PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahwa hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak lebih Mudah dicapai
melalui pemilikan saham daripada dengan cara merger atau konsolidasi, khususnya apabila
dilihat dari segi dana yang diperlukan. Melalui kepemilikan saham, hak kontrol terhadap
perusahaan lain dapat dilakukan secara bertahap. Akan tetapi kepemilikan saham yang
dilakukan secara bertahap, berarti bahwa hak pemilikan saham perusahaan anak itu berubahubah. Hal mengakibatkan timbulnya persoalan persoalan khusus didalam penyusunan neraca
konsilidasi.
Terlepas dari metode pencatatan yang dipakai, perubahan hak pemilikan
mengakibatkan pula perubahan saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak.
Perubahan dalam saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak dalam hal ini tidak
disebabkan oleh perubahan nilai investasi seperti halnya pada metode equity. Tetapi
perubahan itu disebabkan oleh bertambah atau berkurangnya jumlah relative ( prosentage )
pemilikan saham dari jumlah saham-saham perusahaan anak. Perubahan-perubahan semacam
ini tidak saja disebabkan oleh pemilikan saham perusahaan anak yang dilakukan secara
bertahap, akan tetapi banyak hal-hal lain yang mengakibatkan perubahan serupa yang nanti
akan dijelaskan didalam makalah ini.
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan kami menulis makalah ini :
Agar kita dapat memahami beberapa hal yang mengakibatkan perubahan hak pemilikan
beserta pengaruhnya terhadap neraca konsolidasi
Kemudian kita juga dapat mengetahui Hal yang Menyebabkan Perubahan Hak
pemilikan.
Kita juga dapat memahami perlakuan akuntansi untuk pembelian saham perusahaan anak
yang dilakukan beberapa kali.
Dapat Memahami perlakuan akuntansi untuk pembelian dan penjualan saham perusahaan
anak yang dimiliki perusahaan induk.
Dapat mengerti perlakuan akuntansi untuk emisi saham dan penarikan kembali sahamsaham perusahaan anak yang mempengaruhi hak pemilikan perusahaan induk.
Dan Terakhir kita dapat mengerti tentang perlakuan akuntansi transaksi lainnya yang
mempengaruhi perubahan hak pemilikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Pengaruh Adanya Perubahan Hak Pemilikan
Penggabungan usaha merupakan usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan
satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi.
Faktor-faktor yang harus diperhitungkan di dalam memilih dasar yang akan dipakai untuk
menentukan besarnya kontribusi dari masing-masing perusahaan yang mengadakan
penggabungan usaha, adalah :
Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan satu jenis modal saham
Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan dua atau lebih jenis modal saham.
2.2.
Hal
yang
Menyebabkan
Perubahan
Hak
pemilikan
dan
Pengaruhnya
3. Pembelian dan penjualan kembali sebagian dari saham-saham perusahaan anak yang dimiliki
perusahaan induk
4. Emisi saham dan atau penarikan kembali saham-saham perusahaan anak yang mempengaruhi
hak-hak pemilikan perusahaan induk
5. transaksi-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (Treasury Stock) pada perusahaan anak.
2.2.1. Perlakuan akuntansi untuk pembelian saham perusahaan anak yang dilakukan
beberapa kali.
Sangat dimungkinkan bahwa suatu perusahaan yang telah mempunyai hak control pada
perusahaan lain terus menambah hak pemilikannya dengan cara membeli saham-saham
perusahaan lain tersebut dari para pemegang saham lainnya. Apabila hal ini terjadi, maka
mengakibatkan tidak saja perubahan di dalam saldo rekening investasi saham, melainkan juga
perubahan terhadap rekening laba yang ditahan (LYD) pada buku-buku perusahaan induk.
Namun demikian sampai seberapa jauh perubahan-perubahan yang harus diakui sangat
dipengaruhi oleh pencatatan yang dipakai terhadap investasi saham-saham perusahaan anak.
