus dicatat
b. Jika informasi tertentu harus dicatat berulang kali
c. Jika berbagai informasi yang saling berhubungan
perlu disatukan dalam tempat yang sama
d. Jika dibutuhkan untuk menetapkan tanggung jawab
terjadinya transaksi.

Faktor dalam merancang formulir.


a. siapa yang membutuhkan atau yang mendapatkan informasi
dlm formulir
b. adakah formulir lain yang sekarang digunakan memiliki
informasi yang sama
c. elemen apa yang hrs dicantumkan dlm formulir
d. apakah formulir tsb memerlukan tulisan tangan atau
pemrosean mesin
e. apakah formulir tersebut diisi dengan pinsil, tinta, mesin ketik
dll
f. apakah formulir akan diarsip

39

Anda mungkin juga menyukai