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diberikan contoh sebagai berikut :
Contoh Soal :
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 PT Citra memiliki sebanyak 400 lembar sahamsaham PT Borneo, dengan perincian sebagai berikut :
Pada tanggal 1 Januari 2010, dibeli sebanyak 375 lembar @Rp 60.000 per lembar dan pada
tanggal 1 Juli 2011, dibeli sebanyak 25 lembar @Rp 75.000 perlembar.
Sedang modal saham masing-masing perusahaan sampai dengan tanggal 31 Desember 2011
terdiri dari 500 lembar nominal @Rp 50.000 per lembar. Berikut ini data tentang saldo laba
yang ditahan, laba (rugi) usaha serta deviden yang dibagikan sejak awal tahun 2010 sampai
akhir tahun 2011 dari kedua perusahaan tersebut :
PT Citra
PT Borneo
Rp 15.000.000
Rp 3.750.000
Rp 3.750.000
Rp 5.000.000
Rp 2.500.000
Rp 1.250.000
Rp 6.250.000
Rp 5.000.000
Pengaruh bertambahnya pemilikan saham dari semula 75% dari jumlah saham yang beredar
menjadi 80% pada tanggal 1 juli 2011 dan perubahanperubahan yang terjadi pada hak-hak
para pemegang saham pada PT Borneo sejak pemilikan saham-sahamnya oleh PT Citra,
terhadap saldo rekening Investasi Saham dari laba yang ditahan pada buku-buku PT Citra
akan nampak seperti pada tabel yang berikut:
Keterangan
15.000.000
60.000
22.500.000
22.500.000
15.000.000
PT Citra, Rp 3.750.000
3.750.000
22.500.000
18.750.000
@Rp.75.000
1.875.000
24.375.000
18.750.000
PT Citra Rp 2.500.000
(2.500.000)
1.000.000
24.375.000
17.250.000
PT Citra Rp 6.250.000
6.250.000
PT Borneo Rp 5.000.000
24.375.000
23.500.000
atas deviden yang dibagikan oleh PT Borneo pada bulan Desember 2011. Akan tetapi apabila
pada tanggal 31 Desember 2011 disusun neraca konsolidasi, maka eliminasi terhadap modal
saham PT Borneo dilakukan sesuai dengan hak pemilikan saham pada tanggal tersebut.
Sedang eliminasi saldo laba yang ditahan, masing-masing dipakai titik tolak dari saldo pada
tanggal 1 Juli 2011 jika tidak diketahui secara pasti besarnya laba usaha untuk periode 1
Januari sampai dengan 30 Juni dipakai pendekatan rata-rata per tahun sebagai:
8.750.000
Ditambah :
Laba usaha, rata-rata per bulan-tahun 2011 :
(6/12 x Rp 5.000.000)
2.500.000
11.250.000
Didalam neraca yang dikonsolidasi harus diakui adanya bagian kenaikan saldo laba
yang ditahan pada perusahaan anak. Oleh karena telah terjadi perubahan hak pemilikan
saham, maka hal ini juga mempengaruhi cara-cara menentukan bagian atas kenaikan saldo
laba yang ditahan tersebut. Penentuan bagian atas kenaikan laba yang ditahan itu harus
memperhatikan jumlah relative pemilikan saham dalam periode akuntasi yang bersangkutan.
Dengan bertitik tolak pada ketentuan tersebut kenaikan saldo laba yang ditahan, untuk
PT Citra (perusahaan induk) di dalam neraca konsolidasi yang disusun pada tanggal 31
desembe 2011, dihitung sebagai berikut :
11.250.000
Saldo, pada tanggal 1 Jan 2010 (pada saat pembelian saham tahap pertama)
3.750.000
7.500.000
75%
Kenaikan saldo laba yang ditahan untuk PT Citra sejak 1 Jan 2010-1 Juli 2011
5.625.000
12.500.000
11.250.000
1.250.000
80%
Kenaikan saldo laba yg ditahan, untuk PT Citra periode 1 Juli 31 des 2011
1.000.000
Jumlah kenaikan saldo laba yg ditahan, untuk PT Citra sejak 1 Jan 2010-31 Jul 2011
6.625.000
Adapun bentuk, daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember
2011, menurut metode harga perolehan Nampak sebagai berikut :
PT Citra
Eliminasi
PT
Borneo
Neraca konsolidasi
K
Debit :
Investasi saham-saham, PT
Borneo
Eliminasi 80% modal saham..
24.375.000
20.000.000
2.812.500
562.500
Kredit:
1.000.000
Macam-macam hutang.
50.625.000
50.000.000
100.625.000
75.000.000
50.000.000
26.500.000
17.500.000
25.000.000
39.000.000
23.500.000
25.000.000
25.000.000
23.500.000
12.500.000
75.000.000
50.000.000
20.000.000
5.000.000
3.375.000
2.500.000
6.625.000
23.375.000
23.375.000
101.625.000
101.625.000
2.2.2. Perlakuan akuntansi untuk pembelian dan penjualan kembali sebagian dari saham
perusahaan anak, yang dimiliki oleh perusahaan induk.
Contoh soal :
PT Dani memiliki 400 lembar saham-saham PT wijaya, yang dibeli pada tanggal 1 Januari
2010 dengan harga @ Rp 70.000 per lembar. Berhubung sesuatu hal pada tanggal 1 Juli
2011, 50 lembar saham diantaranya dijual kembali dengan harga @Rp 80.000. pada waktu itu
masing-masing perusahaan mempunyai modal saham yang beredar sebanyak 500 lembar,
dengan nilai nominal @Rp 500.000 per lembar. Berikut ini data mengenai saldo laba yang
ditahan pada tanggal 31 Desember 2009, laba (rugi) usaha dan pembagian deviden selama 2
tahun berturut-turut dari masing-masing perusahaan.
PT Dani
PT Wijaya
Rp 36.250.000
Rp 12.500.000
Rp 2.500.000
Rp 7.500.000
Rp 5.000.000
Rp 2.500.000
Rp 8.750.000
Rp 5.000.000
Dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada saldo laba yang ditahan dan
penjualan 50 lembar saham PT Wijaya oleh PT Dani pada tanggal 1 Juli 2011 tersebut, akan
mempengaruhi saldo rekening investasi saham dan saldo laba yang ditahan pada buku-buku
PT Dani sejak terjadinya pemilikan saham sampai dengan akhir tahun buku 2011, seperti
diikhtisarkan pada tabel berikut.
Keterangan
Laba yg ditahan
36.250.000
28.000.000
2.000.000
28.000.000
38.250.000
7.500.000
28.000.000
45.750.000
31 Desember 2009 :
Saldo
1 Januari 2010 :
Beli 400 lembar saham @Rp 70.000
Desember 2010 :
Pemabagian deviden, PT Wijaya Rp
2.500.000
31 Desember 2010 :
Laba usaha
PT Dani Rp 7.500.000
PT Wijaya Rp 5.000.000
1 Juli 2011 :
-
(3.500.000)
500.000
50 x 75.000..
Desember 2011 :
24.500.000
46.250.000
1.750.000
24.500.000
48.000.000
PT Dani Rp 8.750.000
PT Wijaya Rp 5.000.000
8.750.000
24.500.000
56.750.000
4.000.000
3.500.000
500.000
Sedang terhadap deviden yang dibagikan oleh PT Wijaya mempunyai pengaruh terhadap
saldo laba yang ditahan, PT Dani sesuai dengan deviden yang diterima pada saat deviden
dibagikan.
Dalam hal ini sebesar Rp 2.000.000 (80% x Rp 2.500.000) pada bulan Desember 2010
dan sebesar Rp 1.750.000 (70% x 2.500.000) pada bulan desember 2011. Apabila pada
tanggal 31 Desember 2011 disusun neraca konsolidasi, maka eliminasi terhadap modal saham
PT Wijaya didasarkan pada besarnya pemilikan saham pada tanggal neraca (dalam hal ini
70%). Sedang eliminasi terhadap saldo laba yang ditahan dilakukan sesuai dengan pemilikan
saham pada tanggal neraca dan atas dasar saldo pada saat terjadi pemilikan saham-saham
(dalam hal ini pada tanggal 1 Januari 2010). Bagian atas kenaikan saldo laba yang ditahan
pada PT Wijaya selama pemilikan dihitung sesuai dengan hak pemilikan terakhir (pada
tanggal neraca), yaitu sebesar Rp 3.500.000 (70% x (17.500.000 12.500.000). Meskipun
ada perubahan terhadap hak pemilikan relatif saham-saham perusahaan anak, yaitu selama
satu setengah tahun pertama (1 Januari 2010 sampai dengna 1 Juli 2011) PT Dani mempunyai
hak pemilikan 80% dan setengah tahun berikutnya (1 Juli 2011 sampai dengan 31 Desember
2011) mempunyai hak pemilikan sebesar 70% dari jumlah saham yang beredar. Bagian atas
kenaikan saldo laba yang ditahan untuk 10% hak pemilikan selama satu setengah tahun (1
Januari 2010 sampai dengan 1 Juli 2011) telah direalisasikan sebagai laba penjualan atas
saham-saham yang bersangkutan pada tanggal 1 Juli 2011. Laba penjualan saham tersebut
merupakan gabungan dari (bagian atas) kenaikan saldo laba yang ditahan selama pemilikan
dan laba (rugi) yang disebabkan oleh perubahan kurs saham yang bersangkutan. Adapun
bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2011, apabila
metode harga perolehan dipakai akan tampak sebagai berikut.
PT Dani
PT Wijaya
24.500.000
Eliminasi
D
Neraca Konsolidasi
K
17.500.000
8.750.000
1.750.000
125.500.000
25.750.000
25.000.000
56.250.000
17.500.000
7.500.000
8.750.000
5.250.000
3.500.000
26.250.000
26.250.000
125.500.000
125.500.000
Debit:
Investasi saham-saham PT Wijaya
Eliminasi 70% modal saham
Eliminasi 70% saldo laba yg ditahan,
1-1-2010
Selisih lebih harga perolehan diatas
nilai buku
Aktiva lain-lain
75.500.000
50.000.000
100.000.000
50.000.000
18.250.000
7.500.000
Eliminasi 70%
25.000.000
56.750.000
25.000.000
PT
100.000.000
50.000.000
Kredit:
Macam-macam hutang
Modal saham, PT Dani
Laba yg ditahan, PT Dani
Dani
(70%
(17.500.000-
12.500.000))
17.500.000
2.2.3. Perlakuan akuntansi untuk emisi saham dan penarikan kembali saham-saham
perusahaan anak yang mempengaruhi hak pemilikan perusahaan induk.
Hak pemilikan saham oleh perusahaan induk pada perusahaan anak bisa berubah-ubah,
tidak saja di sebabkan oleh transaksi pembelian dan penjualan saham-saham yang
bersangkutan oleh perusahaan induk melainkan juga transaksi modal ( saham ) yang terjadi
pada perusahaan anak sendiri.
PT Citra
PT Borneo
50.000/lembar
Rp 25.000.000
Rp 25.000.000
Rp 37.500.000
Rp 2.250.000
Rp 10.000.000
Rp 3.750.000
Rp 5.000.000
Rp 3.750.000
Rp 11.250.000
Rp 5.000.000
Pada tanggal 1 januari 2011 PT Borneo menjual saham baru sebanyak 100 lembar dengan
harga @ Rp 75.000. dengan adanya penjualan 100 lembar saham baru oleh PT Borneo
tersebut pada tanggal 1 Januari 2011, maka hak pemilikan saham-saham PT Citra yang dalam
tahun 2010 sebesar 90%(450/500 x 100%) akan turun menjadi sebesar 75% (450/600 x
100%) dalam tahun, 2011. Oleh PT Borneo transaksi penjualan 100 lembar saham tersebut
dicatat sebagai berikut:
Kas (piutang pemegang saham)
Modal saham
Agio saham
Rp 7.500.000
Rp 5.500.000
Rp 2.500.000
Oleh sebab itu struktur permodalan PT Borneo pada tahun 2011, akan menjadi sebagai
berikut:
Modal saham, 600 lembar nominal x Rp 50.000
Rp 30.000.000
Agio saham
Rp 2.500.000
Laba yg ditahan
Rp 6.250.000
Adapun pengaruh perubahan struktur permodalan PT Borneo tersebut pada rekening investasi
saham dan laba yang ditahan pada buku-buku PT Citra, akan tampak seperti pada tabel yang
berikut ini :
Keterangan
Laba yg ditahan
37.500.000
27.000.000
27.000.000
37.500.000
10.000.000
27.000.000
47.500.000
27.000.000
47.500.000
(5.000.000)
2.812.500
27.000.000
45.312.500
11.250.000
27.000.000
56.562.500
31 Desember 2009 :
Saldo
1 Januari 2010 :
Beli 450 lembar saham @Rp 60.000
1 Januari 2011 :
Penyesuaian atas hak pemilikan pada PT
Borneo, sebagai akibat penjualan 100lbr
saham baru
PT Citra Rp 11.250.000
PT Borneo Rp 5.000.000
Saldo per 31 Desember 2011
PT Citra
PT Borneo
27.000.000
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
22.500.000
2.250.000
Debit:
Investasi saham-saham PT Borneo
Eliminasi 90% modal saham, 1 Jan
2010
Eliminasi 90% saldo laba yg ditahan
1 Jan 2010
Selisih lebih harga perolehan diatas
nilai buku saham
Aktiva lain-lain
Kredit:
Macam-macam hutang
2.250.000
73.000.000
50.000.000
123.000.000
100.000.000
50.000.000
18.437.500
10.000.000
25.000.000
28.437.500
56.562.500
25.000.000
30.000.000
56.562.500
22.500.000
2.500.000
7.500.000
2.250.000
24.750.000
24.750.000
100.000.000
50.000.000
7.500.000
625.000
1.875.000
1.875.000
3.375.000
125.250.000
125.250.000
2.2.4. Perlakuan akuntansi transaksi lainnya yang mempengaruhi perubahan hak pemilikan.
Transaksi-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (treasury stock) pada perusahaan anak.
Perusahaan menarik kembali dari peredaran terhadap modal sahamnya, akan tetapi tidak
dimaksudkan sebagai pelunasan melainkan untuk dijual kembali. Saham-saham yang ditarik
dari peredaran biasanya dicatat sesuai dengan harga perolehannya (harga belinya). Apabila
perusahaan induk membeli sebagian besar saham-saham perusahaan anak, dan ada sebagian
saham perusahaan anak yang ditarik dari peredaran, maka hak pemilikan perusahaan induk
dihitung berdasar atas jumlah saham yang beredar.
Didalam neraca (konsolidasi) saham yang ditarik dari peredaran dianggap sebagai modal
saham yang dilunasi, sehingga sebesar harga perolehannya harus dikurangkan dari saldo hakhak para pemegang saham. Pengurangan dari saldo hak-hak para pemegang saham harus
memperhatikan harga(kurs) pada saat mula-mula saham itu dikeluarkan.
Ini diperlukan agar integritas dari hak-hak para pemegang saham dapat dipertahankan.
Apabila penarikan kembali modal saham yang beredar dianggap sebagai pelunasan, maka
selisih lebih harga pelunasan diatas nilai nominal (nilai yang ditetapkan) dan agio saham
harus dikurangkan dari saldo laba. Yang ditahan seakan-akan sebagai deviden likuidasi
sebaliknya apabila harga pelunasan dibawah nilai nominal(nilai yang ditetapkan) dan agio
sahamnya, maka diperlukan untuk menghapuskan seluruh jumlah agio saham dan
memindahkan sebesar selisihnya pada rekening (elemen) hak hak para pemegang saham yang
lain sebagai modal yang disetor berasal dari pelunasan kembali modal saham.
Contoh soal :
PT Karya bakti membeli 400 lembar saham-saham PT Karya sakti, pada tanggal 1 Januari
2011 dengan harga @ Rp 75.000 per lembar. Berikut ini posisi hak-hak para pemegang
saham dari kedua perusahaan tersebut pada tanggal 1 Januari 2011
Keterangan
PT Karya Bakti
PT Karya Sakti
Rp 25.000.000
Rp 25.000.000
Rp 2.500.000
Jumlah
Rp 20.000.000
Rp 7.000.000
Dikurangi:
Rp 45.000.000
Rp 34.500.000
(Rp 3.000.000)
45.000.000
Rp 31.500.000
Beberapa perubahan yang telah terjadi terhadap hak-hak para pemegang saham selama dua
tahun berturut-turut dari kedua perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
Keterangan
PT Karya bakti
PT Karya sakti
Rp 5.000.000
Rp 2.250.000
Rp. 6.250.000
Rp 3.375.000
Rp 4.875.000
Rp 5.000.000
Rp 2.500.000
Rp 8.750.000
Rp 6.875.000
Apabila setelah terjadi transaksi pembelian 400 lembar saham-saham PT karya sakti pada
tanggal 1 Januari 2011, disusun neraca konsolidasi, maka harus ditentukan terlebih dahulu
komposisi hak-hak para pemegang saham PT Karya Sakti tersebut dengan cara
mengurangkan harga perolehan saham yang ditarik dari peredaran itu dari masing-masing
elemen hak-hak pemegang saham sebagai berikut:
Keterangan
Modal saham
Agio saham
Laba yg ditahan
jumlah
25.000.000
2.500.000
7.000.000
34.500.000
(2.500.000)
(250.000)
(250.000)
(3.000.000)
22.500.000
2.250.000
6.750.000
31.500.000
Terhadap hak-hak pemilikan perusahaan induk di dalam neraca yang dikonsolidasi dilakukan
dengan jurnal sebagai berikut:
Modal saham PT Karya Sakti
Rp 20.000.000
Agio saham
Rp 2.000.000
Laba yg ditahan
Rp 6.000.000
Selisih lebih harga perolehan diatas nilai buku saham Rp 2.000.000
Investasi saham-saham, PT Karya Sakti
Rp 30.000.000
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 1 Januari 2011
adalah sebagai berikut
Rekening-rekening Neraca
PT KB
PT KS
Eliminasi
D
Neraca Konsolidasi
K
Debit:
Investasi saham-saham PT Karya
Sakti
Eliminasi modal saham
30.000.000
20.000.000
2.000.000
6.000.000
2.000.000
120.000.000
73.500.000
25.000.000
20.000.000
70.000.000
50.000.000
100.000.000
50.000.000
55.000.000
18.500.000
25.000.000
20.000.000
22.500.000
20.000.000
Kredit:
Macam-macam hutang
Modal saham, PT KB
Laba yg ditahan, PT KB
Modal saham PT KS
Eliminasi seperti diatas
Hak pem saham minoritas
Agio saham PT KS
Eliminasi seperti diatas
Hak pem saham minoritas
Laba yg ditahan, PT KS
Eliminasi seperti diatas
hak pem saham minoritas
2.250.000
6.750.000
100.000.000
50.000.000
2.000.000
6.000.000
28.000.000
28.000.000
2.500.000
250.000
750.000
122.000.000
122.000.000
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Hadori Harnanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi Pertama, Yogyakarta :
BPFE, 1994